"Clara? Jujur aku tidak menyangka selicik apa jalan pikiran kamu hingga berhasil melumpuhkan Darwin. Kamu benar-benar hebat!" Ibu Ibu Laura dan Clara sedang mengobrol dan mengevaluasi apa saja yang telah mereka lakukan selama ini.Ternyata Ibu Laura sendiri tak menyangka bahwa Clara memainkan aksinya dengan apik."Aku mempersiapkan ini sejak lama. Tentu saja harus aku persiapkan dengan baik. Kalau tidak, selamanya kita tidak akan pernah melihat mereka hancur.""Benar! Sekarang tinggal saatnya aku mengumpulkan anggota asosiasi korban kelicikan Golden Ang yang bernasib sama dengan anak perempuan aku! Akan aku berikan ganjaran lewat hukum.""Sedangkan aku akan memberikan ganjaran lewat perasaan."Setelah ini, mereka berdua kembali melakukan aktivitas masing-masing. Ibu Laura mengumpulkan berkas-berkas yang diperlukan lagi, sedangkan Clara masih diam di tempat mendengarkan percakapan antara Maureen dan Darwin lewat alat penyadap yang dia simpan di rumah mereka."Sayang, apakah lima tahu
"Selamat pagi," ucap Agam ketika dia sudah tiba di depan pintu studio, dia melihat Clara yang sedang duduk di kursi menunggu kedatangan dirinya."Halo Kak, silakan masuk!" jawab Clara mempersilahkan Agam untuk duduk. Rupanya laki-laki itu seperti sedikit gugup karena pertama kalinya dia bertemu, berdua sebagai Serayu dan Agam dengan leluasa."Aku suka kalau kamu memanggilku kakak," celoteh Agam sedikit bercanda."Oh ya?" Clara tersenyum sedikit, "sebetulnya aku juga suka ketika kamu memanggil aku Serayu, karena itu Nama asliku. Tapi aku takut kamu tidak sengaja memanggilku itu di depan semua orang, jadi saat ini aku lebih senang jika kaka tetap panggil aku Clara, karena saat ini Serayu sudah tidak hidup lagi!" papar Clara dengan yakin."Baik aku paham tentang hal itu. Aku hanya ingin memberikan dokumen ini, ini adalah catatan penggelapan dana yang pernah dilakukan oleh Golden Ang, sebelum masa kejayaan Darwin Charles. Kamu bisa membacanya dan mungkin saja suatu saat nanti dokumen ini
"Katanya kamu bakal menghubungi aku, tapi sampai hari ini telepon itu tidak juga menerima panggilan darimu. Bagaimana ini?"Darwin tampak harap-harap cemas menanti jawaban dari Clara."Ini baru tiga hari setelah terselenggara nya pesta Tuan. Aku juga musti mencari cara agar hubungan kita tidak ketahuan oleh siapa-siapa. Tentu saja, ada kalanya juga aku ingin dunia tahu tentang keberadaan aku. Tapi semua butuh proses Tuan." Clara mencoba memainkan ekpresinya kembali.Dia lupa bahwa membenci Darwin terlalu dini juga berakibat tidak baik."Aku tidak sabar ingin tidur denganmu. Segera hubungi aku.""Kepala jaksa mengirimkan proposal untuk aku dan Nyonya Maureen agar kami berkunjung ke luar negeri untuk studi banding dalam rangka mendirikan departemen store yang benar. Rencananya tiga hari ke depan. Aku janji setelah pulang dari sana, aku akan memberikan kabar baik untuk Tuan. Karena itu bersabarlah!" Hanya dengan metode negosiasi, sudah bisa meredam asa yang menggebu-gebu dalam lubuk hat
