Share

16

Author: Mae_jer
last update Last Updated: 2023-05-19 05:48:43

Karena tidak tahan lagi dan sudah merasa kecapean, Ainsley pamit pergi duluan kepada kedua orang tuanya sesaat setelah para sahabatnya pergi. Lagipula kamar pengantin hanya di hotel itu. Ia tidak perlu bilang ke Austin karena ia melihat lelaki itu sibuk berbincang-bincang dengan beberapa tamunya. Ainsley tidak mau mengganggu. Apalagi ia tahu Austin pasti tidak akan membiarkannya pergi lebih dulu. Jadi lebih baik menggunakan kesempatan di saat pria itu sedang sibuk.

Ainsley memasuki kamar pengantin dan langsung berganti pakaian dengan gaun tidur warna putih

miliknya. Ia lalu duduk dengan ragu di atas ranjang. Dalam hati ia berpikir untuk mengunci kamar biar Austin tidak bisa masuk atau tidak. Tapi...

Austin pasti akan marah besar kalau sampai dia melakukannya. Namun ia juga takut. Bagaimana kalau pria itu langsung meminta jatah malam pertama padanya. Ainsley belum siap. Ia takut.

"Atau aku kunci saja pintunya?" ujar gadis itu pada dirinya sendiri. Ia masih berpikir ragu-ragu. Telunjukn
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pasangan Romantis   17

    Pagi-pagi sekali Austin dan Ainsley sudah berada di bandara Soekarno Hatta. Papa dan mama Ainsley akan berangkat ke Singapura hari ini. Tentu saja sebagai anak Ainsley ingin ikut mengantar kepergian sang papa.Sebenarnya Ainsley sudah menolak dengan halus saat Austin mau mengantarnya. Dengan alasan sebagai bos perusahaan besar lelaki itu pasti sibuk. Sayangnya Austin bersikeras mau mengantarnya. Kalau masalah pekerjaan katanya gampang. Bisa dia atur. Hasilnya, Ainsley tidak bisa menolak alasan pria yang mau ikut bersamanya itu."Mereka sudah datang."papa Ainsley yang tengah berdiri di sebelah Deisy mengalihkan pandangannya ke putri kandungnya yang datang bersama menantunya. Deisy ikut menatap mereka.Pandangan Deisy bertemu dengan Ainsley. Dari kemarin ia sedang tidak ingin melihat gadis itu. Karena ia masih tidak terima Ainsley menikah dengan Austin. Sekarang status gadis itu berubah. Dan ia punya suami dengan latar belakang yang kuat seperti Austin, yang membuat banyak perempuan iri

    Last Updated : 2023-05-20
  • Pasangan Romantis   19

    "Gimana, gimana? Ceritakan pengalamanmu menjadi istri Austin!" seru Fina antusias. Mereka sekarang berada di kantin kampus.Ainsley memutar bola matanya malas. Apa yang mau di ceritakan coba."Bagaimana malam pertama kalian? Enak nggak? Pasti kamu ketagihan kan." timpal Dara sambil menyenggol bahu Ainsley dengan tatapan menggoda. Ainsley hampir tersedak mendengarnya. Astaga, memangnya mereka tidak ada pembicaraan lain apa selain hal-hal yang berbau dewasa begitu."Bisa tidak kita bahas yang lain saja?" tawar Ainsley. Ia sedang tidak mau membahas kehidupan pernikahannya. Apalagi hal-hal pribadi seperti itu. Lagipula tidak ada yang terjadi antara dirinya dan Austin. Ia akui Austin cukup setia memenuhi janjinya untuk tidak menyentuh gadis itu dulu. Meski dua malam ini mereka tidur sekamar, Austin tetap bisa menahan diri. Hanya saja, Ainsley tidak tahu sampai kapan pria itu akan bertahan. Dan kapan dirinya benar-benar siap di sentuh oleh lelaki itu. Tidak mungkin dirinya menghindar terus.

