Beranda / Pendekar / Pangeran Pendekar Terasing / Chiu Kang Sampai di Kuil Ma Rung

Share

Chiu Kang Sampai di Kuil Ma Rung

Penulis: Afzah Nujati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-12 01:07:48

Chiu Kang berdiri seketika. Dia melepaskan genggaman tangan lembut Wang Jiang yang menyentuh punggung dan lengan kirinya, bukan karena enggan atau risih, tapi mendengar perkataan Wang Jiang membuatnya bertambah sedih.

Dia mulai membayangkan bagaimana hati Wang Jiang bertahan selama ini, apalagi sekarang dia benar-benar tahu siapa dirinya.

“Maaf, aku minta maaf,” ujar Chiu Kang dengan kepala menggeleng beberapa kali.

Mata Wang Jiang berkaca-kaca, bibirnya bergetar. Dia terus memandang Chiu Kang dengan tatap tajam.

Dia terkejut kenapa Chiu Kang tiba-tiba meminta maaf. Apakah itu jawaban terhadap perasaannya? Atau dia hanya sedang mempermainkannya?

“Kenapa kau kejam kepadaku?” katanya tiba-tiba. “Jika kau tak mencintaiku, tak masalah. Aku hanya ingin, sudahlah!”

Wang Jiang berlari kencang meninggalkan Chiu Kang.

“Tunggu!” teriaknya kencang, tapi Wang Jiang tidak menggubrisnya.

Dia terus berlari tanpa pernah memandang ke belakang.

“Apa yang telah aku perbuat?” Chiu Kang memukul kepalanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Guru Besar Ma Rung

    Chiu Kang memandang mereka.“Tak apa-apa. Kau boleh mengatakan semua hal yang ada di pikiran dan hatimu,” ujarnya dengan senyum.Ho Fengge menunduk.“Maafkan hamba, Mahaguru.”Chiu Kang menepuk lengan kanan Ho Fengge.“Kau punya tubuh yang bagus. Jika terus berlatih, kau akan menjadi pendekar hebat,” pujinya.“Mahaguru Kang terlalu memuji hamba,” jawab Ho Fengge merendah.Lalu, tiba-tiba Heng Tingfeng, Quan Shirong, Ong Fei Yin, dan Empat Pendekar Wangi datang menghadap Chiu Kang dengan membawa Tie Butong, Yang Cap Sa beserta murid-muridnya, Delapan Setan Utara dan Lima Setan Barat.“Hormatku kepada Paman Guru,” ujar Heng Tingfeng sebelum melapor. “Kami berdua telah berhasil menangkap mereka dari pintu belakang. Tampaknya mereka berdua hendak kabur dengan beberapa orang-orangnya.”Chiu Kang berjalan mendekati mereka dengan tatap penuh selidik.“Kalian totok aliran darah mereka agar tak bisa lari. Jangan ragu-ragu untuk melakukan apa pun yang kalian anggap dapat memberikan kita kabar t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pangeran Pendekar Terasing   Penyerangan Kediaman Putra Mahkota

    “Kau harus jaga adik-adikmu,” ucap Pangeran Zhao Kong. “Sepertinya Ayah tak bisa menemanimu lagi.”“Kenapa, Ayah?” tanya Zhao Shing.“Ingat! Kau harus kuat dan tetap hidup. Apapun yang terjadi,” Pangeran Zhao Kong sengaja tidak menjawab pertanyaan anaknya. “Turuti perintah paman Empat Pendekar Wangi dan jaga adik-adikmu.” Mata Pangeran Zhao Kong mulai berbinar.“Kenapa, Ayah? Apa karena Paman Pangeran Zhao You akan mencelakai Ayah?” kejarnya.“Kau hanya perlu tetap hidup! Itu saja,” kata Pangeran Zhao Kong sembari memeluk anaknya. “Dan jaga adik-adikmu,” ucapnya dengan suara berat. Air mata mulai mengalir dari matanya.Zhao Shing pun menangis kecil. “Aku mengerti, Ayah,” ujarnya di sela-sela tangisannya.“Pengawal! Bawa pangeran ke kamarnya!” seru Pangeran Zhao Kong. Dia berbalik badan melepaskan pelukannya dan berjalan menjauh tanpa melihat Zhao Shing. Air matanya mengalir deras di pipinya. Hatinya tersayat sedih, tapi apalah daya, inilah yang terbaik bagi mereka.Zhao Shing melihat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pangeran Pendekar Terasing   Pertarungan Mematikan