"Baguslah! Melalui perjalanan bisnis ini, kamu bisa lebih leluasa untuk melakukan pendekatan pada Nyonya Maureen. Saat kamu pergi, aku bisa mengumpulkan lebih banyak bukti.Aku bisa mendatangi gudang tim IT Golden Ang yang sudah tidak digunakan, mencari lebih banyak bukti kejahatan mereka!" pungkas ibu Ibu Laura saat berpura-pura membantu Clara mengemasi baju yang akan dia bawa dalam perjalanan bisnis bersama Nyonya Maureen.Dua jam lagi mereka harus sudah tiba di Bandara karena pesawat akan berangkat pukul 10 pagi, dan yang akan mengantarkan Clara ke Bandara adalah Bian. Otomatis, hanya sekarang kesempatan Ibu Laura memberi nasihat untuk Clara."Siap Ibu. Aku juga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Tolong setelah aku pergi, kunci lah studio dan jangan pernah dipakai. Kita tidak akan tahu kalau Darwin mungkin saja datang ke sana dan melihat-lihat lebih jauh.""Aku mengerti!" Saat mereka bercengkrama dengan serius, Bian hadir membuka pintu dan mengajak Clara untuk segera berang
"Ibu, buka saja studio nya. Tinggal lah di tempat itu untuk sementara waktu tapi jangan buat studio kosong. Jika pergi, maka dikunci rapat. Maureen melacak mobil suaminya dan mengetahui bahwa Darwin pernah berkunjung ke jalan Pattimura. Di mana lagi kalau bukan di studio kita. Biarkan orang-orang Maureen tahu bahwa Darwin bukan datang ke tempat ku!"Pamitnya untuk izin ke toilet, tapi sebetulnya Clara sedang mencuri waktu untuk segera memberitahukan ibu Laura akan kabar urgent ini.Setelahnya, Clara akan memberitahu Darwin."Oh ya? Oke, aku akan langsung ke sana. Kamu kabari Darwin dan bilang bukan studio itu tujuannya!" jawab Ibu Laura dan mereka mengakhiri percakapan di telepon itu.Setelah menghubungi Ibu Laura, Clara menyambungkan panggilan ke nomor Darwin."Halo? Bagaimana, pesawat kamu sudah berangkat?" Darwin mengangkat telepon itu dengan cepat."Sebentar lagi, tapi ada seseorang yang memberitahukan padaku bahwa kamu sering ke berada di jalan Pattimura. Tolong klarifikasi itu d
"Siapa kamu?" tanya Ibu Laura dengan sorot mata yang mencekam.."Maaf mengganggu Bu, saya ingin bertanya apakah anda sering kedatangan tamu laki-laki dari kalangan konglomerat?" tanya Pengawal itu langsung berterus-terang.Untung saja Ibu Laura sudah dibriefing terlebih dahulu, maka dari itu dia bisa menjawabnya tanpa ragu-ragu."Tamu laki-laki maksudnya seperti apa? Saya punya suami dan dia akan pulang jam lima sore. Kamu benar-benar menyinggung saya ya! Lagi pula, saya ini beragama katolik, dan di dalam agama saya diajarkan untuk suci sebelum dan setelah menikah. Kasar sekali tiba-tiba dituduh seperti itu!"Ibu Laura sungguh memerankan peran ibu galak dengan baik.Pengawal sampai dibuat membisu di tempat."Sembarangan saja main menuduh orang!" Rupanya emosi wanita itu benar-benar terpancing."Kalau begitu saya minta maaf Nyonya, telah menganggu kenyamanan anda. Saya permisi!" kata pengawal tadi dan membungkuk lalu meminta maaf."Awas jangan sampai aku melihat wajah kamu lagi ya!" Ibu
Bian duduk di ruang kerjanya menatap dokumen yang dimaksud oleg Clara.Menimbun masa lalu kelam selama 14 tahun membuat Bian melupakan pengalihan kontrak kerja dari Addara ke Golden Ang.14 tahun lalu, saat pembantaian orang tua Serayu, Bian merupakan karyawan baru di Golden Ang.Rupanya, selama bekerja menjadi karyawan teknisi di Addara, Bian masih menjadi karyawan magang dengan kontrak kerja satu tahun. Setelah diiming-imingi jabatan tetap, ia berubah menjadi salah satu pengkhianat yang membocorkan informasi Addara pada pimpinan Golden Ang. Maka, ada dokumen serah terima jabatan yang ternyata tertinggal dalam laci meja kerja Bian di kantor Addara.Dokumen itu sampai akhirnya ditemukan oleh Clara yang pernah menyempatkan hadir kembali ke Jakarta, ketika gedung itu mendapat perintah harus dihancurkan.Tentunya, masih banyak dokumen-dokumen lain yang Serayu temukan, dan akan di-spill sedikit-sedikit, ibarat seperti memegang sebuah bom waktu."Dokumen ini aku tinggalkan di mana ya? Ken
