“Joel pasti sudah lapar, ayo coba masakan paman, enak nggak?”Joel tidak tahu bahwa paman yang menyelamatkannya ini menyukai ibunya.Dia hanya tahu bahwa paman dan ibunya adalah teman, jadi dia pun sangat sopan, buru-buru mengangguk dan berkata, “Iya, terima kasih paman.”“Sama-sama.”Pandangan Peter lalu beralih ke Angel, dia menyendokkan makanan untuknya. “Kamu juga makan.”“Iya,” jawab Angel.Angel sedikit malu dan menundukkan kepalanya. Dia buru-buru makan untuk menyembunyikan rasa canggungnya.Di ruang tamu, Delis dan Kelven duduk berdekatan tanpa bergabung dengan mereka.Sekarang sudah malam, mereka berdua juga sudah makan malam sejak tadi.Ditambah mereka juga tidak nyaman untuk mengganggu, jadi mereka berpura-pura menonton televisi.Namun, sambil menonton, Delis sesekali masih melirik ke arah ruang makan untuk melihat tiga orang di sana.Pemandangan itu terlihat seperti keluarga kecil yang hangat.Kelven menarik kepala istrinya, mengingatkan dengan suara pelan, “Untuk apa mel
Delis tetap tidak tenang membiarkan Kelven pergi sendiri ke klub malam larut malam.Delis bersikeras, “Kamu boleh pergi, tapi aku yang mengantarmu, bagaimana?”Hanya dengan menemaninya, hati Delis akan terasa tenang.Pria ini tidak lagi sekuat empat tahun yang lalu.Delis benar-benar takut kalau suatu hari nanti pria itu tiba-tiba jatuh sakit dan saat itu menyesal pun sudah terlambat.Kelven merasa sedikit bangga.Dia merasa wanita kecil ini sepertinya benar-benar tidak bisa hidup tanpanya.Kelven mengangkat tangannya dan dengan kebiasaannya mencubit pipi Delis yang lembut, lalu tersenyum dan menjawab, “Iya iya, kamu yang mengantarku.”Delis segera mengambil kunci mobil dari meja, lalu melihat ke arah tiga orang di ruang makan.“Kak Angel, kalian lanjut makan, aku dan Kelven ada urusan sebentar.”Angel mengangkat kepala melihatnya dan bertanya, “Malam-malam begini mau ke mana? Apakah urusan Luna?”Delis menjawab asal, “Iya benar. Kalian makan dan istirahat saja, nggak perlu menunggu k
Kelven mengerutkan alisnya. “Aku biasa saja? Jadi maksudmu aku nggak pantas untukmu?”“Ehem, aku memang nggak pantas untukmu dulu, tapi sekarang … “Delis melihat wajahnya yang tegas dan tampan terpampang jelas di hadapannya.Baiklah, Delis tidak bisa menyangkal, dirinya memang sangat mencintainya.Tidak peduli dulu atau sekarang, kondisi dirinya tidak pernah setara dengannya.“Iyalah iyalah, aku mencintaimu.”Tidak ingin mengatakan sesuatu yang bisa menyakitinya, demi membuatnya senang, Delis akhirnya berkata dengan jujur.Kelven kembali tersenyum.“Sudah kubilang, pria seperti itu, hanya ada berapa di dunia ini.”“Bagaimana mungkin Delis nggak mencintaiku. Delis hanya akan mencintaiku seumur hidup ini.”Delis menggelengkan kepalanya tanpa daya, tidak melanjutkan pembicaraan.Hari ini, pria tua ini tampak sedikit aneh.Kelven bertanya, “Delis, bisa mengemudi dengan satu tangan?”Delis meliriknya, melihat dia mengulurkan tangan ingin menggenggam tangannya, Delis langsung berkata, “Ngg
Delis berdiiri di smaping, untuk pertama kalinya melihat Albert yang biasanya gagah dan bewibawa, ternyata juga begitu tak berdaya dan rapuh.Ternyata, pria sejatuh juga bisa menangis.Dan menangis dengan sangat menyedihkan.Saat ini, melihat Albert seperti itu, Delis juga merasa sedih.Kelven yang biasanya dingin dan acuh, kali inik mengangkat tangan dan memeluk Albert, dengan suara lembut menenangkan, “Karena sudah begini, terimalah kenyataan.”“Kalau kamu mencintai mereka, berikanlah mereka kehidupan yang merea inginkan. Bicaralah baik-baik dengan Angel, mungkin kalian masih bisa menjadi teman dan bersama-sama membesarkan anak.”Kelven tahu bahwa hubungan antara sahabatnya dengan Angel sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Angel sudah menyukai orang lain, itu artinya dia tidak lagi mencintai pria ini.Tanpa cinta, meskipun ada anak yang mengikat, itu tidak ada artinya.Mendengar sahabatnya menyarankannya untuk melepaskan, Albert tampak lebih menderita.Mungkin karena terlalu banyak mi
