Tanaman akar dewa merupakan tanaman langka yang jarang ditemukan di dunia untuk saat ini. Itu karena khasiat dan kualitas tanaman akar dewa merupakan tanaman yang paling komplit yang ada. Tidak hanya untuk mempercepat kultivasi seseorang, tanaman akar dewa juga memiliki khasiat obat yang mampu obati segala macam penyakit. Namun untuk khasiat yang kedua, sangat sedikit orang yang tahu akan hal itu. Karena itulah tanaman akar dewa sangat dicari oleh para pendekar untuk meningkatkan tingkatan kultivasi mereka. "Aku yakin paman memiliki tanaman akar dewa itu?" kata Lin Jiang."Dasar bocah sialan, kau akan buat paman kehilangan harta paman yang paling berharga," kata Hon Jiang.Namun tidak terlihat di wajahnya akan kehilangan hartanya itu. Malah ia yakin benda itu akan digunakan oleh Lin Jiang sebaik mungkin.Dia segera membuka laci salah satu lemari, dan mengeluarkan semua tanaman obat langka yang ia miliki, dan tunjukkan pada Lin Jiang."Ambil apa saja yang kau inginkan, keponakanku?
Bersama dengan pengawal keluarga Mu, Lin Jiang memasuki rumah besar yang jadi salah satu rumah besar di kota Linjiang.Dahulu, Lin Jiang pernah masuk ke rumah itu, namun itu sudah sangat lama sekali, kala itu, keluarga Mu meminta agar keluarga Jiang menjalin hubungan dengan mereka. Namun, waktu itu tuan Jiang, lebih memilih menjalin ikatan dengan keluarga Qu, yaitu menunangkan Lin Jiang dengan Mai Qu, meskipun pada akhirnya hubungan itu kandas.Saat Lin Jiang masuk ke dalam pekarangan rumah keluarga Mu, wajah kepala keluarga itu, We Mu berubah warna. Ia tak percaya kalau yang membantu putrinya, Hua Mu, adalah Lin Jiang, orang yang beberapa hari yang lalu ia tolak keinginannya."Pertemuan yang tak terduga ya, tuan Mu!" kata Lin Jiang.We Mu tak tahu harus bicara apa, yang jelas ia ingin Lin Jiang membantu putrinya sembuh dari penyakitnya."Bagaimana kalau kita masuk ke dalam, tuan Xhen?" kata tuan Mu."Boleh!" kata Lin Jiang.We Mu dengan menahan rasa malu membawa Lin Jiang untuk masu
"Itu sangat sulit!" kata Lin Jiang."Itu memang sangat sulit, jika kau hanya jatuhkan keluarga Qu, maka akan ada pengganti mereka yang akan jadi perwakilan organisasi Sutra di kota ini!" jelas tuan Mu. "Kau benar, namun aku hanya ingin keluarga Qu hancur. Aku sangat inginkan itu!" kata Lin Jiang."Tidak semudah itu, asal kau tahu, keluarga itu memiliki pelindung, dia adalah salah satu kepercayaan organisasi Sutra, Dun Da, namanya!" kata tuan Mu. "Dun Da?" ucap Lin Jiang."Iya, selama Dun Da, masih melindungi keluarga Qu, maka kau tidak akan bisa berbuat apa-apa!" Lin Jiang mendapatkan informasi yang lain, dan kali ini mengenai seseorang yang memiliki kemampuan cukup baik, yang mana Lin Jiang belum tahu tingkatan kemampuan dari orang yang bernama Dun Da itu."Aku harus selidiki kemampuan orang itu?" ucap Lin Jiang."Kalau tidak salah, yang pernah aku dengar, dia sudah mencapai tingkatan kependekaran yang cukup tinggi, dia sudah mencapai tingkat pendekar surgawi tahap lima!" kata tua
Lin Jiang memang sengaja tinggalkan mayat Mi Ba di dalam hutan agar anggota organisasi Sutra menemukan mayatnya. Itu Lin Jiang harap akan membuat sedikit kegemparan di kalangan anggota organisasi itu.Namun nyatanya, sampai beberapa hari ini, tidak ada yang terdengar sedikitpun tentang kematian Mi Ba. Hal itu membuat Lin Jiang heran."Apa mereka belum temukan mayat, Mi Ba?" tanya Lin Jiang pada dirinya sendiri.Jika ada kegemparan di kalangan organisasi sutra, maka Lin Jiang akan mudah untuk lakukan semua yang ia rencanakan, yaitu untuk mengawasi dan mengetahui segala hal tentang keluarga Qu."Sepertinya apa yang dikatakan tuan Mu benar juga, jika aku habisi keluarga Qu, pasti akan ada yang gantikan mereka sebagai penguasa baru dan perwakilan organisasi Sutra di kota ini!" gumam Lin Jiang. "Tidak, yang harus aku lakukan sudah pasti, aku akan hancurkan Keluarga Qu, mereka tidak boleh hidup enak di kota ini, dan yang pertama akan mati adalah Run Qu, aku akan buat pewaris keluarga Qu it
