Share

Bab 7 Kekuatan yang ada

Penulis: Jevior Likosta
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-05 18:59:07

Monster ganas bersayap burung, kedua kaki cakarnya begitu kuat, mampu memegang dan menahan serta mengangkat seekor domba dan kambing. Devior dan Khaigor dibayar untuk membasmi monster bersayap itu, yang memakan hewan ternak, mengganggu makhluk hidup dan menyerang, serta mengangkat manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya.

Sampailah mereka di suatu desa, makhluk itu muncul mengganggu para warga, Devior dengan busur mengarahkan panahnya pada makhluk itu, namun tak kena. Khaigor, memanahnya dengan busur silang, begitu sulit mengenainya. Devior pun mencoba dengan tiga anak panah lagi-lagi tak kena hanya satu anak panah yang hampir mengenainya, sempat seketika mengganggu pandangannya. Monster itu pun turun mereka berdua menunduk, menyerang dengan cakarnya kemudian mengambil busur silang milik Khaigor berusaha merusaknya, Devior meminjam tombak, seketika makhluk itu mulai terbang ke arah mereka, Devior pun melempar tombaknya ke arah makhluk itu, namun makhluk itu berhasil menghindarinya lagi dan melemparkan busur silangnya yang sedikit rusak dengan keras ke arah Khaigor.

Mereka berdua mengejarnya, Devior pun naik ke atas atap bangunan mengejarnya. Makhluk itu, menyerangnya mengibas-ngibas ekornya, mencakar-cakar dan mematuk-matuk. Devior menebas-nebas serangannya dengan pedangnya, di kejauhan Khaigor memanah-manah makhluk itu busur silangnya masih bisa digunakan. Ketika mulai terbang menjauhinya, Devior kembali berusaha mengejarnya dan memegang salah satu kakinya dengan tangan kirinya, hingga terangkat terbang bersamanya.

Saat mulai ingin menebas dengan pedang dari tangan kanannya, makhluk itu menahan tangannya. Kedua kakinya mulai mencakar dan memelintir kedua tangannya, Devior kesakitan hingga pedangnya terlepas. Khaigor memanah-manah, lalu Devior mengangkat tubuhnya menendang badannya dengan kedua kakinya. Lalu panahnya Khaigor mengenai makhluk itu hingga merasa kesakitan. Devior menggunakan kesempatan itu menendang berkali-kali, Khaigor memanah mengenai kakinya sampai kakinya tergores tak tertancap.

Devior pun menendangnya dan berhasil memanjat ke atas tubuhnya, makhluk itu bergerak-gerak semiring-miringnya ketika makhluk itu berputar Devior memegang lehernya dan terbang ke atas mencekiknya lalu mengeluarkan sebilah pisau, menikam-nikam makhluk itu, Khaigor terus mengejarnya. Hingga makhluk itu terjatuh menabrak tanah bersamaan dengan Devior yang masih hidup.

Khaigor sampai ke lokasinya yang terjatuh melihat makhluk itu tewas, Devior merasakan kesulitan yang benar-benar tak biasa.

Werewolf muncul, menyerang gerombolan warga yang lewat mereka kesulitan melawan dan menghindarinya. Werewolf itu melolong dan menggonggong. Makhluk buas itu menyerang mereka, menggigit dan mencabik-cabik anggota tubuh korbannya.

Khaigor yang suatu hari melihat werewolf itu, maju menghabisnya, werewolf itu mampu melompat dan mencengkeram segala benda di sekitar layaknya manusia, dia melempari batu, pasir serta kayu. Khaigor melawannya memotong kedua tangannya serta memenggal kepalanya.

Avery diterima berlatih oleh Khaigor. Dia merasa sudah menjadi bagian dari prajurit, meskipun masih belum diterima, dia merasa bahwa dia kemungkinan akan lolos tes menjadi prajurit kerajaan. Avery menjalani tantangan pelatihan yang begitu berat, yang tak kalah dengan pelatihan para prajurit. Avery ternyata adalah anak gadis remaja yang lebih tangguh dari yang di duga. Dengan waktu yang ada dia mampu mengimbanginya, pelatihan pedang kayu dan logam, dia jalani sepenuhnya. Bahkan memanah pun, dia ahli juga. Usianya begitu muda, namun obsesinya sudah mencerminkan bahwa dia terlihat serupa seorang prajurit wanita dewasa.

