Tak mau menunda waktu, Lin Jiang segera tinggalkan kota Run Tang, dan tujuan kali ini menuju ibu kota kekaisaran Tang, kota Guantang.Namun sebelum itu, Lin Jiang harus lebih dahulu melewati sebuah kota, yaitu kota Sen Tang. Kota yang menurut perkataan tetua Gau, juga sudah dikuasai oleh ajaran Ba Ha.Lin Jiang dengan memacu kuda yang diberikan oleh gubernur Ro, melesat cukup cepat. Jarak yang tempuh tak terlalu jauh, hanya satu malam, dan jika tidak ada halangan apapun, saat pagi ia akan sampai di kota itu. Whusssssssss!!Sesuatu melesat ke arah Lin Jiang, dan itu sangat cepat.Huppppp!!Lin Jiang melompat, dan sesuatu yang ternyata satu anak panah itu lewat dari bawah kaki Lin Jiang.Dengan ringan, Lin Jiang mendarat di permukaan tanah, dan melepaskan ilmu pendeteksi yang ia miliki. "Tidak ada gunanya sembunyi, aku tahu kalau kau berada di balik pohon. Katakan apa yang kau inginkan?" teriak Lin Jiang.Hening dan tak ada sambutan untuk Lin Jiang, hutan itu tidak ada yang sambut te
"Nona An, ketua masih istirahat di dalam kamarnya!" kata satu murid yang mendengar teriakan itu. "Ikuti aku!" kata Ae An pada Lin Jiang.Lin Jiang angguk kepala, dan masuk ke dalam bangunan sekte yang cukup luas itu. "Ayah, apa kau didalam?" teriak gadis itu.Pintu kamar terbuka, dan seorang lelaki yang sudah berumur keluar dari dalam ruangan itu. "Ae An, kau dari mana saja? Beberapa hari ini kau tidak pernah ikut lagi pemujaan!" kata lelaki itu kesal pada putrinya itu. Belum juga Ae An menjawab, mata tetua Sei melihat wajah Lin Jiang."Siapa dia?" tanya tetua Sei.Tukkkkkk!!Sebelum Ae An menjawab, Lin Jiang berikan totokan pada tubuh tetua Sei, dan mendorong ketua sekte tangan baja itu masuk ke dalam kamar. Dan, Lin Jiang tangkap tubuh tetua Sei sebelum ia jatuh ke lantai, dan barulah semua tenang. "Tutup pintu itu, nona An!" kata Lin Jiang. Ae An ikuti perintah Lin Jiang dan mereka masuk ke dalam kamar, dan kini kamar dengan rapatnya."Keparat, apa maksudnya ini?" bentak tet
"Kamu, ingin melawan ku? Hahaha! Lelucon apa ini?" teriak biksu Lo saat melihat Lin Jiang yang berdiri di hadapan tetua Gau.Melihat Lin Jiang secara sekilas, itu jelas akan membuat orang tertawa. Lin Jiang masih muda, dan terlihat tidak memiliki tenaga dalam."Anak muda, dari pada kau menantang diriku, lebih baik kau jadi pengikut setia ajaran Ba Ha!" kata biksu Lo."Tidak ada baiknya ajaran yang kau bawa itu, ajaran itu hanya ajaran sesat," kata Lin Jiang.Wajah Biksu Lo merah karena jawaban dari Lin Jiang, jawaban yang langsung memutuskan kalau ia tak mungkin mau jadi pengikut ajaran Ba Ha."Kau akan aku paksa jadi anggota setia ajaran ini, bodoh!" teriak biksu Lo."Majulah, aku ingin lihat kemampuan dari biksu ajaran Ba Ha!" tantang Lin Jiang.Lin Jiang maju dua langkah, dan tetua Sei ingin menahan dia."Tetua, kau cukup habisi semua pengikut ajaran Ba Ha, orang tua itu akan jadi urusanku!" kata Lin Jiang penuh keyakinan."Dia kuat Lin Jiang, hati-hati!" ucap tetua Sei. "Bagimu,
"Disini sudah cukup, aku harus meneruskan perjalanan, aku tidak memiliki banyak waktu untuk berlama-lama disini!" ucap Lin Jiang.Huppppp!!Tanpa permisi pada tetua Sei, Lin Jiang segera meninggalkan kota Sen Tang, dan menuju ke arah kuda dia tinggalkan.Keadaan di kota Sen Tang masih sangat kacau, itu setelah bangunan pemujaan dari ajaran Ba Ha hancur oleh tetua Sei dan anggota sekte tangan baja.Melihat keberanian tetua Sei, penduduk kota juga ikut membantu hingga tidak ada satu pun anggota setia dari ajaran Ba Ha yang berhasil kabur. "Akhirnya kita bebas!" teriak para penduduk kota itu. "Kita belum sepenuhnya bebas, kita harus menutup semua jalan masuk ke dalam kota ini hingga keadaan bisa kita kendalikan!" teriak tetua Sei. Sambil berteriak, matanya melihat ke segala arah, dia mencari dimana sosok Lin Jiang berada."Dimana bocah itu?" tanya tetua Sei dalam hatinya. "Aku setuju dengan ide tetua Sei, kita harus menutup kota ini hingga keadaan benar-benar bisa kita kendalikan!" t