“Huhu … “Karena tidak bisa melawan mereka, Albert merasa seperti ditinggalkan oleh seluruh dunia dan hatinya sangat sakit.Ditambah lagi dengan pengaruh alkohol, dia sama sekali tidak terlihat seperti pria dewasa berusia tiga puluhan, malah seperti seorang anak kecil yang menangis tanpa memedulikan citranya.Seperti anak yang dianiaya dan tidak bisa menemukan orang untuk mengadu, dia menangis dengan sangat sedih.“Kalian semua memusuhiku, semua orang berpihak pada orang luar.“Kelven, kamu sudah lupa saat Delis pergi, kamu merasa sedih dan aku selalu menemanimu, menghiburmu setiap hari?“Sekarang, kamu sudah mendapatkan kembali wanita yang kamu cintai dan saat aku dalam kesulitan, kamu nggak membantuku, malah membantunya memarahiku.”“Aku nggak butuh sahabat sepertimu. Kalau sahabat saja nggak bisa diandalkan, apalagi wanita.”“Kalian semua pergi, aku nggak butuh kalian, cepat menghilang dari hadapanku.”Semakin dia menangis, semakin dia terlihat seperti orang bodoh.Delis terdiam.Pr
Seketika, Angel tidak tahu harus bagaimana berinteraksi dengannya.Melirik waktu di ponselnya, sudah sangat larut. Angel pun mengingatkan, “Bagaimana kalau istirahat saja?”Peter mengangguk dan menjawab, “Iya, Angel tidur duluan, aku menunggu sebentar lagi, menunggu Delis pulang.”“Iya, selamat tidur.”Ujar Angel, kemudian segera pergi.Karena tidak tahu harus berbicara apa, lebih baik keduanya menghindar dan mempertimbangkannya dengan baik.Setelah melihat Angel masuk ke kamarnya, Peter bersandar di sofa, memejamkan matanya untuk beristirahat dan sambil mengingat berbagai kenangan bertahun-tahun lalu.Saat itu, dirinya berusia 15 tahun. Dirinya menghadiri sebuah konferensi internasional bersama ayahnya.Setelah rapat selesai, dia pergi ke restoran prasmanan untuk makan dan melihat seorang gadis kecil yang mempesona duduk di depan piano.Gadis itu mengenakan gaun putih, rambutnya dikepang dua dan jari-jarinya yang ramping menari di atas tuts piano dengan irama yang indah.Penampilanny
Begitu lemah sampai takut ditolak olehnya, takut Angel menjauh darinya.Peter juga tentu tahu Angel punya banyak kekhawatiran.Dengan kepala bersandar di sofa, Peter menatap langit-langit dan menghela napas panjang.Dia berdoa, berharap Angel bisa mengatasi batasan hatinya dan dengan tulus bersama dengannya.Pada saat yang sama.Di atas tempat tidur di dalam kamar, Angel sulit untuk tidur.Pikirannya penuh dengan pria yang duduk di ruang tamu.Sebenarnya, dirinya bukan wanita yang terbuka, apalagi yang tidak tahu menjaga diri.Malam bersama Albert dulu adalah karena dirinya memang menyukai Albert sejak kecil.Keduanya minum bersama di pesta itu dan dirinya dengan sukarela memberikan dirinya pada Albert.Hingga saat dirinya hamil, dirinya ingin jujur pada Albert, tetapi tanpa sengaja mendengar percakapan antara Nyonya Gunawan dengan Albert.Nyonya Gunawan mengatakan bahwa orang tuanya adalah pemain drama, keluarganya yang terhormat tidak ingin terlibat dengan kotornya dunia hiburan.Mer
Melihat panggilan masuk, Angel marah dan langsung mematikannya.Namun, begitu dia mematikannya, panggilan itu masuk lagi.Angel tidak mengangkatnya, Albert akan terus meneleponnya.Tak punya pilihan, Angel memasukkan nomor tersebut ke daftar hitam dan mematikan ponselnya untuk tidur.Pada saat yang sama, di hotel.Albert tidak tidur. Dia duduk di atas karpet sambil terus menelepon Angel.Hingga telepon tidak bisa tersambung lagi, dia bersandar di tepi kasur seperti anak kecil dan mulai menangis lagi.Orang yang tidak tahu mungkin mengira dirinya telah dianiaya.Di kamar sebelah.Delis dan Kelven terbangun dari tidur mereka karena suara tersebut.Melihat Kelven hendak bangun, Delis menahannya.“Kesehatanmu lebih penting, lebih baik kamu istirahat saja. Biar aku yang melihatnya.”“Dia seorang pria dewasa, bahkan masuk sampai kehilangan akal, nggak aman kalau kamu yang pergi.”Kelven bersikeras bangun dari tempat tidur, mengenakan jaketnya, lalu memandang Delis dengan wajah serius dan tam
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b