Di suatu tempat ketika sedang terjadi turunnya salju deras begitu dingin, sesosok makhluk humanoid misterius seukuran manusia tubuhnya mirip manusia, kuku tangan dan kakinya tajam dan panjang seperti serigala, bergigi tajam ukuran giginya sedikit lebih besar dari pada ukuran gigi macan, berjalan merangkak dan lari secepat anjing, menyerang para warga di sana. Makhluk berbahaya itu selain mampu bersiul, juga mampu meniru suara bahasa perkataan manusia seperti layaknya para burung nuri dan kakaktua serta sejenisnya. Tempat itu pun menjadi mencekam, membuat warga resah dan penuh ketakutan.
“Bery!... Bery...!” tok tok tok, suara ketokan pintu depan dari luar. Pemilik rumah pun mendengar, “Siapa itu?!...” “Bery!... Buka!... Buka...!”
“Iya, akan ku bukakan pintunya.”
“Aneh aku tak pernah mengenal suaranya sekali pun, mungkin ada yang menyuruhnya memberikan suatu barang atau memberi tau pesan,” ucapnya berbicara sendiri yang keheranan. Lalu membuka pintunya, pria itu pun langsung diserang oleh makhluk misterius mengerikan itu. Dia dicakar, digigit-gigit. Makhluk itu begitu kuat dan kemampuan korbannya baginya masih kalah kuat. Sesudah korbannya tewas. Setelah masuk ke dalam rumah, dia menutupnya, mengambil dan memakan segala macam daging dan buah-buahan di rumah itu.
Di lain hari berikutnya, dari belakang rumah makhluk itu sambil mengetok dan bersuara, “Tolong?!... Tolong?!... Tolong aku...?!”
Pemilik rumah yang seorang pria dewasa pun merasa heran, “Di salju yang deras begini, di luar ada yang minta tolong, apakah dia sedang tertumpuk salju?”
Suara minta tolong itu terus terdengar. “Iya... Iya... Tunggulah...!” Suara minta tolong tersebut masih terdengar. Orang itu pun membawa peralatan dan membukanya. Tiba-tiba dari belakang makhluk itu menyerangnya. Pria itu terus melawan serangan makhluk itu dan menyerangnya dengan garpu jerami namun makhluk itu menghindar dan terkena dorongan dari ganggang dan bawah ujung garpu jerami, selagi makhluk buas itu terdorong dan menjaga jarak dari garpu jerami yang diarahkan padanya, untuk siap menyerang. Dia pun segera bergegas berlari mundur lalu langsung berlari ke depan masuk kembali ke rumah dan menguncinya. Ketakutan berdegup kencang di hatinya.
Beberapa para Gridor salah satunya Khaigor sedang berjalan di suatu kota, melihat segerombolan para orang yang terlihat tampak seperti prajurit, melewati bersebelahan, “Siapa mereka?”
“Mereka Nerdho, mereka adalah golongan prajurit bayaran, pemburu hewan buas dan monster seperti kita,” jawab Widar.
Sampailah mereka di tempat tentang kabar makhluk buas itu yang menyerangnya di malam hari, desa itu masih mengalami musim turun salju yang deras.
“Dengar jangan membuka pintu dari siapa pun, ketika kami masih bekerja mengatasi ini di sini. Jangan pernah, siapa pun itu!...” tegas Widar pada para warga di sana. Mereka mengangguk, dan merasa ragu akan perkataannya, takutnya adanya hal lain yang bisa dikhawatirkan nantinya bertentangan dengan perintah itu.
Malam tiba mereka menyamar dengan berdiam diri ke dahan tanaman dan naik ke atas pohon, bersembunyi di dalam tumpukan salju.
Mereka memancing dengan daging hewan yang dicampur dengan aroma makanan yang lebih kuat. Suatu ketika makhluk itu muncul menampakkan diri dan mengetok rumah warga, sambil berkata, “Halo?!... Halo...?!” Ternyata benar makhluk itu mampu meniru suara bahasa manusia dan mereka terkejut, tapi makhluk itu tidak terlalu memahami artinya.
Seketika dari atas memanah menggunakan busur tarik, ternyata meleset, “Sial.” Makhluk itu terkejut. Kemudian seorang dari tumpukan salju keluar dan mulai mencoba menebas makhluk itu. Dia mencoba lari, panah lagi dilepaskan, meleset hampir mengenai kaki seorang anggota Gridor itu, membuatnya teralihkan. Kemudian makhluk itu mencoba menyerangnya sekilas, dari balik belakang serangan panah dari busur silang mengenai belakang punggungnya.
