Share

242

Penulis: Nainamira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Amel ... Tolong lepaskan aku. Jika tahu kamu masih hidup, mana mungkin aku berani seperti ini. please ... "

Adelia menatap Dhea dengan penuh permohonan. Adelia sangat ngeri dengan apa yang bisa wanita di hadapannya ini lakukan, dulu di sekolah ketika ada yang berani membuat konspirasi di belakangnya, wanita ini akan terus mengejarnya, hingga si pelaku di keluarkan dari sekolah.

"Aku mohon demi persahabatan kita. Dulu kamu gadis yang manis dan baik hati, yang selalu membantuku dalam keadaan apapun. Ibu tiriku yang jahat, dan ibu tirimu yang jahat selalu membuat kita terpuruk, tetapi kita berdua saling menguatkan dan saling melindungi. Ketika melihat Bram pertama di jakarta dulu, yang langsung terpikir adalah kamu. Aku ingin merawat lelaki yang kau pedulikan, agar kau tenang di alam sana."

Adelia tentu menyembunyikan sisi gelap Dhea yang sesungguhnya ketika menjadi Kamelia dulu. Dulu Kamelia itu di didik keras oleh kakeknya sang guru besar sekaligus seorang mantan jenderal TNI itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Dhani Kenza Mustafa
gimana jadinya apa Kamelia balikan sama Bram atau tidak kurang seru
goodnovel comment avatar
Anis Sumatari
bener kan tebakan diriku, viyatan yg buat bram buta, tp kamelia yg merawat bram
goodnovel comment avatar
Iis Biis
jangan2 Viyatan yg bikin Bram buta, jdi Kamelia yg merawat Bram.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   243

    Viyatan berdiri dengan memengang buket bunga Lily di tangan kirinya, tangan kanannya masuk ke kantong celana. Cahaya mentari di sore hari memantul di lapisan kaca dan memancarkan cahaya hingga. Lelaki itu terus menatap sebuah nama yang terukir di sana, Elisabeth Natasya. "Eli, lihat lah akibat dari perbuatanmu itu, adikku Kamelia yang menanggung semuanya. Sampai kematiannya tetap menyisakan kisah tragis. Apa semua yang kau lakukan itu berguna?" Suara lelaki itu hanya samar terbawa angin sore, udara terasa lelah walaupun masih meniupkan aroma bunga Kamboja. Lelaki itu meletakkan buket bunga Lily itu diatas papan nama, mengusap papan nama tersebut sebentar dan berdiri kembali. "Istirahatlah dengan damai. Mulai saat ini, aku akan meraih kehidupanku sendiri. Jangan lagi membayangi kehidupanku, karena aku juga berhak meraih kebahagiaan selagi masih diberi waktu oleh Tuhan." Dengan langkah perlahan, Viyatan melangkah meninggalkan peristirahatan terakhir umat manusia, dia menatap d

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   244

    "Bercerai? kapan kita bercerai?" "Apa maksudmu berkata seperti itu? bukankah kamu sudah membawa surat cerai yang harus kita datangi? di sana kamu juga sudah menandatanginya. Bukankah surat itu dibawa Adi ketika aku di dalam penjara, apakah kamu lupa?" tanya Dhea dengan wajah menyipit antara heran dan bingung. "Dhea, ternyata kamu memang selugu itu. Itu hanya surat perjanjian bercerai, tidak akan sah kalau tidak dibawa ke pengadilan dan disahkan dengan dikeluarkan akta cerai. apa kau menerima akta cerai? tidak kan? sampai saat ini, aku tidak pernah mengajukan surat itu ke pengadilan. Jadi sampai sekarang, kamu masih istriku yang sah, lagipula aku belum pernah mengucapkan kata talak padamu." speechless, Dhea mengerjakan matanya menatap lelaki di hadapannya dengan bingung, tidak tahu harus berkata apa. Selama ini dia sudah menganggap diantara mereka sudah tidak ada hubungan apapun lagi, ternyata mereka masih terikat suami istri yang sah. Apa dia sebodoh itu? hingga proses perceraia

