Share

Bab 28 - Keheningan Mencekam

Dua panekuk yang masih mengepulkan uap telah terhidang di meja. Axel dengan santai mulai menyiram sirup maple ke atas hidangannya.

"Ayo makan, nanti dingin." Axel mengacungkan pisau makannya ke arah Aria dengan tatapan penuh intimidasi.

Aria memandangi panekuknya setengah hati. Ia tak terbiasa sarapan berat. Gadis itu sering hanya menghabiskan segelas susu, atau setangkup roti mungil di waktu pagi. Namun, membuang makanan jelas bukan bagian dari gaya hidupnya. Aria pun mengatupkan tangan dan mulai berdoa.

Saat itu, Axel terpana melihat bagaimana Aria begitu khusyuk mengucapkan doa pada Sang Maha Pemberi Rezeki. Ah, berdoa. Kapan terakhir kali dia melakukannya? Ia hampir tak bisa mengingat. Mom dan Dad rajin berdoa dan acap kali mengajaknya ke gereja. Namun, dia selalu tak peduli. Pemuda itu merasa, kedua orang tuanya hanya berpura-pura beriman demi status sosial.

Tak berapa lama, Axel lebih dulu menyelesaikan makannya. Beberapa potong penekuk tersisa di a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status