Makhluk itu kabur, dia mulai melompat dan menebas belakangnya, seketika terjadinya perlawanan sengit. Makhluk itu begitu kuat, dia menahan serangan, mencakar-cakar membabi buta, menendang dan mukanya berusaha mendekat menggigit. Khaigor yang dari belakang dahan tanaman, langsung keluar lari melawan makhluk itu, dia menebas, mereka berdua melawannya, menahan kekuatannya yang begitu kuat.
Widar turun dari atas pohon, lalu berlari dan melempar belati mengenai pundaknya. Mereka menebas bagian-bagian tubuhnya, makhluk itu mencakar dan kuku-kuku tajam dari kakinya menendang mengenai perut. Anggota Gridor di depan menebas lehernya, seketika makhluk itu mati.
Di waktu lain berikutnya Nerdho yang juga dikenal sebagai golongan prajurit bayaran dan pembasmi monster itu, melihat alat prediksi cuacanya berbentuk gelang di tangan sebelahnya, ditengah-tengahnya ada benda di desain berbentuk kotak, dengan delapan bagian kotak-kotak kecil di dalamnya di balik kaca yang sangat kuat. Di kotak bergambar salju yang mana di bawah benda berbatasan adanya seperti pipa kecil berisikan cairan berwarna, dengan letaknya berarah horizontal penanda tingkat ketinggian atau kerendahan cuaca, kotak bergambar itu menunjukkan akan munculnya cuaca, “Hari ini akan muncul salju,” lalu pipa kecil di bawahnya semakin meningkat menunjukkan ganasnya cuaca saljunya, pergi menuju ke suatu pegunungan bersalju, di tengah perjalanan tiba-tiba saja badai salju datang jauh lebih sulit dari pada yang mereka perkirakan bisa dihadapi, membuat mereka berlindung. Selama berlindung beberapa jam, ada monster Yeti muncul sedang lewat mereka terkejut melihatnya yang datang secara tiba-tiba di saat keadaan tak stabil menjadi medan yang lebih keras. Badannya teramat besar, berukuran raksasa mirip seperti gorilla, namun bertaring layaknya harimau dan singa. Dia memukul-mukul dadanya menunjukkan ketangguhannya, tubuhnya berbulu tebal putih seperti mammoth (Gajah purba).
Makhluk itu menghajar para Nerdho, memukul-mukul mereka, lalu melempar batu besar ke mereka. Sebagian anggota Nerdho memanah dan melempar tombak ke arahnya, bertahan di saat cuaca ekstrim yang berbahaya dan melawan ancaman. Makhluk itu mencoba mengangkat salah satu anggota Nerdho, mencengkeramnya sekuat tenaga dan menggigitnya. Salah satu anggota Nerdho yang dibelakang ikut maju, menyerang tangannya dengan pedang raksasa, dia menyerang kedua tangannya, menikam kepalanya.
Beberapa anggota Nerdho terjatuh dan tergelincir ke bawah, akibat salju licin yang menumpuk di kemiringan gunung. Salah seorang melompat masih memegang pedang raksasanya dengan kedua tangannya. Lalu tangan kanan monster itu dari sebelahnya mulai menyerangnya, dengan sigap dia menebasnya. Salah satu seorang anggota memanah mata kirinya, mereka menebas kakinya, makhluk raksasa itu semakin agresif melawan, dia ingin mengejar yang memanah matanya, namun terhalang oleh beberapa anggota Nerdho ditambah lagi dengan kendala menyakitkan akan luka tebasan di kedua kakinya. Tersisa tangan kirinya yang tak terluka, dia mencekik salah satunya, namun orang itu mulai bergerak ingin mencoba menebas tangan kirinya itu, namun dihajar makhluk itu dengan tangan kanannya yang terluka. Dari belakang seorang mulai menebas badannya, makhluk itu berbalik ke posisi belakang dengan menyerang, orang yang menggunakan pedang raksasa tadi, langsung melompat dan menebas belakang lehernya, lalu selagi dia turun dia menusuk belakang badannya hingga teriris dagingnya ke bawah, sampai kakinya menapak di atas gunung. Tiba-tiba gulungan badai salju besar terjatuh dan menimpa mereka yang tak sempat menyelamatkan diri.
Sewaktu di lautan mereka Nerdho mencoba menghabisi monster ikan besar. Monster itu menabrak-nabrak sebuah kapal mereka hingga terombang-ambing. Mereka mulai menombak-nombak dan memanah monster buas itu.
