Share

Bab 78. Kebencian

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 11:37:09
Freya terkejut melihat Javier, dan tubuhnya seolah membeku di tempat. Namun begitu kesadarannya kembali, ia mulai bergerak perlahan, mencoba mundur untuk melarikan diri. Sayangnya Javier sudah membaca gerakannya. Tanpa ragu, pria itu meraih lengannya dengan kasar.

“Kau mau ke mana?!” bentak Javier, suaranya penuh amarah.

“Lepaskan, Javier. Kita sudah tidak punya urusan apa-apa lagi,” balas Freya memberontak, berusaha melepaskan diri. Tapi cengkeraman Javier tidak sedikit pun melonggar. Matanya memancarkan kemarahan yang dalam.

Wajah Javier penuh dengan emosi yang tersulut, ia teringat kembali ucapan Pamela yang mengatakan bahwa Freya pergi demi sejumlah uang dan tidak mau bertanggung jawab atas anak yang sudah dilahirkannya.

Itu membuat Javier sangat marah, tidak menyangka kalau harga diri Freya semurah itu sampai dia membiarkan putranya tanpa pernah menjenguknya sekalipun. Bahkan sekarang, Javier melihat dengan sendiri bahwa Freya tidak ada niat untuk bertanya bagaimana kondisi Dylan.
SILAN

Yuk berikan review untuk meramaikan cerita ini, nanti komentar paling menarik dapat saldo top up 50k dari aku :)

| 6
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
SILAN
sabar sabar
goodnovel comment avatar
Nur Sidah
aku malah berharap kebusukan vio terbongkar
goodnovel comment avatar
SILAN
waduh malah di tantangin balik hoho
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 79. Penuh rahasia

    Freya menjatuhkan tubuhnya ke sofa, menghela napas panjang sambil menyapukan tangan ke rambutnya yang kusut. Hatinya masih berdebar kencang, pikirannya penuh dengan kekacauan. Pertemuannya dengan Javier tadi benar-benar di luar dugaan.Kota sebesar Manhattan yang seolah tak pernah tidur, rupanya tetap bisa mempertemukan mereka. Freya mengira setelah sekian lama, dia sudah bebas dari bayang-bayang Javier. Tapi entah mengapa, takdir tampak senang mempermainkannya."Mengapa aku harus bertemu dengannya lagi?" pikir Freya, mengusap wajah dengan lelah. "Hidupku seolah terus diarahkan untuk bertemu Javier?"Saat pikirannya masih berkecamuk dengan perasaan campur aduk, David datang menghampiri."Felix baru saja tidur. Kau sudah mendapatkan vitaminnya?" tanya David sambil mengamatinya dengan saksama.Freya menoleh perlahan sambil mengangguk. Lelah begitu terasa menyelimuti seluruh tubuhnya, membuatnya hanya bisa menyandarkan bahu ke sofa. Sejenak dia terdiam, memikirkan kembali kehidupan tenan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 80. Anak-anak berulah

    Keesokan paginya, Freya mengajak Felix meninggalkan rumah David, sebuah keputusan besar yang telah ia buat demi masa depan putranya. Meski hatinya dipenuhi kecemasan, Freya tahu ia tak punya pilihan lain. Pendidikan Felix harus dilanjutkan di Manhattan, meskipun kota ini membawa kenangan pahit yang ingin ia lupakan.Sambil berjalan Felix menatap ibunya dengan mata penuh tanda tanya. “Ibu, apa kita akan pulang?” tanyanya polos, berharap mereka akan kembali ke Flemington.Freya tersenyum tipis, "Kita tidak akan kembali ke Flemington, sayang. Mulai sekarang kita akan tinggal di Manhattan. Hari ini kita akan menempati rumah baru."Felix mengikuti ibunya, meski tampak kebingungan. Mereka tiba di sebuah unit apartemen sederhana. Tidak terlalu besar, tapi cukup untuk memulai kehidupan baru. Saat mereka memasuki apartemen, Freya memandang sekitar dengan tatapan penuh keyakinan.“Kita akan tinggal di sini mulai sekarang,” ucap Freya dengan lembut.Felix mengerutkan kening, tampak tidak puas de

