Mata Kelven berkaca-kaca, menyingkirkan Delis dan masuk ke mobil.Delis terhuyung, melihat Kelven benar-benar ingin pergi, dia tidak lagi menghalanginya.Namun, tiba-tiba Delis merasa hatinya seperti ditusuk jarum, air mata bergenang di matanya.“Baiklah, kalau kamu memang berpikir begitu, jangan pernah muncul di hadapanku lagi seumur hidup ini.”Benar-benar marah, Delis tidak peduli padanya lagi, berbalik dan berlari masuk ke rumah.Peter keluar karena mendengar keributan.Begitu keluar, dia melihat adiknya berlari ke dalam rumah.Sementara Kelven duduk di dalam mobil sedan, wajahnya sangat muram.Peter berjalan mendekat dan bertanya, “Ada apa? Kenapa baru pulang sudah bertengkar dengannya?”Kelven tidak menoleh melihat Peter, suaranya agak serak, “Jaga dia baik-baik, aku masih ada urusan, harus pergi dulu.”Kelven menyalakan mesin mobil.Peter menghentikannya, dengan wajah muram, dia bertanya, “Kelven, jangan memancing amarahku. Kenapa semua hal harus aku yang lakukan, kalau begitu a
Seketika, wajah Peter menjadi dingin.Mengingat ada anak di dekatnya, Peter melihat ke arah anak itu dan berkata, “Bety, naiklah ke atas dan bermain dengan ibu angkatmu.”Bety melihat ke arah ayahnya dan setelah ayahnya mengangguk setuju, dirinya pun berbalik dan berlari pergi.Setelah anak itu pergi jauh, Peter kembali melihat pria tampan di sampingnya yang terlalu mempesona.“Aku nggak peduli kamu punya maksud atau tidak, cukup berhenti sampai di sini.”“Putrimu akan kami perlakukan dengan baik di sini, tetapi kalau kamu tetap ingin merusak hubungan orang lain, maaf, kamu tahu apa pekerjaanku sebelumnya.”Artinya, dirinya tidak akan menunjukkan belas kasihan.Namun, Yogi sama sekali tidak peduli, malah tertawa lebih lepas.“Hahaha, benar-benar orang yang tumbuh di pulau pelatihan, bicaranya selalu berbau ancaman.”“Tapi jangan khawatir, Pak Peter. Aku lebih mungkin tertarik padamu, daripada tertarik pada ankmu. Lagipula, tampang Pak Peter benar-benar sesuai dengan seleraku.”Sambil
Albert mengangkat tangan dan menepuk bahu sahabatnya, lalu berkata, “Iya, kalau firasatmu begitu kuat, aku akan mendukungmu. Carilah dengan tenang!”“Serahkan keluargamu padaku, ada Mudi dan Peter yang menjaga perusahaanmu, Delis juga punya orang tuanya di sana, semuanya akan baik-baik saja.”“Terima kasih.”Selain mengucapkan terima kasih pada Albert, Kelven tidak tahu lagi harus berkata apa.Memikirkan Delis yang sudah bersama orang lain, hatinya masih terasa sangat tertekan.Kelven langsung mengalihkan topik, “Bagaimana denganmu dan Angel … “Pagi tadi, Kelven melihat Peter keluar dari vila Angel, tidak tahu sejauh mana hubungan mereka, apakah sahabatnya masih punya kesempatan?Tahu bahwa Albert masih menyukai Angel, Kelven juga merasa kasihan pada sahabatnya.“Aku sudah menyerah.”Albert melanjutkan lagi, “Selama ini, aku selalu merasa aku yang terlalu berharap pada Angel. Dulu, aku selalu mengejarnya karena aku pikir ada ikatan di antara kami dan kalau aku berusaha lebih keras,
“Nggak apa-apa, bukannya sekarang masih sempat?”Albert menyilangkan kaki dan tersenyum padanya.“Entahlah, Kelven, jangan sampai kamu menyesal seperti aku nantinya.”Tentu saja Kelven tahu rasanya menyesal.Sekarang dia merasakan krisis, berdiri dan berkata, “Aku akan pergi sekarang, pamit dulu.”Memikirkan bahwa kepergiannya akan memberi kesempatan pada orang lain.Kelven merasa bodoh. Jelas sudah tahu bahwa Delis tidak ingat masa lalu mereka, tetapi dirinya malah mendorongnya pergi.Jika benar-benar mendorongnya ke orang lain, dirinya akan berakhir seperti Albert. Menangis pun tidak ada gunanya.Tanpa menghiraukan sahabatnya, Kelven segera keluar dan mengemudi ke perumahan Odesa.Albert yang ditinggalkan hanya bisa menggelengkan kepala dan menghela napas!Konon katanya, orang akan cenderung berkumpul dengan orang senasib.Kelven benar-benar mirip dengannya.…Saat Kelven tiba di perumahan Odesa, sudah pukul sembilan malam.Rumah tempat Delis tinggal gelap gulita, tidak ada lampu ya