Dengan perasaan dongkol dan kesal, Lin Jiang memilih untuk tinggalkan gerbang masuk ke dalam istana.Lin Jiang yang ingin bertemu dengan menteri Su Ah, dihadang oleh prajurit dan diusir dengan kasar.Namun Lin Jiang mendapatkan satu informasi, yaitu menteri Su Ah biasanya sarapan pagi di penginapan seribu rasa, dan kesanalah tujuan Lin Jiang kali ini.Tanpa ragu, Lin Jiang menyewa sebuah kamar di penginapan itu, dan memutuskan untuk menunggu kedatangan menteri Su Ah besok pagi. "Apapun caranya aku harus bertemu dengan menteri itu? Hanya dia satu-satunya orang yang bisa membawa aku masuk ke dalam istana!" ucap Lin Jiang setelah ia masuk ke dalam kamar penginapan.***Seorang lelaki dengan janggut tebal, dan dikawal oleh belasan prajurit memasuki rumah makan seribu rasa. Dia adalah menteri Su Ah, orang yang ingin dijumpai oleh Lin Jiang di kota Guantang.Menteri itu langsung duduk di meja yang sudah biasa ia duduki, dan pelayan juga sudah tahu apa pesanan menteri itu. Itulah saking se
Kaisar Penguasa seluruh wilayah kekaisaran Tang, kaisar Yu Tang, merupakan kaisar yang sebenarnya memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi.Namun, ia kurang percaya diri, hingga banyak yang manfaatkan situasai itu untuk ambil keuntungan sendiri. Hal itu memicu gejolak di hampir seluruh wilayah kekaisaran Tang yang tak suka akan keadaan itu. Salah satunya adalah ajaran Ba Ha yang jelas-jelas menunjukkan kalau mereka ingin runtuhkan kekuasaan kaisar Yu Tang."Apa yang ingin kau bicarakan, menteri Su Ah?" tanya kaisar Yu Tang."Ini mengenai ajaran Ba Ha, kaisar. Ada seseorang yang ingin tahu tentang kenapa ajaran itu berdiri dan berkembang di kekaisaran ini!" jawab menteri Su Ah."Siapa orang itu, menteri? Kenapa dia ingin tahu?" tanya kaisar Yu Tang."Aku, Yang Mulia kaisar!" kata Lin Jiang menjawab pertanyaan itu. Menteri Su Ah kaget, wajahnya pucat karena Lin Jiang dengan cepat menjawab pertanyaan itu. Mata kaisar Yu Tang langsung tertuju pada Lin Jiang, dan ia seperti tak suka pada
"Lin Jiang, jaga ucapanmu di hadapan, kaisar!" bentak menteri Su Ah lagi. "Kenapa? Apa ada yang salah di ucapanku itu?" kata Lin Jiang."Tidak, dia tidak salah menteri Su Ah!" kata kaisar Yu Tang.Setelah itu kaisar berdiri, dan berjalan keluar dari ruangan itu. "Yang Mulia!" panggil menteri Su Ah."Kalian bertiga tunggu disini!" kata kaisar Yu Tang.Kaisar itu berjalan hingga ke halaman istana. "Panglima Chai, panglima An!" panggil kaisar Yu Tang.Dua panglima itu datang dan memberikan hormat. "Panglima Chai, aku berikan kau tugas untuk menuju kota Sen Tang, sekarang juga bawa seluruh pasukan yang kau miliki ke kota itu!""Untuk apa kaisar? Maksudku tugas apa yang akan kami lakukan disana?" tanya panglima Chai."Kau bersama pasukanmu, jaga kota itu. Jangan sampai ajaran Ba Ha masuk lagi ke dalam kota itu!" jawab kaisar Yu Tang."Bagaimana denganku, Yang Mulia?" tanya panglima An."Kau menuju kota Run Tang, tugasmu sama dengan tugas panglima Chai, kau jaga kota itu dari ajaran Ba
Kabar tentang dikirimnya pasukan ke dua kota tanpa adanya rapat di istana, langsung menyebar ke seluruh istana, dan kabar itu disebarkan oleh menteri Jan Put lewat anak buahnya. Dia juga meminta pada para menteri untuk ikut bersamanya, dan meminta pada kaisar Yu Tang untuk adakan rapat dadakan, dan itu jelas sebuah hal yang aneh bagi orang-orang yang ada di istana itu.Itu sudah seperti pemberontakan, dan itu dipimpin oleh menteri Jan Put yang tak suka akan keputusan kaisar Yu Tang."Sejak kaisar sebelum ini, aku selalu mampu kendalikan istana ini. Tidak mungkin kali ini aku akan kalah darinya. Dia masih bocah," kata menteri Jan Put yang berada di dalam ruangannya.***Hingga malam hari, Lin Jiang masih berada bersama dengan kaisar Yu Tang, dan menteri Su Ah sudah kembali ke rumahnya yang memang berada di lingkungan istana itu. "Lin Jiang, apakah kau yakin ingin tahu tentang ajaran Ba Ha itu?" tanya kaisar Yu Tang."Iya, kaisar. Aku ingin memusnahkan ajaran itu hingga ke akar-akarny
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.