Beranda / Fantasi / Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO / 76 - Gairah Kemenangan Tak Tertahankan

Share

76 - Gairah Kemenangan Tak Tertahankan

Penulis: Gauche Diablo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-25 07:08:53

Juna tidak mengira akan secepat ini Lenita menyerah. Tapi itu membuatnya senang. Dielusnya wajah sang istri saat tatapan mereka saling bertaut lekat.

“Kamu jahat, Jun!” Suara Lenita lebih seperti rengekan kesal ketika mengatakan itu.

“Ya, aku jahat.” Juna tidak membantah dan menurunkan tengkuk istrinya agar dia bisa dengan mudah menjangkau bibir kenyal Lenita untuk dia pagut dan lumat.

Sementara bibirnya beraksi, tangan Juna bekerja di paha mulus Lenita sembari tangan lain menahan tengkuk Lenita agar terus melanggengkan ciuman mereka.

Bibir Juna mulai turun, menjelajahi leher Lenita sembari jemarinya secara pelan meremas bongkahan di belakang tubuh istrinya, mengakibatkan suara erangan keluar dari mulut Lenita .

Cumbuan Juna membuai Lenita hingga rasanya udara menjadi panas, mengakibatkan Lenita gerah, entah karena terbakar gairahnya sendiri atau memang gara-gara AC tidak dinyalakan saat mesin mobil dimatikan.

“Aaanhh ….” Lenita berinisiatif mengurai manik pada blusnya sehingga dadany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   77 - Rencana Menggunakan Tiket Konser

    Usai mobil Juna memberikan klakson dan berlalu dari rumah Leila, Lenita mendesis kesal pada suaminya.‘Untuk apa bunyikan klason segala, sih!’ omel Lenita dalam hati. ‘Nanti bisa-bisa Mama—‘“Nita, ya?” Suara Leila sudah muncul lebih dulu saat Lenita sedang membatin ibunya akan keluar.“A—ah, iya, Ma!” Lenita berseru sambil menoleh ke ibunya yang sudah tiba di gerbang depan.“Kenapa selarut ini baru pulang?” Leila bertanya disertai pandangan menyelidik.“I—itu … tadi diajak jalan-jalan teman, Ma.” Lenita menyambar alasan apapun yang bisa menyelamatkan dirinya dari sang ibu. Akan gawat kalau sampai ibunya mengetahui dia baru saja bertemu Juna. Apalagi ketika pergi dia hanya berpamitan hendak ke rumah teman saja agar tidak suntuk.“Klakson tadi itu temanmu, ya?” Kepala Leila lekas menoleh ke kanan dan kiri, lalu menemukan pantat mobil yang sedang berbelok keluar dari gang besar tersebut.“Iya, Ma.” Lenita merutuki Juna, ‘Ih! Kenapa tidak buru-buru nyetirnya, sih? Gawat kalau sampai Mama

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   78 - Tak Boleh Disentuh Siapapun!

    Juna melirik istri di sampingnya dan menjawab, “Ya. Aku menang war tiket.” Dia tersenyum. Padahal dia mendapatkannya dari calo beberapa hari lalu.Harga berapapun tidak masalah baginya karena membeli di hari yang sangat berdekatan dengan hari H konser, yang penting dia bisa membuat Leila sakit kepala nantinya dengan bantuan Lenita.Juna sebenarnya tidak begitu paham dengan musik era ini. Dia hanya melihat ada sebuah konser yang sangat dinantikan oleh begitu banyak warga Nusantara, makanya dia meyakini Lenita tak akan menolak jika diajak ke konser tersebut.Kalaupun Lenita tak mengenal musiknya, dia yakin istrinya masih bersedia menemaninya menonton konser karena pasti Lenita tak ingin dia mengajak orang lain.Juna sudah paham seperti apa jalan pikiran sang istri. Dia sudah menggenggam psikologis Lenita.Sesampainya di venue, sudah begitu banyak orang di sana. Juna terus melindungi Lenita menuju ke area festival seperti yang tertera di tiket.Lenita tidak menyia-nyiakan kesempatan ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   79 - Gugatan Cerai Dicabut!

