Satu tubuh melesat dengan sangat cepat, dan ia melesat dengan ilmu meringankan tubuh yang cukup tinggi. Sosok itu memiliki tubuh yang berbulu tebal mirip dengan bulu seekor Harimau, dan ia tak lain adalah seorang siluman harimau.Cukup lama dia berada di dalam perjalanan hingga saat ia masuk ke dalam hutan, ia mendengar suara ledakan yang sangat keras. Awalnya siluman harimau itu tidak perduli akan pertarungan itu, namun saat ia sadar kalau yang bertarung itu memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, itu membuat ia merasa penasaran siapa yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi itu. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mencari dari mana sumberi pertarungan itu, dan memilih untuk ikuti suara-suara dari pertarungan itu.Saat ia berada tak jauh dari area pertarungan saat itulah ia melihat satu jurus yang sudah lama hilang dari dunia persilatan."Tinju api penggetar langit?" ucapnya tak percaya. Saat itu juga ia melihat pemuda yang memiliki jurus itu, dan wajahnya tegang karena pemuda
"Saat ini mereka berada di lembah siluman, lembah yang aku kuasai!" kata Siluman Harimau Misha.Tidak lupa juga raja siluman itu menceritakan bagaimana tetua Lu Bai dan tetua Tu Jui datang ke lembah siluman dan kuasai lembah itu. "Tetua Lu Bai sangat kuat, apalagi saat ini pedang naga emas ada padanya, dia semakin kuat, Lin Jiang!" kata siluman harimau Misha."Aku juga tahu kalau dia sangat kuat, namun dia harus dikalahkan dan pedang naga emas yang ada di tangannya harus aku ambil!" kata Lin Jiang."Kalau begitu, datanglah ke lembah siluman, dan kalahkan dia, Lin Jiang!""Itu pasti akan aku lakukan, namun aku tidak akan datang sendirian ke lembah itu!" kata Lin Jiang."Kenapa Lin Jiang?""Mereka berdua harus sama-sama ditangkap, jika salah satu dari mereka lolos, maka tetap saja mereka akan memikirkan cara untuk bangkitkan kaisar kegelapan!" kata Lin Jiang."Jadi siapa yang akan kau bawa untuk melawan mereka?""Anggota lima matahari!" jawab Lin Jiang."Mereka masih ada?""Masih ada,
Satu purnama sebelumnya, dia orang tiba di kekaisaran Wei, dan mereka sama-sama melepaskan napas berat saat tiba di wilayah kekaisaran itu. "Tetua Ha Ba, kau menuju ke arah barat dan aku akan ke timur! Kita bertemu di tengah-tengah Kekaisaran ini!" kata tetua Xhu Ga."Aku setuju!" kata tetua Ha Ba.Mereka berdua merupakan anggota dari lima matahari, dan tugas mereka ke kekaisaran itu untuk mencari apakah di kekaisaran itu tetua Lu Bai, dan tetua Tu Jui sembunyi."Mari kita cari dan temukan mereka!" kata tetua Ha Ba."Iya!"Huppppp!!Keduanya sama-sama melesat meninggalkan area perbatasan dua Kekaisaran dan kedua melesat ke arah yang berbeda.Namun, perjalanan mereka tidak semudah yang mereka duga, karena keadaan dunia persilatan yang saat ini bergejolak hebat.Hal itu tak lepas dari hancurnya organisasi mata iblis dan tewasnya Kun kai, yang membuat dunia persilatan benar-benar bergejolak.Para pendekar yang awalnya takut untuk membuat masalah dengan organisasi itu, mulai menunjukan t
Zhin Shian meninggalkan gua tempat ua latihan dengan amarah yang besar, ia tak tahu kenapa bisa amarah itu muncul dalam dirinya.Ada rasa ingin membunuh, rasa ingin menghabisi seseorang, dan rasa ingin bertarung.Semua itu agar ia bisa menumpahkan semua amarah yang mengalir di dalam dirinya. Namun hal itu tidak lepas dari pemikiran Zhin Shian, dia bingung akan rasa amarah yang ia dapatkan."Guru mengatakan yang benar, namun aku malah marah, ada apa dengan diri ini?" gumam Zhin Shian.Hingga akhirnya, Zhin Shian benar-benar jauh meninggalkan lembah dimana ia latihan menggunakan pedang rajawali emas, salah satu pusaka yang paling dicari di dunia persilatan.Zhin Shian memegang gagang pedang pusaka itu, dan ia merasakan ada kekuatan kegelapan yang mengalir lewat telapak tangannya."Apa pedang ini sungguh memiliki kekuatan kegelapan?" gumam Zhin Shian.Zhin Shian menghentikan laju terbangnya, dan tepat di tengah hutan, dia mendarat. Tangannya masih memegang gagang pedang rajawali emas,