Mereka memancingnya dengan potongan daging korban musuh (Manusia) mereka, melemparnya ke perairan hewan buas itu langsung melahapnya, salah satu anggotanya memanahnya dengan panah besi yang diikatkan dari belakangnya, hewan itu kesakitan dan menarik kapal mereka, mereka memanah-manah makhluk itu. Anggota yang memanah itu langsung berlari dan menyelam ke perairan sembari memegang erat tali itu, dan kemudian naik ke arahnya, menikam-nikam makhluk itu dengan belati melawannya. Tubuhnya begitu cepat dan kuat, makhluk itu kesulitan untuk menyerang balik, kemudian anggota Nerdho itu menancap sebelah badannya. Dan tusukan belati itu berusaha dia lingkarkan bersamaan dengan tali dari panah itu ke badannya, hingga makhluk laut buas itu berputar, kapal yang melaju ke depan membuka luas tali hingga tali itu melilit makhluk itu yang selagi berputar. Hampir saja kapal menabraknya.
Anggota Nerdho itu mengeluarkan pedangnya, menebas matanya dan kepalanya serta tubuhnya yang lain, makhluk itu tewas darahnya keluar terangkat ke atas terlihat berada di dasar perairan.
Di daerah lain, ada area di mana suku pedalaman barbar yang brutal, dianggap sering mengganggu warga, mereka bersifat kanibal. Suku tersebut memiliki rival musuhnya, yang juga barbarnya tertandingi dengan mereka. Setiap warga yang lewat dipenuhi dengan ketakutan, Gridor bersama pasukan prajurit lainnya bekerja sama, memusnahkan populasi mereka di area tersebut. Dua suku pedalaman tersebut sama-sama berbahaya.
Para Gridor dan pasukan kerajaan, menjalani tujuan mereka, mereka melindungi para warga serta mencari markas kedua suku itu yang berpencar-pencar. Ketika sedang lewat, jebakan jaring langsung mengangkat beberapa kuda mereka beserta penunggangnya. Para suku melempari batu, tanah, pasir, tombak dan melontarkan anak panah serta sumpit.
Para Gridor dan prajurit dengan sigap, melawan mereka, Gridor memanah dan melempar tombak serta kapak, mereka mengeluarkan pedangnya melawan suku tersebut yang brutal. Suku tersebut menggunakan parang dan pisau, mereka berperang di sana. Suara-suara dari mulut dan gerakan tubuh lainnya dalam penyemangat perang mereka terdengar keras nan mengerikan. Namun para Gridor dan pasukan negara, tak gentar mereka terus melawan.
“Awas, mereka muncul dari segala arah....!”
Dari atas pohon seorang suku dengan kedudukan lebih tinggi, memanah. Mereka berperang satu sama lain, anggota suku yang memanah tersebut berhasil terbunuh dengan dua anak panah busur silang, yang dilayangkan. Para suku tersebut menyumpit dan memanah dengan panah beracun. Mereka suku tersebut pun habis berperang sampai mati.
Di pemukiman rival suku tersebut datang menyerang para penduduk dan para Gridor dan juga para prajurit kerajaan, mereka berperang tiada tara, sangat barbar, ketika salah satu suku dari belakang mulai menyerang salah satu penduduk, anggota Gridor melemparkan kapak ke arahnya. Ketika jumlah pasukan mereka semakin menipis, beberapa diantaranya kabur.
Kemudian di pemukiman lainnya suku barbar tersebut melakukan serangan lagi, satu suku yang sama saat melakukan serangan kepada para warga yang sedang lewat sebelumnya. Mereka menyerang dengan anak panah, ketika dikejar di seberang hutan mereka menyerang dengan teknik gerilya, para pasukan kesulitan, Gridor dan pihak kerajaan pun keluar dari hutan tersebut. Karena hutan itu berada di sekitar sungai, para prajurit, Gridor dan anggota warga menghanyutkan mayat yang beracun untuk menyebarkan zat yang berbahaya. Suku barbar tersebut pun keluar tak tahan, para prajurit memanah dan menyerang dengan ketapel raksasa batu serta api. Mereka terbakar, suku-suku yang bersembunyi itu pun kabur. Bahkan mereka dan satu suku lainnya rival mereka, dipancing dengan daging hewan serta daging musuh mereka yang diberi racun, mereka pun memakannya dan beberapa di antaranya tewas.
Suatu ketika kedua suku tersebut berperang, selagi mereka berperang, hewan pengintai berupa anjing dan burung dari pihak kerajaan dan Gridor yang bersatu melihat kedua suku tersebut yang saling berperang, mereka pun langsung menuju lokasi ke sana menghabisi kedua suku tersebut. Bertambahlah satu pihak, yang memerangi mereka.
