Awalnya, Kelven berniat datang ke sini keesokan paginya, tapi dia tidak bisa menunggu sedetik pun.Tanpa memberitahu Mudi, dia langsung pergi ke bandara pribadinya dan naik helikopternya menuju ke perdesaan.Meskipun sudah sampai di tujuan, orang di dalam rumah kayu itu menutup pintu dan tidak mau menemui siapa pun.Sudah larut malam, Kelven lelah dan lapar. Dia makan seadanya dan beristirahat di tenda yang didirikan oleh anak buahnya.Keesokan paginya, setelah bangun dan mencuci muka, dia kembali ke depan rumah kayu dan mengetuk pintu.Namun, orang di dalam tetap tidak merespon.Tidak ada yang merespon, Kelven pun menunggu di halaman.Saat pukul sembilan pagi, Peter juga datang mencarinya.Setelah mendaki setengah gunung dan memasuki halaman, Peter melihat sosok yang familiar di dekat tenda. Dia sangat terkejut.Kelven belum menyadari kedatangan Peter, hingga anak buahnya mengingatkan, “Bos, ada orang yang datang.”Kelven baru berbalik dan sangat terkejut melihat Peter.Dua pria itu s
Kedua pria itu menatap Lia di depan mereka. Melihat ada sedikit emosi di wajah Lia, mereka serentak menjawab, “Ya, permintaan apa pun.”Lia tidak bisa menahan diri untuk memerhatikan pria asing di depannya.Dia cukup tinggi dan tampan.Wajah Lia memerah, lalu melangkah keluar dari ambang pintu dan melewat Peter turun ke tangga.Pandangan Kelven dan Peter mengikuti gerakannya.Melihat dia berjalan ke tepi halaman, mereka juga mengikutinya.Lia melihat tanaman di lereng bukti dan mengeluh,“Guruku nggak pernah melakukan pekerjaan seperti ini. Selalu aku yang melakukan pekerjaan kotor dan berat seperti ini. Aku sudah tumbuh begitu besar, bahkan belum pernah keluar dari pegunungan ini.”“Sebenarnya aku juga mau keluar untuk melihat-lihat, tapi … “Dia berbalik melihat dua pria tampan yang berpakaian rapi itu.“Bagi warga desa seperti kami, kalau keluar, nggak ada yang mengurus ladang kami. Kalau kalian berdua mau pergi ke ladang di lereng bawah dan mencabut semua gulma di ladang jagungku,
“Iya Nona Delis, Pak Kelven bersama dengan Pak Peter.”Mendengar itu, Delis menghela napas lega.Alasan Kelven pergi ke desa adalah karena dia belum menyerah?Dia masih memikirkan dirinya dan Luna? Jadi dia masih mencoba meminta tabib itu untuk menyembuhkannya?Syukurlah.Setelah menutup telepon, Delis tersenyum lega.Angel datang dan bertanya, “Ada apa? Sudah menemukan Kelven?”“Iya, Kelven ada di desa bersama Peter. Mereka berdua sedang mencari tabib ajaib itu di sana. Jadi, aku merasa lebih tenang sejarang.”Angel juga tersenyum.“Sudah kubilang, Kelven sudah dewasa, bagaimana mungkin berpikiran pendek.”“Mari kita menunggu kabar dari mereka saja.”Delis mengangguk dan duduk di sofa.Sepertinya apa yang dirinya katakan di rumah tua kemarin benar.Selama Kelven tidak menyerah dan tidak meninggalkan mereka, dirinya akan menunggu kepulangannya dari desa.Khawatir jika orang Keluarga Rosli akan cemas dan khawatir tidak tahu Kelven ada di mana.Delis menelepon Suminah untuk memberitahun
Setelah keduanya bersepakat, mereka langsung kembali ke kamar untuk berkemas.Karena mereka akan berangkat dengan mobil, jadi semuanya menjadi lebih mudah.Keesokan paginya, mereka mengajak Owen yang sedang libur. Setelah semuanya siap, mereka pun berangkat.Namun, saat Owen mengendari mobil keluar dari vila, sebuah mobil sedan menghadap mereka.Owen menginjak rem dan menjulurkan kepalanya keluar jendela.Belum sempat berkata apa-apa, dia melihat Albert keluar dari mobil sedan itu.Albert langsung berjalan ke samping mobil RV dan memanggil Angel di dalam mobil, “Angel, kalian mau ke mana?”Sebenarnya, Albert sudah keluar dari rumah sakit sejak lama, tetapi ada masalah di perusahaan yang harus ditangani lebih dulu.Hari ini akhirnya dia punya waktu luang untuk datang mencari Angel dan berbicara dengannya. Namun, malah melihat mereka akan pergi.Belum sempat Angel menjawab, Owen langsung berteriak dengan marah, “Albert, kakakku mau ke mana, apa urusannya denganmu? Awas!”Albert tidak m