Selama beberapa hari, Lin Jiang terus awasi pergerakan dari Run Qu, dan akhirnya ia tahu kalau Run Qu memilih untuk datangi sebuah rumah bordil, dan itu hampir tiap malam. "Ternyata dia begitu bejat," ucap Lin Jiang.Huppppp!!Lin Jiang yang sudah tahu posisi dari keberadaan Run Qu, melompat dan mendarat di atap rumah bordil dimana Run Qu berada. Dia berada tepat di atas kamar lelaki muda itu. Diam-diam Lin Jiang melepaskan aura membunuh yang sangat kuat, dan itu cukup untuk menekan Run Qu, dan gadis yang tidur bersamanya di dalam kamar itu. Setelah tak merasakan lagi akan adanya ketenangan pada Run Qu, Lin Jiang yakin kalau pemuda itu sudah tak sadarkan.Huppppp!!Lin Jiang melompat, dan masuk ke dalam kamar itu, yang mana Run Qu masih telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. "Dasar pecundang," ucap Lin Jiang.Tukkkkkk!!Lin Jiang menotok Run Qu, dan setelah itu dengan satu gerakan yang sangat cepat, Lin Jiang melesat menuju ke arah hutan. Brukkkkkk!Lin Jiang lempa
Tuan besar Qu berlari cepat ke arah hutan. Ia tak perduli pada pandangan semua orang yang melihat ia berlari seperti kesetanan."Run Qu!" teriak tuan besar Qu saat melihat mayat putranya tergantung di dahan pohon.Dia memeluk kaki putranya, dan menangis dengan air mata yang membasahi seluruh wajahnya."Apa yang kalian tunggu, segera turunkan mayatnya!" teriak tuan besar Qu.Pengawal keluarga Qu segera lakukan perintah itu, dan menurunkan mayat Run Qu, dan pada saat itulah tuan besar Qu melihat tulisan di tanah. "Semua ini gara-gara perempuan itu," desis tuan besar Qu.Mayat tuan muda Qu, dibalut dengan kain hitam, dan digotong oleh pengawal menuju ke rumah keluarga Qu di kota Linjiang. Jelas kita langsung gempar, itu karena kabar itu menyebar dengan cepat, menyebar karena kabar bunuh diri yang dilakukan oleh tuan muda dari keluarga nomor satu di kota linjiang itu.Tetua Dun Da berdiri di dekat mayat tuan muda Qu yang dibaringkan di tengah ruangan tamu. Ia mengawasi dari dekat, dan
Tak perduli akan pandangan semua orang, lima pengawal keluarga Qu menyeret tubuh Cun Su di jalanan kota hingga mereka tiba di belakang rumah keluarga Qu. Di belakang rumah itu, ada sebuah ruangan kecil yang mana ruangan itu cukup sempit untuk dimasuki oleh lima orang atau lebih. Brukkk!Tubuh Cun Su didorong hingga terjerembab masuk ke dalam ruangan itu, dan pintu ruangan itu dikunci dari luar."Mari kita laporkan pada tetua Dun Da!" kata satu pengawal.Pengawal yang lain angguk kepala, dan segera temui tetua Dun Da laporkan kalau mereka sudah membawa gadis itu dan tempatkan di bagian belakang rumah keluarga Qu.Tetua Dun Da segera menuju ke bagian belakang rumah keluarga Qu, dan masuk ke dalam ruangan itu yang mana Cun Su sudah menunggu disana dengan wajah yang ketakutan.Tetua Dun Da tersenyum jahat saat melihat wajah cantik Cun Su. Dia langsung tertarik pada gadis itu, apalagi tubuhnya yang putih mulus tanpa noda, itu membuatnya tak mampu menahan diri untuk tak menyentuh tubuh ga
Tanpa sepengetahuan oleh tetua Dun Da, sebenarnya Lin Jiang tak jauh dari dia berada.Hanya saja, Lin Jiang menahan napas, menekan seluruh ilmu memanipulasi kemampuan hingga keberadaan dirinya tak dirasakan lagi oleh tetua Dun Da.Begitu tetua Dun Da pergi jauh, Lin Jiang melepaskan napas lega, dan hanya mengintip dari balik dedaunan, dimana ia sembunyi."Untuk saat ini ia terlalu kuat bagiku, aku memang harus secepatnya meningkatkan kemampuan ku," ucap Lin Jiang.Lin Jiang pun memutari hutan, dan pulang ke rumahnya, setelah itu ganti pakaian, dan memutuskan untuk menuju rumah keluarga Qu, semua itu agar kecurigaan padanya hilang. Saat Lin Jiang tiba di rumah kediaman keluarga Qu, orang-orang sudah ramai di rumah itu, dan Lin Jiang merasa tidak nyaman dengan keramaian itu. "Tuan muda Xhen!" ucap satu suara dari belakang Lin Jiang.Lin Jiang menoleh dan yang bicara itu adalah tuan Mu, salah satu orang kaya di kota itu."Aku tak mengira kalau kau akan datang kemari tuan Xhen!" kata Tu
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.