Lia baru bisa menarik napas lega setelah bekerja keras selama dua jam.Peter sudah dipanggilnya untuk meracik obat herbal.Di ryangan, masih hanya ada Lia dan Alfred.Melihat bahwa mulutnya tidak lagi tersumpal, suasana menjadi jauh lebih tenang, Lia mendekatinya dengan sikap yang lebih ramah.“Sudah bisa merasakan sakit, ‘kan? Biar kuberitahu, masalahmu ini nggak besar. Nggak lama lagi, sepasang kaki dan tanganmu sudah bisa bergerak.”“Kalau kamu rajin berlatih, beberapa bulan lagi, jalan pun bukan masalah.”Alfred terdiam.Karena merasa bahwa Lia memang cukup berbakat, kali ini dia tidak berkata apa-apa.Lagipula, hampir seluruh tubuhnya sudah dilihat dan disentuh. Melawan pun hanya akan sia-sia.Sekarang, Alfred sudah menyerah dan membiarkan Lia melakukan apa pun yang diam au.“Ekspresi apa ini? Sepertinya kamu cukup tertekan?”Tanya Lia sambil tertawa.Alfred memasang wajah dingin, benar-benar seperti seorang istri yang sedang mengambek, lalu memalingkan wajahnya ke arah jendela, t
Perhatian Lia langsung beralih.Detik berikutnya, wajahnya langsung memerah dan jantungnya berdetak cepat, tidak teratur. Dia langsung menarik jarum akupuntur dan mengalihkan pandangannya, berusaha mengatur napasnya.Alfred juga merasa sangat malu.Wajahnya bahkan lebih merah daripada Lia.Namun, Lia bisa menghindar, sedangkan Alfred hanya bisa terbaring di ranjang, tidak bisa kemana-mana untuk menghindari rasa malu yang luar biasa.“Ehem, kenapa tiba-tiba panas sekali di sini?”Lia buru-buru membuka jendela untuk sirkulasi udara.Tiba-tiba, Peter kembali dengan membawa obat.Melihat adiknya dalam keadaan yang sangat canggung dan Lia bersembunyi di dekat jendela, Peter tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya. Tapi hal ini membuat dirinya sebagai kakak juga merasa cukup canggung.“Aku sudah bawa obatnya.”Ujar Peter pada Lia.Lia menoleh ke arah Peter. Meskipun wajahnya memerah, dia tetap tidak merasa malu.“Ruangan ini terlalu panas, coba atur suhunya.”Peter menunjuk ke samping, “Buka
Putus dengan Lia?Mereka bahkan belum pernah saling bergandengan tangan, bagaimana bisa putus?Melihat reaksi adiknya yang begitu kuat, Peter berkata dengan santai, “Kalau aku putus dengannya, kamu mau bersama dia?”Alfred tampak canggung dan malu, “Kamu bercanda?”“Kalau begitu, aku nggak bisa putus dengannya.”“Kenapa?”Peter berkata jujur, “Aku sudah berjanji pada keluarganya, kalau dia bisa menyelamatkanmu, aku akan menikahinya.”“Kalau kamu bisa membuatnya jatuh cinta padamu, aku nggak perlu menikahinya. Kamu tahu kan, aku sulit jatuh cinta pada seseorang.”Maksudnya adalah dirinya sebenarnya tidak menyukai Lia.Alfred menghindari tatapan kakaknya. “Jadi, aku harus berterima kasih padamu?”Peter tersenyum ringan dan berkata, “Kamu adalah adikku, berkorban untukmu itu sudah seharusnya.”“Aku nggak memintamu melakukan itu.”“Aku tahu. Lagipula, aku juga nggak pernah menemukan orang yang aku sukai. Menikah dengan siapapun sama saja, jadi aku akan menikahinya.”Peter sengaja memanc
Dengan tak berdaya, Delis berkata, “Sudah usia berapa kamu, masih saja mengambek seperti anak kecil.”“Siapa yang mengambek? Begini saja, kalau kamu nggak datang, ya sudah. Aku dan Luna akan tinggal di sini beberapa hari. Aku tutup teleponnya.”Belum sempat Delis bicara lagi, telepon sudah diputuskan.Melihat panggilan yang terputus, Delis merasa sedih dan bingung.Apakah itu Kelven yang dia kenal?Apakah itu pria tua berusia 35 tahun yang dia kenal?Mengapa rasanya sepertinya pria itu semakin bertingkah seperti anak kecil?Dengan tak berdaya, Delis membelikan teh susunya lebih dulu. Setelah makan siang dengan Lia, dia mengajak Lia ke pusat perbelanjaan dan membeli banyak barang.Sekalian juga membeli ponsel.Setelah pulang, tak lama kemudian, Joel datang memanggil, “Tanta Delis, di mana Luna kecil?”Delis sedang duduk di sofa ruang tamu mengajarkan Luna cara menggunakan ponsel.Saat melihat Joel, Delis tersenyum dan menjawab, “Luna pergi bersama ayahnya ke rumah kakek neneknya.”“O
