Joel ragu.Dengan enggan, dirinya ditarik oleh Peter untuk duduk di samping Albert.Albert segera mengambil mainan figure edisi terbatas di sampingnya dan memberikannya kepada anaknya, lalu berusaha menarik perhatiannya, “Aku meminta orang untuk membelikannya dari luar negeri, kamu pasti suka, ‘kan?”Joel meliriknya. Meskipun dirinya sangat menyukainya, dirinya berpura-pura bersikap acuh tak acuh dan enggan menerimanya.Peter mengambilkannya dan berkata, “Ayo, ucapkan terima kasih pada ayahmu.”Joel hanya diam saja, wajahnya cemberut dan tidak memperhatikan siapa pun.Delis dan Bety duduk di samping, diam-diam makan dan diam-diam mengamati.Melihat putranya masih mengabaikannya, Albert tidak berkecil hati dan dengan santai mengambil boneka barbie di sampingnya dan memberikannya pada Bety.“Kamu pasti Bety, ‘kan? Ini untukmu, paman membelikannya untukmu.”Melihat dirinya juga mendapatkan hadiah, mata Bety langsung bersinar. Dirinya segera melompat dari kursinya dan berlari untuk meneri
Mendengar suara itu, si kakek perlahan mengangkat kepalanya.Saat melihat Kelven, kakek itu tidak terburu-buru berdiri. Dengan tubuh yang bungkuk, dia berdiri dan tersenyum, menjawab, “Oh, ternyata kamu, anak muda.”Melihat bahwa kakek itu mengenalinya, dengan penuh semangat Kelven menjabat tangannya dan berkata, “Bisakah kita bicara sebentar di tempat lain?”Kakek itu tersenyum dan menolak, “Aku masih berjualan ikan kering, apa yang mau kamu bicarakan? Bicarakan saja di sini.”“Aku akan membeli semua ikan keringmu.”Kelven mengambil kartu bank dari sakunya dan menyerahkannya pada kakek itu.“Ada cukup banyak uang di dalam kartu ini. Sudah cukup untuk kamu hidup nyaman seumur hidup. Anggap saja ini sebagai imbalan karena kamu telah menyelamatkanku dulu.”“Namun, aku punya satu permintaan lagi. Bisakah kita duduk dan bicara di tempat lain?”Kakek itu menghela napas dan melambaikan tangan, menolak kartu bank dari Kelven.“Uang itu nggak perlu. Aku hanya diminta untuk menjagamu oleh se
Kelven memundurkan dua langkah dan memberikah tiga kali penghormatan pada kakek itu.Ini sebagai tanda terima kasihnya.Setelah memberi penghormatan, Kelven tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung berbalik pergi.Dalam perjalanan kembali ke Kota A, Kelven terus berpikir bahwa tabib yang tinggal di pegunungan itu mungkin adalah orang yang sama dengan yang menyelamatkannya.Dan orang itu bukanlah kakek tadi.Hanya tersisa satu harapan sekarang.Yaitu Lia.Sebagai murid dari tabib itu, Lia mungkin tahu sesuatu.Begitu kembali ke Kota A, hal pertama yang Kelven lakukan adalah pergi ke sekolah etiket untuk mencari Lia.Karena Lia tidak bisa keluar dari sekolah, Kelven pun masuk ke sekolah untuk menemuinya.Mereka bertemu di taman sekolah.Saat melihat Kelven, Lia memperhatikannya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Seharusnya tubuhmu sudah nggak ada masalah, ‘kan?”Lia ingat bahwa Kelven memiliki masalah jantung. Sebelumnya, Kelven baru saja mulai mengonsumsi dan langsung terjadi kece
“Kalau nggak ada lagi yang mau kamu bicarakan, aku mau pergi ke kelas dulu.”Ujar Lia sambil melihat waktu yang sudah semakin siang.Melihat bahwa dirinya tidak akan mendapatkan jawaban lebih lanjut, jadi Kelven mempersilakan Lia untuk melanjutkan kegiatannya.Setelah keluar dari sekolah, Kelven masuk ke mobil dan menuju ke tempat Delis.Sepanjang perjalanan, Kelven terus berpikir bahwa meskipun putrinya mungkin baru akan kembali ke sisinya dalam belasan tahun, setidaknya itu lebih baik daripada putrinya meninggalkan dunia ini. Pikiran ini membuat hatinya merasa sedikit lebih lega.Setidaknya, rasa bersalah dan penyesalan yang selalu menghantui dirinya sedikit berkurang.Dalam perjalanan pulang, dirinya bahkan menyempatkan diri mampir ke toko bunga untuk memilih satu buket bunga matahari yang segar. Dia juga memilih buket kecil untuk anak angkat Delis.Sore hari, Delis sedang memegang naskah di dalam vila Odesa, mengajak dua anak itu untuk berlatih adegan.Pengasuh yang menggendong Les
