Lin Jiang menunggu datangnya serangan dari tetua San Dai, dan saat sudah dekat, tiba-tiba saja Lin Jiang meledakan energi api dari seluruh tubuhnya.Haaaaaaaaaaa!!"Apa ini?" teriak tetua San Dai dan menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya.Namun tak ayal, itu membuat tubuh tetua San Dai terpental jauh ke belakang. Namun berkat ilmu meringankan tubuh yang cukup sempurna, tetua San Dai dengan mudah kendalikan tubuhnya untuk tak terjatuh. "Bocah ini sangat kuat!" ucap tetua San Dai tak percaya akan kemampuan yang ada pada diri Lin Jiang."Ada apa tetua San Dai, apa kau memilih menyerah dan aku bunuh?" tanya Lin Jiang."Diam kau, selama aku masih bernapas, nyawa muridku akan aku balas dengan nyawamu!" teriak tetua San Dai."Baik, aku ingin lihat kekuatanmu!" teriak Lin Jiang.Hiatttttt!!Lin Jiang kali ini yang menyerang tetua San Dai, dan dengan serangan penuh hawa panas itu membuat tetua San Dai kesulitan untuk bergerak.Hiatttttt!!Namun, tetua San Dai tidak patah arang, dan m
"Tubuh api!" teriak Lin Jiang dengan suara yang sangat keras. Blarrrr!!Api yang sangat panas membakar sekujur tubuh Lin Jiang, dan itu membuang semua racun yang sempat mengotori pakaian dan tubuh Lin Jiang.Tubuh tetua San Dai gemetaran saat sadar kalau Lin Jiang sungguh bukan lawan baginya.Hiatttttt!!Bammmmmmm!!Tapak api hantam dada tetua San Dai, dan itu lemparkan tubuh tetua San Dai hingga belasan tombak jauhnya. Asap tipis masih keluar dari bekas pukulan Lin Jiang, namun itu tak benar-benar mampu sembuhkan luka di tubuh tetua San Dai."Aku harus kabur!" kata tetua San Dai dan berputar untuk kabur dari wilayah kastil tengkorak darah.Namun, belum juga ia melangkah, Lin Jiang tahu-tahu sudah ada di hadapannya, yang mana itu membuat wajah tetua San Dai pucat pasi. "Jika aku mati, maka dua rekanmu yang saat ini sedang dikejar saudaraku juga akan mati!" kata tetua San Dai.Lin Jiang langsung tahu kalau yang tetua San Dai maksud adalah tetua Wa Lein dan Lily Kai."Dimana mereka?"
"Tidak kakek!" teriak Lily Kai saat tetua Wa Lein melarikan tubuhnya meninggalkan kediaman keluarga Jiang.Gadis yang sudah jatuh cinta pada Lin Jiang itu tidak terima saat kakeknya melarikan dirinya, dan menjadi seorang pengecut dengan meninggalkan orang yang sudah ia anggap kekasihnya itu. Namun gadis itu tidak memiliki pilihan karena tubuhnya telah ditotok oleh tetua Wa Lein, kakeknya sendiri hingga ia tak mampu melawan lagi. "Turunkan aku kakek!" teriak Lily Kai.Namun, tetua Wa Lein tidak perduli akan teriakan cucunya itu, dan terus bawa gadis muda nan cantik itu untuk kembali ke kekaisaran Wei.Cukup jauh mereka melarikan diri, mereka pun sudah berada tak jauh dari wilayah kekaisaran Wei, dan barulah tetua Wa Lein memilih untuk istirahat dan menurunkan tubuh cucunya, Lily Kai.Tidak hanya menurunkan tubuh Lily Kai, tetua Wa Lein juga melepaskan totokan di tubuh Lily Kai, yang mana gadis itu langsung berdiri tepat di hadapan kakeknya."Kenapa kakek memilih jadi seorang pengecut
"Kalian tidak akan bisa kabur dariku!" ucap tetua Jan Tu, dan melesat memburu tetua Wa Lein yang membawa lari cucunya, Lily Kai.Tetua Jan Tu terus kerahkan seluruh ilmu meringankan tubuh demi berhasil mengejar tetua Wa Lein.Namun, karena tetua Wa Lein memiliki ilmu menghilangkan kemampuan yang cukup baik, unfuk beberapa waktu, tetua Jan Tu sempat kehilangan arah dari tetua Wa Lein. "Kalain tidak akan kemana-mana, kalian pasti akan aku temukan!" kata tetua Jan Tu dan terus mencari dimana keberadaan tetua Wa Lein dan cucunya itu. Hingga tetua Jan Tu terus mengejar, dan ia merasa kalau dia malah semakin dekat dengan area perbatasan antara dua kekaisaran, yaitu kekaisaran Han dan Kekaisaran Wei."Aku tak pernah mendengar nama tetua Wa Lein, apa mungkin dia berasal dari kekaisaran Wei?" ucap tetua Jan Tu.Tetua Jan Tu berhenti untuk sejenak, dan karena itulah ia semakin kehilangan arah dari tetua Wa Lein dan Lily Kai."Aku yakin mereka berasal dari kekaisaran Wei, dan hanya satu jalan