Seorang Ksatria dengan gada palu perang besarnya, memukul kedua kelompok para suku itu. Suku-suku tersebut merasakan serangan senjata para pasukan yang lebih maju. Mereka menghabisi suku tersebut hingga sampai ke bagian tempatnya. Tapi ternyata terbukalah kebenaran, bahwa kedua suku tersebut tempatnya diambil oleh pihak kerajaan, yang membuat mereka melawan. Anggota suku mereka juga berada di daerah lain, mengetahui hal itu, mereka yang tersisa pun setuju untuk pergi ke daerah lain atau ke daerah lain tempat suku mereka masing-masing, dan bersedia mengganti rugi pada mereka, dari pada yang tinggal hanya di daerah itu bisa akan dihabisi tak tersisa.
Seekor naga raksasa dengan tubuh seperti ular yang sangat jauh lebih panjang dan lebar dan juga berkaki empat, muncul dari sungai, makhluk itu juga pernah berjalan di tanah atau di hutan belantara, ketika berada di sungai, mengganggu perahu para warga, para anggota Gridor dan prajurit menghabisinya, membantainya beramai-ramai. Makhluk itu menerkam menyapu dengan buntutnya, berada di kedalaman air, akhirnya tercabik-cabik, terpukul tewas.
Nerdho memiliki benda khusus prediksi cuaca di sekitar wilayah, berbentuk gelang besar lurus berbahan logam dengan melepas dan diujungnya dimasukkan mengandung unsur magnet melekat dan di tengahnya berbentuk kotak kaca transparan yang teramat kuat. Dan di setiapnya ada delapan kotak kecil terpisah bergambar cuaca berukir beserta nama cuacanya yang berukir, yang menunjukkan perubahan cuaca. Dengan di setiap kotak kecil itu di bawahnya berbatasan adanya benda seperti pipa yang lebarnya jauh lebih kecil namun panjangnya seukuran kotak cuaca kecil itu, berisikan cairan berwarna hijau, menentukan suhu dan tingkat ketinggian cuaca.
Setiap kotak kecil akan terangkat bila muncul perubahan cuaca serta pipa di bawahnya akan menentukan tingkat ketinggian cuaca.
Kotak bergambar Panas terletak di atas tengah
Angin puting beliung, topan terletak berada di tengah-tengah, di bawah kotak bergambar panas
Kotak bergambar Hujan terletak di kiri atas
Kotak bergambar petir terletak di kiri bawah
Kotak bergambar salju terletak di kanan atas
Kotak bergambar Hujan es terletak di kanan bawah
Kotak bergambar uap berada di bawah
Bahkan di setiap kotak kecil penunjuk cuaca itu bisa terangkat lebih dari satu dan berfungsi jika terjadi lebih dari satu perubahan cuaca (Cuaca gabungan), tergantung berapa jumlah cuacanya seperti:
Hujan, petir
Hujan, angin deras
Hujan, petir, angin deras
Salju, angin deras dan perubahan cuaca gabungan lainnya.
Di sarankan membacanya agar terasa makin hidup sambil mendengarkan musik Silver For Monsters... · Percival Schuttenbach · Marcin Przybyłowicz Tautan: https://youtu.be/jRG0gyVFP60?si=qEadxlJjHcMYeC7M
Monster ganas bersayap burung, kedua kaki cakarnya begitu kuat, mampu memegang dan menahan serta mengangkat seekor domba dan kambing. Devior dan Khaigor dibayar untuk membasmi monster bersayap itu, yang memakan hewan ternak, mengganggu makhluk hidup dan menyerang, serta mengangkat manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya.Sampailah mereka di suatu desa, makhluk itu muncul mengganggu para warga, Devior dengan busur mengarahkan panahnya pada makhluk itu, namun tak kena. Khaigor, memanahnya dengan busur silang, begitu sulit mengenainya. Devior pun mencoba dengan tiga anak panah lagi-lagi tak kena hanya satu anak panah yang hampir mengenainya, sempat seketika mengganggu pandangannya. Monster itu pun turun mereka berdua menunduk, menyerang dengan cakarnya kemudian mengambil busur silang milik Khaigor berusaha merusaknya, Devior meminjam tombak, seketika makhluk itu mulai terbang ke arah mereka, Devior pun melempar tombaknya ke arah makhluk itu, namun makhluk itu berhasil menghindarinya lag