"Ternyata efek dari kenyataan itu adalah dipecatnya sekretaris Adam Fariz. Padahal yang salah Maureen, kenapa orang yang tidak bersalah yang dapat akibatnya? Kamu itu bodoh Darwin! Harusnya yang kamu salahkan adalah istrimu."Tak ingin mendengarkan percakapan itu lagi, Clara segera berbaring lagi dan memejamkan matanya. Dia harus menyimpan energi untuk tugas besok bersama Maureen. Rencananya ke depan, dia harus membuat Maureen menjadi pemilik departemen store hingga dia bisa mudah masuk, untuk mengetahui inti perusahaan.Dengan itu, rencananya meruntuhkan Golden Ang pasti berhasil.***Setelah sarapan bersama, mereka bertiga segera berangkat menuju kantor kedutaan republik Indonesia untuk bertemu dengan Al-Aziz Fauraziqin, yakni pendiri Mall Queen Center Al Plaza yang di mana akhirnya mall besar itu dipimpin oleh istrinya sendiri.Tips agar mall berjalan sukses akan dijelaskan oleh mereka. Untung saja, kota di negara maju seperti Abu Dhabi sudah memiliki alat translator hingga merek
Maureen sudah mengirimkan pesan singkat yang berisi lokasi di mana mereka berdua berada bukan tanpa rencana Darwin pun memikirkan baik dan buruknya dia harus seperti apa dia pun pergi ke lokasi itu sendirian. sesampainya di sebuah gudang kosong itu, Darwin melihat Serayu yang sedang duduk sendirian dan dipasang sebuah bom dalam bentuk rompi dan menangis ketakutan sendirian."Tenang Serayu, aku ada di sini kamu jangan khawatir aku akan melepaskan kamu!""Tidak lebih baik kamu pergi sekarang juga, bom ini akan meledak dalam hitungan beberapa detik, lebih baik aku saja yang mati aku tidak mau mengorbankan kamu yang tidak bersalah. Aku yang sudah memulai rencana balas dendam ini maka akulah yang harus mati."Di saat mereka berdua saling bernegosiasi untuk siapa yang harus pergi dan siapa yang bertahan, Maureen tiba-tiba muncul dan bertepuk tangan seperti terharu melihat aksi 2 orang yang saling berkorban itu."So sweet banget kalian. Aku tidak tahan melihatnya," ujar Maureen menyindir du
Darwin segera keluar dari kamar hari Hartawan tanpa berpikir apa-apa lagi dia langsung menemui pengacaranya yang bernama Agam yang kali ini akan membantu Darwin menyelesaikan semuanya Darwin sudah memiliki dokumen itu apalagi yang dia perlukan dia tetap ada di pihak Serayu untuk membantunya."Ini aku berikan untukmu dokumen yang sangat mahal sekali aku perlu beberapa taktik untuk mengambilnya," ucap Darwin ketika mereka bertemu di sebuah bar malam lagi.Agam tidak menyangka bahwa Darwin benar-benar melakukan hal itu dia pikir Darwin hanya omong kosong saja tetapi kenyataannya dia sudah membawa dokumen yang sangat diperlukan untuk persidangan Ibu Laura."Ibu Laura adalah satu dari 13 orang keluarga yang bersedih kehilangan orang tercintanya dalam sekaligus tanpa adanya kompensasi apapun jadi aku bersama Serayu maju untuk mendapatkan keadilan itu makanya kita berdua membutuhkan kamu juga Maurin untuk bisa sampai di tempat Hary Hartawan.""Iya kau sudah menceritakannya kemarin aku sudah