Ucapan tetua Jan Tu membuat tetua Wa Lein merinding, dan dia merasakan bahaya yang jauh lebih besar datang dari aura yang diperlihatkan oleh tetua yang kuat itu.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Jan Tu berteriak sangat keras, dan tak ragu untuk alirkan tenaga dalam yang sangat besar ke serangannya itu. "Aku akhiri!" teriak tetua Jan Tu.Hiatttttt!!Tetua Jan Tu berteriak sangat keras, dan setelah itu melompat sekalian ayunkan satu pukulan dengan tenaga dalam yang sangat dahsyat."Sangat kuat!" desis tetua Wa Lein.Bammmmmmm!!Tetua Wa Lein berusaha keras untuk menahan serangan dari tetua Jan Tu, namun kekuatan yang ia miliki kalah besar dan kalah kuat dari milik tetua Jan Tu.Aaaaaa!!Tetua Wa Lein menjerit sangat keras, dan tubuhnya bergetar kuat karena luka dalam yang ia alami setelah adu tenaga dalam itu. "Mampus kau, keparat!"Bammmmmmm!!Tetua Jan Tu akhiri perlawanan tetua Wa Lein dengan sebuah tendangan yang kuat, dan tubuh tetua Wa Lein terlempar jauh hingga menabrak beberapa batang poh
"Hahahaha!"Dengan tawa yang sangat keras, tetua Jan Tu membawa tubuh Lily Kai kembali ke arah hutan dimana dia mengalahkan tetua Wa Lein."Seperti yang aku katakan, aku berhasil, bukan?" kata tetua Jan Tu tepat sesaat setelah ia mendarat di tanah di dekat tetua Wa Lein."Kurang ajar!" teriak tetua Wa Lein karena tak tega cucunya dilukai oleh tetua Jan Tu."Apakah kau ingat janjiku tadi? Dia akan menderita di hadapanmu," kata tetua Jan Tu.Brukkkkkk!!Dan setelah itu, tetua Jan Tu lemparkan tubuh Lily Kai di dekat tetua Wa Lein. Sangat kasar dan tak perduli akan tubuh mulus dari gadis itu. "Dia akan mati di hadapanmu!" kata tetua Jan Tu dan mendekat ke arah tubuh Lily Kai yang sudah tak berdaya. Bammmmmmm!!Dan dengan kejam, tetua Jan Tu menendang tubuh Lily Kai hingga terlempar jauh, bahkan sampai dua tombak jauhnya. "Lily cucuku!" teriak tetua Wa Lein dan berusaha keras untuk melepaskan totokan yang bersarang di tubuhnya. Namun semua usaha tetua yang memiliki nama di kekaisaran
Dengan mengerahkan semua ilmu meringankan tubuh yang ada dalam dirinya, Lin Jiang membawa tetua Wa Lein dan Lily Kai melarikan diri agar mereka tetap hidup.Namun, tetua Jan Tu tidak biarkan hal itu, dia tidak ingin orang yang akan ia bunuh hidup.Selama ia hidup, belum pernah satu orang pun lolos dari kematian jika sudah berhadapan dengan tetua Jan Tu.Karena itulah, ia tak ingin mendapatkan kegagalan di penghujung hidupnya sebagai seorang pendekar."Tidak akan aku biarkan kalian lolos, dan orang yang membawa mereka juga akan aku bunuh!" ucap tetua Jan Tu dan memaksakan semua tenaga dalam dan ilmu meringankan tubuh agar bisa mengejar Lin Jiang."Sialan!" maki tetua Jan Tu karena jarak antara dirinya dengan Lin Jiang bukan semakin dekat, namun malah semakin jauh. Tetua Jan Tu merasa kalau ia sudah terlalu lelah karena setelah bertarung dengan tetua Wa Lein, dia masih memburu Lily Kai, dan membawa balik gadis itu ke arah tetua Wa Lein."Sialan!" teriak tetua Jan Tu setelah itu benar-
"Setiap yang ganggu keluargaku, akan mati! Sama seperti tetua San Dai, dan muridnya!" kata Lin Jiang.Wajah tetua Jan Tu merah penuh amarah karena ucapan Lin Jiang, karena ia tahu kata-kata Lin Jiang itu bisa benar adanya."Hahaha, kau tidak mungkin mampu melawan saudaraku, San Dai!""Dia sudah tewas, dan asal kau tahu, kastil tengkorak darah sudah aku hancurkan, berikutnya adalah dirimu! Setelah kau mati, maka keluargaku akan bebas!" kata Lin Jiang."Keparat, buktikan kemampuanmu padaku!" teriak tetua Jan Tu.Whusssssssss!!Bammmmmmm!!Lin Jiang tiba-tiba bergerak, dan gerakan cepat Lin Jiang tidak terlihat oleh mata tetua Jan Tu, dan pukulan itu telak hantam tubuh tetua itu. Haaaaaaaaaaa!!Tetua Jan Tu berteriak keras, dan meskipun pukulan Lin Jiang telak mengenai tubuhnya, namun tubuhnya tetap pada posisinya, dan itu kagetkan Lin Jiang."Ilmu kebal manusia ini lebih tinggi dari pada ilmu kebal tetua San Dai!" gumam Lin Jiang."Cukup kuat, namun apa kau mampu menembus pertahanan ak
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.