Peter menyadari bahwa dirinya tidak seharusnya mengatakan itu, jadi dia segera mengganti topik pembicaraan.“Jadi, kita sudah sepakat. Bersama-sama menemani Joel tumbuh dewasa.”Albert tidak menjawab.…Sore hari.Kelven kembali dari kantor.Dia membawa anaknya dan Delis pulang ke rumah tua Keluarga Rosli.Malam itu, mereka menginap di rumah tua.Mengingat bahwa dirinya harus pergi ke pulau untuk mencari orang tua itu, sebelum tidur, Keven datang ke kamar Delis. Dia duduk di tempat tidur sambil bermain dengan anaknya dan berkata, “Aku harus pergi dinas lagi besok. Mungkin akan pergi sekitar seminggu.”Kelven mengangkat tatapannya untuk menatap Delis. Suaranya terdengar sedikit bersalah, “Delis bantu aku menjaga Lesi di rumah ya.”Mendengar Kelven akan pergi dinas, Delis tidak senang.Dia ingat perusaahan sedang berjalan stabil sekarang, lagipula ini adalah masa tenang, tidak ada masalah yang begitu mendesak sampai harus pergi dinas.Kelven sedang berbohong.Namun, Delis tidak ingin me
Delis merasa tidak mampu menolak pria ini.Begitu pria ini mendekat, hatinya tiba-tiba merasa gembira tanpa alasan dan ingin meresponnya.Padahal dalam ingatannya, dirinya tidak pernah memiliki hubungan intim dengan pria manapun. Tetapi saat ini dirinya malah bertindak seperti seorang ahli, dengan kedua tangan melingkari leher pria ini, mengikuti ciuman penuh gairah darinya.Awalnya, Kelven hanya ingin menciumnya sebentar, lalu memeluknya untuk tidur bersama.Siapa sangka, gadis kecil ini malah bersikap aktif.Dan begitu menggoda pula.Jika dirinya menolak sekarang, bukankah dirinya bukan seorang pria sejati?Mengingat bahwa Delis juga sangat membutuhkannya, Kelven pun melepaskan semua beban dan sepenuhnya terikat.Satu jam kemudian …Delis berbaring di dada pria itu, wajahnya terlihat malu-malu.Delis mengerucutkan bibirnya, berbicara dengan manja, “Kamu benar-benar harus pergi sendiri untuk dinas? Nggak bisakah biarkan Mudi saja yang pergi?”Tiba-tiba, Delis merasa enggan melepaskann
“Aku mengantar kalian kembali ke istana dulu.”Meskipun orang tuanya ingin mereka tinggal, Kelven merasa tidak tenang meninggalkan Delis dan anaknya di rumah tua Keluarga Rosli.Namun, sebelum pergi, Kelven ingin memastikan Delis dan anaknya berada di bawah pengawasan Keluarga Joven.Untuk menghindari kemungkinan buruk.Delis duduk di kursi belakang sambil menggendong anaknya.Sesekali, dia melirik ke arah Kelven dan dengan cemberut berkata, “Nggak peduli apa yang aku bilang, kamu tetap akan pergi?”Dari nada suara Delis, terdengar keluhan dan kekecewaan. Kelven melihatnya melalui kaca spion atas.Lalu menghiburnya, “Jangan sedih Delis. Aku janji, ini terakhir kalinya aku pergi. Setelah ini, aku akan selalu menemanimu dan Lesi, bahkan saat bekerja, ya?”Putrinya adalah tanggung jawabnya. Jika dirinya tidak mencari tahu dengan jelas, dirinya tidak akan tenang.Kelven juga berjanji pada dirinya sendiri. Jika kali ini dirinya tetap tidak menemukan jawaban, dirinya akan mencoba melepaska
Melihat Bety, Angel langsung menggendongnya dan tak menahan diri untuk memujinya, “Cantik sekali Bety hari ini. Anak manis yang secantik ini pasti akan terlihat bagus di kamera.”Bety yang pandai bicara segera memuji balik, “Tante Angel juga cantik dan sangat lembut seperti ibu angkat. Bety suka sekali dengan tante.”“Haha~”Angel tertawa terbahak-bahak, lalu melihat ke arah Delis dan berkata, “Kamu dengar itu? Anak ini benar-benar pandai bicara.”“Makanya aku sangat menyukainya,” jawab Delis.Delis mengunci mobil lalu berjalan mendekat dan mencubit pipi bulat anak itu.Mereka bertiga berjalan masuk ke hotel sambil berbincang.Karena saat itu adalah waktu makan siang, Angel membawa mereka ke ruang makan terlebih dahulu.Saat mereka masuk ke ruang makan pribadi, hanya ada Joel di dalamnya, jadi Delis bertanya, “Kakakku nggak ada?”“Bukankah dia sedang membantu Kelven mengurus perusahaan?”Setelah meletakkan Bety di sebelah putranya, Angel menatap Delis dan bertanya, “Kudengar Kelven
