"Baguslah! Melalui perjalanan bisnis ini, kamu bisa lebih leluasa untuk melakukan pendekatan pada Nyonya Maureen. Saat kamu pergi, aku bisa mengumpulkan lebih banyak bukti.Aku bisa mendatangi gudang tim IT Golden Ang yang sudah tidak digunakan, mencari lebih banyak bukti kejahatan mereka!" pungkas ibu Ibu Laura saat berpura-pura membantu Clara mengemasi baju yang akan dia bawa dalam perjalanan bisnis bersama Nyonya Maureen.Dua jam lagi mereka harus sudah tiba di Bandara karena pesawat akan berangkat pukul 10 pagi, dan yang akan mengantarkan Clara ke Bandara adalah Bian. Otomatis, hanya sekarang kesempatan Ibu Laura memberi nasihat untuk Clara."Siap Ibu. Aku juga tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Tolong setelah aku pergi, kunci lah studio dan jangan pernah dipakai. Kita tidak akan tahu kalau Darwin mungkin saja datang ke sana dan melihat-lihat lebih jauh.""Aku mengerti!" Saat mereka bercengkrama dengan serius, Bian hadir membuka pintu dan mengajak Clara untuk segera berang
"Ibu, buka saja studio nya. Tinggal lah di tempat itu untuk sementara waktu tapi jangan buat studio kosong. Jika pergi, maka dikunci rapat. Maureen melacak mobil suaminya dan mengetahui bahwa Darwin pernah berkunjung ke jalan Pattimura. Di mana lagi kalau bukan di studio kita. Biarkan orang-orang Maureen tahu bahwa Darwin bukan datang ke tempat ku!"Pamitnya untuk izin ke toilet, tapi sebetulnya Clara sedang mencuri waktu untuk segera memberitahukan ibu Laura akan kabar urgent ini.Setelahnya, Clara akan memberitahu Darwin."Oh ya? Oke, aku akan langsung ke sana. Kamu kabari Darwin dan bilang bukan studio itu tujuannya!" jawab Ibu Laura dan mereka mengakhiri percakapan di telepon itu.Setelah menghubungi Ibu Laura, Clara menyambungkan panggilan ke nomor Darwin."Halo? Bagaimana, pesawat kamu sudah berangkat?" Darwin mengangkat telepon itu dengan cepat."Sebentar lagi, tapi ada seseorang yang memberitahukan padaku bahwa kamu sering ke berada di jalan Pattimura. Tolong klarifikasi itu d
"Siapa kamu?" tanya Ibu Laura dengan sorot mata yang mencekam.."Maaf mengganggu Bu, saya ingin bertanya apakah anda sering kedatangan tamu laki-laki dari kalangan konglomerat?" tanya Pengawal itu langsung berterus-terang.Untung saja Ibu Laura sudah dibriefing terlebih dahulu, maka dari itu dia bisa menjawabnya tanpa ragu-ragu."Tamu laki-laki maksudnya seperti apa? Saya punya suami dan dia akan pulang jam lima sore. Kamu benar-benar menyinggung saya ya! Lagi pula, saya ini beragama katolik, dan di dalam agama saya diajarkan untuk suci sebelum dan setelah menikah. Kasar sekali tiba-tiba dituduh seperti itu!"Ibu Laura sungguh memerankan peran ibu galak dengan baik.Pengawal sampai dibuat membisu di tempat."Sembarangan saja main menuduh orang!" Rupanya emosi wanita itu benar-benar terpancing."Kalau begitu saya minta maaf Nyonya, telah menganggu kenyamanan anda. Saya permisi!" kata pengawal tadi dan membungkuk lalu meminta maaf."Awas jangan sampai aku melihat wajah kamu lagi ya!" Ibu
Bian duduk di ruang kerjanya menatap dokumen yang dimaksud oleg Clara.Menimbun masa lalu kelam selama 14 tahun membuat Bian melupakan pengalihan kontrak kerja dari Addara ke Golden Ang.14 tahun lalu, saat pembantaian orang tua Serayu, Bian merupakan karyawan baru di Golden Ang.Rupanya, selama bekerja menjadi karyawan teknisi di Addara, Bian masih menjadi karyawan magang dengan kontrak kerja satu tahun. Setelah diiming-imingi jabatan tetap, ia berubah menjadi salah satu pengkhianat yang membocorkan informasi Addara pada pimpinan Golden Ang. Maka, ada dokumen serah terima jabatan yang ternyata tertinggal dalam laci meja kerja Bian di kantor Addara.Dokumen itu sampai akhirnya ditemukan oleh Clara yang pernah menyempatkan hadir kembali ke Jakarta, ketika gedung itu mendapat perintah harus dihancurkan.Tentunya, masih banyak dokumen-dokumen lain yang Serayu temukan, dan akan di-spill sedikit-sedikit, ibarat seperti memegang sebuah bom waktu."Dokumen ini aku tinggalkan di mana ya? Ken
