Untunglah.Kelven memeluknya erat-erat dan dengan yakin berkata, “Bukankah katanyaa mimpi itu kebalikannya? Jangan berpikir yang tidak-tidak. Selain Delis, aku nggak menginginkan siapapun.”Delis merasa bahagia, menggesekkan kepalanya di lehernya.Jari-jarinya yang ramping tanpa sadar menyentuh dagu Kelven.“Kalau begitu, janji padaku, kamu harus hidup dengan baik, selalu menemaniku dan Luna. Kita hidup bersama sampai tua dan melihat Luna menikah.”Kelven terdiam.Meskipun itu hanya mimpi.Kelven bahkan mungkin tidak bisa melihat putrinya masuk sekolah dasar.Namun, untuk menenangkan wanita di pelukannya, Kelven terpaksa berjanji, “Iya, aku janji, aku akan hidup dengan baik dan hidup menua bersama Delis. Kita sama-sama melihat Luna tumbuh dewasa, mencarikan pasangan yang baik untuknya dan melihatnya menikah.”Barulah Delis merasa tenang, memeluknya dan kembali tidur.Kelven memeluknya, mencium keningnya dan juga memeluknya dengan erat.Mereka tidur lagi selama dua jam, bangun pukul t
Delis tidak bisa membujuk Kelven, jadi hanya bisa memercayai apa yang dikatakan Kelven dan mengizinkannya.Keduanya keluar bersama, Delis mengantar Kelven ke kantor, lalu dirinya pergi ke restoran hotpot miliknya.Mereka sibuk dengan urusan masing-masing.Sore harinya mereka bersama-sama pergi ke rumah tua untuk menjemput Luna.Setelah menjemputnya, mereka kembali ke restoran hotpot.Pukul enam sore.Angel datang ke restoran hotpot Delis dengan membawa anak dan adiknya.Dia tidak membawa orang tuanya, karena orang tuanya merasa itu adalah pertemuan anak muda, jadi mereka menolak.Peter juga ada di sana.Saat Delis menggandeng Luna dan berjalan bersama Kelven menuju restoran hotpot, pelayan segera menghampirinya dan melaporkan,“Bos, temanmu sudah menunggu di dalam ruang VIP.”“Iya, terima kasih.”Jawab Delis, lalu menggandeng Luna menuju ke ruangan VIP.Sambil berjalan, Delis bertanya, “Luna, sebentar lagi kita akan bertemu dengan kak Joel, kamu senang nggak?”“Senang.”Luna tersenyum,
Berdiri di depan Delis, dia tersenyum dan berkata, “Delis, lama nggak bertemu.”Mata Delis sedikit berkaca-kaca, dia memegang tangannya dan menjawab, “Lama nggak bertemu, Owen.”Owen memeluknya dengan sopan.Delis juga tidak menolak.Namun, saat mereka sedang berpelukan, tiba-tiba Kelven muncul di depan pintu.Owen segera melepaskan Delis dan menyambut Kelven, “Kak Kelven, lama nggak bertemu.”Delis merasa cemas, segera berbalik melihat Kelven.Delis pikir Kelven akan marah.Dulu, Kelven sangat posesif.Bahkan tidak mengizinkannya berhubungan dengan pria lain, apalagi berpelukan.Namun, Kelven terlihat tidak peduli, dia bahkan bersalaman dengan Owen.“Lama nggak bertemu. Semuanya sudah datang?”Angel menjelaskan, “Orang tuaku ada urusan, jadi mereka nggak datang, tapi mereka berterima kasih atas undangan Delis.”“Kalau begitu, semua duduk saja.”Kelven maju dan menggandeng tangan Delis.Delis diam-diam memandanginya, berpikir bahwa Kelven memilih untuk percaya padanya, jadi tidak mempe