    Nita sedikit gugup mendengar bentakan keras ibunya yang berang karena ulahnya. Padahal dia semalam sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi semacam ini, tapi ternyata ketika berhadapan langsung dengan ibunya, dia selalu kecut.Lenita kelimpungan mencari alasan, padahal semalam dia sudah mempersiapkannya, tapi mendadak otaknya kosong. “M—Ma … ini … aku … aku belum siap ….”“Belum siap apanya?!” teriak Leila semakin murka. “Mama sudah bayar mahal pengacara untuk kamu, tapi bisa-bisanya kamu malah kendur dan ingin mundur! Kamu ini sudah diracuni apa oleh si bajingan brengsek itu?”“Mama jangan bicara begitu tentang suami aku!” Lenita lama-lama jengah juga bila mendengar ibunya memaki-maki suaminya.“Oh! Kamu sekarang sudah pintar membela dia, ya?” Leila mengendurkan suaranya meski dari raut wajahnya, akan ada badai setelah ini. “Kamu ingin jadi anak durhaka? Kamu ingin Mama mati berdiri gara-gara kamu?!” Dan lengkingan membahana terdengar di seluruh ruangan hingga ke halaman bel

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   80 - Kedekatan Mencurigakan Mertua dan Menantu

    Banyak orang di sekitar Juna yang terkejut dan para wanita memekik. Beberapa ibu-ibu bergegas menghampiri Juna untuk menanyakan kondisinya.“Mas, kamu kenapa?” Salah satu ibu bertanya.Disusul ibu lainnya sambil memegang Juna, “Ada yang sakit, Mas?”Juna berangsur-angsur membaik, tepat ketika sosok itu menjauh darinya.Dari kejauhan, Lenita berlari mendekat dengan raut wajah cemas. “Juna! Juna! Kamu kenapa?”“Umh, entah.” Juna pelan-pelan berdiri sambil dibantu dua ibu-ibu dan Lenita. “Tapi ini sudah tidak kenapa-kenapa, sih!” Dia merasakan rasa sakit di kepala dan jantungnya sudah reda dan menghilang dengan cepat.Melihat Juna sudah bisa berdiri, dua ibu-ibu itu segera meninggalkan dia dalam penanganan Lenita. Apalagi Lenita menatap judes mereka seakan takut Juna terlalu banyak disentuh-sentuh mereka.“Maaf, Len, minumannya tumpah.” Mata Juna menatap dua kemasan minuman yang sudah berceceran di lantai paving.“Sudahlah, biarkan saja.” Lenita memapah suaminya berjalan. “Bagaimana? Sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   81 - Kehamilan Wenti dan Kecurigaan Hartono

    Lagi-lagi, Hartono melihat aksi Wenti membetulkan dasi Juna. Mana mungkin dia tidak merasakan gejolak cemburu? Apalagi usia Wenti dan Juna tak terpaut jauh.Hartono sudah bersiap hendak menegur, tapi raut wajah gaharnya mendadak berubah menjadi tatapan cemas ketika melihat istrinya tiba-tiba kehilangan kesadaran.“Ma! Mama!” Juna sudah memeluk Wenti yang mendadak pingsan begitu saja saat sedang membetulkan dasinya.“Sayang? Kamu kenapa, Sayang?” Hartono mengambil alih Wenti dari pelukan Juna. “Sudah, kamu minggir saja, Jun!” usirnya dengan tatapan sengit ke menantunya.Juna menyerahkan Wenti pada Hartono agar tidak ada salah paham di antara mereka. Tapi, dia masih merasa khawatir pada Wenti dan tidak beranjak dari sana.Hartono sedikit kepayahan ketika menggendong istrinya masuk ke kamar di lantai atas. Padahal Juna menawarkan dirinya untuk membantu, tapi ditolak mentah-mentah.Anak tangga masih setengah lagi yang harus dilalui Hartono, dan dia bersikeras tetap membopong istrinya ke l