“Lihat kemampuannya,” ucap Gedrix yang terkesan. “Masih dalam proses, memerlukan jangka waktu yang lama,” balas Devior. “Hei, mari istirahat, kuberikan kau ini, minumlah, ini terbuat dari campuran buah-buahan dan tanaman herbal serta susu kuda, untuk menguatkan stamina,” beri Devior sebuah botol yang agak besar. Dia mengambilnya.

Ketika sedang berada di hutan, Khaigor mengajarinya berburu, dia melihat anak gadis itu cukup ahli dalam menunggangi kuda mampu menyeimbangkan posisi tubuhnya dengan gerak-gerik dan kecepatan kuda yang berbeda. Dia menyuruh anak gadis itu yang menunggangi kuda berada di depan sambil dibimbingnya, untuk mengetahui ke mana dia pergi sambil mencari hewan buruan sesuai kehendak bebasnya, sambil memperhatikan keamanan.

Avery begitu cepat, namun bagi Khaigor mudah saja dalam menandingi kecepatan kudanya, mereka melihat seekor kijang yang besar. Avery dengan busurnya mulai menarik panahnya, kijang itu pun langsung berlari, mereka mengejarnya, kijang itu terpanah di kaki belakang sebelahnya dari Khaigor, lalu terpanah kedua kali di tubuhnya dari Avery, hingga kijang itu tumbang.

Seketika seekor harimau dewasa muncul, melihat mereka menggeram dan terlihat ingin mengambil buruan mereka. Khaigor ingin membunuh harimau itu, namun Avery ingin ikut membunuhnya juga, Khaigor melarangnya, “Jangan!... Nanti kau akan terluka parah dan mungkin akan terbunuh juga...!”

“Tidak!... Lagi pula lebih baik membantu,” bantahnya. “Turuti aku, jika kau tak menurut kondisi nanti akan semakin sulit, menjauhlah...!” tegas Khaigor. Khaigor dengan tunggangan kudanya menyuruh harimau itu menjauh, namun harimau itu malah mulai berniat menyerangnya, Khaigor pun melawannya, baru saja bertempur. Avery memanah, tapi meleset, harimau itu langsung menyerang kuda Khaigor ketika teralihkan tadi. Kuda itu menggeram kesakitan, hingga Khaigor terjatuh dari kudanya, harimau itu mengejar Avery. Avery semakin ketakutan dan kabur menunggangi kudanya, dengan rasa takut yang sangat mengguncang jantungnya. Untung saja kudanya Khaigor masih kuat dan masih bisa berlari, bergegas Khaigor mengejarnya.

Sambil kudanya berlari, dia bergerak ingin memanah ke arah harimau dibelakangnya tapi kesulitan, ketika pandangan kembali ke depan, dahan pohon yang agak besar, berada di depannya dia langsung menunduk terkejut hampir mengenainya. Avery melemparkan beling dari pecahan kaca dan keramik, ke bawah di atas tanah, yang sebelumnya itu adalah bekas pecahan cermin dan pot bunga, yang dia hancurkan ketika sedang marah tak terkendali di kamar rumah bibinya. Jadi dia menyimpannya untuk dibuang secara diam-diam dan lupa membuangnya.

Harimau itu pun tanpa disadarinya menginjaknya dan merasa kesakitan, terhenti sejenak mengejarnya, Khaigor dengan menunggangi kudanya sampai ke lokasi.

“Hati-hati, di rerumputan ada pecahan beling...!” Khaigor pun tetap maju bergerak untuk membunuh harimau itu, membiarkan kudanya menginjak beling-beling itu, karena telapak kaki kuda merupakan kuku tebal yang kuat, terlebih lagi telapak kaki kuda mereka sudah dipasangkan tapal kuda yang kuat, pasti tahan terhadap pecahan beling seperti itu. Khaigor menebas-nebasnya dengan pedangnya, bergerak menyamping, berusaha tak bergerak ke depan menggunakan kuda, sebab berpikir bahwa harimau akan menerkam kudanya. Avery pun mencoba memanahnya memposisikan arahnya dengan busur, lalu meurungkan niatnya, akibat kejadian barusan.

Kudanya Khaigor, juga berusaha menendang-nendang dan Khaigor mencoba menyerang dengan cara menyamping, menghalangi harimau itu mencoba beberapa kali menyerang di posisi depan. Dia menebas sebelah matanya, dan menusuk mulutnya ke arah atas miring menembusnya, sampai mati.

