Mendengar kata-kata Kelven, Delis merasakan sakit yang menusuk di dadanya.Dia mengernyit, lalu menatap Kelven dengan tatapan terluka dan dengan sedih berkata, “Perlukah kamu berbicara sekejam itu?”Delis tentu saja tahu bahwa dirinya bukan lagi istrinya.Namun, meskipun bukan lagi istrinya, dirinya tetap ingin memberikan segalanya untuk membantunya.Mengapa Kelven harus begitu keras kepala?Apakah harga diri begitu penting baginya?Kelven yang sudah bangun berdiri di samping tempat tidur menyadari bahwa dirinya memang agak keterlaluan.Dia membuka mulutnya untuk menjelaskan, “Aku hanya merasa bahwa sebagai seorang pria, dalam situasi apa pun, nggak seharusnya mengambil uang wanita.”“Aku tahu kamu bermaksud baik, tapi aku nggak bisa menerima caramu. Tidurlah, aku akan pergi ke kantor.”Dalam situasi seperti ini, Kelven juga tidak bisa tidur dengan nyenyak, lebih baik dia pergi ke kantor untuk bekerja.Kelven berbalik dan menuju lemari untuk mengganti pakaian.Delis duduk di kasur, h
Delis percaya bahwa Kelven memiliki kemampuan untuk melewati semua ini.Kelven hanya menjawab, “Hm,” lalu mengambil obatnya dan keluar rumah.Mudi sudah menunggu di pintu lebih awal.Saat mereka meninggalkan vila, langit masih gelap.Delis berdiri di pintu memandang mereka pergi.Hingga mobil menghilang dari pandangan, barulah dia menutup pintu dan kembali masuk ke dalam rumah dengan perasaan lesu.Saat naik ke atas, dia bertemu dengan Peter yang sedang turun ke bawah.Melihat mata adiknya yang sedikit merah, seperti kurang tidur, Peter bertanya, “Kamu baik-baik saja?”Delis menggelengkan kepala.Peter memberi isyarat, “Ayo ikut aku, ada sesuatu untukmu.”Delis mengikuti Peter ke kamarnya.Pria itu mengeluarkan beberapa kartu dari laci dan menyerahkannya padanya.“Aku baru tahu perusahaan Kelven dalam masalah. Di sini ada sekitar ribuan triliun, berikan saja dulu padanya.”Peter telah melihat di internet bahwa Kelven mungkin perlu membayar banyak uang sebagai kompensasi.Memberikan ua
Isabel tidak terima.Kenapa sesama putri Keluarga Rosli, tapi semua harta Keluarga Rosli harus diwariskan pada putri Kelven yang baru berusia tiga tahun?Ini semakin menguatkan niatnya dan suaminya.Untuk menjatuhkan Kelven dan menjadi penguasa Perusahaan Deli Jaya serta pengambil keputusan rumah tua Keluarga Rosli.Namun, Isabel tidak tahu bahwa tindakan suaminya yang ekstrim bisa mengakitbatkan kebangkrutan Perusahaan Deli Jaya, bahkan sampai berhutang banyak.Saat melihat tante ketiga mendekat, Delis dengan sopan menyapanya, “Tante ketiga.”Delis juga mengajarkan putrinya yang berada di pelukannya, “Luna, panggil tante.”Dengan manis, Luna memanggil, “Tante.”Isabel melihat anak itu dengan tatapan penuh kebencian.Dia ingin sekali membunuh anak itu.Dengan begitu, semua harta Keluarga Rosli akan jatuh ke tangannya.Isabel menatap Delis dengan tatapan dingin, lalu dengan galak berkata, “Untuk apa kamu datang ke sini? Kamu masih punya muka untuk muncul di rumah tua Keluarga Rosli?”