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   82 - Ditantang Pembuktian sambil Bertaruh

    Pikiran Hartono penuh akan pertanyaan dan dugaan buruk mengenai kehamilan istrinya. Ini gara-gara dia berulang kali dihasut Leila yang mengatakan bahwa pekerja di rumahnya kerap menjumpai kemesraan antara Juna dan Wenti di belakang dia.Leila tidak bersedia memberitahu siapa pekerja yang dimaksud. Dia bahkan bisa memberikan rekaman CCTV ketika Juna dan Wenti berbincang akrab di sudut taman depan.Pernah juga Hartono dikirimi CCTV saat Juna memegangi tangan Wenti yang hendak naik ke bangku kecil untuk mengurus tanaman hias. Atau Wenti yang berpegangan pada bahu Juna ketika hendak turun dari kursi kecil usai mengambil sesuatu di atas lemari dapur.Mana bisa Hartono mengabaikan rekaman semacam itu? Ditambah lagi dia sendiri memergoki istrinya dan Juna terlihat sangat akrab jika tak bisa dikatakan mesra.Seperti pagi ini saat Wenti membetulkan dasi Juna di teras depan, hal demikian menambah tumpukan kecurigaan bagi Hartono.‘Benarkah itu anakku? Dari benihku?’ Pertanyaan ini terus saja be

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   83 - Dia Adikku

    Mendengar tantangan beserta taruhan dari Juna, nyali Leila sedikit ciut. Kini dia justru mempertanyakan keyakinannya sendiri mengenai tuduhan dia ke menantu dan madunya.‘Kira-kira mereka benar selingkuh atau tidak, ya? Informasi Rendi valid atau tidak, sih? Gawat kalau ternyata itu sungguhan anak Hartono!’ Batin Leila bergumul dengan egonya.“Bagaimana, Ma? Berani?” Juna kembali bersuara, menyadarkan Leila akan perenungan pemikirannya.Dagu Leila terangkat dengan angkuh, tak mau memperlihatkan kelemahannya. “Berani-beraninya kamu bicara begitu ke aku. Bukankah kau ini menantu kurang ajar?” Dia membelokkan ke hal lain supaya aman.“Ini bukan kurang ajar, Ma. Hanya ingin permasalahan ini bisa jelas dan tidak berlarut-larut.” Juna tersenyum kecil, namun tentu saja batinnya tertawa keras.‘Nah, nah! Lihat! Kau kelimpungan sendiri, kan? Siapa suruh kau bermain licik, dasar wanita culas!’ batin Juna sambil tertawa dalam hati.“Awas saja kamu!” Leila mengerling tajam ke Juna sambil berputar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   84 - Kiriman Lagi dari Si Dengki

    Hartono cukup terkejut mengetahui bahwa adik Wenti wajahnya mirip seperti Juna. Meski tidak 100 persen mirip, namun fitur wajah mereka sama.Akhirnya kini Hartono paham dengan rasa sayang yang ditunjukkan Wenti ke Juna, ternyata itu bukan mengenai asmara lelaki dan wanita, melainkan karena di mata Wenti, Juna dianggap pengganti adiknya yang telah meninggal.Dikarenakan itu, Hartono menjadi semakin merasa bersalah ke istri mudanya, dia berlutut di samping Wenti sambil mengecupi tangan sang istri lalu mengecupi perut Wenti yang belum terlalu terlihat hamil.“Maafkan aku, Sayang. Maafkan aku juga, yah anakku di dalam sana. Maafkan papamu ini, yah!” Hartono terus mengecupi perut Wenti sambil berucap lirih penuh penghayatan atas penyesalannya.Wenti mengusap kepala suaminya sambil tersenyum. Tak perlu berlama-lama kesal jika sang suami sudah menyadari kekeliruannya. Dia bukan orang pendendam, maka kalau sudah jernih, ya sudah, tak perlu diperkeruh lagi dengan dendam.Wajar saja apabila Har