    Setelah mendengar laporan pelayan, Bu Peng memicingkan matanya. Tiba-tiba dia menghela nafas dan menggeleng-geleng. Ujarnya: “Akhirnya kecemasan Pangeran Zhao Kong terbukti.”“Lalu apa yang hendak kita lakukan?” Bu Hung Chen tidak sabar terus berdiam diri.Bu Peng masih diam. Dia mengerutkan dahinya berpikir jauh. Lalu kembali menggelengkan kepalanya. “Kita hadapi meski mempertaruhkan nyawa,” katanya.Dari dalam rumah seorang penuh wibawa keluar dengan tenang. Dia melayangkan senyum hangat. Empat Pendekar Wangi heran melihat gelagat Pangeran Zhao Kong. Kenapa dia bisa setenang itu dalam kegentingan seperti ini?“Saudaraku, sebaiknya kau pergi, biar kami yang menghadapi mereka,” Bu Sengku memegang pundak Zhao Kong.“Tidak, kalian lah yang pergi, biar aku tetap di sini.”“Tidak, tidak boleh! Sehebat apapun ilmu silatmu, kau tidak akan mampu mengalahkan dua puluh lebih pendekar tangguh dalam satu waktu,” Bu Liak tidak bisa menerima ini.“Aku tahu. Pergi atau tidak, aku akan lebih berguna

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pangeran Pendekar Terasing   Dalam Pelarian

    Setelah sedikit bersajak, Pangeran Zhao Kong tersenyum dan bersiap untuk menyerang lagi.“Omong kosong. Rupanya begini cara seorang terpelajar menghadapi kematian,” kata Gu Buchou dengan mengertak giginya.Hahahahaha.....Hahahaha......Pangeran Zhao Kong tertawa keras tiada henti. Dia terus-menerus tertawa seperti orang gila.“Aku pergi,” tiba-tiba Duan Fang You berkata demikian. Tanpa mempedulikan orang-orang di sekitarnya dia melangkah keluar. Melihat kejadian itu, tawa Pangeran Zhao Kong bertambah keras.“Diam kau pangeran sial!” kutuk Chiu Sek, lalu dengan sedikit berlari dia mendekati Duan Fang You dan memegang bahu kanannya. Katanya: “Kenapa? Kita hampir menyelesaikan tugas kita?”Duan Fang You menghelas nafas, “Aku tak tertarik. Lagipula aku di sini tidak untuk menjalankan tugas. Aku datang untuk menguji kemampuannya dan membalaskan kematian sepupuku. Setelah tahu dia tidak bisa menggunakan tenaga dalam, kenapa harus kulanjutkan. Lagipula, aku juga bukan orang suruhan seperti k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pangeran Pendekar Terasing   Zhao Shing Tidak Sadarkan Diri

    “Pangeran! Pangeran!”Zhao Shing yang tiba-tiba tidak sadarkan diri membuat para Pendekar Wangi panik. Di sela-sela kepanikan mereka, terdengar suara angin kencang berlari ke arah mereka.Lalu dengan nafas terengah-engah Bu Liak keluar dari semak-semak hutan. Katanya: “Kakak Pertama, kita harus cepat pergi dari sini. Orang-orang Pangeran Zhao You sedang menuju ke mari.”“Kita tidak punya pilihan lain. Kita harus meninggalkan tempat ini.” Bu Peng tampak cemas, tapi memang beginilah adanya, tiada pilihan lain selain lari. "Berikan obat ini kepada Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong. Jangan sampai tangisan mereka terdengar."Meski berat, Bu Peng harus melakukannya demi keselamatan mereka bertiga.“Bagaimana dengan Pangeran Zhao Shing? Dia tidak sadarkan diri,” tukas Bu Huang.Bu Liak terkaget mendengar keadaan Pangeran Zhao Shing. Baru saja sebentar dia pergi, keadaan telah berubah demikian terbalik.“Kita tidak punya pilihan. Biar aku yang menggendongnya. Kalian bawa Putri Zhao Rong