Avery yang ketakutan pun didekati Khaigor, “Inilah salah satu dari tantangan yang di hadapi oleh para prajurit, sangat jauh lebih dari ini lagi. Akan adanya gajah, anjing, harimau, singa dan badak serta monster lainnya yang digunakan oleh pihak musuh untuk menyerang.” Mereka pun mengambil kijang buruan mereka, dan segera keluar dari hutan itu, menghindar dari serangan hewan buas lainnya yang kemungkinan bisa terjadi. Mereka memasak hewan buruannya dan memakannya, setelah pulang Khaigor mencoba menyingkirkan beling yang berada di tapak kudanya.

Khaigor kembali berlatih, dia menghunuskan pedangnya, menebas-nebas manusia buatan benda target pelatihan, dia juga bergulat dengan seekor kuda, kuda itu begitu kuat. Dia hanya terjatuh sekali, setelah beberapa kali hampir terjatuh. Pergulatan yang lebih berat lawan yang terasa jauh berbeda. Dia mengeluarkan tenaga dalamnya yang mengalir berada di tubuhnya dan kedua tangannya.

Dia juga berlatih melawan dua makhluk besar bersayap empat yang seperti capung, bergigi tajam, dan mempunyai dua tangan dan dua kaki bercakar, serta memiliki ekor seperti serangga. Dia melompat di sekitar kayu panjang kecil berbentuk bundar yang ditancapkan di atas perairan danau untuk melompat, menebas makhluk itu, ketika salah satunya mendekat dia menebas tubuhnya, dan satunya lagi yang sedang terbang dia melemparkannya dengan belati mengenainya. Lalu mengeluarkan cahaya tenaga dalam ke arah dadanya namun meleset dan mengenai satu sebelah sayapnya. Saat makhluk itu terbang lebih rendah, dia langsung melompat dan menebas dada makhluk itu secepat mungkin. Dia mencoba kembali ke arah tiang kayu itu dan berhasil. Makhluk itu terjatuh tenggelam ke air.

Dari kesekian waktu menunggu, Verdis pun merasa sudah cukup umur, dan mencari tumpangan bayaran untuk pergi ke sana.

Setelah beristirahat sehari di markas Gridor, Verdis mengikuti pelatihan pertama keberlangsungan menjadi Gridor. Awal mula dia menggunakan pedang kayu, yang biasa dipakainya, ini mudah baginya, namun pelatihan yang dia jalani berbeda dengan aktifitas yang biasa dia lakukan menggunakan pedang kayunya, dia sebenarnya pernah menggunakan pedang asli logam yang dipinjamkan ayahnya, tapi sangatlah jarang.

Verdis terlihat jago menggunakan pedang kayu, tapi Khaigor begitu mudah menandinginya. Meskipun kemampuannya masih jauh, mereka berdua yakin bahwa Verdis yang masih sangat muda akan bisa menandinginya. Terkadang gegabah dan terkadang lebih berhati-hati, Khaigor hampir saja tertipu pada satu serangan tebasan ke arah lehernya yang dia lakukan tapi meleset, karena Khaigor menghindar mundur, dia langsung mengayunkan pedangnya ke bawah kakinya. Khaigor seketika menangkisnya dengan pedangnya. Dia belajar tak hanya ajaran dari sang ayahnya, namun juga belajar sendiri serta bersama orang lain.

Khaigor pun dihadapkan pada suatu benda, berbentuk kayu panjang dan besar dan berukiran bermata satu, pada saat dipakai akan memancarkan cahaya berwarna kebiruan dari ukiran gambar mata itu, benda yang jadi pelatihan syarat khusus bagi golongan Gridor, yang mana itu akan menciptakan halusinasi yang akan memproses pikiran termasuk ingatan mereka tentang sosok yang sangat mereka sayangi, suatu pelatihan psikologis yang melibatkan mental, termasuk perasaan dan emosi, namun diberikan tentang penglihatan dunia halusinasi bahwa sosok itu akan disakiti, hingga disiksa sangat jauh berat, tampak tidak begitu manusiawi jika sosok itu diperlihatkan sangat baik. Hal itu guna untuk melatih emosi mereka dan menjawab pandangan tentang perasaan pada sosok tersebut. Penglihatan ini akan diberikan selama hampir seharian penuh dimulai dari siang hari sampai malam dengan duduk di kursi terikat sangat kuat.