Menyadari kesalahannya yang begitu besar, Kelven berbalik menghadap Peter dan berkata, “Kamu minggir, aku mau masuk dan minta maaf padanya.”“Kamu pikir dia akan selalu berdiri di tempat yang sama menunggumu?”Peter masih tidak memberi jalan.Kelven terdiam, wajah tampannya tampak muram dan sedih, terlihat sangat menyedihkan.Peter tidak ingin berbicara lebih banyak dengannya dan berkata, “Dia sudah kembali ke istana. Kalau kamu mau menemuinya, pergilah ke sana.”Tak ingin melihat orang ini yang membuat dirinya marah, Peter berbalik dan menutup pintu dengan keras, memutuskan jarak antara dirinya dengan Kelven.Kelven terpaksa berbalik dan pergi, menuju ke istana Alice.…Angel sedang beristirahat di rumah sepanjang hari.Baru saja turun untuk makan cemilan malam, malah melihat Kelven datang.Melihat Peter tidak membiarkannya masuk, Angel bertanya, “Kenapa kamu bersikap dingin pada Kelven? Bisa dimengerti mengapa dia bisa begitu marah.”Kelven marah karena dirinya terlalu peduli.Dala
…Saat Kelven tiba di istana Alice, waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.Pelayan membawanya masuk ke dalam halaman, tetapi tidak langsung membiarkannya masuk ke dalam istana, melainkan pergi melapor terlebih dulu.Delis baru saja menidurkan putranya ketika pelayan datang melapor, “Nona Delis, Tuan Rosli datang, apakah kamu ingin menemuinya?”Delis menoleh ke arah pelayan dan bertanya, “Tuan Rosli yang mana?”Tidak mungkin Kelven Rosli, mereka baru saja bertengkar pagi ini. Bagaimana dia bisa datang dengan tanpa malu?Mungkinkah ayah angkatnya datang untuk melihat anaknya?Sementara dia menebak-nebak, pelayan itu menjawab, “Pacarmu.”Delis terdiam sejenak.Benar-benar Kelven?Bagaimana dia punya muka untuk datang.Pagi tadi masih begitu emosi, sekarang sudah tidak marah lagi?Namun, meskipun Kelven sudah tidak marah, Delis masih marah.“Nggak mau menemuinya, biarkan dia pergi.”Delis sudah bilang tidak akan menemuinya seumur hidup ini.Apakah Kelven mengira Delis adalah orang yang b
Delis sedang menunggu permintaan maaf dari Kelven.Namun, yang terjadi malah pria itu pingsan di depannya tiba-tiba.Karena panik, Delis berlutut dan memeluknya sambil berteriak, “Kelven, Kelven, kamu kenapa?”Pria di pelukannya tidka memberikan respon, tetapi dahinya terasa panas seperti bara api.Delis cemas dan berteriak lagi ke sekeliling, “Tolong, tolong.”Tak lama kemudian, para pengawal yang tidak jauh berlari menghampiri dan membantu membawa Kelven ke dalam rumah, lalu meletakkannya di tempat tidur yang empuk.Para pelayan segera menghubungi dokter keluarga.Mendengar kegaduhan, Nyonya Joven datang untuk memeriksa.Melihat dokter sedang memeriksa Kelven di kamar putrinya dan memasang infus, Nyonya Joven bertanya, “Apa yang terjadi? Kenapa Kelven bisa pingsan di depan pintu rumah?”Nyonya Joven cukup puas dengan menantu ini.Terutama karena Kelven adalah penyelamat putrinya dan telah menyekolahkan putrinya sejak kecil.Jika bukan karena Kelven, putrinya mungkin tidak akan kem
“Apa yang terjadi padaku?”Delis merasa sedikit bersalah dan menjawab, “Kamu, kamu berdiri semalaman di depan pintu dan pingsan karena demam tinggi.”Kelven terdiam.Kelven mengingat-ingat sebentar sambil melihat Delis di samping tempat idur, kemudian teringat kejadiannya.Sejak kapan tubuhnya menjadi begitu lemah?Berdiri semalaman saja bisa membuatnya sakit dan pingsan?Mengingat Delis masih marah padanya, dengan lemah Kelven menjelaskan, “Aku bukan berpura-pura sakit untuk mencari simpati darimu. Aku datang untuk melihatmu dan anak kita. Kalau kamu masih marah, bolehkan aku melihat anak kita sebentar sebelum kamu mengusirku?”Mungkin karena demam yang belum sepenuhnya reda, tatapan matanya yang sedih masih terlihat merah. Kata-katanya membuat hati siapa pun yang mendengarnya terenyuh.Delis menatapnya dengan penuh kasih sayang.“Aku nggak bilang kamu berpura-pura sakit. Lagipula, apakah aku sekejam itu? Kamu sudah seperti ini, bagaimana mungkin aku mengusirmu?”Takut dirinya akan
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b