Suminah menggandeng tangan Delis dan berkata pada tante ketiga, “Aku tahu apa yang harus kulakukan dengannya. Ini bukan urusan kalian lagi. Pergilah dan urus pekerjaan kalian masing-masing.”“Tapi, kakak ipar … “Para tante itu ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi Suminah tidak memberi mereka kesempatan. Dia menarik Delis pergi.Langsung menarik Delis ke kamarnya, baru kemudian melepaskan tangannya dan dengan wajah serius bertanya, “Apa yang kamu lakukan di sini?”Sekarang, Pak Harris sedang sakit parah dan terbaring di tempat tidur. Suaminya tidak tertarik mengelola perusahaan, telah lama menyerahkan perusahaan itu kepada Kelven.Sekarang, perusahaan sedang menghadapi masalah dan suaminya juga tidak bisa berbuat banyak untuk membantu.Dan mereka, para ibu rumah tangga, tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa duduk di rumah dan khawatir.Delis segera mengeluarkan kartu dari sakunya dan menyerahkannya pada Suminah.“Aku tahu perusahaan sedang menghadapi krisis. Di sini aku hanya punya b
Delis segera meletakkan ponselnya dan berlari ke arah pintu.Di halaman depan vila, Joel tergeletak di dekat kolam bunga dan tak bergerak.Delis langsung memeluknya dan dengan cemas memanggilnya,“Joel, Joel bangunlah.”Anak itu tidak terbangun, tetapi Delis melihat dia menggenggam erat sebuah pistol mainan.Seketika, Delis teringat sesuatu. Dia menarik pistol mainan itu dan membuangnya. Lalu menggendong anak it uke dalam mobil Angel.Delis juga menggendong putrinya ke mobil dan segera melanju ke rumah sakit.Di perjalanan, Delis menelepon pihak rumah sakit.Saat tiba di rumah sakit, petugas medis segera membawa anak itu dengan tandu ke ruang gawat darurat.Sebelum pintu ruang gawat darurat tertutup, Delis mendengar seorang perawat berkata, “Mungkin anak ini juga keracunan mainan lagi.”Kemudian, pintu ruang gawat darurat pun tertutup.Delis tidak menyangka bahwa maslaah keracunan mainan dari perusahaan Kelven telah sampai pada anak-anak di sekitar mereka. Tidak bisa membayangkan bera
Angel mengangguk.“Sepertinya memang ada yang ingin menjatuhkan Kelven.”“Tapi kalau kita berdua bisa memikirkan ini, Kelven pasti juga sudah memikirkannya. Dia mungkin sudah mengirim orang untuk menyelidikinya.”Jika memang ada yang menjebak Kelven, begitu pelakunya ditemukan, kerugian Kelven akan berkurang.Mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan, maka reputasi perusahannya bisa dipulihkan.Delis mengerti, segera bertanya pada putrinya.“Luna, kamu masih ingat di supermarket mana dan siapa kakak yang memberikan pistol mainan itu?”Luna mengangguk dengan mata berbinar, “Ingat.”Luna punya ingatan tajam dan cerdas, tentu saja ingat.Delis segera melihat ke arah Angel.“Kak Angel, kamu di sini temani Joel dengan baik, aku keluar sebentar.”Delis bertanya, “Kamu mau menyelidikinya sendiri?”“Aku tahu mungkin aku nggak bisa mendapatkan banyak informasi, tapi akum au emncoba.”“Kalau begitu pergilah, tapi hati-hati membawa Luna.”“Iya.”Namun Delis terlalu naif.Saat dia sampai di sup
“Pak, Pak Kelven, semakin banyak wartawan yang berkumpul di bawah dan juga banyak keluarga korban. Mereka semua mengangkat spanduk dan membuat keributan. Sekarang harus bagaimana?”Sejak pagi, wartawan terus menyoroti perusahaan induk.Trending di internet juga tidak bisa ditekan.Petugas yang dikirim oleh pihak berwenang sudah beberapa kali berbicara dengan Kelven.Sekarang semua tanggung jawab mengarah pada Kelven dan Mudi.Jika tidak ditangani dengan baik, keduanya bisa masuk penjara.Kelven tidak punya energi untuk menghadapi wartawan, dia memerintahkan, “Suruh Pak Rocky untuk menenangkan mereka dulu, usahakan jangan sampai terjadi bentrokan dengan massa.”“Baik.”Setelah sekretaris pergi, Kelven hendak masuk ke ruang rapat, tiba-tiba terdengar suara pria yang rendah terdengar tidak jauh dari sana,“Kelven.”Mendengar itu, Kelven menoleh.Saat melihat Peter, Kelven merasa sedikit tidak senang.Karena dia tahu kehadiran Peter kemungkinan besar untuk membantunya.Namun, sekarang dir
Ternyata masalahnya ada pada pacar Mudi.Bisa dipastikan Mudi sendiri tidak tahu bahwa pacarnya berselingkuh dan mengkhianatinya, pergi bersama Richard.Richard memang hebat, beraninya berselingkuh.Masalah ini harus Kelven selesaikan dengan baik untuk tante ketiganya.Melihat ke arah Peter, Kelven berdiri dan dengan tulis berkata, “Terima kasih. Tapi aku penasaran, bagaimana kamu bisa menemukan semua ini?”Kelven memang sudah mencurigai Richard, tapi anak buahnya tidak bisa menemukan petunjuk apapun.Tak disangka, Peter malah berhasil menemukan semuanya.Peter tersenyum dan berkata, “Richard memang punya kemampuan anti penyelidikan yang sangat kuat, dia bisa melakukan semuanya tanpa meninggalkan jejak.”“Semua rekaman ini sudah dihancurkan, tapi aku berhasil memulihkannya.”Kelven terdiam.Seketika, Kelven benar-benar mengagumi pria ini.Kemampuan jauh di atas dirinya.Kelven sendiri bahkan merasa malu.Tahu bahwa Kelven sangat angkuh dan tidak ingin merusak harga dirinya.Peter berk
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b