Dalam penglihatannya dia melihat sosok yang dia kenal, “Kalistha,” dia disiksa oleh sekelompok orang yang dipikir sebagai penjahat dengan wajah samar-samar. Lalu di penglihatan halusinasi berikutnya, dia ada melihat masa lalu yaitu teman pria komandan serekannya terbunuh dalam perang, lalu halusinasi berikutnya dengan orang yang sama, Khaigor melihat bahwa dia sedang ditangkap dan diinterogasi secara kejam. Temannya itu pun berikutnya diserang oleh monster besar, dengan wajah monster yang samar-samar juga. Khaigor mengamuk, tapi dia tertahan, setelah sekian lama dia pun terlepas dari penahannya, dia menyerang, menghabisi orang-orang dan monster yang kejam itu dalam halusinasinya tersebut. Setelah selesai dalam proses pelatihan mental itu. Khaigor menjadi trauma berat.

Dia mendatangi Widar secepat mungkin dengan perasaan teramat marah, “Proses ini adalah suatu kebohongan, ini sangat menyiksa...!!!”

“Ini seperti pertunjukan drama yang terlihat seperti benar terjadi. Siapa saja bisa berperan di dalamnya. Hidup adalah panggung sandiwara. Cerita. Kau berkehendak bergabung menjadi Gridor, maka inilah salah satu dari proses pelatihannya. Menjadi Gridor harus ahli dalam mengambil keputusan yang ada.”

Khaigor mengalami delusi dalam beberapa waktu, delusi menyakitkan yang sangat begitu berat sekali. Mengganggu mentalnya sedalam-dalamnya, namun Khaigor berusaha keras melewatinya hingga berhasil pada akhirnya.

Bab terkait

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 8 Penerimaan

    Setelah sekian tahun berlatih menjadi Gridor dan telah mengembankan berbagai misinya, kini Khaigor resmi sudah menjadi seorang Gridor yang sebenarnya, yang sudah menjalani ketentuannya, meskipun dulunya belum sepenuhnya resmi menjadi Gridor dalam ikut menjalani perbuatan bersama para Gridor, yang tampak seperti kontradiksi yang terjadi.Khaigor yang seorang Gridor sedang berada di lumpur melewati rawa-rawa, diserang oleh suatu makhluk yang berada di bawah menarik kedua kakinya, karena Khaigor yang terlalu kuat itu pun dan terus mempertahankan diri, makhluk itu kesulitan menariknya dari bawah, makhluk itu langsung keluar dari dalam lumpur. Bentuknya seperti manusia mayat hidup dengan mata yang terang seperti hewan nokturnal, tubuhnya sedikit lebih besar dari pada manusia, makhluk itu gemar menyerang siapa saja yang menurutnya mampu dihabisinya, Khaigor mengerahkan tenaga dalamnya berupa sinar yang mematikan menyerang makhluk itu, mengenai kepalanya. Lalu satunya lagi muncul dari belaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 9 Kehancuran

    Di tempat pedalaman hutan yang jauh, dicurigai adanya gerak-gerik para goblin yang berada di sana. Lima Gridor dibayar untuk menumpaskan mereka, karena mereka dicurigai berbahaya dan mengancam para warga, mengambil hewan ternak, buah-buahan dan sayuran, serta terjadinya pembunuhan beberapa kali pada para warga, yang mengejutkannya adalah meninggalnya seorang pemimpin pasukan khusus tertinggi di sana sewaktu sedang bepergian sendirian. Goblin adalah makhluk yang menyerupai dan seukuran manusia juga tak secerdas manusia, namun secara kekuatan fisik cenderung lebih kuat, bersifat licik, jahat serta suka mencuri. Kulitnya berwarna hijau serta bertelinga runcing dan bergigi tajam seperti hewan. Wajahnya seperti monster mirip kera. Mereka adalah pengganggu kecil. Sebagian para Goblin tersebut ahli dalam kegerakan mengendap-endap. Mereka terlihat sedang membakar santapan mereka. Kelima Gridor itu langsung membantai mereka, para goblin itu bertempur melawan mereka. Goblin dari segala arah ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 10 Pengharapan