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pasangan Romantis   20

    "Kenapa menelponku?" Ainsley bertanya dengan nada cukup ketus. Bukannya Austin sudah berjanji tidak akan mengganggunya kalau dirinya sedang di kampus? Dasar suami menyebalkan. Tapi sebenarnya secara kebetulan lelaki itu menelpon di waktu yang tepat. Ia jadi punya alasan untuk menghindar dari Alfa. Entah kenapa sekarang Ainsley merasa sangat canggung bicara dengan seniornya itu."Kau di mana?" tanya Austin di telpon.Ainsley memutar bola matanya malas. Pertanyaan yang tidak penting. Pria itu jelas tahu dirinya ada di kampus."Menurutmu?" terdengar gelak tawa Austin dari seberang."Maksudku di kampus bagian mana?"pertanyaan itu langsung membuat Ainsley refleks memandang kiri-kanan muka belakang. Jangan-jangan Austin sekarang berada di kampus dan tengah mengamati gerak-geriknya lagi. Kalau benar, awas saja."Jangan bilang kau sedang mencariku sayang." gumam Austin lagi karena cukup lama Ainsley tidak menjawabnya."Kau mengikutiku ke kampus?" tanya Ainsley. Lagi-lagi ia mendengar suara g

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pasangan Romantis   18

    Di ruang depan, mereka melewati sebuah cermin besar. Ainsley melirik bayangannya dan kaget sendiri melihat penampilannya yang kusut. Memangnya apa yang ia lakukan sampai penampilannya cepat sekali berubah. Padahal mereka bahkan belum sampai sehari keluar dari rumah. Ralat, hotel."Kenapa kau tidak bilang tadi kalau gayaku kusut begini?" celoteh Ainsley yang kini duduk di sebuah sofa besar ruangan tengah sambil merapikan rambutnya yang berantakan.Austin terkekeh. Ia memberikan segelas air yang di ambilnya dari dapur tadi ke Ainsley. Gadis itu mengambil dan meminumnya sambil terus menatap Austin yang sekarang duduk di depannya."Kau tetap cantik di mataku." kata pria itu. Tangannya lalu terangkat merapikan rambut Ainsley.Ainsley mendengus pelan. Ciri-ciri pria playboy di matanya yah seperti Austin ini."Berapa banyak wanita yang sudah kau rayu?" entah kenapa pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Ia ingin tahu.Austin menghentikan kegiatannya dan menatap sang istri."Aku tid

    Last Updated : 2023-05-21
  • Pasangan Romantis   21

    Sepulang kampus, Ainsley duduk di ruang tengah rumah Austin yang menghadap langsung ke kolam berenang. Ia melihat-lihat ke sekelilingnya. Ruangan ini begitu besar. Bahkan semua ruangan yang ada di rumah ini besar-besar semua. Gadis itu jadi merinding.Menurut Ainsley rumah kalau terlalu besar itu malah rasanya jadi angker. Itulah sebabnya kenapa dirinya tidak menyukai rumah besar. Tapi apa boleh buat, ia harus rela tinggal di rumah ini sekarang.Samar-samar Ainsley mendengar ada suara langkah kaki yang masuk ke ruangan itu. Karena pikiran negatif tentang rumah angker gadis itu jadi tidak berpikir panjang. Ia langsung menutup matanya kuat-kuat."Argh...!"Ainsley berteriak keras ketika Austin berhenti tepat didepannya dan memegangi bahunya. Tangannya memukul-mukul ke udara.Austin sendiri merasa heran apa yang terjadi dengan gadis itu."Ainsley, ini aku." gumam Austin namun sepertinya Ainsley belum sadar sama sekali. Austin menarik napas pelan lalu kembali memegangi bahu Ainsley kuat.

    Last Updated : 2023-05-22
  • Pasangan Romantis   22

    Ainsley berjalan menuju ruangan kelasnya sambil bersiul-siul. Hari ini suasana hatinya membaik. Bagaimana tidak, ia tidak perlu khawatir karena selama satu bulan kedepannya Austin sudah berjanji tidak akan menyentuhnya. Bahkan semalam pria itu lebih memilih tidur di sofa."Kau kemana saja kemarin?" tanya Dara pada Ainsley yang kini duduk di sebelahnya."Pulang." jawab Ainsley seadanya. Ia memang langsung pulang setelah dari kantin kemarin."Kau tahu Alfa mencarimu?"kali ini Ainsley fokus menatap Dara. Alfa mencarinya? Masih mencarinya? Kenapa?"Kenapa?" tanyanya tanpa sadar. Dara mengangkat bahunya cuek."Sepertinya dia ingin bertanya tentang pernikahanmu." katanya acuh tak acuh.Di antara ketiga sahabatnya, yang paling banyak tahu rahasia Ainsley adalah Dara. Bisa dibilang Dara yang paling dekat dengannya. Ada rahasia-rahasia yang hanya bisa di ceritakan Ainsley pada Dara karena gadis itu pintar menyimpan rahasia. Termasuk dengan dirinya yang menyukai diam-diam Alfa dulu."Jawab aku