Merasa sedikit tidak nyaman dilihat oleh pria itu, Angel malas mengurusinya lagi dan berbalik masuk ke dalam rumah.Peter pun mengikutinya.Lia dan Delis sudah duduk di meja, melihat Peter datang, Lia tersenyum dan melambaikan tangan padanya.“Kak Peter … “Peter hanya menggumam, “Hm.” Dia tidak melihat Kelven di sana.Peter berjalan mendekat dan bertanya pada Delis, “Di mana Kelven?”“Dia pulang ke rumah tua.”“Luna?”“Ikut dengannya.”Peter tidak berkata apa-apa lagi, melihat Angel menuangkan minuman untuk semua orang, Peter mengulurkan tangan untuk membantunya.“Biar aku saja.”Angel dengan sempurna menghindari sentuhannya, bahkan tidak melihatnya, lalu duduk di sebelah Delis setelah selesai menuangkan minuman.Jelas Peter bisa merasakan bahwa Angel sedang menghindarinya, tetapi dia tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa menahan perasaan pahit di dadanya dan duduk bersama mereka.Melihat masih ada satu orang yang belum hadir, Lia bertanya, “Kak Angel, di mana Owen? Dia nggak ada di
Dengan nada marah, pria itu berkata, “Untuk apa pulang? Bukannya sudah kubilang, aku dan putriku akan tinggal di sini beberapa hari?”“Kamu harus pulang untuk minum obat, sekarang juga. Bia raku suruh orang menjemput kalian.”“Nggak mau.”Kelven sangat keras kepala.Untuk apa pulang, dia bahkan nggak bisa makan daging, hatinya sangat kesal.Lebih baik tidak pulang. Jika tidak melihatnya, dia tidak akan teringat dan tidak akan merasa kesal.“Kelven, kamu benar-benar mau membuatku marah?”Delis mulai marah.Obat yang susah payah didapatkan dengan menukar masa depan Peter, Kelven malah tidak mau minum.Apakah dia benar-benar ingin mati.Jika dia mau mati, Delis akan membiarkannya.Kelven menunduk memainkan jarinya, tidak menjawab.Dia tahu tindakannya ini keterlaluan.Namun, dia hanya ingin wanita kecil itu lebih memerhatikannya.Hm, jika memohonnya pulang, itu juga boleh.“Kelven, aku tanya sekali lagi, kamu mau pulang atau nggak? Kalau kamu nggak pulang, jangan pernah pulang lagi.”Ben
“Jangan seperti ini lagi ke depannya.”Kelven tersenyum tanpa menjawab.“Kamu ketawa apa?”“Kamu urusin aku?”Kelven mengangkat alisnya, terlihat senyuman di tatapannya.Delis merasa bingung, jadi tidak menghiraukannya dan langsung berbaring untuk tidur.Sudah sangat larut.Kelven melihatnya benar-benar tidur, dirinya tidak tidur. Malah duduk di sana dengan tangan disilangkan di dada, menatapnya dengan tajam.Tatapannya membuat Delis merasa tidak nyaman.Delis berbalik melihatnya dan bertanya, “Nggak tidur, mau buat apa?”“Menurutmu akum au buat apa?”Jawab Kelven dengan tidak langsung.Delis mengira dia memikirkan hal-hal intim lagi, membuatnya sangat tak habis pikir.“Kelven, sudah kubilang tunggu sampai kesehatanmu membaik, pergi ke rumah sakit dan kita periksa semuanya, kalau semuanya baik-baik saja, kitab isa … “Melihat pria itu menatapnya sambil tersenyum, Delis tiba-tiba terdiam.Kelven masih tersenyum, lalu berbaring untuk tidur.“Tidur saja.”Delis benar-benar merasa pria ini
“Selamat tidur sayang.”Kelven memeluknya dan juga mencium keningnya, ekspresinya sangat serius.“Selamat tidur Delis.”…Keesokan paginya, Peter menyiapkan sarapan, lalu membawa Lia ke rumah sakit.Delis berpesan pada Kelven untuk minum obatnya dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit.Namun, Kelven memanggilnya, “Kamu bawa Luna juga, kau harus ke kantor hari ini.”Ada masalah di perusahaan.Selama dia tidak ada, dua iparnya membuat gerakan besar di perusahaan, bahkan dewan direksi berencana memecatnya dari posisinya.Jika tidak segera mengurusnya, perusahaan bisa berubah kepemimpinan.Delis tahu bahwa Kelven yang mengelola seluruh Perusahaan Deli Jaya.Kelven sudah lama tidak pergi ke sana, jadi memang seharusnya pergi melihat-lihat.Delis menjawab, “Iya, aku akan menjaga Luna. Tapi kamu bawa obatnya ke kantor ya. Nanti siang minta sekretarismu menghangatkan dan meminumnya tepat waktu.”“Iya.”Kelven minum obat lalu dijemput Mudi untuk pergi ke kantor.Delis membawa putrinya ke rumah
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b