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 81. Javier marah

    Javier membuka pintu kamar Dylan dengan keras, napasnya memburu. Di dalam, Dylan masih sibuk, fokus pada layar komputernya yang menampilkan proses transfer file dari ponsel rusak milik Viona. Namun, sebelum Dylan sempat menyembunyikan tindakannya, Javier telah mencabut koneksi internet, membuat transfer yang hampir selesai itu terhenti mendadak.“Apa yang kau lakukan, Dylan!” bentak Javier, lalu mematikan komputer dengan kasar.Dylan hanya bisa terdiam dan menunduk. Ia tahu ayahnya sedang marah, tapi ia juga merasa kesal karena usahanya gagal hanya beberapa detik sebelum selesai. Tanpa sadar, tangannya bergerak ke arah buku gambarnya, di baliknya tersembunyi ponsel Viona yang rusak, namun Javier belum menyadari keberadaan ponsel itu.“Kamu tahu berapa kali ayah sudah bilang, jangan sembarangan transfer data! Itu bisa berbahaya!” suara Javier meninggi dengan nada marah.“Itu bukan sesuatu yang berbahaya…” gumam Dylan pelan, hampir tidak terdengar.Javier langsung memotong, “Cukup! Tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 82. Akhirnya ketahuan

    Ketenangan Javier yang berada di kantor mendadak saja terganggu saat menerima panggilan dari Viona yang berkata, "Dylan menghilang di taman, Javier. Aku tak bisa menemukannya!"Tanpa berpikir dua kali, Javier menghentikan pekerjaannya dan bergegas keluar kantor meninggalkan pekerjaan yang masih berlangsung.Cemas menguasai pikirannya, akhir-akhir ini Dylan tidak bisa diatur. Selalu menghilang dengan tiba-tiba, bahkan kali ini anak itu kembali hilang di tempat yang sama. Apakah taman seburuk itu sampai membuat Dylan sering kali kabur saat ada kesempatan.Javier turun dari mobil menghampiri Viona, "Dimana Dylan?""Aku juga sedang mencarinya, tadi kami bermain di taman dan tiba-tiba saja Dylan pergi tanpa sepengetahuanku." kata Viona, padahal dia sengaja meninggalkan Dylan di taman untuk bertemu dengan Eben.Namun, Viona tentu saja tidak akan mengatakan dengan jujur bahwa ia meninggalkan Dylan di taman sendirian dengan sengaja.Javier mengerutkan kening, hatinya semakin cemas. Ia langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 83. Menemui Freya

    Javier masih belum bisa percaya apa yang ia lihat, putranya ada dua. Dan salah satunya baru ia ketahui hari ini, sekarang Javier tengah duduk memperhatikan Dylan dan Felix bergantian. Tak ada perbedaan diantara mereka, benar-benar kembar identik yang sama persis.Frustasi, Javier mengusap wajahnya. "Bagaimana kalian bisa saling mengenal?" tanyanya, mencoba memahami situasi yang dihadapinya.Dylan mengangkat bahu, menatap ayahnya dengan polos. "Kami bertemu di Flemington," jawabnya dengan tenang, sementara Felix tetap diam, takut berbicara di hadapan Javier yang terlihat serius.Javier menarik napas panjang, lalu berdiri. "Kalian berdua ikut denganku," perintahnya singkat, berjalan lebih dulu menuju pintu.Dylan segera berdiri, mengajak Felix ikut serta. Di sela-sela langkah mereka, Felix berbisik pelan, "Apa ayah akan marah kalau dia tahu kita pernah bertukar tempat?"Dylan melirik Felix sekilas, lalu menjawab pelan, "Selama kita tidak bicara, ayah tidak akan tahu."Keduanya bergegas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 84. Penculikan

    Kalimat Felix menggema di kepala Javier, membuatnya bergegas menuju mobilnya yang terparkir. Namun, saat tiba di sana, jantungnya serasa berhenti, Dylan sudah tidak ada. Matanya mencari ke segala arah, tetapi tak ada jejak putranya.Sementara Freya yang masih kebingungan, tersentak mendengar suara Felix. "Ibu, ayo kita cari Dylan," kata Felix, menarik-narik tangan Freya dengan penuh kegelisahan.Dalam benak Freya, muncul pertanyaan besar, siapa Dylan? Mengapa Felix begitu mengenalnya, dan mengapa Javier tampak begitu syok ketika mendengar nama itu?"Felix, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Freya, masih bingung dengan situasi yang tidak ia pahami."Dylan dibawa orang jahat, Bu. Kami hampir dibawa bersama, tapi aku berhasil kabur," kata Felix dengan suara yang mulai terdengar bergetar ketakutan.Freya terdiam, masih tak sepenuhnya mengerti. Namun nalurinya menyuruhnya turun ke lantai dasar bersama Felix. Saat mereka tiba di bawah, Freya melihat Javier sudah pergi dengan mobilnya, meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 85. Frustrasi