Maureen tiba-tiba saja mengumpulkan para karyawannya untuk berada dalam satu aula besar karena dia ada sebuah misi rahasia. Termasuk Vincent dan ayahnya juga.Pokoknya dia mau rumahnya kosong tanpa ada siapapun. Awalnya Hary Hartawan tidak mau meninggalkan rumahnya, tapi Vincent menyuruhnya untuk ikuti permintaan Maureen.Akhirnya Hary pergi ke aula itu dan berkumpul dengan semua karyawannya."Sudah cukup kamu membuat keributannya, ada apa ini?""Aku mau membuat pergerakan untuk menculik seorang wanita yang membuat aku kesal"Seorang wanita siapa itu?""Jalang yang aku kenal kemarin, siapa lagi kalau bukan Clara, ternyata dia wanita yang sangat busuk Dia diam-diam merayu Darwin dan membuat laki-laki itu menceraikan aku Aku tidak boleh tinggal diam," kecam Maureen di depan ayah dan juga para karyawannya itu.Hary juga tidak tahu bahwa ternyata tidak hanya Golden Ang lah yang dibuat kesal melainkan anaknya juga."Memang benar-benar ya laki-laki brengsek itu, bila perlu kita harus member
"Mau pergi ke mana?" Serayu menghentikan langkah Agam saat dirinya tiba-tiba berdiri di belakang tubuh Agam, hingga laki-laki itu sedikit terhuyung ke belakang."Ada klien yang ingin bertemu denganku sekarang juga, tunggu di sini ya, atau kamu mau istirahat di apartemen aku?""Hmm gak usah, aku di sini saja. Aku juga mau memantau Maureen."Agam tahu kalau pertemuan dia dan Darwin bakal kena retas oleh Serayu, jadi sebelum mereka berdua bertemu, Agam memerintahkan Darwin agar jangan membawa ponselnya saat mereka bertemu. Awalnya Darwin menolak karena tak mengerti, tapi Agam berjanji akan menjelaskannya nanti, jadi tunggulah di tempat yang sudah dijanjikan.Sebelum pergi, Agam mencium bibir kekasihnya dulu dan mereka berdua berpisah di depan studio..Agam mengemudikan motor miliknya, karena mobil Serayu sudah hancur karena tabrakan tempo hari.**Sesampainya di sebuah bar, dia menempuh seorang laki-laki yang tengah bersedih sambil menikmati segelas wine yang dia tuangkan dari botol, hing
Darwin tampak sangat besar mendengar pernyataan dari Serayu, dia pergi ke sebuah jembatan tinggi yang di bawahnya mengalir air yang sangat deras dia tidak tahu harus berpikir dan memberikan reaksi seperti apa.yang jelas hidupnya benar-benar kalut dan terombang-ambing bak kapal kecil di tengah ombak yang sangat besar mau mundur sudah terlalu jauh tapi mau melangkah dia terhalang oleh kenyataan besar yang sangat pahit itu.Mau tidak mau Serayu harus jujur pada Darwin bahwa dia adalah wanita yang sedang menjalankan misi balas dendam hal itu dilakukan Serayu sebagai penghormatan atas perasaan Darwin terhadap dirinya dia tidak bisa membalas perasaan pria itu dengan hal yang sama nah begitulah cara Serayu supaya tidak terlalu menyakiti perasaan laki-laki.Darwin tidak tahu harus berkata apa lagi dia hanya ingin waktu sendirian tetapi akhirnya dia mulai menemukan jalan keluar apakah aku harus membantu perempuan itu atau aku menyelamatkan Golden engDua hal itu yang saat ini menari-nari di d
Setelah membuat heboh dunia maya dengan berita kegagalan investasi, Darwin justru menghilang tanpa kabar dan tidak ada yang bisa menyarinya.Para pegawai, sekretaris, pihak keamanan juga mencari keberadaan Darwin tapi tidak ada. yg menemukannya.Sampai suatu malam, saat orang lain terlelap justru ada seorang laki-laki yang memakai pakaian serba hitam, rupanya dia bersembunyi di tempat rahasianya. Tapi malam ini, laki-laki itu nekad pergi ke rumah sakit tempat wanita yang dia cintai dirawat.Ia membuka pintu kamar, lalu berjalan mendekati perempuan yang sedang tertidur lelap sendiri.Begitu Serayu membuka mata, ia terbelalak dan hampir saja berteriak karena terkejut, tapi Darwin buru-buru menutup mulut perempuan itu dan membuka masker yang dia kenakan."Sssttt, ini aku," kata Darwin menutup mulut Serayu agar tidak bersuara lagi."Astaga, aku pikir siapa! Kenapa berpakaian seperti maling?""Aku sedang bersembunyi.""Setelah membuat rusuh tentang kegagalan investasi itu?"Darwin tersenyu