Setelah sekian tahun berlatih menjadi Gridor dan telah mengembankan berbagai misinya, kini Khaigor resmi sudah menjadi seorang Gridor yang sebenarnya, yang sudah menjalani ketentuannya, meskipun dulunya belum sepenuhnya resmi menjadi Gridor dalam ikut menjalani perbuatan bersama para Gridor, yang tampak seperti kontradiksi yang terjadi.Khaigor yang seorang Gridor sedang berada di lumpur melewati rawa-rawa, diserang oleh suatu makhluk yang berada di bawah menarik kedua kakinya, karena Khaigor yang terlalu kuat itu pun dan terus mempertahankan diri, makhluk itu kesulitan menariknya dari bawah, makhluk itu langsung keluar dari dalam lumpur. Bentuknya seperti manusia mayat hidup dengan mata yang terang seperti hewan nokturnal, tubuhnya sedikit lebih besar dari pada manusia, makhluk itu gemar menyerang siapa saja yang menurutnya mampu dihabisinya, Khaigor mengerahkan tenaga dalamnya berupa sinar yang mematikan menyerang makhluk itu, mengenai kepalanya. Lalu satunya lagi muncul dari belaka
Di tempat pedalaman hutan yang jauh, dicurigai adanya gerak-gerik para goblin yang berada di sana. Lima Gridor dibayar untuk menumpaskan mereka, karena mereka dicurigai berbahaya dan mengancam para warga, mengambil hewan ternak, buah-buahan dan sayuran, serta terjadinya pembunuhan beberapa kali pada para warga, yang mengejutkannya adalah meninggalnya seorang pemimpin pasukan khusus tertinggi di sana sewaktu sedang bepergian sendirian. Goblin adalah makhluk yang menyerupai dan seukuran manusia juga tak secerdas manusia, namun secara kekuatan fisik cenderung lebih kuat, bersifat licik, jahat serta suka mencuri. Kulitnya berwarna hijau serta bertelinga runcing dan bergigi tajam seperti hewan. Wajahnya seperti monster mirip kera. Mereka adalah pengganggu kecil. Sebagian para Goblin tersebut ahli dalam kegerakan mengendap-endap. Mereka terlihat sedang membakar santapan mereka. Kelima Gridor itu langsung membantai mereka, para goblin itu bertempur melawan mereka. Goblin dari segala arah ya
Khaigor melawan monster yang sangat kuat, musuh yang lebih besar, tubuhnya seperti gabungan gajah dan badak, namun lehernya panjang setengah ukuran ular biasanya. Bergigi tajam dan memiliki cakar di setiap kakinya. Ada satu cula di kepalanya. Dia menyerang keempat kakinya, menebas demi tebasan, namun diseruduk dan terlempar. Lalu mengeluarkan tenaga mematikan cahaya lebar dari tangannya, mengenai kepalanya. Lalu melemparkan belati beracun pada salah satu matanya, sekian waktu mereka bertarung, makhluk itu mulai melemah akibat efek racun itu.Dia menebar bubuk-bubuk ungu yang menyengat, makhluk itu semakin mengamuk, namun tenaganya semakin berkurang hingga terlihat dari luar eskpresinya tak semengamuk perasaan di dalamnya. Dia menyerang telinga sebelahnya dengan energi cahaya mematikan itu, hingga makhluk itu berdenging. Melompat ke atas tubuhnya, mengambil belati yang tertancapkan itu, lalu menikam lehernya dengan kedua senjata, pedang di tangan kanan dan belati beracun itu di sebelah
Dalam perjalanannya kudanya mulai melambat, lalu dia melihat kudanya yang terasa kelaparan, “Ayolah... Makanan sisa sedikit.” Dia tetap meneruskan perjalanannya, tak lama kemudian melihat hutan belantara jauh di sebelahnya, lalu pergi mendekatinya, turun dari kudanya mencari buah-buahan yang bisa dimakan.Tanpa disadari dia memasuki sarang siluman manusia ular, dia melihat sesosok siluman ular wanita, dengan tombak kayu di tangan kanannya dan parang di tangan kirinya dengan gerakan tubuh yang marah dan melihat makhluk itu mulai mengancam dirinya.Khaigor melawan siluman ular itu, dia memotong tombak kayunya dan menangkis parangnya, melukai tubuhnya, lalu memenggal kepalanya. Sesosok siluman ular pria yang melihat itu bersembunyi, memberitaukan kepada para siluman ular lainnya. Dalam perjalanan berikutnya, dia bertemu dengan beberapa puluh siluman ular. Membawa parang, tombak kayu dan batu serta panah kayu.“Hei, apa maksud kalian?” dia kebingungan. “Ini pasti karena siluman ular wanit