    Last Updated : 2023-05-22
  • Pasangan Romantis   23

    Kira-kira jam dua belas siang Austin menelpon Ainsley. Sebenarnya Ainsley bosan mengangkatnya. Tapi ia tidak mau membuat pria itu marah dan membatalkan janjinya semalam. Dia yang rugi nantinya.Austin mengajak Ainsley makan siang bersama. Awalnya gadis itu mau mencari alasan untuk menolak. Namun sekali lagi, gadis itu tidak mau membuat Austin marah. Ia memilih menurut saja.Akhirnya disinilah mereka sekarang, di sebuah restoran mahal yang berada tak jauh dari kantor Austin.Mereka tidak hanya berdua. Ada perempuan lain yang dulu memperkenalkan dirinya sebagai sekretaris Austin, juga seorang wanita yang lebih tua beberapa tahun darinya. Tentu saja ia tidak kenal wanita itu."Kakak ini pacarmu?" tanya Ainsley dengan tiba-tiba. Narrel langsung terbatuk-batuk mendengar pertanyaan itu. Sedang gadis yang duduk di sebelahnya tetap mempertahankan wajah datarnya. Meski dalam hati ia merasa malu.Iren memang selalu begitu. Kalau ada pembicaraan tentang dirinya yang membuatnya malu, ia akan teta

    Last Updated : 2023-05-23
  • Pasangan Romantis   24

    Ainsley bangun pagi-pagi. Ia mandi dan bersiap-siap. Hari ini ia berencana ke rumahnya dulu sebelum ke kampus.Pandangan Ainsley jatuh ke Austin yang masih terlelap. Sepertinya pria itu kelelahan. Biasanya Austin yang bangun duluan dan jam delapan sudah berangkat kantor. Tapi hari ini tidak.Awalnya Ainsley mengangkat bahu tidak peduli. Tapi ketika melirik jam tangan, ia jadi merasa bimbang. Hampir jam delapan. Haruskah ia membangunkan Austin? Tapi pria itu adalah bos perusahaan. Terserah dia mau datang jam berapa, menurut Ainsley."Ah, bangunkan saja." decak Ainsley mengambil keputusan. Ia melangkahkan kakinya ke sofa yang di tiduri Austin.Ainsley lalu mengulurkan tangannya menggoyang-goyangkan badan Austin."Austin, Austin bangun. Sekarang sudah jam delapan. Memangnya kau tidak masuk kantor?"cukup lama Ainsley menggoyang-goyangkan badan Austin sampai pria itu terbangun.Austin mengucek-ngucek matanya. Masih belum sadar betul. Ainsley yang melihat langsung menyimpulkan lagi kalau p

    Last Updated : 2023-05-23

Latest chapter

  • Pasangan Romantis   44

    "Dia kenapa?"Narrel berjalan cepat pada Austin yang masuk ke dalam Villa dengan menggendong Ainsley. Pria itu menatap penampilan keduanya yang basah dan kotor dengan lumpur."Jatuh di air," sahut Austin terus melanjutkan langkah menuju kamar. Narrel hanya termangu melihat mereka sampai keduanya menghilang dari hadapannya.Ada-ada saja. Pikir Narrel. Apa yang mereka lakukan sampai jatuh ke dalam air. Jangan bilang kalau mereka berdebat lagi. Lelaki itu menggeleng tidak habis pikir."Tuan Austin dan istrinya kenapa?"pandangan Narrel berpindah pada Iren yang sudah berdiri di belakangnya. Entah muncul darimana. Bukannya wanita itu tadi ada di taman belakang, lagi sibuk menyiapkan perayaan ulang tahun kecil-kecilan untuk pacarnya bersama yang lain."Jatuh di air katanya," sahut Narrel."Persiapan buat nanti malam sudah selesai?" tanya pria itu. Iren menggeleng."Hampir," jawabnya."Anda istirahat dulu saja, tua

  • Pasangan Romantis   43

    Entah sudah berapa lama mereka di atas perahu. Ainsley mulai merasa panas tak karuan. Ia mengelap kening dengan saputangan milik Austin. "Aku bisa mendayung ke tepi sungai yang teduh. Kau mau?" tawar Austin. Ainsley mengangguk. Ia memang merasa kepanasan karena berada langsung di bawah matahari. Angin yang bertiup tadi mulai berkurang jadi tidak mampu menghadang matahari terik untuknya. "Apa yang kau suka ketika naik perahu?" tanya Austin sambil mengangkat dayung dari air dan membiarkan mereka meluncur ke bawah bayang-bayang teduh. "Aku tak tahu, hanya suka saja." sahut Ainsley mengangkat bahu. Tangannya menelusuri permukaan air dan melirik Austin lagi. "Kau tidak kepanasan dengan setelanmu itu?" tanyanya. Austin melirik sebentar penampilannya yang memakai kemeja panjang biru dan menatap Ainsley. "Bukannya kau yang menyiapkan pakaian ini untukku?" katanya dengan senyum menggoda.