Lia meletakkan teko di samping dan menunjuk tumpukan kentang di sebelahnya.“Cepat bersihkan beberapa, guru mau makan kentang masak kecap hari ini.”Kelven mengangguk, berdiri dan melanjutkan pekerjaan.Saat sedang mengumpulkan kentang, Lia tiba-tiba berjongkok di sebelahnya dan dengan ragu bertanya, “Itu … hmm … apa kak Peter sudah punya istri dan anak?”Kelven tidak tahu maksud pertanyaannya, jadi langsung menjawab dengan santau, “Nggak punya.”Mendengar jawabannya, Lia tersenyum senang.Dia berdiri dan melompat-lompat, bersenandung riang dan pergi.Melihat Lia begitu bahagia, Kelven mendongak melihatnya.Kelven baru berpikir, mengapa Lia bertanya apakah Peter sudah punya istri dan anak? Apa maksudnya?Apa Lia tertarik pada Peter?Seharusnya tidak mungkin. Peter sudah begitu tua, sedangkan Lia masih sangat muda.Tidak ingin memikirkan lebih jauh, setelah mengumpulkan kentang, Kelven membawanya ke sungai untuk dicuci. Kemudian mengantarkannya kepada Peter.Peter naik ke lereng bukit
Lia berjalan malas-malasan ke arah pria berambut putih itu dan berkata, “Guru, tolong tunggu sebentar lagi. Makan siang sebentar lagi siap.”Pria itu duduk tegak seperti biasa. Rambut putih panjangnya menutupi seluruh wajahnya.Meskipun sinar matahari siang menyoroti seluruh gua, wajahnya tetap tak terlihat jelas.Namun kali ini, suaranya tidak lagi terdengar tua, melainkan tegas dan dengan nada sedikit tidak senang.“Sampai kapan kamu ma uterus berurusan dengan dua pria itu? Sudah kubilang, tanpa anak kecil itu, aku nggak akan menyembuhkan siapapun.”Lia menundukkan pandangannya dan wajahnya tampak cemberut.“Bukankah kamu selalu bilang bahwa menyelamatkan satu nyawa lebih berharga daripada membangun tujuh pagoda?”“Itu berlaku untuk orang biasa. Mereka adalah anak orang kaya yang terlahir dengan kekayaan yang melimpah. Meskipun aku nggak menolong mereka, mereka juga punya kesempatan untuk bertahan hidup.”Hanya saja mereka perlu berusaha lebih keras dan bergantung pada nasib.”Menye
Pria itu menjelaskan, “Aku takut kamu menderita.”Lia tidak mengerti.Pria itu bertanya, “Kamu menyukai Peter, ‘kan?”Mendengar ini, wajah Lia memerah dan menundukkan kepalanya untuk menghindar.“Kalau kamu merasa dia baik, aku akan menikahkanmu dengannya. Kalau dia mau menikahimu, aku akan memenuhi semua keinginan mereka.”Lia terdiam.Menikah? Menikahinya?Apakah semua yang dilakukan guru demi kebaikannya?Tidak mungkin.Sebelumnya, saat guru mempersulit mereka, dirinya bahkan belum pernah bertemu dengan Peter.Bagaimana bisa mempersulit orang lain berarti melindungi dirinya dari penderitaan?Saat Lia masih bingung, pria itu berkata lagi, “Tak perlu bicara banyak lagi. Pergilah dan tanyakan pada pria itu. Kalau dia mau menikahimu, aku akan memenuhi keinginan mereka.”“Tentu saja, anak itu harus menjadi muridku. Dia nggak perlu tinggal denganku selama 17 tahun, tapi harus meminum obatku.”Racun obatnya memiliki batas waktu, beraksi sekali setahun.Artinya, anak itu harus kembali ke s
Terlebih, karena dia tidak ingin lagi menentang kehendak gurunya.Peter terdiam.Dia menatap Lia di depannya, dia tahu gadis itu tidak sedang bercanda.Tidak heran dalam beberapa hari pertama, dia merasa Kelven tampak tidak normal.Ternyata dia sedang sakit.Namun, apakah adil baginya untuk menikahi seseorang yang tidak dia cintai demi Kelven dan Alfred?Jika dirinya menikahi orang lain, bagaimana dengan Angel?Peter membuka mulutnya, masih ingin menolak … Lia langsung berkata lagi, “Selain itu, wanita yang datang bersama kak Kelven sebelumnya. Kak Kelven memanggilnya Delis, tubuhnya juga tidak sehat. Dia sudah mandul dan nggak bisa punya anak lagi.”Lia kembali mengumpulkan keberanian dan menatap pria di depannya, lalu melanjutkan, “Kalau kamu menikahiku, guruku akan memberinya obat agar dia bisa punya anak lagi ke depannya.”Mungkin, Lia sendiri juga sedikit egois.Egois ingin bersama dengan pria ini.Meski tidak ada perasaan di antara mereka dan tidak saling mengenal. Bukankah da
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b