Share

72 - Surat Panggilan dari Pengadilan Agama

Secuil jiwa Juna yang selalu mengawal Wenti tanpa diketahui siapapun, rasanya ingin memukul kepala Hartono ketika mendengar pria itu memohon ke istri mudanya untuk melepaskan Leila.

Sedangkan Wenti, hatinya memang hancur mendengar permintaan suaminya, tapi dia tak bisa apa-apa. Sebagai anak yatim piatu dan tak punya siapapun untuk mendukung dirinya, dia hanya bisa mengangguk meski hatinya perih.

Dia teringat insiden di dalam angkot, begitu mengerikan baginya, menimbulkan trauma mendalam sehingga Wenti enggan memakai kendaraan umum lagi sendirian, karena perlakuan para penculik itu masih membekas membawa luka di sanubarinya.

‘Hartono lelaki tolol!’ umpat jiwa Juna tanpa bisa didengar ayah mertuanya. Manusia biasa tidak akan bisa mendengar suara pecahan jiwa.

‘Padahal istrimu begitu menderita gara-gara insiden itu!’ Karena kesal, pecahan jiwa Juna melampiaskannya pada daun jendela di dekatnya.

Brakk!

Hartono dan Wenti sama-sama melonjak kaget dan menatap ke jendela. Tak ada siapapun di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status