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   245

    Dhea segera menoleh, pandangannya langsung tertuju meja rias. matanya sedikit melotot mana kala melihat kertas terlipat di dekat telepon manual. Kenapa dia tidak melihat ada kertas itu di sana dari tadi? Dhea beringsut dan mengambil lipatan kertas tersebut, benar. itu adalah tulisan Bram. 'Maaf, sayang ... Abang pergi sebentar, ada yang harus Abang bereskan. tunggu, Abang akan kembali lagi' Dhea berdecak sebal setelah membaca surat tersebut, kenapa dia tidak membaca surat itu dari tadi? sehingga perasaannya tidak perlu berantakan selama seharian ini. "Ternyata pesan dari Abang di sini!" dumel wanita itu. Bram hanya tersenyum menanggapinya. "Memangnya Abang sedang mengurus apa?" "Abang tengah membereskan sedikit urusan di jakarta. Setalah selesai Abang langsung pulang ke sini, memakai penerbangan paling akhir tadi. Kemarilah, peluk Abang. Abang benar-benar kangen." Dhea kembali menenggelamkan tubuhnya dipelukan lelaki itu. "Sudah berapa bulan si jagoan ini di sini?" uja

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   246

    Dhea membuka matanya, rasanya tubuhnya sangat lelah,tetapi suara adzan dari ponsel yang sengaja dia kadang sebagai alarm dan pengingat waktu salat menggema di kamarnya dengan begitu keras. Dhea menggeliatkan tubuhnya, ketika dia sengaja menyentuh tempat tidur di sebelahnya, masih ada sosok lelaki itu di sana. wanita itu segera menoleh dan di dapati wajah tampan dan matang suaminya masih tidur dengan nyenyak. Setelah apapun Bram, lelaki itu tidak pernah mendengkur di tidurnya, sehingga Dhea kadang suka lupa, ada orang apa tidak di sampingnya ini. Ternyata, tumben sekali dia masih di sini tidak seperti kemarin pagi yang sudah hilang ketika Dhea membuka matanya. Malam itu, Bram memang tidak tidur di ranjang seranjang dengan Dhea. Dia hanya menunggu dan memeluk hingga istrinya itu tertidur, setelah Dhea tidur, lelaki itu langsung ke luar kamar. di luar Adi sudah standby di dekat mobilnya, mereka langsung meluncur ke jakarta dengan jet pribadi. Dhea tersenyum dan mengecup pipi lelak

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   247

    kreeet Suara pintu terbuka terdengar jelas, menyusul sebuah suara keras seorang lelaki yang bersuara sedikit serak. "Apa yang kau lakukan di sini, Bajingan!" Suara keras di pintu itu mengejutkan Dhea, Dhea yang masih memakai gaun tidur tipis buru-buru mengambil jubah mandi dan mengenakan handuk di kepalanya. Wanita itu segera melongok ke arah pintu hotel, di depan pintu, berdiri Viyatan dengan tatapan nyalang ke arah suaminya. heh? sepagi ini lelaki itu sudah datang? "Apa yang kau lakukan!" hardik Viyatan lagi. Bram yang tercenung melihat reaksi viyatan yang dinilainya sangat berlebihan itu, kembali ke sasaran awal setelah dibentak dua kali. "Seperti yang kau lihat, Viyatan! aku sedang menginap di hotel! justru aku yang harus bertanya, apa yang kau lakukan di sini?" balas Bram tak kalah sinis. "Menginap di hotel dengan mantan istrimu? apa kau memaksa mantan istrimu yang lemah karena tengah hamil besar itu?" berondong Viyatan lagi. "Mantan istri matamu! aku tidak pernah men

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   248

    "Sayang, dulu ... waktu aku menempuh pendidikan S2 di Amerika, itu terjadi sekitar tiga belas tahun yang lalu, saat itu usiaku baru dua puluh tujuh tahun. aku sudah mencapai semester akhir dan tinggal menggarap tesis, sedang Viyatan ini adik tingkat ku yang baru masuk mengambil jurusan yang sama denganku. Kadang-kadang aku juga menjadi asisten dosen dan mengajar kelas Viyatan. Di sanalah aku kenal gadis bernama Elisabeth. Aku juga gak tahu, tiba-tiba suatu malam di acara pesta penyambutan mahasiswa baru, gadis itu bernai sekali mengatakan cinta padaku. Aku bilang aku gak memikirkan pacaran, aku sedang fokus belajar, dia bilang bisa dijalani pelan-pelan." "Tapi apa yang kau lakukan? kau malah menghancurkan gadis itu, kan? sehingga dia tidak bisa menanggung semuanya, akhirnya dia mengakhiri hidupnya!" Viyatan tidak tahan untuk tidak menyela perkataan bram yang dia anggap terlalu berbelit-belit. Kemarahan jelas tergambar nyata di wajah Viyatan, matanya bahkan memerah menanggung emos