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pangeran Pendekar Terasing   Penyamaran Empat Pendekar Wangi

    “Tenanglah, jangan sampai kau membangunkan Pangeran Zhao Ming dan Putri Zhao Rong,” Bu Sengku mengingatkan.“Aku tak tahu lagi harus bagaimana? Keadaan Pangeran Zhao Shing dan adik keempat membuatku sangat cemas.”“Ya, ya, aku mengerti. Satu-satunya tugas kita sekarang adalah mengantarkan mereka ke Taiyuan secepat mungkin. Di sana Pangeran Zhao Shing akan mendapat pengobatan lebih baik. Itulah satu-satunya harapan kita,” kata Bu Peng.“Semoga Pangeran Zhao Shing dapat bertahan,” ucap Bu Huang sambil menggelengkan kepala.“Aku akan mencari kereta kuda untuk mengangkut mereka,” tanpa menunggu persetujuan dari saudara-saudaranya, Bu Sengku langsung berdiri dan bergegas pergi.Bu Peng berdiri dan berkata setengah berteriak, “Tunggu!”Tepat di pintu kamar penginapan, seketika Bu Sengku berhenti. Dia membalikkan badannya dan bertanya, “Ada apa?”“Kau harus berhati-hati dan cepat kembali. Kita akan berangkat tengah malam nanti,” Bu Peng mendekati Bu Sengku dan menepuk-nepuk bahunya.“Jangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pangeran Pendekar Terasing   Berjumpa Jenderal Tai Kun Lun

    Kegelisah tampak di wajah Bu Peng. Dia kebingungan bagaimana caranya bisa melewati gerbang itu. Jarak antara kereta kuda yang dihentikannya dan gerbang terakhir kota masih cukup jauh. Dia melihat pintu gerbang besar dengan benteng hitam disesaki para prajurit kerajaan.Perlahan-lahan gelap telah menjadi lebih gelap. Kemilau hitamnya perlahan mulai habis diterkam malam. Meski dibantu gelap, mereka tidak berani melangkahkan keretanya melewati gerbang itu. Karena cahaya lampion masih nyaman menyala.Menanggapi tindakan kakaknya yang tiba-tiba ini, Bu Sengku menyibak tirai yang menutupi pintu kereta. “Ada apa, Kakak pertama?” tanyanya.“Aku merasa cemas, Adik kedua. Aku khawatir kita gagal melindungi para pangeran. Penjagaan begitu ketat,” ujarnya dengan mata dipenuhi kecemasan.Bu Sengku menghela nafas panjang-panjang. Dia keluar dari kereta dan duduk tepat di samping kakaknya. “Lalu apa lagi yang bisa kita lakukan? Tidak ada jalan lain,” katanya dengan kepala tertunduk lemas.Mereka pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pangeran Pendekar Terasing   Bertemu Sosok Misterius

    Degup jantung Bu Peng berdetak lebih cepat mendengar kata ‘tunggu’. Dia takut para pengawal gerbang kota itu menggeledah bagian dalam keretanya. Belum sempat dia menjawab, terdengar suara lantang menghardik.“Kurang ajar!” hardik Jenderal Tai Kun Lun kepada pengawal itu. “Dia bersamaku. Dia mempunyai tugas penting yang diperintahkan langsung oleh Yang Mulia Kaisar. Kau berani menanyainya, berarti kau berani bertanya kepada kaisar?” teriaknya sangat keras.Pengawal itu ketakukan. Bibirnya bergetar hebat. Wajahnya mendadak pucat pasi. Sementara pengawal yang lain hanya tertunduk. Mereka mungkin takut menjadi sasaran kemarahan Jenderal Tai Kun Lun berikutnya.“Maafkan aku, Jenderal,” pengawal itu langsung berlutut dan bersujud di depan jenderal.“Baiklah, kali ini kau tidak aku hukum. Bukan karena aku memaafkanmu, tapi aku tidak punya waktu. Enyah kalian!” getak Jenderal Tai Kun Lun. Mendengar hal tersebut, beratus-ratus pengawal itu menyingkir. Mereka tidak berani menyinggung Jenderal T

