Begitu tetua Yu A dibawa masuk ke dalam penjara, Lin Jiang segera menemui Kai Kang dan ingin tahu apa itu organisasi mata iblis."Aku juga tidak tahu kalau guruku termasuk dalam anggota organisasi mata iblis itu," kata Kai Kang."Organisasi apa itu?" tanya Lin Jiang."Itu organisasi yang bergerak untuk mengumpulkan semua pusaka yang ada di dunia persilatan, organisasi yang diketuai oleh seseorang yang bernama Run Kai," kata Kai Kang."Run Kai?" kata Lin Jiang tidak percaya. Lin Jiang langsung ingat nama itu, karena nama itulah yang telah melukai tetua Qun, ketua sekte merpati putih."Apakah mereka organisasi yang berbahaya?" tanya Lin Jiang."Bagi orang biasa tidak, namun bagi orang yang memiliki pusaka, maka mereka akan sangat kejam! Mereka akan melakukan segala cara demi mendapatkan pusaka seseorang," jawab Kai Kang."Jadi kau mengetahui tentang pusaka baju jirah naga?" tanya Lin Jiang."Saat ini organisasi mata iblis sedang mencari pusaka itu, namun hingga saat ini tidak ada kabar
Run Kai, orang yang didatangi oleh bayangan dari tetua Yu A, mematung dan berdiri sesaat setelah bayangan tetua Run Kai hilang dihembus angin. "Apa yang terjadi apa tetua Yu A?" Tanya Run Kai bingung. Namun ia segera mencari dimana keberadaan energi tetua Yu A, dan dia menemukan kalau energi itu terakhir berada di kota Sewei."Apa mungkin ia buat masalah di ibu kota, atau ada masalah yang ia hadapi hingga ia memberikan pesan darurat ini?" ucap Run Kai mencari jawaban atas pesan darurat itu. Run Kai, dia merupakan salah satu sosok yang saat ini cukup memiliki nama besar di dunia persilatan. Namanya melejit sejak ia mengalahkan tetua Qun, ketua sekte merpati putih.Belum lagi dia merupakan penerus dan ketua baru dari organisasi mata iblis, organisasi yang sudah lama berdiri dan memiliki tujuan yang memang sudah diketahui oleh banyak orang. Organisasi mata iblis, bergerak dalam mengumpulkan semua Pusaka yang ada di seluruh dunia persilatan.Setiap mereka mendengar ada seseorang memil
Lin Jiang dibawa masuk ke dalam satu ruangan yang cukup sempit, dan hanya muat tiga orang di dalam ruangan itu. "Selamat datang di tempat kami tuan muda, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya orang yang ada di hadapan Lin Jiang.Dia seorang gadis yang masih terlihat muda, namun bagi Lin Jiang dia tak semuda yang terlihat."Ada hal yang ingin aku tanyakan pada, Bibi," kata Lin Jiang."Hahaha, anak muda, matamu sepertinya sangat tajam, tak terlihat seperti mata orang-orang seusiamu," kata perempuan itu. "Aku Lin Jiang, bibi!""baik, panggil aku bibi Ah Yun!" kata perempuan itu. Untuk sejenak keadaan di ruangan itu pun diam, yang mana Ah Yun menunggu Lin Jiang untuk bicara. "Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan," kata Lin Jiang dan meletakkan satu kantong koin emas di hadapan Ah Yun. "Ada koin emas, maka semua masalah bisa diatasi," kata Ah Yun dan mengambil koin emas itu. Perempuan itu membuat ikatan kantong koin emas itu, dan melihat ke dalam, dan ada wajah yang puas di wajah
Ah Yun dengan tangan gemetaran mengambil kantong koin emas itu dan simpan ke dalam laci di mejanya. "Tetua Hiu Bin, apa yang bisa dibantu organisasi penjual informasi untuk anda?" tanya Ah Yun.Orang yang datang itu tak lain adalah tetua Hiu Bin, utusan dari organisasi mata iblis, dan dia diutus langsung oleh Run Kai untuk menemukan dimana keberadaan tetua Yu A."Aku inginkan informasi tentang salah satu anggota kami yang hilang di ibu kota ini, tetua Yu A, namanya. Jika belum ada segera temukan informasi tentang dia, dimana dia, dan apa yang terjadi padanya?" kata tetua Hiu Bin."Aku baru saja dapatkan informasi tentang tetap Yu A, tetua Hiu Bin, dan kau beruntung karena kau yang pertama membeli informasi itu,' kata Ah Yun."Katakan dimana dia dan apa yang terjadi padanya?" tanya tetua Hiu Bin."Dia ditangkap istana, dia mencoba untuk menguasai istana," jawab Ah Yun."Dasar bodoh, untuk apa dia mengurusi urusan istana?" ucap tetua Hiu Bin."Itulah informasi yang kami dapatkan, tetua