  • Pasangan Romantis   42

    Narrel mengetuk pintu kamar Austin dan Ainsley. Ia tidak tahu keduanya sedang berbuat apa didalam sana. Kalau pun mereka sedang melakukan sesuatu yang berbau-bau dewasa Narrel akan tetap mengetuk. Meski ia tidak yakin mereka sedang melakukan apa yang dia pikirkan itu di siang hari begini.Ketika pintu terbuka, yang pertama kali dilihat Narrel adalah Ainsley. Ia menatap kedalam kamar tapi tidak melihat Austin."Kemana Austin?" tanyanya."Lagi mandi." jawab Ainsley."Kau perlu sesuatu?" gadis itu balik bertanya. Narrel tersenyum tipis."Aku hanya ingin bilang kalau kalian bersedia aku ingin mengajak kalian naik perahu." ucap pria itu.Ainsley tampak tertarik. Sudah lama dia tidak naik perahu."Baiklah. Aku akan bilang ke Austin nanti." katanya kemudian. Setelah itu Narrel berbalik pergi dan Ainsley kembali mengunci pintu."Siapa?"Ainsley berbalik menatap Austin yang kini berdiri hanya dengan handuk yang

  • Pasangan Romantis   41

    Ainsley turun dari mobil. Mereka sudah sampai. Perjalanan yang mereka tempuh dari Jakarta sampai Bogor kira-kira dua jam setengah. Hanya Austin dan Ainsley berdua dalam mobil. Austin yang menyetir pastinya.Austin sengaja menyetir sendiri hari ini karena seperti yang di katakan oleh Narrel kemarin kalau kemungkinan mereka akan menginap. Pria itu tidak mau merepotkan sopirnya. Ia juga ingin berdua saja di mobil dengan Ainsley.Ketika mereka sampai di Vila, Narrel, Iren dan yang lain belum terlihat sama sekali. Kelihatannya mereka memang belum ada. Meski begitu, penjaga Vila sudah mengenal Austin jadi mudah saja bagi keduanya masuk ke dalam.Ainsley memandang ke sekeliling. Vila itu berada di tempat yang cukup terpencil dekat hutan. Berada di sini suasananya beneran terasa super sunyi.Ainsley pernah datang ke tempat seperti ini sebelumnya tapi tidak semewah tempat milik Narrel ini. Hanya suasananya yang mirip. Kalau malam hari kalau hanya sendirian, yang akan menemanimu hanyalah suara

  • Pasangan Romantis   40

    Setelah selesai makan siang bersama dan berbincang-bincang sambil membicarakan bisnis, Austin kembali ke kantor.Pria itu masuk ke ruang kerjanya dan menyandarkan tubuhnya ke sofa. Ia merasa sangat lelah. Bagaimana tidak lelah, habis rapat di kantor, ia makan dengan kakek Fu, menemani lelaki tua itu ngobrol. Belum lagi pria itu tambah bad mood karena melihat istrinya makan siang dengan pria lain selain dirinya."Kenapa lagi denganmu?"Suara itu sontak membuat Austin yang hampir ketiduran membuka matanya. Narrel sudah duduk di depannya. Austin menatap sekretarisnya itu yg tanpa bersemangat."Kau tahu, menyukai wanita hanya akan membuatmu merasa lelah." ucap Narrel lagi seolah tahu apa yang ada di pikiran Austin.Ia memang mengakui Ainsley yang bisa membuat sahabatnya itu menyukainya tanpa usaha keras seperti yang di lakukan wanita-wanita yang lain. Tapi kalau ia jadi Austin, ia tidak akan bersikeras mendapatkan gadis itu. Apalagi menikahinya. Belum tentu juga kan Ainsley gadis yang bai