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28

Bab terbaru

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   373 - (Bonus Part 4) Misteri Semesta [END]

    Juna dan ketiga istrinya mengangguk. “Kami akan berusaha untuk itu, Ma. Terus doakan kami agar selalu memiliki hal baik.” Juna menanggapi Wenti. Kemudian, keningnya berkerut, “Ma, apakah Mama akhir-akhir ini sering cepat lelah dan mual?” “Eh, kok tahu?” Wenti terhenyak kaget. Namun, kemudian dia sadar bahwa putra angkatnya ini bukan manusia sembarangan. “Selamat, Ma!” Juna maju untuk memberikan pelukan tulus ke Wenti. Anika dan Shevia paham makna ucapan Juna dan mereka bergantian mengucapkan selamat pula sambil memeluk Wenti. “Eh? Mama kenapa?” Rinjani belum paham. “Mama sudah hamil lagi, Kak.” Shevia menjelaskan. Di antara mereka, Rinjani memang yang paling hebat jika itu mengenai intuisi bisnis, tapi dia payah dalam aspek lainnya yang berkaitan dengan hubungan antar manusia. Wenti menanggapinya dengan senyum simpul dan sedikit malu-malu. *** “Ya ampun, lihat mereka! Sungguh keluarga besar yang ramai.” Seseorang menahan pekikannya ketika melihat Juna dan keluarga kecil dia tu

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   372 - (Bonus Part 3) Bayi-Bayi dari Restu Semesta

    “Ya ampun, lucu sekali dia! Cantiknya ….” Rinjani sambil menggendong bayinya, dia menoleh ke bayi Shevia.“Dedek bayinya Kak Rin juga ganteng, tuh!” Shevia menunjuk bayi di gendongan Rinjani dengan dagunya.Mereka saling memuji bayi milik madu masing-masing.“Mbak Anika masih menyusui anaknya, yah?” tanya Shevia setelah dia berhasil menidurkan bayinya.“Iya. Masih di kamar. Semua anaknya tenang sekali, jarang menangis. Benar-benar bayi kalem seperti ibunya.” Rinjani mengomentari anak kembar Anika.Kemudian, pintu depan terbuka dan masuklah Juna yang baru pulang dari kantornya.“Mana jagoan-jagoanku?” tanya Juna sambil mendekat ke mereka dan mulai mencium bayi-bayinya di gendongan ibunya masing-masing. “BIntang … umcchh! Wulan … umchh! Sudah wangi semua!”“Lah ini anakku masa sih dipanggil jagoan?” Shevia sambil mengangkat sedikit bayi perempuan di gendongannya.“Lho, dia ini nantinya seorang jagoan wanita! Menjadi perempuan kuat yang akan melindungi orang tertindas dan menebar kebajik

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   371 - (Bonus Part 2) Peresmian Gedung Baru dan Gosip Buruk

    “Wah, gedungmu begitu wow sekali, Jun!” Rinjani menatap gedung baru Juna. Matanya berkeliling menelisik semua interior di sana.“Ini juga berkat bantuanmu.” Juna berkata di dekat telinga Rinjani.“Kok aku?” tanya Rinjani sambil menjauhkan kepalanya dari Juna untuk menatap suaminya dari jarak yang tepat.“Kamu kira aku tidak tahu kalau kau mengirim investor gadungan untuk membantu pendanaan untuk gedung ini, hm?” Juna sambil mencubit lembut pinggang Rinjani.Karena sudah ketahuan begitu, Rinjani hanya bisa tertawa. Shevia dan Anika di sebelahnya tersenyum.Siang ini, mereka baru saja mengadakan peresmian gedung baru apartemen Juna yang besar dan spektakuler. Meski bukan merupakan apartemen paling wah dan nomor satu di Samanggi, namun tetap mencuri perhatian publik karena dimiliki oleh pengusaha muda dengan berbagai gonjang-ganjing isu di belakangnya.Isu paling sering dibicarakan publik mengenai Juna belakangan ini tentu saja tidak lain dan tak bukan adalah mengenai ketiga istrinya yan