“Kak Angel, hubunganmu dan kak Peter sudah sampai tahap apa?”Kak Angel tidak pernah membicarakan hal ini dengannya sebelumnya.Kak Peter juga tidak pernah menceritakannya.Delis juga tidak tahu apakah kak Angel tahu apa yang dilakukan kak Peter bersama Albert.Mendengar nama Peter, wajah Angel langsung tersenyum. Dia melirik Delis, lalu dengan malu-malu menjawab, “Kenapa kamu nggak tanya saja ke kakakmu?”“Kakakku laki-laki, aku malu menanyakannya.”Melihat kak Angel jadi malu, Delis merangkulnya dan dengan manja berkata, “Kasih tahu saja kak Angel. Apakah aku akan segera bisa memanggilmu kakak ipar?”Asalkan kakaknya bisa mengatasi keluarganya, hubungan mereka akan segera menjadi resmi.Seketika, Delis sangat berharap kakaknya bisa cepat menikah.Sudah berusia 36 tahun dan belum menikah, tentu saja itu mengawatirkan.Angel tidak langsung menjawab, jadi menjawab dengan ambigu, “Kalau kamu mau panggil, panggil saja. Apa bedanya kakak dengan kakak ipar?”Mendengar itu, Delis sangat g
Temani adikmu?Peter menyipitkan matanya, menatap pria berpendidikan tinggi di depannya, sambil dengan tegas berkata,“Pak Albert, sejak kapan kamu mulai tertarik pada adikku? Meskipun adikku sekarang mungkin nggak ingat hubungannya dengan Kelven di masa lalu, tapi istri sahabat nggak boleh digoda, kamu tahu ‘kan?”Albert tidak tahu harus berkata apa.Dirinya yang memang tidak begitu sabar, langsung berdiri dengan marah.“Kalau mau aku menemanimu, cepatlah.”Peter ikut berdiri dan berkata, “Anak muda, jangan mudah marah.”“Sudah cukup!”Albert melototinya, lalu keluar lebih dulu dari ruangan.Peter mengambil dokumen dan mengikuti di belakangnya, dengan senyum di sudut bibirnya.“Pak Albert, kamu yakin Kelven nggak tahu kamu menginginkan ibu dari anaknya?”“Kuberitahu padamu, jangan sampai kamu berpikiran seperti itu. Kalau nggak, Kelven pasti nggak akan memaafkanmu.”Tak bisa lagi menahan diri, Albert menghentikan langkahnya dan menatap Peter dengan tajam. Lalu memarahinya, “Kamu benar
Di sebelahnya, Owen juga melihat ke layar laptop yang menampilkan dua anak kecil itu. Owen tak bisa menahan diri untuk memuji, “Joel memang sudah biasa, dia pernah main film sebelumnya, jadi sudah punya pengalaman.”“Tapi, aku nggak menyangka Bety yang kamu rekomendasikan ke kak Angel ini punya potensi yang luar biasa. Aku sudah pernah syuting banyak film, tapi baru kali ini melihat anak kecil yang aktingnya sebagus ini.”Delis melirik Owen dan bertanya, “Benarkah? Jadi, kamu sudah yakin memilih dia?”“Bukankah ayahnya sudah tanda tangan kontrak dengan kakakku? Aktingnya sebagus ini, nggak ada alasan buat aku untuk nggak memilih dia.”Delis melirik kedua anak yang sedang syuting, lalu kembali fokus ke layar laptop di depannya.“Mereka lagi akting menjadi apa? Menjadi teman masa kecil, ya?”“Iya, mereka berdua itu teman masa kecil. Aku rasa dengan kerja sama mereka yang begitu bagus, nanti kita bisa cari penulis scenario untuk buat film khusus untuk mereka.”Jika kedua anak ini menjadi
Melihat nama Peter di layar ponsel, Angel berdiri dan melambaikan tangan pada adiknya. Lalu menjauh untuk mengangkat telepon.Setelah selesai bicara, Angel mendekati Delis yang sedang menemani dua anak kecil itu.“Delis, kamu bawa Joel dan Bety pulang dulu sama kakakmu. Aku masih ada urusan yang harus diselesaikan.”Delis bertanya, “Kak Peter yang datang menjemput kami?”“Iya,” jawab Angel.Sambil melihat jam, Angel mengelus kepala Bety dan berkata, “Waktu sudah malam, kalian pulang dulu ya.”“Iya,” jawab Delis.Saat bersamaan, mobil Peter berhenti tidak jauh dari tempat mereka.Sambil menggandeng tangan dua anak kecil, Angel berjalan mendekati mobil tersebut bersama Delis.Setelah menyerahkan anak-anak pada Peter, Angel berkata, “Tolong antarkan mereka pulang dan masakkan makanan enak untuk mereka.”Pria itu mengernyitkan alisnya, tampak tidak senang dan bertanya, “Tolong?”Angel tersenyum dan mengoreksi, “Bukan, maksudku, antarkan mereka pulang dan jaga mereka baik-baik.”Barulah Pe
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b