Anggota Nerdho dan prajurit lainnya berusaha melawan para monster raksasa yang mengerikan berdiri dengan dua kaki selayaknya humanoid, makhluk itu sangatlah ganas, bertubuh raksasa, berbadan mirip gajah, ada yang memegang satu atau dua pentungan kayu, memiliki batu pemukul besar yang ujungnya di lancipkan, bertaring, dengan tatapan mata tajam pupil berlancip yang begitu liar memegang senjata berupa pentungan kayu, batu, dan batu khusus yang ujungnya ditajamkan dengan di hancur-hancurkan dan di asah, mengakibatkan kekacauan di suatu kota. Peperangan brutal terjadi, para makhluk itu memukul mereka, melempar senjatanya ke mereka serta mencekik, mengigit, membanting, mencakar dan menendang mereka. Nerdho menebas mereka dan melepaskan energi dalamnya yang berupa cahaya memanjang mengenai tubuh dan tangan mereka, serta kaki mereka.Suatu hari, Gridor menemukan tawaran yang begitu besar senilai SN90 juta, yang telah diberitakan, untuk membasmi para monster raksasa tersebut yang tersisa di pi
Verdis membayar cicilannya, tapi belum sampai dengan harga yang ditetapkan sebelumnya. “Harganya naik nak, sekarang bertambah SN300.”“Hah bertambah SN300, yang benar saja?!!! Padahal kita sudah sepakat dengan harga sebelumnya.”“Maaf, sekarang harga barang semuanya sudah naik. Hanya sekali ini saja naiknya. Aku janji.”“Baiklah,” Dia pun pergi dengan emosi yang kesal, “Banyak di antara mereka yang benar-benar brengsek!”Sewaktu terbaring tumbang, Khaigor seketika teringat masa lalunya tentang aksi mereka dalam mengepung para pasukan orc dan segera memberantas mereka, yang diyakini sedang berada di dalam gua-gua untuk membuat rencana.“Khaigor, kau harus bertanggung jawab penuh dalam menjalankan misi ini, kau yang mengusulkan!” ucap pemimpin militernya.“Jika tak berhasil, bagaimana?”“Maka kau akan dipenjara dan sulit bagimu untuk kembali ke pangkat komandan sebagaimana kala sekarang, jumlah pasukan yang diperlukan untuk peperangan berikutnya tak akan cukup karena telah banyak yang g
Di sisi waktu Khaigor mendapatkan tawaran untuk membunuh sesosok monster bergender perempuan yang dijuluki sebagai The Sharp Hider (Si Tajam Penyembunyi), yang diperkirakan sebagai penculik dan pemakan anak-anak. Dia berukuran begitu besar dan mampu memanjat dan bergelantungan di pepohonan, semua giginya tajam bertaring dan mampu membuka mulutnya sangat lebar selayaknya mulut ikan hiu, pupil matanya lancip dan penglihatannya serta pendengarannya tajam, gerakannya begitu cepat, semua kuku jarinya tajam dan panjang, mampu mengeluarkan suara ultrasonik yang memekikkan telinga, terkadang berjalan merangkak atau berdiri, tubuhnya cukup panjang, bisa bersembunyi dengan mengubah bentuk luarnya dengan berbagai macam bentuk benda yang ada, namun rupanya tetap, jika ada pohon, kayu atau benda berbentuk kotak, dia akan mengubah bentuknya menjadi kotak atau sesuai bentuk benda tersebut berusaha anggota fisiknya tak terlihat keluar dari benda itu, dan bersembunyi di sana serta berkamuflase dengan
Di tengah pencarian sahabatnya, dia singgah di suatu kerajaan yang berada di bawah kepemimpinan kerajaan Bukit Ragam di Barat akibat sudah di invasi, salah satu dari lima kerajaan kuat yang telah menginvasi negerinya. Dan rajanya menjadi raja boneka kerajaan tersebut.Khaigor jadi teringat ketika mau menanyakan ke penduduk sana tentang keberadaannya sahabatnya itu, “Ingat jangan tunjukkanSesudah menanyakan sekian orang, Khaigor tampak menyesal telah membakar gulungan lukisan bergambar dia dan keempat sahabatnya itu, sampai suatu ketika bertemu dengan seorang prajurit legion dan menanyakan mereka, “Kau tau pria yang bernama Alan dari Therazium, dia temanku, dulunya dia pernah mengatakan dia pergi ke negeri ini?”“Iya aku tau. Dia sudah pergi lama jauh sebelum kerajaan ini di bawah kekuasaan negeri Bukit Ragam, tapi aku kenal seseorang yang berteman dengannya, dia seorang perwira yang sulit di temui, ngomong-ngomong besok ada pertemuan penting di suatu gedung, akan ku tanyakan dia di sa