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang dan Guru Besar Ma Rung

    Chiu Kang memandang mereka.“Tak apa-apa. Kau boleh mengatakan semua hal yang ada di pikiran dan hatimu,” ujarnya dengan senyum.Ho Fengge menunduk.“Maafkan hamba, Mahaguru.”Chiu Kang menepuk lengan kanan Ho Fengge.“Kau punya tubuh yang bagus. Jika terus berlatih, kau akan menjadi pendekar hebat,” pujinya.“Mahaguru Kang terlalu memuji hamba,” jawab Ho Fengge merendah.Lalu, tiba-tiba Heng Tingfeng, Quan Shirong, Ong Fei Yin, dan Empat Pendekar Wangi datang menghadap Chiu Kang dengan membawa Tie Butong, Yang Cap Sa beserta murid-muridnya, Delapan Setan Utara dan Lima Setan Barat.“Hormatku kepada Paman Guru,” ujar Heng Tingfeng sebelum melapor. “Kami berdua telah berhasil menangkap mereka dari pintu belakang. Tampaknya mereka berdua hendak kabur dengan beberapa orang-orangnya.”Chiu Kang berjalan mendekati mereka dengan tatap penuh selidik.“Kalian totok aliran darah mereka agar tak bisa lari. Jangan ragu-ragu untuk melakukan apa pun yang kalian anggap dapat memberikan kita kabar t

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang Sampai di Kuil Ma Rung

    Chiu Kang berdiri seketika. Dia melepaskan genggaman tangan lembut Wang Jiang yang menyentuh punggung dan lengan kirinya, bukan karena enggan atau risih, tapi mendengar perkataan Wang Jiang membuatnya bertambah sedih.Dia mulai membayangkan bagaimana hati Wang Jiang bertahan selama ini, apalagi sekarang dia benar-benar tahu siapa dirinya.“Maaf, aku minta maaf,” ujar Chiu Kang dengan kepala menggeleng beberapa kali.Mata Wang Jiang berkaca-kaca, bibirnya bergetar. Dia terus memandang Chiu Kang dengan tatap tajam.Dia terkejut kenapa Chiu Kang tiba-tiba meminta maaf. Apakah itu jawaban terhadap perasaannya? Atau dia hanya sedang mempermainkannya?“Kenapa kau kejam kepadaku?” katanya tiba-tiba. “Jika kau tak mencintaiku, tak masalah. Aku hanya ingin, sudahlah!”Wang Jiang berlari kencang meninggalkan Chiu Kang.“Tunggu!” teriaknya kencang, tapi Wang Jiang tidak menggubrisnya.Dia terus berlari tanpa pernah memandang ke belakang.“Apa yang telah aku perbuat?” Chiu Kang memukul kepalanya

  • Pangeran Pendekar Terasing   Chiu Kang Sampai di Miran

    Kemudian Hu Qiqiang mulai menceritakan semua tindak-tanduk Pangeran Zhao You, dari mulai pembunuhan Pangeran Mahkota Zhao Kong sampai semua hal yang mencurigakan belakangan ini.Dia pun tak lupa memberitahu bahwa seluruh pendekar dari aliran hitam telah berada di bawah pengaruh Pangeran Zhao You. Mendengar semua cerita Hu Qiqiang, Jia Lihua terlihat sangat terkejut. Dia tidak berhenti menggelengkan kepalanya.“Bagaimana semua ini dapat terjadi?” tanyanya setengah menggerutu.Kali ini giliran Hu Qiqiang yang menggeleng.“Kekuasaan selalu menjadi barang paling diperebutkan sejarah,” jawabnya.Jia Lihua menghela nafas panjang. Dia masih tidak berhenti terkejut.“Lalu apa yang membawamu kemari selain hal itu?”“Jenderal Besar Li memerintahkanku untuk meminta bantuan dari Perkumpulan Pendekar Song.”Tatapan Jia Lihua masih belum paham.“Bantuan macam apa yang diminta Jenderal Besar Li?” tanyanya lagi.“Jenderal Besar Li ingin para pendekar dari Perkumpulan Pendekar Song membantu untuk meny