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   370 - (Bonus Part 1) Nasib Akhir Bobby

    “Hah? Om Fer yakin dengan berita yang Om terima?” tanya Juna saat dia berbicara dengan pengacaranya, Ferdinand, di telepon. “Sangat yakin, Jun! Periksa saja ke rutan kejaksaan. Oh, atau untuk lebih akuratnya, datang saja ke rumahnya, pasti sedang ramai di sana.” Ferdinand menyahut dari seberang. Juna tak bisa berkata-kata. Dia segera mengakhiri teleponnya dengan si pengacara. “Ada apa, Jun?” tanya Rinjani dengan wajah ingin tahu. “Berita apa? Ada berita apa dari Om Fer?” Dia semakin mendekat ke Juna di sofa ruang tengah. Anika datang sambil membawa nampan berisi beberapa cangkir wedang cokelat jahe dan camilan buatannya seperti kue pukis dan bakwan jagung. “Bobby meninggal tadi sore.” Juna berkata sambil menatap Anika dan Rinjani secara bergantian. “Hah?!” pekik Rinjani karena terlalu kaget dengan berita yang diucapkan suaminya. Juna mengangguk ke istrinya. “Ada apa? Siapa yang meninggal?” Shevia keluar dari kamarnya karena suara pekikan Rinjani terdengar hingga ke telinganya.

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   369 - Setiap Akhir Adalah Permulaan

    “Ti—Tidak begitu! Ular sialan!” geram Nyai Mirah dan dia mulai mengejar Nyai Wungu yang melarikan diri sambil tertawa melengking meledek permaisuri Ki Amok itu.Kemudian, Ki Amok memanggil Nyai Mirah untuk pulang bersamanya ke istana mereka. Nyai Mirah segera berdiri melayang di sebelah Ki Amok dengan wajah merona menyebabkan kulitnya semakin memerah.“Kami pulang dulu. Nanti jika Mirah dibutuhkan lagi oleh istrimu, panggil saja, tak apa, tapi itu harus benar-benar gawat. Kalian pasti mengerti maksudku, ‘kan?” Ki Amok berkata ke Juna yang masih membopong Anika.‘Ya, ya, ya, aku paham. Intinya kami tidak boleh mengganggu kemesraan kalian berdua kecuali sangat gawat darurat.’ Juna membatin menanggapi Ki Amok.“Ya, kami paham, Ki. Terima kasih, sekali lagi untuk Anda dan pasukan, juga terima kasih pada Nyai Mirah atas bantuannya.” Juna mengangguk sebagai tanda dia menghargai mereka.Kemudian, kereta kencana Ki Amok pun pergi dari sana.Juna menoleh ke Nyai Wungu dan bertanya, “Apakah Nya

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   368 - Tawaran Menjadi Dayang Nirwana

    ‘Apakah Dewi Salwapadmi menyaksikan aku dan Nik … bercinta selama ini?’ Juna memiliki pemikiran demikian. Ya ampun, Juna mendadak saja super malu jika mengingat seperti apa dia memesumi Anika selama ini. Belum lagi tingkah dia saat menggauli Anika. Dia bertanya-tanya, apakah itu disaksikan dan juga dirasakan sang dewi? Mendadak saja senyum lebar dan menahan geli dari Dewi Salwapadmi muncul saat dia bertutur ke Juna, “Jangan khawatir mengenai itu, Tuan Panglima. Aku selama ini tertidur di raga Anika dan mulai terbangkitkan ketika bertarung melawan mantan istrimu.” Mendengar ucapan Dewi Salwapadmi melalui mulut Anika, Juna merasa sangat lega sekaligus malu karena pikirannya ternyata bisa dibaca sang dewi. “A—Ah, iya, baiklah, Ndoro Dewi. Terima kasih penjelasannya.” Juna sedikit merona karena malu. Kemudian, Dewi Salwapadmi menoleh ke Nyai Mirah, dia berkata, “Nyai Mirah, aku sungguh tersentuh dengan pengabdianmu yang luar biasa pada ndoro putrimu ini. Tingkah lakumu sejak dulu jug