    Eben duduk di kursinya dengan mata tertuju pada Dylan yang tertidur di sofa. Ia sengaja tidak mengikat bocah itu, membiarkannya berteriak dan menangis hingga kelelahan, sampai akhirnya terlelap sendiri."Jam berapa sekarang?" Eben bertanya pada salah satu anak buahnya tanpa menoleh."Pukul dua dini hari, Sir," jawab anak buahnya dengan tenang.Eben melipat kedua tangannya di depan dada, ekspresinya dingin namun penuh perhitungan apa yang akan terjadi beberapa saat lagi."Javier akan segera datang. Siapkan semuanya dan pastikan dia datang tanpa membawa siapa pun. Jangan biarkan ada celah," perintahnya dengan suara rendah tapi penuh otoritas.Lima anak buahnya langsung bergerak, patuh pada setiap kata yang diucapkannya. Eben, yang merasa semuanya berjalan sesuai rencana, ia bangkit dari kursinya ketika melihat lampu sorot mobil Javier menyinari halaman depan.Sebuah senyum miring terlukis di wajahnya, ini akan segera berakhir, tetapi Eben tidak boleh menunjukkan dirinya. Javier terlalu p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 86. Marah dengan Viona

    Pukul delapan pagi, suasana di ruang makan terasa tenang, hampir terlalu tenang. Javier duduk memperhatikan Viona yang sedang menyantap sarapan, sementara Dylan makan dengan damai, seolah tidak ada yang terjadi semalam."Dylan," ujar Javier dengan suara rendah, "setelah selesai sarapan, siapkan peralatan sekolahmu. Supir akan mengantarmu ke sekolah hari ini."Dylan mengangguk tanpa banyak bicara. Ia menghabiskan sarapannya, kemudian bangkit menuju kamarnya untuk menyiapkan perlengkapan. Tak lama kemudian, Dylan turun dari tangga, membawa tas sekolahnya."Pastikan kali ini kamu tidak membuat masalah yang bisa membahayakan keselamatanmu," pesan Javier tegas.Dylan lagi-lagi hanya mengangguk, tak mengucapkan sepatah kata pun. Dengan langkah ringan, ia keluar rumah menuju mobil yang sudah menunggu untuk mengantarkannya ke sekolah.Begitu Dylan pergi, Javier mengalihkan tatapannya ke Viona, yang kini sudah selesai menikmati sarapannya."Ada yang perlu kubicarakan denganmu," ucap Javier. Su

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25

Bab terbaru

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 93. Menantikan kehadiran bayi

    Pesta pernikahan itu berlangsung singkat, tetapi meninggalkan jejak kenangan manis yang mendalam. Semuanya terasa seperti mimpi yang indah, mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan setelah perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama.Kini, Freya dan Javier resmi menjadi suami istri, sebuah status yang melambangkan cinta mereka yang akhirnya menemukan tempatnya.Beberapa hari telah berlalu sejak hari pernikahan. Pagi itu, Freya melangkah keluar dari kamar menuju ruang tamu dengan langkah ringan. Namun, pandangannya segera terpaku pada sesuatu yang baru di dinding. Sebuah foto pernikahan mereka, berukuran besar dan menonjol, tergantung megah di tengah ruangan. Cahaya pagi yang lembut menyinari bingkai foto itu, mempertegas keindahan momen yang diabadikan di sana.Freya terkejut sekaligus terpesona. Foto itu begitu besar, hampir setinggi tubuhnya, memancarkan aura kebahagiaan dari senyuman mereka di hari spesial tersebut. Sebelum ia bisa berkata apa-apa, langkah Javier terdengar mend

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 92. Pernikahan

    Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Udara pagi itu terasa segar, namun bagi Javier, udara seolah dipenuhi dengan ketegangan yang manis. Berdiri di ruang gantinya, ia merapikan tuksedo putih bersih yang melekat sempurna di tubuhnya. Setiap detail tampak serasi, memberikan kesan bahwa ia adalah pria yang siap memulai kembali kehidupan baru dalam hidupnya, sebagai suami dari wanita yang ia cintai.Javier menatap cermin di depannya, memperhatikan bayangan dirinya. Ada sedikit senyum puas di wajahnya, namun tatapannya segera berubah lembut ketika ia membayangkan sosok Freya."Aku ingin melihat seperti apa dia sekarang," gumamnya pelan.Namun, ketika ia berbalik untuk pergi, langkahnya di hadang oleh David yang tiba-tiba muncul di pintu."Hei, hei! Kau mau kemana, Dude?" David bertanya dengan nada menggoda, tangannya terangkat seolah ingin menghentikan langkah Javier."Bertemu istriku," jawab Javier tanpa ragu, alisnya sedikit terangkat.David tertawa kecil, melipat tangannya di dada. "Di