    Khaigor melawan monster yang sangat kuat, musuh yang lebih besar, tubuhnya seperti gabungan gajah dan badak, namun lehernya panjang setengah ukuran ular biasanya. Bergigi tajam dan memiliki cakar di setiap kakinya. Ada satu cula di kepalanya. Dia menyerang keempat kakinya, menebas demi tebasan, namun diseruduk dan terlempar. Lalu mengeluarkan tenaga mematikan cahaya lebar dari tangannya, mengenai kepalanya. Lalu melemparkan belati beracun pada salah satu matanya, sekian waktu mereka bertarung, makhluk itu mulai melemah akibat efek racun itu.Dia menebar bubuk-bubuk ungu yang menyengat, makhluk itu semakin mengamuk, namun tenaganya semakin berkurang hingga terlihat dari luar eskpresinya tak semengamuk perasaan di dalamnya. Dia menyerang telinga sebelahnya dengan energi cahaya mematikan itu, hingga makhluk itu berdenging. Melompat ke atas tubuhnya, mengambil belati yang tertancapkan itu, lalu menikam lehernya dengan kedua senjata, pedang di tangan kanan dan belati beracun itu di sebelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 11 Tantangan

    Dalam perjalanannya kudanya mulai melambat, lalu dia melihat kudanya yang terasa kelaparan, “Ayolah... Makanan sisa sedikit.” Dia tetap meneruskan perjalanannya, tak lama kemudian melihat hutan belantara jauh di sebelahnya, lalu pergi mendekatinya, turun dari kudanya mencari buah-buahan yang bisa dimakan.Tanpa disadari dia memasuki sarang siluman manusia ular, dia melihat sesosok siluman ular wanita, dengan tombak kayu di tangan kanannya dan parang di tangan kirinya dengan gerakan tubuh yang marah dan melihat makhluk itu mulai mengancam dirinya.Khaigor melawan siluman ular itu, dia memotong tombak kayunya dan menangkis parangnya, melukai tubuhnya, lalu memenggal kepalanya. Sesosok siluman ular pria yang melihat itu bersembunyi, memberitaukan kepada para siluman ular lainnya. Dalam perjalanan berikutnya, dia bertemu dengan beberapa puluh siluman ular. Membawa parang, tombak kayu dan batu serta panah kayu.“Hei, apa maksud kalian?” dia kebingungan. “Ini pasti karena siluman ular wanit

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 12 Lebih dan berbeda dari pada yang dulu

    Anggota Nerdho dan prajurit lainnya berusaha melawan para monster raksasa yang mengerikan berdiri dengan dua kaki selayaknya humanoid, makhluk itu sangatlah ganas, bertubuh raksasa, berbadan mirip gajah, ada yang memegang satu atau dua pentungan kayu, memiliki batu pemukul besar yang ujungnya di lancipkan, bertaring, dengan tatapan mata tajam pupil berlancip yang begitu liar memegang senjata berupa pentungan kayu, batu, dan batu khusus yang ujungnya ditajamkan dengan di hancur-hancurkan dan di asah, mengakibatkan kekacauan di suatu kota. Peperangan brutal terjadi, para makhluk itu memukul mereka, melempar senjatanya ke mereka serta mencekik, mengigit, membanting, mencakar dan menendang mereka. Nerdho menebas mereka dan melepaskan energi dalamnya yang berupa cahaya memanjang mengenai tubuh dan tangan mereka, serta kaki mereka.Suatu hari, Gridor menemukan tawaran yang begitu besar senilai SN90 juta, yang telah diberitakan, untuk membasmi para monster raksasa tersebut yang tersisa di pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 13 Tanggung jawab

    Verdis membayar cicilannya, tapi belum sampai dengan harga yang ditetapkan sebelumnya. “Harganya naik nak, sekarang bertambah SN300.”“Hah bertambah SN300, yang benar saja?!!! Padahal kita sudah sepakat dengan harga sebelumnya.”“Maaf, sekarang harga barang semuanya sudah naik. Hanya sekali ini saja naiknya. Aku janji.”“Baiklah,” Dia pun pergi dengan emosi yang kesal, “Banyak di antara mereka yang benar-benar brengsek!”Sewaktu terbaring tumbang, Khaigor seketika teringat masa lalunya tentang aksi mereka dalam mengepung para pasukan orc dan segera memberantas mereka, yang diyakini sedang berada di dalam gua-gua untuk membuat rencana.“Khaigor, kau harus bertanggung jawab penuh dalam menjalankan misi ini, kau yang mengusulkan!” ucap pemimpin militernya.“Jika tak berhasil, bagaimana?”“Maka kau akan dipenjara dan sulit bagimu untuk kembali ke pangkat komandan sebagaimana kala sekarang, jumlah pasukan yang diperlukan untuk peperangan berikutnya tak akan cukup karena telah banyak yang g

