Suasana pagi yang sejuk di Kota Tua, di kawasan pegunungan mempesona. Fang Lin dan Sun Long, gurunya.Keduanya berjalan dengan santai menuju tebing Hinakara, tempat yang dikenal sebagai sumber daya spiritual yang kuat. Mereka berharap bisa mendapatkan inspirasi baru untuk mengasah keterampilan Fang Lin dalam kultivasi.Namun, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah pasar. Tanpa pikir panjang, Fang Lin dan Sun Long bergegas menuju sana dan melihat sebuah adegan yang mengerikan. Seorang iblis bertubuh besar dengan kulit merah dan tanduk di kepalanya sedang menyerang warga dan menghancurkan pasar."Kita harus bertindak cepat, Fang Lin!" seru Sun Long sambil mempersiapkan diri untuk bertarung."Siap, Master!" jawab Fang Lin sambil mengeluarkan pedangnya.Mereka berdua segera melompat ke tengah kerumunan dan melawan iblis itu. Sun Long menggunakan kekuatannya untuk menghindari serangan iblis dan meluncurkan serangan balik yang tajam dengan sumpitnya. Sementara itu, Fang Lin bergerak d
Fang Lin masih berdiri di depan gurunya.Menatap mata lelaki paruh baya itu dengan ekspresi serius. Pikirannya berpacu ketika dia mencoba memahami mengapa gurunya ingin mengajarinya teknik tertentu.Setelah hening sejenak, Sun Long berbicara, "Fang Lin, teknik ini adalah sesuatu yang hanya bisa kamu kuasai. Aku percaya pada kemampuanmu dan aku yakin kamu mampu mencapai hal-hal hebat dengannya."Fang Lin ragu-ragu sejenak, tidak yakin pada dirinya sendiri."Tapi Master, aku tidak ingin mengecewakan Anda di masa depan. Saya tahu keterampilanku dalam pertempuran sangatlah kurang, terutama dengan ilmu pedangku yang biasa-biasa saja."Sun Long tersenyum meyakinkan. "Fang Lin, aku melihat kemampuan dan potensi besar yang ada pada dirimu. Percayalah, aku tidak sembarang memilih orang untuk kuangkat sebagai muridku."Fang Lin mempertimbangkan kata-kata gurunya dengan hati-hati. Dengan napas dalam-dalam, Fang Lin membuat keputusan. "Baiklah, Master. Aku akan melakukan yan g terbaik untuk memp
Langkah kaki yang terdengar berirama memenuhi koridor saat seorang pria memasuki ruang master Sun Long. Dalam tangannya, ia memegang erat sebuah pedang, menunjukkan kesiapannya yang tak tergoyahkan. Ketika ia semakin mendekati pintu ruang Sun Long, denyut jantungnya tiba-tiba semakin cepat, mencerminkan kegugupan yang melanda.Malam ini, suasana sunyi menghampiri, hanya terdengar suara lembut jangkrik dan gemericik air terjun yang mengalir di balik gedung Akademi Tianlong.Pintu terbuka perlahan, dan pemuda tersebut menemukan pamannya, Sun Long, berada di dalam ruangan.Sun Long menatap Liu Yang dengan tatapan dingin yang membuat nyali pemuda itu menciut. Seperti biasa, Sun Long selalu disalahpahami oleh orang-orang di sekitarnya."Sudah beberapa hari kamu berada di sini, Liu Yang, dan mengapa baru sekarang kamu menemuiku?" suara Sun Long terdengar dingin dan tajam.Liu Yang, dengan senyum penuh sopan, menunjukkan deretan gigi putihnya sambil menjawab, "Maaf, paman. Aku lupa untuk men
Dalam keheningan kamarnya di asrama siswa Akademi Tianlong, Fang Lin duduk dengan tegap di depan meja belajarnya. Wajahnya yang tampan memancarkan keanggunan yang mempesona. Kulitnya yang halus terawat terlihat sempurna, dengan cahaya lembut yang memancar dari lampu meja yang menyoroti fitur-fitur wajahnya yang tegas. Namun, di balik pesonanya yang tak tergoyahkan, terdapat ambisi yang berkobar-kobar dalam hati Fang Lin. Setiap gerakan matanya saat melahap kata-kata dalam buku tersebut mengungkapkan tekad dan kehausan yang tak terbendung. Ekspresi konsentrasi dan penuh dedikasi mengiringi setiap belaian jarinya di atas halaman-halaman buku yang penuh dengan pengetahuan terlarang. Dia merasakan keinginan yang tak terpenuhi, haus akan kekuatan yang mampu mengubah takdirnya. Dalam keheningan itu, suara geraman halus terdengar dari bibir Fang Lin, menyiratkan kepuasan yang dalam. Namun, di balik puasannya, tersembunyi kegelisahan yang tak pernah padam. Ambisinya yang tak tertandingi me