  • Pangeran Pendekar Terasing   Hu Qiqiang ke Danau Liangzi

    “Hamba, Jenderal Besar.”Hu Qiqiang maju mendekati Li Guzhou setelah mendengar panggilan.“Tampaknya perkiraanku benar, Pangeran Zhao You sedang merencanakan sesuatu yang besar.”Hu Qiqiang masih tak memahami arah pembicaraan Jenderal Besar Li Guzhou.“Maksud Jenderal Besar Li?” tanyanya.“Kau bacalah surat ini.”Li Guzhou memberikan surat di tangannya kepada Hu Qiqiang.Seketika air muka Hu Qiqiang berubah.“Bagaimana bisa ini terjadi?” tanyanya. “Meski penambahan tentara dalam jumlah besar merupakan hal yang bagus, tapi ini sangat mencurigakan.”Di masa Kaisar Song Renzong berkuasa, sensus kependudukan Kekaisaran Song menyatakan bahwa populasi penduduk Song sekitar seratus juta.Sementara itu, satu-satunya cara memasuki kepemerintahan, entah itu di bidang sipil maupun militer, harus melalui ujian.Maka wajar saja jika orang seperti Jenderal Besar Li Guzhou, Jenderal Sun Changyi dan Jenderal Hu Qiqiang menaruh curiga dengan keadaan sekarang ini, apalagi ada cobaan pembunuhan pada ora

  • Pangeran Pendekar Terasing   Laporan Jenderan Sun Changyi

    Duduk di atas batu, seorang biksu tua yang berwajah sangar. Di depannya, beberapa orang terikat dengan tali yang sangat kencang.Wajah mereka pucat. Bibir mereka kering seperti pengemis yang lama tak bertemu makanan.Dengan mata terpejam, biksu tua itu menggulir-gulirkan tasbih besar di tangan kanannya, entah apa yang sebenarnya dia rapalkan. Jika dia orang baik, tentu tidak akan melakukan hal semacam ini.“Biksu jelek! Lepaskan kami,” teriak salah seorang dari tawanan di depannya.Plaaakkk...Pipi orang itu memerah karena tamparan yang keras dari seorang biksu yang menjaganya.“Jangan berani-berani kau membentak Guruku,” ujarnya penuh kemarahan.“Bai Anda, jangan kurang ajar. Buddha membenci orang yang bertindak semena-mena,” ujar biksu tua itu berlagak bijak.Bai Anda menunduk dengan tangan menjura.“Amitabha, semoga Buddha mengampuni dosa-dosaku,” ucapnya.“Cuih, orang sepertimu tak pantas menjadi umat Buddha,” ujar salah seorang dari mereka.Biksu tua itu menghentikan tangannya me

  • Pangeran Pendekar Terasing   Si Dewa Macan dan Chiu Kang

    Mata Si Dewa Macan menyipit.“Siapa kau?”Chiu Kang maju ke depan beberapa langkah.“Namaku Chao Kang. Pasti Tetua belum pernah mendengar nama rendahan itu.”“Apa kau yang telah membunuh muridku?” tanyanya.“Boleh aku tahu nama murid Tetua?”Dewa Macan, Ai Bao Bo membuang muka.“Pasti kau pelakunya. Aku tidak ragu lagi,” katanya sinis.Melihat wajah Chiu Kang yang penuh tanya, Heng Tingfeng mendekatinya.“Dia adalah guru Ketua Sekte Macan Terbang, Ai Bo,” bisiknya. “Paman Guru harus hati-hati, ilmunya sangat hebat.”Chiu Kang manggut-manggut.“Aku memang membunuhnya, tapi aku bukan penyebab kematiannya,” katanya.“Apa kau bilang?!” sorot mata Ai Bao Bo menajam marah.“Dia mati karena perbuatan kejinya sendiri,” ujar Chiu Kang ringan.Dia mulai mengalirkan seluruh tenaga dalamnya ke seluruh tubuh tanpa sepengetahuan Si Dewa Macan.Saat ini, dia sedang bersiap-siap menerima pukulan hebat dari seorang legenda silat di depannya itu, guna mengobati luka dalamnya.Seketika, tanpa aba-aba, S