Seketika, dirinya teringat dengan kata-kata kakek tua itu.Selama masih ada putrinya di dalam hati, pasti akan bertemu kembali.Selama dirinya masih mengingat putrinya, suatu hari nanti putrinya pasti akan kembali ke sisinya.Jadi, keberadaan Bety ini tidak terlalu penting.Karena Delis menyukai anak ini, dirinya pun akan memperlakukan anak ini dengan baik ke depannya.“Nggak perlu sungkan.”Kelven tersenyum lembut pada anak itu, lalu mengalihkan pandangannya kepada Delis dan berkata, “Kamu pasti kelelahan beberapa hari ini.”“Nggak, asal kamu sudah pulang, aku sudah sangat senang. Kamu nggak akan pergi lagi, ‘kan?”Delis menggandeng lengannya, tersenyum dengan mata yang melengkung seperti bulan sabit.Kelven menepuk tangannya dan mengangguk, berjanji, “Aku nggak akan pergi lagi. Mulai sekarang, aku akan menemanimu dan anak-anak setiap hari.”“Kamu yang bilang ya, kalau nggak ditepati, aku akan pulang ke rumah orang tuaku.”Melihat Delis mencoba mengancamnya, Kelven mengangkat tangan d
Alfred tidak mengerti maksud ibunya.Dengan nada kesal, Alfred menjawab, “Ibu, langsung katakan saja apa yang mau kamu bilang.”Nyonya Joven tidak bertele-tele dengan anaknya. Dia langsung mengirimkan foto-foto Lia bersama Kelven kepada putranya.“Kamu lihat sendiri. Aku ingin tahu, kenapa Lia harus bertemu dengan Kelven berduaan? Apa hubungan mereka?”Sambil mendengarkan ucapan ibunya, Alfred membuka foto yang baru saja diterimanya.Melihat bahwa orang di foto itu adalah Lia dan Kelven, Alfred tidak merasa aneh.Lalu dia berkata di telepon, “Tentu saja mereka punya hubungan. Dulu, Kelven dan kak Peter yang bersama-sama pergi ke desa untuk mencari guru Lia.”“Mungkin kali ini Kelven menemuinya hanya untuk menanyakan sesuatu.”Mendengar ini, Nyonya Joven tidak senang.“Kamu begitu percaya pada gadis itu?”“Apa yang harus aku ragukan? Ibu mengira dia punya hubungan lain dengan Kelven?”“Bagaimana mungkin Kelven meninggalkan Delis dan datang bersaing denganku untuk mendapatkan Lia?”Alfr
Alfred memang sudah menduga demikian, tetapi dirinya hanya ingin memastikan.Siapa sangka, Lia malah sengaja mengulur waktu, seolah ingin membuatnya marah.Untungnya, Alfred bukanlah orang yang mudah marah.Setelah mendapatkan jawaban, Alfted berbicara dengan suara lembut, “Oh begitu. Setelah selesai kerja, aku akan menjemputmu dan kita pergi makan enak.”Lia berbaring di ranjang, mengerucutkan bibirnya dan bertanya, “Kalau begitu, aku tanya padamu, kamu yang mengirim orang untuk memata-mataiku?”“Bukan.”Jawab Alfred dengan tegas, lalu dengan jujur melanjutkan, “Tapi mungkin ibuku yang mengirim orang untuk mengawasimu.”“Jadi, ibumu yang memberitahumu bahwa Kelven datang mencariku?”“Iya,” jawab Alfred.“Ibumu benar-benar nggak percaya padaku. Aku jadi berpikir, apakah aku berhasil lulus ujian, dia tetap nggak akan membiarkan kita bersama?”Alfred menenangkannya, “Nggak akan, jangan berpikiran aneh-aneh.”Meskipun alasan ibunya mengirim Lia ke sekolah etiket adalah untuk menghalang
Tidak heran kalau kakaknya selalu pulang malam dan pergi pagi-pagi sekali. Mungkin dia juga sadar jika ibu sedang mengirim orang untuk mengawasinya.Setelah berpikir sejenak, Delis menjawab dengan nada santai, “Ibu, masalah ini nggak bisa diselesaikan buru-buru. Ibu tunggu saja kabar baik dariku. Tapi ingat, jangan sampai ayah tahu, ya?”Dengan temperamen ayahnya, jika sampai beliau tahu, kakaknya pasti akan dijemput pulang dengan paksa.“Iya, tapi kamu hanya punya waktu sebulan. Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan masalah kakakmu, terpaksa aku harus membiarkan ayahmu turun tangan.”“Iya aku tahu, aku akan berusaha.”Setelah menutup telepon, Delis menghela napas panjang.Kelven melihatnya dan bertanya, “Sepertinya ibumu nggak akan melepaskan kakakmu begitu saja. Apa rencanamu untuk menyelesaikannya?”“Kak Peter bilang tunggu saja dulu, jadi aku akan ikut apa kata kak Peter. Seharusnya kak Peter punya cara untuk menyelesaikannya.”Lagipula, ini adalah masalah kakaknya, Delis hanya bis
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b