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 14 Waktu itu tiba

    Di sisi waktu Khaigor mendapatkan tawaran untuk membunuh sesosok monster bergender perempuan yang dijuluki sebagai The Sharp Hider (Si Tajam Penyembunyi), yang diperkirakan sebagai penculik dan pemakan anak-anak. Dia berukuran begitu besar dan mampu memanjat dan bergelantungan di pepohonan, semua giginya tajam bertaring dan mampu membuka mulutnya sangat lebar selayaknya mulut ikan hiu, pupil matanya lancip dan penglihatannya serta pendengarannya tajam, gerakannya begitu cepat, semua kuku jarinya tajam dan panjang, mampu mengeluarkan suara ultrasonik yang memekikkan telinga, terkadang berjalan merangkak atau berdiri, tubuhnya cukup panjang, bisa bersembunyi dengan mengubah bentuk luarnya dengan berbagai macam bentuk benda yang ada, namun rupanya tetap, jika ada pohon, kayu atau benda berbentuk kotak, dia akan mengubah bentuknya menjadi kotak atau sesuai bentuk benda tersebut berusaha anggota fisiknya tak terlihat keluar dari benda itu, dan bersembunyi di sana serta berkamuflase dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 15 Terbukanya pintu

    “Bantu aku dan akan ku bagikan sebagian dari bayaran yang akan dibayarkan padaku. Senilai SN365.000,” ucap Megrito yang akan melawan satu monster dan melihat di sebelahnya ada Khaigor yang sedang berjalan melewati genangan air hendak menuju ke daratan, sehabis membantai satu makhluk berbahaya yang mirip manusia dan mayat hidup dengan tebasan terakhir ke belakang kepalanya tersungkur dalam posisi tengkurap. “Dengan senang hati,“ Khaigor pun setuju membantunya. Monster itu berupa makhluk berkaki dua, muka seperti reptil, berjari kaki dan tangan berjumlah lima serta bercakar, memiliki ekor yang lancip seperti reptil pula, badan membungkuk seperti ayam. Di setiap tubuhnya adanya duri dari atas kepala sampai tubuh sebatas awal ekor. Di kedua lengannya adanya sayap berbentuk setengah bundar, seperti sayapnya kadal Draco yang melompat secara melayang. Monster itu memajukan serangannya dengan giginya dan menyeruduknya dengan kepalanya dan badannya, dia mencakar-cakar. Dia melompat dan menyer

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08

Bab terbaru

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 22 Pertemuan tak di duga

    Di tengah pencarian sahabatnya, dia singgah di suatu kerajaan yang berada di bawah kepemimpinan kerajaan Bukit Ragam di Barat akibat sudah di invasi, salah satu dari lima kerajaan kuat yang telah menginvasi negerinya. Dan rajanya menjadi raja boneka kerajaan tersebut.Khaigor jadi teringat ketika mau menanyakan ke penduduk sana tentang keberadaannya sahabatnya itu, “Ingat jangan tunjukkanSesudah menanyakan sekian orang, Khaigor tampak menyesal telah membakar gulungan lukisan bergambar dia dan keempat sahabatnya itu, sampai suatu ketika bertemu dengan seorang prajurit legion dan menanyakan mereka, “Kau tau pria yang bernama Alan dari Therazium, dia temanku, dulunya dia pernah mengatakan dia pergi ke negeri ini?”“Iya aku tau. Dia sudah pergi lama jauh sebelum kerajaan ini di bawah kekuasaan negeri Bukit Ragam, tapi aku kenal seseorang yang berteman dengannya, dia seorang perwira yang sulit di temui, ngomong-ngomong besok ada pertemuan penting di suatu gedung, akan ku tanyakan dia di sa

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Ba 21 Terlihat kembali

    Seorang ksatria, ksatria kegelapan dengan kudanya sedang berjalan di salju deras pada malam hari, begitu dingin dan mengganggu penglihatan juga gerak tubuh.Dia merasa mempunyai kesalahan, kesalahan yang teramat besar sangat sulit di maafkan.Negerinya telah hancur, para pemimpinnya raja, ratu, pangeran dan tuan putrinya telah mati, sepertinya hanya dia sendiri yang tersisa.Dia sedang tidak menebus kesalahannya lagi, hanya berkelana dan ingin menghilangkan kebosanan. Dia pernah ingin memakan monster sebagai simbol atas penebusannya tersendiri tapi tak ada satu pun monster yang bisa di makan, setelah dia mencoba mengunyah daging satu monster yang dibunuhnya, terasa sangat tidak enak, begitu pahit, keras, bau, sebelumnya dia sangat berhati-hati dalam memilih monsternya, agar terhindar dari racun atau penyakit yang mengganggu fungsi tubuh.Seorang anak kecil laki-laki tersesat di tengah salju tertinggal dari teman-temannya, sampai langit mulai berubah gelap, dan bertemu dengan sesosok m