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   367 - Jasad yang Terlanjur Korup

    “Semua sudah usai?” Juna terengah-engah sambil menanyakan itu pada dirinya sendiri meski itu sebuah gumaman rendah. Anika bergegas terbang ke suaminya dan menyebelahinya di angkasa. Sedangkan Juna mulai merasakan armor yang melingkupi tubuhnya mulai memudar hilang secara perlahan. “Mas … semua sudah selesai. Pertarungan telah Mas menangkan.” Anika tersenyum lembut. Benar, semua sudah usai. Segala ancaman bahaya dan mimpi buruk yang pernah ditakutkan Anika, yang telah menjadi momok baginya selama beberapa minggu ini sekarang lenyap. Seakan batu besar yang mengimpit dada Anika, kini telah terangkat dengan kematian Lexus. Juna menengok ke istrinya sembari dia ikut tersenyum. “Kita yang memenangkan ini, Nik. Kita. Bukan aku saja. Kau, dan semua yang lainnya.” Tentu saja dia tidak boleh mengambil semua kredit yang ada. Bergegas, tangan Juna meraih Anika untuk memeluk wanita itu sembari hatinya berucap syukur pada semesta dan penciptanya yang telah memberikan restu sehingga dia bisa m

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   366 - Kekuatan Juna Menyelesaikan Prahara

    “Hm?” Juna mendadak saja merasakan dirinya menjadi lebih bertenaga, energi murninya melonjak tinggi.Setelah dia berpikir cepat, dia merasakan adanya energi dari Shevia dan Rinjani.‘Ternyata mereka.’ Juna tersenyum setelah memahami dari mana energi tambahan untuknya datang secara tak terduga.Saat ini, pedang di tangan Juna menebas tegas ke depan sehingga dengan cepat menyebabkan udara mengalir berputar mengakibatkan munculnya pusaran udara hanya dari ayunan pedang tersebut.Wusshh!Kibasan pedang Juna memicu beberapa ledakan bunyi memekakkan telinga ketika gelombang udara yang tadinya hanya memunculkan pusaran angin, kini berubah menjadi badai, menyapu udara di sekitar Lexus.Energi petir beserta angin badai dari kibasan pedang Juna menyerbu ke Lexus, bagaikan ular raksasa membuka mulutnya hendak menelan Lexus untuk mengunyahnya menjadi ketiadaaan.“Jangan harap semudah itu!” seru Lexus ketika dia juga mengibaskan pedang api hitam di tangannya sehingga energi api miliknya bertabraka

  • Panglima Kuno Terjebak di Tubuh CEO   365 - Munculnya Pedang

    “Jangan sombong dulu, manusia bangs4t!” teriak Lexus pada Juna. “Jangan kau kira karena kau memiliki zirah itu maka kau bisa sekuat aku!”Lexus merobek udara hampa dan mengempaskan angin panas yang bisa membakar kulit manusia biasa dengan segera meski hanya dari hempasan anginnya saja.Juna tidak gentar meski fisik Lexus sudah semirip iblis. Dia memiliki banyak dendam terhadap sosok di depannya. “Kau yang akan berakhir mengenaskan, Lexus!”Zirah di tangan Juna mengumpulkan energi murni yang kini bermuatan energi keilahian.Dhuaarr!Ketika pukulan Juna bertabrakan dengan tinju iblis Lexus, mereka berdua sama-sama terdorong ke belakang. Tapi Juna lekas menerjang maju lagi, tak memberi kesempatan Lexus untuk menarik napas berikutnya.“Kau sudah tak sabar mati, hah?” teriak Lexus sambil mendorongkan energi iblisnya ke arah Juna.Tangan berzirah Juna menangkap kepalan tangan Lexus dan mendorongnya ke samping agar dia bisa menyarangkan tinju di tangan lain ke tubuh Lexus.Dhaakk!Betapa kag

DMCA.com Protection Status