  • Pangeran Pendekar Terasing   Dendam Sekte Macan Terbang

    “Kau salah. Aku bukan orang yang kau cari.”Chiu Kang masih bersikukuh mengingkarinya.“Aku tahu kau mengenalku. Aku tahu kau mengakuiku. Jika tidak, buka matamu! Pandang mataku dalam-dalam dan katakan dengan lantang!”Air mata Wang Jiang semakin menderu-deru, seperti badai yang menyapu gurun pasir yang gersang.Entah karena alasan apa, Chiu Kang masih memejamkan kedua matanya.“Maaf, aku harus pergi,” ujarnya dengan suara parau dan berat.Dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Wang Jiang dan menutup pintunya. Dia takut orang lain akan mengetahui kejadian ini.“Aku tahu kau mengenalku, aku tahu itu.”Wang Jiang jatuh terduduk. Tangisnya telah berubah menjadi perasaan pilu yang menusuk-nusuk.Sementara itu, Chiu Kang mempercepat langkah kakinya menuju kamar. Setelah sampai di kamar, dia langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Walaupun sedikit, ada air mata mengalir di sudut matanya, menetes jatuh mengenai selimut di bawahnya.“Maafkan aku, Kakak Jiang. Aku tak tahu apa yang

  • Pangeran Pendekar Terasing   Pernyataan Wang Jiang

    “Saat ini Paman Qi tidak ada di rumah kita. Sore tadi dia pergi ke Xingyuan untuk mengunjungi makam guru.”Zhao Meirong mengangguk-anggukan kepalanya.“Pantas saja aku tidak melihatnya sejak tadi sore.”“Gadis manja, kenapa kau tak masuk ke dalam dan membantu Ibumu menyiapkan makanan? Suatu saat kau akan menjadi istri seseorang, kau tak boleh terus-menerus begini,” ujar Pangeran Zhao You sembari menyentuh hidung Zhao Meirong.“Heh,” keluh Zhao Meirong dengan wajah sebal. “Di dunia ini, tidak ada seorang pun yang pantas menikah dengan putri semata wayang Yang Mulia Pangeran Zhao You yang tersohor itu,” lanjutnya dengan tawa riang.“Hahaha,” Pangeran Zhao You tertawa lepas, begitu juga dengan Zhao Bingwen dan Zhao Nianzu, mereka berdua ikut tertawa melihat perilaku konyol adiknya.“Kau memang berbakat, Ayah saja tidak mampu membuat kedua kakakmu tertawa, tapi kau berhasil melakukannya.”Kali ini Pangeran Zhao You mencubit kedua pipi Zhao Meirong, yang membuat gadis cantik itu meringis k

  • Pangeran Pendekar Terasing   Keberadaan Zhao Ming dan Zhao Rong

    Kejadian seperti malam tadi kembali terulang. Tenaga dua laki-laki tua itu seperti terserap entah ke mana. Tiada tekanan maupun ledakan sama sekali, padahal mereka mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk menghantam tubuh Chiu Kang.Beberapa saat kemudian, angin besar mulai itu memudar. Goyang daun-daun pun kembali tenang. Semuanya tampak biasa-biasa saja, tidak ada yang berlebihan. Chiu Kang mulai membuka matanya dan tersenyum.“Terima kasih. Pemulihan tenaga dalamku sudah hampir mencapai separuh. Itu semua berkat bantuan kalian,” ujarnya.“Kami hanya menaati perintah Paman Guru,” kata Quan Shirong.Chiu Kang tersenyum.“Kita akan melakukannya kembali lusa. Aku tak mau kalian kehilangan banyak tenaga gara-gara menyembuhkanku.”Setelah beberapa hari melakukannya, tenaga dalam Chiu Kang perlahan-lahan telah kembali pulih, tapi tidak dengan luka dalamnya.Meskipun Chiu Kang mempunyai ilmu Serapan Hawa Semesta, untuk menyembuhkan luka dalamnya, dia perlu menerima sebuah pukulan hebat, d

DMCA.com Protection Status