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 191. Keluarga

    Malam itu, suasana rumah Javier berubah menjadi hidup ketika suara deru mobil terdengar berhenti di halaman. Beberapa saat kemudian, riuh celotehan anak-anak mengisi udara. Dylan dan Felix melompat keluar dari mobil, berlari ke arah Freya dengan semangat yang nyaris meledak-ledak. Mereka berlomba-lomba untuk menceritakan petualangan mereka selama di luar rumah, wajah mereka berseri-seri seperti dua matahari kecil yang membawa keceriaan.Javier yang duduk di ruang tamu menoleh sejenak. Senyumnya tipis, cukup hangat untuk menandakan kebahagiaannya melihat anak-anak begitu bersemangat. Tapi pandangannya segera tertuju ke arah pintu mobil yang masih terbuka. Dari sana, Morgan muncul, langkahnya mantap namun terlihat lelah. Javier meletakkan ponselnya di meja, bangkit dan berjalan menghampirinya."Biasanya anak buahmu yang mengantar mereka pulang," ucap Javier, nada suaranya penuh rasa ingin tahu.Morgan hanya menatap Javier sekilas, tidak langsung merespons. Ia menyerahkan dua tas milik D

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 190. Pernikahan sudah dekat

    Langkah Javier terdengar ringan ketika memasuki rumah, senyuman tak henti-hentinya menghiasi wajahnya. Di tangannya ada sebuah kotak beludru hitam, kecil namun begitu berharga, isinya adalah cincin pernikahan yang telah ia pesan. Pandangannya menyapu ruangan sesaat, mencari sosok yang sudah memenuhi setiap sudut hidupnya dengan kehangatan.Ia menemukannya di halaman belakang, wanita cantik dengan perut yang mulai membesar itu sedang memetik buah plum dari pohon. Freya terlihat begitu damai dalam kesederhanaannya, meskipun tubuhnya tengah mengandung keajaiban kecil yang sebentar lagi akan hadir di dunia.Javier berjalan perlahan ke arahnya, menikmati setiap detik pemandangan ini. Ada kebahagiaan sederhana yang terpancar dari Freya, meskipun dia tampak sibuk dengan keranjang buah di tangannya.“Hai, kau sedang apa?” tanya Javier sambil menyandarkan tubuhnya pada pintu kaca yang menghubungkan ruang tamu dengan halaman belakang.Freya menoleh, senyuman lembut menghiasi wajahnya. “Memetik b

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 189. Pengaruh Morgan

    Hari-hari berlalu dengan cepat, tapi satu hal selalu sama, setiap kali Dylan dan Felix pulang dari pertemuan mereka dengan Morgan, keduanya terlihat kelelahan. Javier sudah mulai terbiasa melihat wajah letih kedua putranya, meski rasa penasarannya terus mengganggu. Setiap kali ia bertanya apa yang mereka lakukan, jawaban mereka selalu singkat, "Bermain dengan Kakek."Namun sore itu berbeda. Wajah Dylan terlihat memerah seperti habis terbakar matahari, dan kulitnya tampak kasar. Freya yang cemas melihat kondisi anaknya, segera mengambil pelembap dan mengoleskannya ke wajah Dylan dengan lembut.Javier yang berdiri di sudut ruangan sambil memperhatikan, "Permainan apa yang kalian lakukan dengan Kakek sampai seperti ini?" tanyanya dengan nada tegas, tatapannya tajam mengarah pada Dylan.Dylan hanya menunduk, sementara Felix yang biasanya lebih blak-blakan, terlihat ragu-ragu. Tapi sebelum ia bisa berkata apa-apa, Dylan buru-buru menutup mulut saudaranya.Alis Javier terangkat tinggi. "Jad