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   249

    "Kau percaya perkataan Bram?" tanya Viyatan ketika mereka sudah di dalam pesawat. "Aku tidak tahu. aku tidak boleh mempercayai manusia seratus persen, paling banter aku mempercayai omongan orang itu hanya delapan puluh persen. Apalagi itu menyangkut hal masa lalu. Saat itu Abang Bram belum selesai menjelaskan, kenapa kakak sudah pergi?" "Aku harus tetap di sana gitu? melihat kamu bermesraan dengan lelaki yang kubenci itu! Dhea, lepaskan saja lelaki itu. Lelaki itu tidak baik untuk kamu!" "Terus yang baik untuk aku siapa?" "Aku lebih baik daripada dia. Aku akan menerima segala sesuatu yang berkenaan denganmu, aku akan menerima anakmu menjadi anakku sendiri. Aku jelas tidak memiliki masa lalu dengan siapapun!" ujar Viyatan menatap Dhea dengan serius. "Ya Allah!" Dhea bergumam sambil mengelus dada.andai benar dia adalah Kamelia, anak kandung pak Ibrahim, tentu Viyatan adalah kakak kandungnya bukan? apa mau jadi hubungan inses diantara mereka? nauzubillahiminzalik, Dhea membati

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   250

    Menjadi komisaris direksi sebuah perusahaan besar menggantikan kedudukan suaminya menjadi kebanggaan tersendiri bagi Nirmala, biar bagaimanapun pengalamannya menjadi sekretaris tiga puluh tahun yang lalu bisa menjadi bekal untuknya memegang jabatan tertinggi di perusahaan. lagipula pekerjaannya juga tidak memerlukan keahlian yang ekstra, karena semua pekerjaan teknis dan manajemen dikerjakan oleh direktur utama yang dipimpin oleh Bram anak tirinya. Tetapi kedudukan komisaris lebih bersifat mengambil keputusan dalam rapat, setiap kebijakan baru diusulkan oleh Dirut. Dengan menduduki komisaris juga siapa yang bakal menentang semua kemauanmu dia, jadi dia bisa memasukkan banyak kerabatnya untuk bekerja di Aditama grup dengan jabatan yang strategis, istilahnya, hampir 60% kekuasaan sudah dipegang oleh dia semuanya, baik dari bawahan sampai puncak tertinggi, sehingga dia boleh sombong. Tentu yang jadi prioritasnya adalah putra kandungnya sendiri, Arjuna. Arjuna yang menjadi direktur di

Bab terbaru

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   326

    "Pak!" panggilan itu tidak kuat, tetapi juga tidak terdengar lemah. Bram dan Dhea yang tengah bersembunyi saling memandang, walaupun Bram buta, tetapi gerakan wajahnya menoleh ke arah Dhea yang tengah memeluknya, suara itu terasa sangat familiar. "Pak Bram!" Dhea segera berdiri melihat siapa yang datang, di bawah batu, sekitar lima belas orang tengah berdiri, tetapi pria paling depan adalah pria yang sangat dia tunggu-tunggu sejak semalam. "Pak Adi!" pekik Dhea dengan suara yang sangat gembira. Bram yang mendengar Dhea memanggil nama tangan kirinya, bergegas berdiri juga. "Apakah sejak tadi malam anda berada di sana? Ayo, Bu. Segera turun." "Iya. Aku bisa turun sendiri, tetapi suamiku, tolong bantu dia." "Tentu saja." Dhea dengan hati-hati menuruni batu yang tingginya hampir enam meter, permukaan batu yang kadang kasar dan licin, membuatnya sedikit kesulitan, padahal dia sudah melemparkan sepatu hak rendahnya ke bawah terlebih dahulu. Setelah Dhea turun, beberapa

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   325

    Rasa sakit itu tidak tertahan, Dhea terus memegangi kepalanya dan mengeluh kesakitan. Bram yang kuatir juga meraba kepala istrinya dan mendapati tangan istrinya di sana tengah memegang kepala dengan erat. "Apa kepalamu sakit?" "Iya, sakit banget!" "Sini, berbaring. Tumpukan kepalamu di paha Abang, biar Abang pijat." Dhea segera merebahkan kepalanya di paha Bram yang kakinya sudah berselonjor, tubuh Bram bersandar pada dinding batu yang sebenarnya tidak rata. Lelaki itu langsung meraba kepala dan pelipis istrinya memijat daerah itu dengan tekanan secara perlahan-lahan. "Masih sakit?" "Iya, sakitnya berdenyut-denyut." "Coba pejamkan tubuhmu." Ketika Bram menekan bagian bawah telinga Dhea rasa sakit terasa begitu menyengat dan kuat membuat wanita itu hilang kesadaran. "Dhea?!" panggil Bram. Dhea yang hilang kesadaran itu seperti halnya orang yang tengah tertidur, terdengar juga napasnya begitu teratur. Siapa yang menyangka jika sebenarnya wanita itu pingsan karena ras