Seorang ksatria, ksatria kegelapan dengan kudanya sedang berjalan di salju deras pada malam hari, begitu dingin dan mengganggu penglihatan juga gerak tubuh.Dia merasa mempunyai kesalahan, kesalahan yang teramat besar sangat sulit di maafkan.Negerinya telah hancur, para pemimpinnya raja, ratu, pangeran dan tuan putrinya telah mati, sepertinya hanya dia sendiri yang tersisa.Dia sedang tidak menebus kesalahannya lagi, hanya berkelana dan ingin menghilangkan kebosanan. Dia pernah ingin memakan monster sebagai simbol atas penebusannya tersendiri tapi tak ada satu pun monster yang bisa di makan, setelah dia mencoba mengunyah daging satu monster yang dibunuhnya, terasa sangat tidak enak, begitu pahit, keras, bau, sebelumnya dia sangat berhati-hati dalam memilih monsternya, agar terhindar dari racun atau penyakit yang mengganggu fungsi tubuh.Seorang anak kecil laki-laki tersesat di tengah salju tertinggal dari teman-temannya, sampai langit mulai berubah gelap, dan bertemu dengan sesosok m
“Kalian pembasmi monster, makhluk berbahaya dan prajurit bayaran. Sudah banyak musuh-musuh tangguh, ksatria, raja, raksasa, monster, siluman yang kalian bantai habis. Kalian pastilah manusia super, bukan manusia biasa,” ucap seorang raja. Tiga gridor itu di utus untuk menghabisi sesosok monster raksasa yang mengamuk di sekitar sungai, yakni Tarasque makhluk berbentuk seperti naga tanpa sayap dengan kepala singa, tubuh lembu yang ditutupi tempurung kura-kura, kaki enam beruang, dan ekor besar kuat seperti ular. Monster itu mencakar-cakar dan berlari lambat seperti gajah dengan tubuh besarnya, mereka dalam posisi mengelilingi kesulitan menyerangnya, juga menangkis dengan palu, pedang, dan perisainya, sebab makhluk itu menghalau dengan ekornya serta melindungi diri dan menabrakkan diri dengan tempurungnya. Auman nyaringnya terhempas berbalik ke dirinya, akibat pantulan dari kalung mereka gridor. “Heuuhh…. Monster yang teramat ganas,” ragu Gedrix dengan pedang dan perisainya. “Aku kebi
Setelah dia pergi dari situ seketika dia bertemu dengan gerombolan orc, lalu berkata pada mereka, “Kalian para orc, aku tadi tak sengaja melihat mayat para orc lainnya dan manusia suku pedalaman berserakan karena pertempuran.”“Jangan bicara omong kosong. Kami sedang pergi tak untuk berperang.”“Orc, siapa peduli?!”Kemudian berubah pikiran, “Mohon jangan ke arah sana, aku ada merasa firasat buruk, kalau tak percaya lihat saja sendiri.”“Memangnya kau manusia lebih berpihak pada kami orc, dan melawan sesama manusia.”“Mereka musuh kami juga. Aku mencoba menyakinkan kalian. Ada saatnya tuk berperang.”“Jangan coba membohongi kami, kau kira kami takut,” lalu sambil mengacungkan pedangnya ke depan, “Karena kau seorang gridor,”“Kalau begitu terserah kalian, bukan urusanku.” Mendengar peringatannya mereka jadi ragu membantahnya.Tak lama kemudian dari jauh orang-orang pedalaman muncul berlarian di antaranya berkuda, dengan jumlahnya yang sebegitu banyak mengejar mereka.“Cepat pergi, biar
Seorang raja yang menugaskan Avery beserta pasukannya ke sana sebelumnya merasa curiga, “Hmmm… Kenapa mereka belum juga kembali, apakah semuanya telah tewas?”Dalam mimpinya, Avery sewaktu kecil sedang bermain dengan seorang teman perempuan sebayanya, dia berada di suatu bukit dipenuhi dengan rumput-rumput subur. Lalu pergi ke pinggir perairan, temannya itu tiba-tiba ditarik oleh sesuatu yang aneh berwarna gelap, panjang dan begitu besar, dibawa ke dalam perairan, Avery dan temannya berteriak ketakutan, dia tak dapat berbuat apa-pun. Pada saat-saat amat terdesak itu dia mengeluarkan sebuah material gelap dan kasar seperti batu dari kantong celananya, yang dia dapatkan di gua sewaktu mencoba-coba berjelajah sendirian lalu dipukulnyalah badannya, makhluk itu kesakitan dan menjerit luar biasa, seketika dia berlari ketakutan sekencang-kencangnya hingga melepaskan benda itu dari genggamannya.Pada keesokan harinya, Avery yang lemas setengah sadar di bopong oleh dua orang di kiri-kanannya de