Tabrakan mobil itu sangat kencang sekali hingga membuat semua orang berpusat pada tragedi itu bagi yang dikendarai Serayu terlempar jauh namun mempunyai perempuan itu masih menggunakan sabuk pengaman dan hanya terluka di bagian dahinya saja, Serayu juga tidak kehilangan kesadaran saat darah mengalir hangat di pelipisnya.Dia mencoba terus membuka matanya dan tangannya meraih ponsel yang berada di dalam tas.Langsung saja dengan sisa kekuatannya serayu Memanggil nomor yang tertera paling atas, yaitu kekasihnya."Halo?" "Kak... aku...aku..." Rayu tidak bisa melanjutkan kata-katanya, dia lemas dan tiba-tiba penglihatannya gelap. Seketika dia Agam pun panik."Rayu! kamu kenapa? Katakan sesuatu!" Namun panggilan itu sepi, tidak ada sahutan siapa-siapa.Agam baru ingat bahwa tadi Serayu izin padanya untuk pergi menyanyi Darwin, lekas laki-laki itu melacak nomor ponsel kekasihnya dan dia mendapatkan lokasi di tengah kota tanpa berpikir apa-apa lagi agam langsung mengambil kunci motor dan me
Mauren yang selalu menelepon Darwin hingga mungkin ada ratusan telepon yang masuk hanya dari nomor yang satu itu.Sementara Darwin, pasti enggan mengangkatnya, dia merasa telepon dari Maureen hanya beban baru dan harus disingkirkan. Isi telepon itu pasti makian, cacian dan pertanyaan di mana keberadaan Darwin sekarang, sudah bisa ditebak.Jadi untuk apa lagi dia mengangkatnya? Toh, yang membuat dia bahagia jelas-jelas sudah ada di sampingnya."Ini Tuan! Aku akan merancang sensor lockdoor dengan sensor fingerprint. Jadi tidak perlu memakai sandi, harus dia yang membukanya dan bisa dipasang dua atau tiga sidik jari."Aku menjumpai Darwin yang tengah membaca berkas perusahaan yang baru saja ia dirikan yang katanya untukku. Dengan menunjuk orang kepercayaannya sebagai Presdir sebelum dirinya yang menjabat dan aku akan ditempatkan di bagian tim perencanaan."Aku sudah mencari tahu tentang itu, Maksudnya aku sudah pernah mendengar dan itu hanya dilakukan oleh negara-negara Eropa sana. Baga
Masih dalam keadaan yang hampir celaka, Darwin kembali lagi ke ruang belakang rumahnya dan melihat aku yang masih syok atas apa yang aku alami tadi. Aku pikir, aku bakalan mati di tangan Maureen tadi, gak kira-kira banget cekiknya."Kamu tidak apa-apa?"Begitu melihat sosoknya, aku langsung berdiri mendekat."Tidak. Bagaimana nyonya? Sudah lebih baikan?""Kenapa kamu lebih memilih mengkhawatirkan orang yang hampir membunuh kamu? Menjauh lah dari perempuan itu, aku juga sudah tidak tahan.""Makanya Pak Darwin baru datang setelah perjalanan tadi kan?""Iya itu benar, saya saja sampai kesal melihat kelakuan perempuan itu. Besok temui sama di tempat biasa, kita bahas perusahaan apa yang akan berdiri."Aku mengangguk mengiyakannya. "Kalau begitu saya pulang dulu."Aku tidak mau mengetahui lebih jauh soal rumah tangga mereka, yang penting tugasku untuk memporak-porandakannya sudah selesai. Aku tinggal pulang, dan mendengarkan tape recorder saja.**Sampai di studio, aku melihat Kak Agam sen