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   324

    "Berhenti kau betina jalang!" "Dasar perempuan sialan! Mau lari ke mana lagi kau, ha?" "Mau kabur? Kamu pikir bisa, ha?" "Arrhg! Lepaskan! Lepaskan!" "Bang, jangan sakiti perempuan itu." "Diaam kamu Rais!" Penggalan dialog-dialog itu terlintas di kepala Dhea membuat kepalanya sangat sakit. Tetapi tekadnya yang kuat membuatnya terus berlari Jangan sampai tertangkap oleh penculik itu. DOR!!! Suara tembakan itu terdengar jelas. "ABANG, JANGAN TINGGALKAN DHEA, BANG!" teriak Dhea berbalik memeluk suaminya dengan tubuh gemetar dan air mata yang menetes deras. "Abang, Abang ...." "Dhea, Abang tidak apa-apa." Bram merasakan betapa istrinya ini sangat ketakutan, wanita ini memeluk tubuhnya erat dan meraba punggungnya dengan gerakan acak dan gemetar. "Abang nggak apa-apa," bisik Bram memenangkan istrinya. "Terdengar suara tembakan, punggung Abang tertembak." "Tidak, punggung Abang tidak tertembak." "Aku melihatnya sendiri orang itu menembak punggung Abang! Abang, Abang

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   323

    "Akh!" Bram memekik tertahan mana kala kakinya kesandung akar pohon membuatnya terjatuh, Dhea yang memegang tangannya otomatis juga ikut terjatuh. "Bang, Abang nggak apa-apa? ada yang terluka? sakit?" tanya wanita itu dengan kuatir. Ponsel yang dipegang Dhea dipakai sebagai senter terjatuh. wanita itu segera bangkit dan mengambil ponselnya dan mengarahkan senter pada suaminya yang tengah berusaha bangkit. "Nggak apa-apa. Hanya tersandung saja," lelaki itu berjalan meraba-raba. Dhea segera meraih tangan suaminya, lelaki itu hanya bisa mempercayai Dhea pada saat seperti ini. "Pegang tangan Dhea erat-erat, Bang. Dhea akan menjadi mata Abang. Jalan yang Dhea tempuh ini sedikit sulit karena masih semak belukar. Kalau kita melewati jalan setapak, para penjahat itu pasti bisa dengan mudah menyusul kita." "Iya, Dhea tidak perlu mengkuatirkan Abang. Sekarang ayo cepat kita jalan." Walaupun langkah mereka terseok-seok, tetapi mereka berusaha berjalan dengan cepat, untuk berlari tentu s

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   322

    Dhea dan Bram makan malam di villa itu, Dhea tidak menyangka masakan hari ini dibuat oleh pemuda dua puluhan bernama Soleh ini. Dengan sayang Dhea menyuapi suaminya, hal ini mengingatkan mereka saat Bram pertama datang di kediaman Lia di rumah tepi pantai. Saat itu lelaki ini hanya bisa melamun dan tidak memiliki gairah hidup, akhirnya Kamelia lah yang terus membujuknya makan dan menyuapinya. "Sudah, Abang sudah kenyang," ujar Bram menolak suapan yang sudah berapa kalinya dari tangan Dhea. "Kalau Abang ke Jerman, Dhea tetap di jakarta, ya? menghandle semua bisnis di sini." "Bagimana bisa suami sedang berobat aku malah sibuk mengurusi bisnis." "Ini demi kebaikan kita, Sayang. Kita baru saja memimpin perusahaan, rasanya tidak bertanggung jawab kalau kita tinggalkan." "Bang, bagiku Abang lebih penting dari perusahaan ini. Bagaimana kalau aku resign saja, biar saja perusahaan ini dikelola oleh orang lain. Kita juga tidak kekurangan uang." "Nenek sudah berpesan agar kita yang m