Beberapa Gridor yang disewa bergabung bersama prajurit yang diantaranya terdiri dari manusia raksasa tuk berperang, di depannya ribuan pasukan bersiap sambil menunggu aba-aba.Seorang prajurit manusia raksasa dengan tombak dan perisainya, berbicara pada Khaigor, “Aku ingat di saat aku terhalau dan temanku diserang dalam perang, dia sudah menyerah meminta ampun, tapi belas kasihan tetap tak diberikan…”“….. tak akan pernah adanya kedamaian yang absolut, buktinya perang masihlah terjadi dan menumpahkan darah, baik melawan manusia, orc, monster atau pun musuh lainnya,” lanjutnya.Lalu kedua belah pihak mulai berlari maju saling melawan. Khaigor menebas, menangkis, menebas lagi dan menikam kepala. Si raksasa itu menombak, para musuh menghindar menjaga jarak sehingga serangan mereka jadi lebih lambat. Dia menendang kaki musuh, menangkis serangan dengan perisai lalu maju berlari sambil menombak salah satunya tertancap di dada, dia mengantam beberapa musuh di sebelahnya dengan perisai seperti
“Para goblin mengganggu orang-orang yang melewati jembatan kita, pada saat kerajaan kita sedang mengalami kekurangan prajurit akibat perang!” amuk seorang raja sampai memukul sekali pegangan kursi singgasananya dengan sebelah genggaman bawah tangan kanannya. “Kita harus menggunakan jasa gridor,” Saran penasihatnya.“Apa?!” ucapnya terheran-heran. “Ayolah hanya perlu satu gridor untuk membasmi mereka semua, lagi pula kerajaan kita ini kerajaan kecil,” lanjut penasihatnya. Raja pun memikirkannya membuka dua jari tangan kanan telunjuk dan tengah, menyandarkannya ke dagu, ditambah lagi kerajaannya sekarang mengalami ketidakstabilan ekonomi, “Baiklah, panggil satu gridor.”Neos berjalan menyamar sebagai warga biasa di jembatan mengenakan jubah bertudung, para goblin datang mulai merampok dengan ancaman senjata, kemudian salah satunya mulai hendak menikam dengan pisau, dia menangkap tangannya dan memelintirnya, lalu goblin itu mengapaknya menggunakan tangan sebelahnya, Neos melompat mundur s
“Bantu aku dan akan ku bagikan sebagian dari bayaran yang akan dibayarkan padaku. Senilai SN365.000,” ucap Megrito yang akan melawan satu monster dan melihat di sebelahnya ada Khaigor yang sedang berjalan melewati genangan air hendak menuju ke daratan, sehabis membantai satu makhluk berbahaya yang mirip manusia dan mayat hidup dengan tebasan terakhir ke belakang kepalanya tersungkur dalam posisi tengkurap. “Dengan senang hati,“ Khaigor pun setuju membantunya. Monster itu berupa makhluk berkaki dua, muka seperti reptil, berjari kaki dan tangan berjumlah lima serta bercakar, memiliki ekor yang lancip seperti reptil pula, badan membungkuk seperti ayam. Di setiap tubuhnya adanya duri dari atas kepala sampai tubuh sebatas awal ekor. Di kedua lengannya adanya sayap berbentuk setengah bundar, seperti sayapnya kadal Draco yang melompat secara melayang. Monster itu memajukan serangannya dengan giginya dan menyeruduknya dengan kepalanya dan badannya, dia mencakar-cakar. Dia melompat dan menyer
Di sisi waktu Khaigor mendapatkan tawaran untuk membunuh sesosok monster bergender perempuan yang dijuluki sebagai The Sharp Hider (Si Tajam Penyembunyi), yang diperkirakan sebagai penculik dan pemakan anak-anak. Dia berukuran begitu besar dan mampu memanjat dan bergelantungan di pepohonan, semua giginya tajam bertaring dan mampu membuka mulutnya sangat lebar selayaknya mulut ikan hiu, pupil matanya lancip dan penglihatannya serta pendengarannya tajam, gerakannya begitu cepat, semua kuku jarinya tajam dan panjang, mampu mengeluarkan suara ultrasonik yang memekikkan telinga, terkadang berjalan merangkak atau berdiri, tubuhnya cukup panjang, bisa bersembunyi dengan mengubah bentuk luarnya dengan berbagai macam bentuk benda yang ada, namun rupanya tetap, jika ada pohon, kayu atau benda berbentuk kotak, dia akan mengubah bentuknya menjadi kotak atau sesuai bentuk benda tersebut berusaha anggota fisiknya tak terlihat keluar dari benda itu, dan bersembunyi di sana serta berkamuflase dengan