"Dia pasti ingin buat masalah, serang dan usir dia dari kuil ini!" teriak satu biksu muda. Hiatttttt!!Belasan biksu muda itu bergerak menyerang ke arah orang tua itu. Bammmmmmm!!Lelaki tua itu hentakkan kakinya ke tanah, namun itu sudah cukup melemparkan semua biksu muda yang akan menyerang dirinya. "Tidak mungkin!" ucap mereka tak percaya. Orang tua memang hanya menahan serangan mereka, dan tak memiliki niat untuk melukai pada biksu muda itu.Huppppp!!Satu tubuh dengan pakaian kuning melompat dari dalam kuil, dan berdiri di hadapan lelaki tua itu. "Tetua Shu In, apa yang kau lakukan pada murid-murid ku?" bentak orang yang baru datang dari dalam kuil itu. "Mereka yang lebih dahulu menyerangku, biksu Fu!" kata lelaki itu. Dia adalah tetua Shu In, dan ialah orang yang saat ini sedang dicari oleh Lin Jiang."Apakah itu benar?" tanya biksu Fu pada salah satu biksu muda yang menyerang tetua Shu In."Iya, kepala biksu!""Bodoh, siapa yang meminta kalian untuk menyerang orang asin
"Maafkan kebodohan yang aku perbuat ketua!" kata tetua Yu A bersujud pada Run Kai.Wajah Run Kai masih kesal karena mendengar cerita dari tetua Yu A yang mana dia ditangkap karena keinginan untuk menguasai istana. "Siapa tadi kau bilang orang yang telah mengalahkanmu, tetua Yu A?""Lin Jiang namanya ketua!""Lin Jiang, bocah itu harus mati!" kata Run Kai."Apakah aku akan mencarinya untuk ketua?" tanya tetua Hiu Bin."Tidak, kalian berdua sebaiknya menuju kota Rawei, kabar dari anak buah kita telah tiba, dan tetua Shu In terlihat di kota itu," kata Run Kai."Baik, kami akan ke kota itu, ketua!" kata tetua Hiu Bin dan tetua Yu A."Dan kau tetua Yu A, untuk saat ini aku memaafkan kesalahan yang kau buat, namun tidak kedua kalinya. Tidak usah kau urusi masalah pemerintah, itu bukan dunia kita," kata Run Kai."Baik, ketua! Aku akan ingat itu!" kata tetua Yu A."Sekarang pergilah!" kata Run Kai."Baik, ketua!" kata dua tetua itu dan tinggalkan markas dari organisasi mata iblis itu. Run K
Pedang di tangan tetua Hiu Bin menusuk dada tetua Shu In, Hinga tembus ke dadanya. Mata tetua Shu In melotot karena merasakan rasa sakit di seluruh tubuhnya, rasa sakit yang tak bisa terlukiskan selain dengan jeritan yang keras. Bammmmmmm!!Tetua Hiu Bin menendang tubuh tetua Shu In hingga mengarah ke salah satu anggotanya. "Akhiri hidupnya!" teriak tetua Hiu Bin."Baik!"Huppppp!!Anggota organisasi mata iblis itu melompat, dan saat tetua Shu In jatuh ke tanah, dia meluncur dari atas dengan tombak yang sudah disiapkan. Bammmmmmm!!Tombak itu menusuk lagi dada tetua Shu In, dan membuat tubuh tetua Shu In menempel di tanah dan tak mungkin bisa bergerak lagi. "Hahaah! Ambil pedang di tangannya, dan kita pergi dari sini!" teriak Tetua Hiu Bin.Tetua itu takut orang-orang tahu kalau mereka dapatkan pusaka pedang Rajawali emas, dan itu akan bahaya bagi mereka. Tetua Bin ambil pedang dan warangkanya, setelah itu mereka mundur dari tempat itu. Mereka meninggalkan tetua Shu In yang sud
"Doamu terkabul anak muda, aku biksu Fu, apa yang kau inginkan dariku?" tanya biksu yang ada di hadapan Lin Jiang.Lin Jiang tersenyum hangat, dan memberikan hormat dengan menundukkan kepala di hadapan biksu Fu."Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu, biksu. apakah kita bisa bicara?" tanya Lin Jiang."Jika itu bukan sesuatu yang buruk, akan aku jawab. mari anak muda," kata biksu Fu. Biksu Fu berjalan di depan Lin Jiang, dan Lin Jiang ikuti biksu Fu dari belakang, hingga mereka masuk ke dalam ruangan biksu Fu. "Duduklah anak muda," kata biksu Fu.Lin Jiang masih berdiri dan merasakan kalau ruangan itu memiliki penghalang yang sangat kuat. "Ruangan ini dipenuhi penghalang yang sangat kuat," kata Lin Jiang kagum dan pandang wajah biksu Fu. "Hahah, bukan aku yang ciptakan penghalang itu, tapi biksu sebelum aku!" kata biksu Fu. "Untuk apa menutupi itu biksu, aku merasakan energi dari penghalang itu merupakan energi yang kau miliki," kata Lin Jiang.Biksu Fu langsung menatap Lin J
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.