Dalam waktu singkat, nama Zhin Shian pun terkenal di dunia persilatan, bukan karena hanya kemampuan tinggi yang ia miliki. Namun juga karena pusaka yang ada di tangannya, dan ditambah dengan sikap kejam dari Zhin Shian yang tak pernah memberikan ampunan pada dirinya.Seperti saat ini, Zhin Shian sedang bertarung dengan salah satu tetua golongan putih, tetua Shau namanya. "Menyerah saja tetua Shau, dan ijinkan aku ambil nyawamu!" kata Zhin Shian dengan mulut yang menyeringai kejam. Tubuh tetua Shau sudah dipenuhi dengan luka yang parah, dan itu semua karena bekas luka oleh pedang di tangan Zhin Shian.Tetua Shau hanya bisa menahan napas untuk mengurangi rasa sakit di tubuhnya, namun itu jelas bukan sesuatu yang mudah. Darah mengucur dari semua luka di tubuh tetua Shau, dan ia kemungkinan besar akan tewas dalam pertarungan itu."Tetua Shau, jika kau berlutut dan memilih setia padaku, maka nyawamu akan aku ampuni!" kata Zhin Shian dengan sombongnya."Setan keparat, aku tidak akan per
Kedua tetua dari lima matahari itu masuk ke dalam kota Rawei, dan langsung mencari tabib yang akan obati luka pada tubuh tetua Ha Ba."Lukanya cukup serius!" kata tabib itu. "Obati saja, tidak usah banyak bicara!" kata tetua Ha Ba."Baik!" kata tabib itu. Sekujur tubuh tetua Ha Ba penuh dengan luka, dan itu membuat tabib itu harus bekerja keras untuk obati luka di tubuh tetua itu. "Apa yang kau alami? Sudah tua, masih saja bertarung!" kata tabib itu pada tetua Ha Ba."Itu kau katakan karena bukan kau yang berada di dunia persilatan!" kata tetua Ha Ba."Entah apa yang kalian kejar menuadi seorang pendekar, hanya luka dan kematian yang kalian kejar!" kata tabib itu lagi. "Sudahkah, tidak usah kau banyak bicara, lakukan saja tugasmu!" kata tetua Ha Ba.Tabib itu diam, dan menarik napas yang dalam, dan setelah itu memilih untuk teruskan tugasnya untuk obati luka di tubuh tetua Ha Ba.Tidak berapa lama, luka-luka di tubuh tetua Ha Ba pun diberikan obat dan itu membuat tetua Ha Ba merin
"Cari dia di kota ini, dan bawa kepada ketua!" ucap seseorang di pintu masuk kota Rawei."Baik, tetua Du!" teriak belasan orang dengan kemampuan yang cukup baik. Belasan orang itu masuk ke dalam kota Rawei, dan mencari di tiap rumah makan, dan kedai yang ada di kota itu, dan mereka jelas mencari tetua Ha Ba, yang diinginkan oleh ketua mereka, yang tak lain mereka adalah anak buah Zhin Shian.Tetua Du juga ikut mencari, namun dia lebih memilih istirahat dan duduk saat ia temukan tetua Ha Ba di satu tempat yang ia cari. Dan saat malam, semua anak buahnya kembali, dan mereka laporkan kalau tak temukan orang yang mereka cari. "Aku yakin dia masih ada di kota ini!" kata tetua Du. "Jadi apa kita akan tetap mencari, tetua Du?" "Iya, namun kali ini jaga tiap jalan keluar dari kota ini. Jangan sampai dia pergi dari kota ini!" "Baik, tetua Du! Akan kami lakukan tugas darimu itu!" kata mereka. Anak buah tetua Du tersebar ke segala arah, dan menjaga tiap tempat di kota itu, dan tak akan bi
Tetua Wa Lein, tetua Chun Kai dan Lily Kai menunggu datangnya sosok yang datang dari kaki gunung Emei."Untuk apa dia kemari? Apa dia urusan Zhin Shian?" gumam tetua Wa Lein dan menunggu datangnya sosok yang ia kenal itu. Tak berapa lama, sosok itu tiba di puncak gunung Emei, dan wajahnya menunjukkan rasa lelah, namun dibalik rasa lelah itu ada harapan yang cukup besar. "Tetua Ba In, apa yang kau lakukan hingga kau sampai di gunung Emei ini?" tanya tetua Wa Lein."Jika kau utusan Zhin Shian, maka kau akan mati di sini!" kata tetua Chun Kai dengan suara keras. "Tahan, Chun Kai, jangan langsung tunjukkan amarahmu!" kata tetua Wa Lein dengan tangan yang menahan dada tetua Chun Kai.Lelaki yang baru datang itu, adalah tetua Ba In, yang mana ia merupakan guru dari Zhin Shian.Dia sudah melihat kekejaman dari Zhin Shian, dan ia tak bisa membiarkan muridnya menjadi iblis pembunuh yang tak memiliki perasaan dalam membunuh.Tujuan dia datang, hanya satu, ingin meminta bantuan pada tetua Wa
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.