  • Pasangan Romantis   39

    Mereka masuk ke restoran kecil yang sudah sering mereka datangi dulu, waktu keduanya masih sering bersama. Sebelum Alfa bertunangan.Mereka baru saja duduk di meja kosong ketika Ainsley mendengar ponselnya berbunyi. Ia menataplayar ponselnya. Austin yang menelpon. Kenapa pria itu menelpon?"Halo?""Kau di mana?""Tempat makan.""Dengan siapa?"Dalam kebingungan Ainsley menatap ponselnya, lalu menempelkannyakembali di telinga. Kenapa denganLaki-laki itu? Nada suaranya terdengar dingin tidak seperti tadi pagi. Dasar labil."Teman," jawab Ainsley berusaha menetralkan intonasinya. Ia tidak mau Alfa melihatnya berdebat dengan sih penelpon yang adalah suaminya sendiri itu.di ujung sana Austin mendengus kesal."Ada ada menelponku?" tanya Ainsley lagi. Sepi sebentar, lalu suara itu berkata dengan nada datar,"Hanya ingin bertanya saja," setelah berkata begitu telpon langsung terputus. Austin menutupnya sepihak. Tanpa pamit dan bilang-bilang dulu. Ainsley yang kesal sontak mematikan ponse

  • Pasangan Romantis   38

    Austin menuju dapur karena mendengar suara-suara ribut seperti ada yang memasak. Pelayan rumahnya biasanya datang jam tujuh untuk menyiapkan sarapan.Sekarang belum jam tujuh. Austin yakin sekali itu pasti Ainsley. Apa yang di lakukan gadis itu?"Kau bisa masak?"suara Austin yang berat membuat Ainsley hampir melompat. Ia kaget bukan main. Gadis itu menatap Austin yang tengah berdiri di ambang pintu masuk dapur dengan kesal. Ingin sekali ia melempar sendok sop di tangannya ke arah Austin yang sekarang malah menertawainya. Menyebalkan sekali."Kau membuatku kaget, tuan Austin." ucapnya ketus dengan kesal.Austin tertawa. Ia melanjutkan langkahnya ke dekat Ainsley berada."Aku tidak tahu kalau kau bisa masak," ucap pria itu. Matanya melirik ke panci kaldu di atas kompor.Sepertinya istrinya itu memasak sop. Sebuah senyuman tipis terpampang di wajah Austin. Apa Ainsley memasak untuknya? Kan dia semalam mabuk berat.Dulu sebelum menikah dengan Ainsley, ketika ia mabuk berat Narrel akan me

  • Pasangan Romantis   37

    Ainsley kembali ke kamar usai mengantar Narrel di depan. Rumah ini tidak ada pembantu kalau sudah malam begini. Mereka sudah pulang dan akan kembali di jam kerja besok. Hanya ada dua satpam yang berjaga di gerbang depan.Berbeda dengan rumah Austin di Hawaii yang memiliki banyak pelayannya. Mungkin karena rumah itu jarang di tinggali, hanya sesekali kalau Austin datang ke sana dengan urusan pekerjaan.Ainsley sendiri mau tak mau harus mengantar Narrel sampai depan karena ia juga harus mengunci pintu.Setelah semua pintu terkunci ia kembali ke kamar. Mengunci kamar itu juga dan melangkah ke dekat kasur. Menatap pria yang tidur di sana. Bau alkohol yang cukup kuat itu mengganggu Indra penciuman Ainsley. Ia menutup hidungnya sambil terus menatap Austin.Cukup lama Ainsley memandangi wajah Austin. Satu kata yang ada dalam benaknya, tampan. Sudah berkali-kali ia melihat Austin dari jarak dekat, tapi ia tetap mengagumi ketampanan pria itu. Entah apa yang di makannya hingga kulitnya sangat b

  • Pasangan Romantis   36

    Saat Narrel menawarkan minum pada Austin, pria itu tidak bilang apa-apa, hanya menunduk lesuh.Narrel menghela nafas. Dengan kondisi Austin sekarang ini, ia yakin pria itu butuh minum. Tanpa bertanya lagi Narrel membawa Austin di sebuah bar tak jauh dari kantor mereka.Austin minum banyak. Ia menghabiskan hampir enam botol red wine. Narrel sampai garuk-garuk kepala melihatnya. Ia sendiri tidak berencana untuk minum. Ia takut mabuk. Bagaimana caranya mengantar Austin coba kalau mereka sama-sama mabuk."Kau tahu, baru kali ini aku merasa frustasi karena seorang wanita," racau Austin dengan gaya mabuknya. Pria itu jarang mabuk, jadi Narrel merasa lucu.Ia tiba-tiba terpikir sebuah ide. Pria itu lalu merogoh ponsel di saku Austin, mencari kontak Ainsley kemudian menelpon gadis itu. Membiarkan Ainsley mendengar semua perkataan Austin. Ketika setelah menelpon, Narrel menarik Austin turun dari meja bar dan membawanya ke ruang kedap suara biar suaranya bisa kedengaran di telpon.Di seberang

DMCA.com Protection Status