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 188. Persiapan dimulai

    "Kau yakin hanya pesta biasa saja?" tanya Javier, matanya memandang Freya dengan ragu, seolah memastikan dia tidak salah dengar.Freya mengangguk mantap, senyum lembut tersungging di wajahnya. "Aku tidak terlalu menyukai sesuatu yang berlebihan. Lebih baik kita mengadakan pernikahan yang sederhana. Hanya menghadirkan orang-orang terdekat, tanpa kemewahan yang berlebihan. Bagiku yang penting adalah maknanya, bukan pesta besar yang mencuri perhatian."Javier terdiam sejenak, lalu meraih tangan Freya, menggenggamnya erat. Ia menatap mata wanita itu dengan penuh perhatian. "Jangan khawatir soal biaya. Aku bisa memberikan segalanya untukmu. Aku ingin hari itu menjadi sempurna, sesuatu yang tak akan pernah kita lupakan."Freya tersenyum lagi, kali ini lebih lebar, seolah meyakinkan pria di depannya. "Bukan soal biaya, Javier. Ini tentang apa yang membuatku bahagia. Aku tidak butuh pesta yang megah untuk merasa istimewa. Yang aku butuhkan hanyalah kamu, dan janji yang kita bangun bersama. It

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 187. Rencana rahasia

    Seperti yang Javier harapkan, keesokan paginya, bahkan sebelum cahaya matahari menyentuh cakrawala, suara mesin mobil terdengar memasuki halaman rumah. Javier yang sudah menunggu sejak semalam turun dari lantai dua ke ruang tamu.Saat pintu mobil terbuka, dua pria dengan tubuh tegap keluar, masing-masing menggendong Dylan dan Felix yang tertidur pulas di pelukan mereka. Bocah-bocah itu tampak damai, seolah-olah tak terganggu oleh perjalanan panjang yang baru saja mereka lalui.Javier melangkah keluar, matanya menyapu kendaraan dengan hati-hati, berharap menemukan sosok Morgan. Namun yang ia temui hanyalah seorang supir berdiri kaku di sisi pintu mobil.“Dimana bos kalian?” tanya Javier dengan nada datar, meskipun ada sedikit ketegangan yang terselip dalam suaranya.Supir itu menunduk hormat. “Tuan mempercayakan kami sepenuhnya untuk mengantar putra Anda kembali dengan selamat. Jika tidak ada yang lain, kami permisi.”Tanpa menunggu jawaban, kedua pria yang menggendong Dylan dan Felix

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 186. Menculik si kembar

    Keduanya menuju mobil terparkir, niat Javier ingin mengajak Freya ke butik hari ini berakhir di tunda. Mereka pulang, perjalanan dari pantai yang Freya kunjungi dari rumah sangat jauh dan mereka tiba di rumah saat langit sudah gelap. Tapi, rumah dalam keadaan sepi. Biasanya saat jam seperti ini, Dylan dan Felix sangat ribut sehingga rumah sepi seperti ini cukup membuat Freya curiga apa yang dilakukan oleh mereka. "Aku akan lihat mereka di kamar," kata Freya. Ketika Freya menghilang menuju lantai atas, Javier menerima panggilan telepon yang datang tiba-tiba. Ia menjawab dengan santai, “Halo?” Suara berat di ujung telepon langsung terdengar tanpa basa-basi. “Aku akan mengembalikan kedua putramu besok.” Belum sempat Javier menjawab, panggilan itu langsung terputus. Ia menatap layar ponselnya yang kembali gelap, lalu mendesah panjang, memijat pelipisnya perlahan. Sementara itu Freya membuka kamar putranya, tapi kosong. Perasaannya mendadak cemas, dengan langkah tergesa-gesa ia kembal

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 185. Menabur bunga

    Beberapa hari kemudian, setelah banyak pertimbangan akhirnya Javier dan Freya sepakat untuk menikah sebelum musim dingin tiba. Itu artinya, hanya tersisa kurang dari empat bulan untuk mempersiapkan hari istimewa mereka.Namun, bagi Javier waktu yang singkat itu bukan alasan untuk tergesa-gesa, justru ia ingin memastikan setiap detail sempurna, karena hari itu akan menjadi momen yang mengikat Freya sepenuhnya dalam hidupnya.Pagi itu, tepat pukul sembilan, Javier baru saja keluar dari ruang gym. Tubuhnya masih berkeringat, dan handuk kecil di tangannya ia gunakan untuk menyeka leher dan wajah. Suara dering ponsel memecah kesunyian. Ia melihat layar ponselnya, mendesah pelan, lalu mengangkatnya.Dari ujung telepon, suara berat Morgan terdengar penuh dengan kemarahan yang ia coba tahan.“Kau menguji kesabaranku, Javier!”Javier hanya menyeringai tipis sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding. Ia tidak tampak terintimidasi sedikit pun. “Aku tidak pernah berjanji apapun padamu,” jawabnya da

DMCA.com Protection Status