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   321

    "Adi__" Suara Bram tercekat, lelaki itu menyadari jika seseorang yang datang bukanlah Adi. Adi baru saja datang menyapanya sekitar lima menit yang lalu, karena dia banyak melamun tidak terlalu menanggapi. Lagipula setelah tiga hari ini dia kehilangan penglihatan, pendengaran dan penciumannya jauh lebih sensitif, setiap gerakan dan aroma seseorang akan dikenali dengan mudah. Orang yang berjalan ke arahnya dengan perlahan ini bukan Adi. Dhea yang melihat lelaki itu tampak bingung hanya bisa menahan napas dan perasaannya, tetapi tetap saja air mata lolos ke pipinya, pertahannya juga jebol, Isak tangisnya tidak bisa dia tahan lagi. Mendnegar isakan itu membuat Bram terkejut, mata lelaki itu melebar terbelalak. Otaknya memutar, memindai suara isakan kecil itu, tanpa berpikir lama dia sudah bisa mengenali suara itu. "Dhea ...," panggil lelaki itu lirih. Mendnegar panggilan itu, jebol sudah pertahan Dhea, wanita itu menangis histeris melihat keadaan suaminya seperti ini. Bram y

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   320

    Jangan takut, Bu Dhea ada lembur malam ini, mungkin akan pulang sedikit malam, karena ada pekerjaan penting yang tidak bisa ditunda. Jadi, mari kita makan dulu, ini juga ada kopi gingseng yang dipesan dari cafe, sangat cocok untuk bapak-bapak yang berkerja sebagai pengawal biar tidak ngantuk," bujuk Anita. Secara diam-diam Anita mengirim pesan kalau para pengawal sudah berada di meja kopi dekat pantai, Dhea bisa bebas menyelinap. Dengan sedikit berlari, Dhea menuju lift, untuk lift belum penuh karena baru setengah jam lagi waktunya pulang kerja.. Sampai parkiran, Dhea menekan kunci mobil untuk menemukan di mana mobil Anita. Dengan cepat Dhea memasuki mobil Anita, dia mengamati pintu keluar dari tempat parkir. Setelah jam empat sore, bnyak orang yang sudah keluar dari kantor sehingga mencari keberadaan Adi sedikit banyaknya ada gangguan. "Ah, itu dia? kenapa dia berjalan dengan terburu-buru?!" seru Dhea bicara sendiri. Dhea segera menghidupkan mesin, melihat Adi memasuki mobil

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   319

    Anita langsung menjalankan perintah Dhea. Dia sudah bersiap menuju ruang staf dan disambut oleh seseorang yang memperhatikannya. Dia adalah seorang lelaki yang selama dua hari ini selalu mengajaknya bicara dan selalu mencari kesempatan untuk bertemu. "Dek Anita? Kenapa ke sini?" "Eh, Mas Heru. Apa ini lantai ruangan pak Malik, ya? maklum saya baru di sini jadi belum hapal semua ruangan." "Oh, bukan. Ini lantai ruangan direktur utama, lantai ruangan pak Malik ada di lantai tiga. Pak Malik direktur pemasaran, kan?" "Iya. Maaf kalau begitu, saya akan mencari ke lantai tiga." "Ini sudah masuk jam makan siang, kenapa tidak makan siang dulu? bagimana kalau kita ke kantin dulu, makanan di kantin juga enak-enak, kok." "Oh, baik kalau begitu." Memang itu yang dimau Anita. Dia tidak mungkin mengawasi Adi sendirian, dia harus memanfaatkan sumberdaya, apalagi dilihat dari gelagatnya Heru purwanto, staf ahli direktur utama ini tertarik padanya dari pandangan pertama. "Dek Anita ken

  • Pasangan Kencan Butaku Ternyata Bos di Tempat Kerja   318

    Pekerjaan Dhea sangat terbantu dengan keberadaan Anita di sampingnya. Adi yang baru datang dari Palembang juga hanya sesekali menemui Dhea untuk melihat dan membimbing pekerjaannya. Setiap ada kesempatan Dhea langsung melakukan video call dengan Naima. Sepertinya Bram juga meminta Ibrahim untuk mengirim Bik Siti dan Mang Khaidir membantu Naima mengasuh Angga membuat Dhea sedikit lega. Ini sudah hari ketiga suaminya ke luar kota, Bram hanya menghubunginya ketika malam tiba, alasannya karena kesibukan jadi tidak sempat untuk menghubungi. Dhea sebenarnya juga melakukan video call, tetapi Bram selalu menolak, dia bilang sedang bersama rekan kerja dari luar kota sehingga tidak enak jika melakukan panggilan video. Awalnya Dhea percaya saja, hingga di hari ketiga dia tidak sengaja melihat Fikri yang buru-buru keluar dari kantor dan memasuki mobil kijang Innova pada jam kantor, mobil yang tidak pernah dikendarainya sehingga tidak membuat siapapun akan menduga kalau itu adalah Fikri, tanga

DMCA.com Protection Status