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 20 Antar konflik

    “Kalian pembasmi monster, makhluk berbahaya dan prajurit bayaran. Sudah banyak musuh-musuh tangguh, ksatria, raja, raksasa, monster, siluman yang kalian bantai habis. Kalian pastilah manusia super, bukan manusia biasa,” ucap seorang raja. Tiga gridor itu di utus untuk menghabisi sesosok monster raksasa yang mengamuk di sekitar sungai, yakni Tarasque makhluk berbentuk seperti naga tanpa sayap dengan kepala singa, tubuh lembu yang ditutupi tempurung kura-kura, kaki enam beruang, dan ekor besar kuat seperti ular. Monster itu mencakar-cakar dan berlari lambat seperti gajah dengan tubuh besarnya, mereka dalam posisi mengelilingi kesulitan menyerangnya, juga menangkis dengan palu, pedang, dan perisainya, sebab makhluk itu menghalau dengan ekornya serta melindungi diri dan menabrakkan diri dengan tempurungnya. Auman nyaringnya terhempas berbalik ke dirinya, akibat pantulan dari kalung mereka gridor. “Heuuhh…. Monster yang teramat ganas,” ragu Gedrix dengan pedang dan perisainya. “Aku kebi

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 19 Keraguan

    Setelah dia pergi dari situ seketika dia bertemu dengan gerombolan orc, lalu berkata pada mereka, “Kalian para orc, aku tadi tak sengaja melihat mayat para orc lainnya dan manusia suku pedalaman berserakan karena pertempuran.”“Jangan bicara omong kosong. Kami sedang pergi tak untuk berperang.”“Orc, siapa peduli?!”Kemudian berubah pikiran, “Mohon jangan ke arah sana, aku ada merasa firasat buruk, kalau tak percaya lihat saja sendiri.”“Memangnya kau manusia lebih berpihak pada kami orc, dan melawan sesama manusia.”“Mereka musuh kami juga. Aku mencoba menyakinkan kalian. Ada saatnya tuk berperang.”“Jangan coba membohongi kami, kau kira kami takut,” lalu sambil mengacungkan pedangnya ke depan, “Karena kau seorang gridor,”“Kalau begitu terserah kalian, bukan urusanku.” Mendengar peringatannya mereka jadi ragu membantahnya.Tak lama kemudian dari jauh orang-orang pedalaman muncul berlarian di antaranya berkuda, dengan jumlahnya yang sebegitu banyak mengejar mereka.“Cepat pergi, biar

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 18 Ingatan Misterius

    Seorang raja yang menugaskan Avery beserta pasukannya ke sana sebelumnya merasa curiga, “Hmmm… Kenapa mereka belum juga kembali, apakah semuanya telah tewas?”Dalam mimpinya, Avery sewaktu kecil sedang bermain dengan seorang teman perempuan sebayanya, dia berada di suatu bukit dipenuhi dengan rumput-rumput subur. Lalu pergi ke pinggir perairan, temannya itu tiba-tiba ditarik oleh sesuatu yang aneh berwarna gelap, panjang dan begitu besar, dibawa ke dalam perairan, Avery dan temannya berteriak ketakutan, dia tak dapat berbuat apa-pun. Pada saat-saat amat terdesak itu dia mengeluarkan sebuah material gelap dan kasar seperti batu dari kantong celananya, yang dia dapatkan di gua sewaktu mencoba-coba berjelajah sendirian lalu dipukulnyalah badannya, makhluk itu kesakitan dan menjerit luar biasa, seketika dia berlari ketakutan sekencang-kencangnya hingga melepaskan benda itu dari genggamannya.Pada keesokan harinya, Avery yang lemas setengah sadar di bopong oleh dua orang di kiri-kanannya de

