Home / Romansa / Patah / 39, Pertanyaan Tanpa Jawaban

Share

39, Pertanyaan Tanpa Jawaban

KESUNYIAN yang sesaat itu tak berlangsung lama. Dering ponsel memecahkan sepi sesaat tadi. Ponsel Manggala.

Wiguna.

Cuma itu nama yang terbaca di layar.

Tapi Manggala hanya melirik ponselnya saja. Sinis. Wajahnya semakin mengeras. Akhirnya setelah helaan napas dia menyambar lalu mengetuk layar ponselnya.

“Ya, Pa.”

“Kamu ingat ini tahun keberapa?”

“Ingat, Pa.”

So?”

“Saya juga ingat kalau ini hari libur.”

Sambungan terputus, dia melempar ponselnya. Nyaris mengenai Nayara.

Tiba-tiba suasana yang tadi cair berubah menjadi sangat kaku dan beku. Nayara tidak berani membuka pembicaraan. Kembali, dia hanya menunggu aksi sebelum bereaksi. Ketika Manggala berdiri, dia berusaha untuk tidak ikut berdiri.

Sorry, gue ngudud bentar.” Manggala pergi tanpa melihat ke arah Nayara. Di perjalanan menuju balkon dia menyambar bungkus rokok, botol minuman, dan gelas.

Sepertinya ini akan menj

Sandra Setiawan

Aih... sudah mulai bermain api nih. Gimana kalau nge-date sambil menyesap brotowali. #eh. Antimainstream. Kata saya mah Manggala nggak mau ngakuin aja perasaannya. Tapi... bisa juga dia nggak mau ngaku karena nggak tau. Ini hal yang baru buat dia. Ya sudahlah, biar Manggala dan Nayara makin mendekat. yang baca merapat aja dengan komen, like, love, subs. adn follows. Ditunggu ya.... Thx & happy reading [MInggu, 3 Oktober 2021}

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status