Di ruang pelatihan akademi, Liu Yang dan Huang Xia duduk di meja yang sama, menatap dengan penuh nafsu sepiring makanan lezat yang baru saja tiba. Aroma wangi menggoda dari hidangan tersebut membuat perut keduanya bergemuruh.Liu Yang menjilat bibirnya dengan penuh keinginan. "Wah, makanan ini terlihat sungguh menggugah selera. Aku tidak sabar untuk mencicipinya."Huang Xia melirik dengan mata tajam. "Jangan berharap bisa mendapatkan semuanya, Liu Yang. Bagian ini adalah milikku.""Ah, kamu selalu ingin mendapatkan bagian terbaik," sahut Liu Yang dengan nada mengejek. "Kita berbagi, jangan pelit."Tanpa ragu, mereka berdua langsung memulai pertempuran tak langsung dengan garpu mereka. Mereka saling berebut, mencoba menyambar hidangan tersebut secepat mungkin.Namun, takdir memutuskan untuk mempermainkan mereka. Saat Liu Yang hampir berhasil mencapai hidangan tersebut, Huang Xia tanpa sengaja meluncurkan garpu dari tangannya. Garpu itu melintas dengan cepat di udara dan tepat mengenai
Tanpa peringatan, awan hitam mulai menyelimuti langit, memancarkan asap tebal yang bergulung-gulung. Angin kencang mengamuk, menggoyang-goyangkan pepohonan di sekitarnya. Dalam keadaan waspada, Sun Long memelototi sekeliling dengan penuh kewaspadaan."Sebuah segerombolan iblis sepertinya sedang berburu manusia lagi. Mereka tidak pernah berhenti," bisik Sun Long dengan nada muram.Kenyataannya membenarkan kata-kata Sun Long, karena segerombolan iblis dengan serentak muncul di hadapan mereka. Para iblis itu menatap Fang Lin dengan nafsu yang terangkat, seakan ingin melahap darah manusia yang menjadi sumber energi mereka.Bentuk iblis yang muncul di depan mereka sangatlah mengerikan dan menjijikkan. Mereka memiliki tubuh yang terdistorsi, terbungkus oleh kulit berwarna hitam pekat yang terlihat seperti batu bara yang terbakar. Taring tajam dan gigi-gigi berderet rapi mengintai di antara bibir mereka yang menganga. Mata iblis itu terlihat menyala dengan api biru yang melintas-lintas, mema
"Tampaknya kamu memiliki seorang murid baru, Sun Long," kata Aeste saat dia tiba. Suara-suara iblis yang sebelumnya menggema seketika menghilang. Aeste, seorang perempuan iblis yang jahat dan memimpin kekuasaan iblis, hadir dengan penuh karisma.Cahaya roh berwarna hitam dan merah melingkari tubuh manusiawi Aeste, meskipun wujud aslinya sangatlah tidak manusiawi."Terdapat tanda tiga bintang di dahinya, menandakan pengaruh yang kuat. Ini disebut level Myler's, yang membuktikan keberadaannya sebagaimana tercatat dalam buku rahasia," batin Fang Lin sambil terus memperhatikan Aeste yang mendaratkan kakinya di tanah. Sebuah senyuman manis meluncur dari bibir indah Aeste. Dia mengenakan jubah wanita berwarna orange terang dengan garis merah di pinggangnya. Penampilannya sangat menipu dengan kedok kecantikan yang menarik, padahal itu hanyalah trik licik yang sangat mahir."Dengan segala hormat, Aeste, kunjunganmu kali ini pasti memiliki motif yang kurang jelas," tanya Sun Long dengan wajah
Di dalam kerajaan iblis yang gelap dan misterius, terdapat sebuah istana megah yang menjadi markas bagi Jenderal Aeste Nucia. Aeste, seorang pemimpin yang tegas dan cerdas, dikenal sebagai salah satu jenderal terkuat dalam dunia iblis. Dengan kekuatan dan kebijaksanaannya, ia berhasil mempertahankan kedaulatan kerajaannya dari berbagai ancaman yang mengintai.Hari ini, Aeste duduk di ruang pribadinya yang luas, yang penuh dengan artefak-arteaktak berharga dan lukisan-lukisan yang menggambarkan sejarah kelam kerajaan iblis. Di sampingnya, berdiri Yesaya, pengawal pribadi setia yang selalu siap menjaga keselamatan Jenderal Aeste.Dalam obrolan santai mereka, Aeste memulai pembicaraan tentang seorang murid bernama Fang Lin.Di ruang pribadi Aeste, suasana berubah menjadi serius saat Aeste dan Yesaya membicarakan Fang Lin. Aeste tampak tegas dalam kata-katanya, menunjukkan kekhawatiran yang mendalam."Yesaya, Fang Lin adalah ancaman yang harus kita perhatikan dengan serius," kata Aeste de