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 17 Kehampaan

    Beberapa Gridor yang disewa bergabung bersama prajurit yang diantaranya terdiri dari manusia raksasa tuk berperang, di depannya ribuan pasukan bersiap sambil menunggu aba-aba.Seorang prajurit manusia raksasa dengan tombak dan perisainya, berbicara pada Khaigor, “Aku ingat di saat aku terhalau dan temanku diserang dalam perang, dia sudah menyerah meminta ampun, tapi belas kasihan tetap tak diberikan…”“….. tak akan pernah adanya kedamaian yang absolut, buktinya perang masihlah terjadi dan menumpahkan darah, baik melawan manusia, orc, monster atau pun musuh lainnya,” lanjutnya.Lalu kedua belah pihak mulai berlari maju saling melawan. Khaigor menebas, menangkis, menebas lagi dan menikam kepala. Si raksasa itu menombak, para musuh menghindar menjaga jarak sehingga serangan mereka jadi lebih lambat. Dia menendang kaki musuh, menangkis serangan dengan perisai lalu maju berlari sambil menombak salah satunya tertancap di dada, dia mengantam beberapa musuh di sebelahnya dengan perisai seperti

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 16 Ujung jalan

    “Para goblin mengganggu orang-orang yang melewati jembatan kita, pada saat kerajaan kita sedang mengalami kekurangan prajurit akibat perang!” amuk seorang raja sampai memukul sekali pegangan kursi singgasananya dengan sebelah genggaman bawah tangan kanannya. “Kita harus menggunakan jasa gridor,” Saran penasihatnya.“Apa?!” ucapnya terheran-heran. “Ayolah hanya perlu satu gridor untuk membasmi mereka semua, lagi pula kerajaan kita ini kerajaan kecil,” lanjut penasihatnya. Raja pun memikirkannya membuka dua jari tangan kanan telunjuk dan tengah, menyandarkannya ke dagu, ditambah lagi kerajaannya sekarang mengalami ketidakstabilan ekonomi, “Baiklah, panggil satu gridor.”Neos berjalan menyamar sebagai warga biasa di jembatan mengenakan jubah bertudung, para goblin datang mulai merampok dengan ancaman senjata, kemudian salah satunya mulai hendak menikam dengan pisau, dia menangkap tangannya dan memelintirnya, lalu goblin itu mengapaknya menggunakan tangan sebelahnya, Neos melompat mundur s

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 15 Terbukanya pintu

    “Bantu aku dan akan ku bagikan sebagian dari bayaran yang akan dibayarkan padaku. Senilai SN365.000,” ucap Megrito yang akan melawan satu monster dan melihat di sebelahnya ada Khaigor yang sedang berjalan melewati genangan air hendak menuju ke daratan, sehabis membantai satu makhluk berbahaya yang mirip manusia dan mayat hidup dengan tebasan terakhir ke belakang kepalanya tersungkur dalam posisi tengkurap. “Dengan senang hati,“ Khaigor pun setuju membantunya. Monster itu berupa makhluk berkaki dua, muka seperti reptil, berjari kaki dan tangan berjumlah lima serta bercakar, memiliki ekor yang lancip seperti reptil pula, badan membungkuk seperti ayam. Di setiap tubuhnya adanya duri dari atas kepala sampai tubuh sebatas awal ekor. Di kedua lengannya adanya sayap berbentuk setengah bundar, seperti sayapnya kadal Draco yang melompat secara melayang. Monster itu memajukan serangannya dengan giginya dan menyeruduknya dengan kepalanya dan badannya, dia mencakar-cakar. Dia melompat dan menyer

  • Para Pemburu dan Penghuni Tangguh   Bab 14 Waktu itu tiba

    Di sisi waktu Khaigor mendapatkan tawaran untuk membunuh sesosok monster bergender perempuan yang dijuluki sebagai The Sharp Hider (Si Tajam Penyembunyi), yang diperkirakan sebagai penculik dan pemakan anak-anak. Dia berukuran begitu besar dan mampu memanjat dan bergelantungan di pepohonan, semua giginya tajam bertaring dan mampu membuka mulutnya sangat lebar selayaknya mulut ikan hiu, pupil matanya lancip dan penglihatannya serta pendengarannya tajam, gerakannya begitu cepat, semua kuku jarinya tajam dan panjang, mampu mengeluarkan suara ultrasonik yang memekikkan telinga, terkadang berjalan merangkak atau berdiri, tubuhnya cukup panjang, bisa bersembunyi dengan mengubah bentuk luarnya dengan berbagai macam bentuk benda yang ada, namun rupanya tetap, jika ada pohon, kayu atau benda berbentuk kotak, dia akan mengubah bentuknya menjadi kotak atau sesuai bentuk benda tersebut berusaha anggota fisiknya tak terlihat keluar dari benda itu, dan bersembunyi di sana serta berkamuflase dengan

DMCA.com Protection Status