"Ternyata efek dari kenyataan itu adalah dipecatnya sekretaris Adam Fariz. Padahal yang salah Maureen, kenapa orang yang tidak bersalah yang dapat akibatnya? Kamu itu bodoh Darwin! Harusnya yang kamu salahkan adalah istrimu."Tak ingin mendengarkan percakapan itu lagi, Clara segera berbaring lagi dan memejamkan matanya. Dia harus menyimpan energi untuk tugas besok bersama Maureen. Rencananya ke depan, dia harus membuat Maureen menjadi pemilik departemen store hingga dia bisa mudah masuk, untuk mengetahui inti perusahaan.Dengan itu, rencananya meruntuhkan Golden Ang pasti berhasil.***Setelah sarapan bersama, mereka bertiga segera berangkat menuju kantor kedutaan republik Indonesia untuk bertemu dengan Al-Aziz Fauraziqin, yakni pendiri Mall Queen Center Al Plaza yang di mana akhirnya mall besar itu dipimpin oleh istrinya sendiri.Tips agar mall berjalan sukses akan dijelaskan oleh mereka. Untung saja, kota di negara maju seperti Abu Dhabi sudah memiliki alat translator hingga merek
Jadwal yang semula dijanjikan tiga hari, berubah menjadi tujuh hari.Ternyata tidak segampang yang dibayangkan, banyak seminar dan pertemuan yang harus dilewati Maureen dan Clara demi kelancaran bisnisnya kelak. Bertemu perdana menteri untuk sekedar menyapanya, meluangkan waktu untuk melihat bagaimana tim Humas atau tim IT bekerja, dan masih banyak lagi.Walaupun mengeluh tiap waktu, tetapi akhirnya Maureen mengikuti semua sesi perjalanan bisnis dengan tubuhnya sendiri.Dengan imbalan sesuatu tentunya!Begitu pulang ke Indonesia, maka hari itu tepat anniversary pernikahan Maureen dan Darwin..Di situ, Maureen memiliki keinginan untuk berbulan madu lagi bersama Darwin, dan berharap dicintai sepenuh hati oleh laki-laki perkasa itu.Hasrat yang sudah ditahan selama lima tahun belakangan ini, ingin dicurahkan pada besok malam, setibanya dia di Indonesia.Hal itulah yang membuat Maureen semangat hingga menyelesaikan segala urusannya di negara ini.Darwin pun sebetulnya terpaksa mengiyaka
"Tidak bisa! Tidak ada kesempatan lagi, jika tidak bertemu besok, maka selamanya kita tidak akan bisa bersama."Kata-kata itu yang selalu terngiang di kepala Darwin sejak beberapa waktu yang lalu. Setelah jam kantor telah berakhir, Darwin masih tidak beranjak dari tempat duduknya Padahal dia sudah diberi pesan beberapa kali oleh Maureen agar dia segera hadir di villa yang telah disiapkan oleh istrinya tersebut, namun Darwin tidak mengindahkan hal itu.Justru yang menjadi pusat dalam pikirannya saat ini adalah Clara, beserta ucapannya yang mengatakan bahwa jika tidak hari ini maka tidak ada kesempatan yang lain.Mungkin bagi Darwin Clara wanita yang amat penting, hingga dia lebih condong untuk membatalkan pertemuan dengan Maureen. Dia bisa menjelaskan alasan kenapa dia tidak hadir, dan pada akhirnya Maureen akan selalu percaya semua alasan dari Darwin."Maaf Pak, waktunya Bapak berangkat ke Vila GrandFour, sebentar lagi Nyonya Maureen akan tiba di sana!" Sekretarisnya, Faris masuk
Maureen sudah tampil sangat cantik, dia bak ratu yang akan tampil dan dinobatkan menjadi penguasa alam."Nyonya, anda sangat cantik sekalu! Saya yakin Tuan tidak akan berpaling sedikit pun dari kecantikan Nyonya. Dan selamat tujuh tahun pernikahan ya Nyonya," ujar sekretarisnya setelah selesai menghias wajah Maureen dan membantunya mengenakan gaun itu.Gaun yang pernah diberikan Clara yang didapatkan dari desainer Marquez."Benar kah? Aku pasti akan jadi wanita yang bahagia sekali hari ini!""Pasti Nyonya, kami tidak akan menganggu anda. Mohon matikan telepon genggam selama anda berdua dengan Tuan Darwin.""Tentu saja! Bahkan aku tidak akan membiarkan satu semut menganggu malam romantis kami.Ah aku lupa, tanya sekertarisnya di mana posisi suamiku sekarang, aku tidak sabar menyambut dia di depan pintu!""Baik Nyonya," jawab Dian.Perempuan itu lantas keluar dari kamar Maureen dan menyambungkan telepon ke nomor Faris.Tidak lama, telepon itu tersambung."Ke mana kamu? Saya telepon seja