Di tengah makan, Kelven menahan batuk dan berdiri sambil berkata, “Kalian makan dulu, aku mau ke kamar mandi.”Kelven mendorong kursi dan pergi. Saat pergi, wajahnya tampang pucat.Namun, tak ada yang menyadarinya kecuali Delis.Tak lama kemudian, Delis juga berdiri dan berkata,“Aku juga ma uke kamar mandi.Di mata tiga orang dewasa itu, mereka adalah pasangan suami istri, jadi wajar saja. Tak ada yang memerhatikannya.Delis berjalan menuju pintu kamar mandi dan mendengar suara batuk dari dalam.Delis tahu, penyakit Kelven sudah sangat parah.Jika tidak, tidak akan sampai harus mengganti jantung.Namun, Kelven tidak mau Delis dan putrinya tinggal di desa. Apa yang harus dilakukan Delis?Jika teknologi medis tidak bisa menyelamatkannya, Delis benar-benar hanya bisa percaya pada tabib ajaib itu.Namun, bagaimana caranya untuk meyakinkan Kelven?Merasa orang di dalam akan segera keluar, Delis segera berbalik dan pergi.Setelah melihat Kelven masuk ke dalam ruangan, Delis berbalik masuk
Delis berusaha tetap tenang.Dia menatap mata Kelven dan balik bertanya, “Tentu saja aku akan kembali ke Negara E, menurutmu aku mau ke mana?”“Lagipula aku juga punya bisnis di sana, aku harus pergi untuk mengurusnya, mungkin akan butuh sedikit waktu.”Kelven masih menatapnya dan berkata, “Aku bisa ikut kamu ke sana.”“Kondisimu seperti ini, bagaimana bisa ikut denganku? Kamu harus dirawat di rumah sakit dan sering terapi oksigen.”“ … “Kelven terdiam.Dalam keadaannya sekarang, memang tidak mungkin berpergian jauh.Dia tidak bisa melindungi Delis dan Luna, juga tidak bisa membantu menyelesaikan masalah mereka.Dirinya yang seperti ini, apa gunanya di hadapan mereka berdua?Delis takut Kelven berpikir yang aneh-aneh, dia menggenggam erat tangan besar Kelven.“Kelven, aku nggak akan pergi lama. Tapi selama aku pergi, kamu jangan melakukan apa-apa, tinggal saja di rumah sakit, ya?”Dalam beberapa hari, dirinya mungkin sudah bisa meyakinkan tabib Ajaib itu untuk datang dan menyembuhkan
Delis tidak ingin memberitahu orang lain bahwa Kelven sedang sakit.Keluarga Joven memang hebat, tapi bahkan untuk Alfred yang terbaring di kasur rumah sakit, mereka juga tidak bisa berbuat banyak. Apalagi untuk penyakit Kelven yang membutuhkan transplantasi jantung.Lagipula, kemampuan Kelven sendiri tidak kalah hebat, jika dirinya sendiri bahkan tidak bisa mengatasinya, bagaimana mungkin orang lain bisa membantunya.Menurut Delis, satu-satunya yang bisa menyelamatkan Kelven adalah dirinya dan putrinya.Jadi, Delis merasa ini adalah tanggung jawabnya.Sambil menatap Peter, Delis berkata, “Hubunganku dengan Kelven sangat baik, kamu jangan bertanya apa-apa, lakukan saja seperti yang aku katakan.”Melihat bahwa adiknya tidak bisa menceritakannya, Peter juga hanya bisa terpaksa menyetujuinya.“Iya, aku akan mengikuti kata-katamu. Kapan kita akan mengirim Alfred kembali?”“Persiapkan hari ini, besok sudah boleh dikirim kembali.”“Iya.”Peter mengangguk setuju, lalu menunjuk sarapan yang b
Kelven sedang merencanakan sesuatu di dalam hatinya.Karena berada di rumah sakit yang sama, hanya berbeda lantai saja. Kelven membawa putrinya ke depan pintu ruangan Alfred.Dia tahu Alfred akan kembali ke Negara E, jadi dia harus menemuinya dan berbicara dengannya.Entah itu kata-kata maaf atau penyesalan, Kelven harus mengatakannya.Kelven mengetuk pintu dan seorang perawat yang dipekerjakan oleh Keluarga Joven membuka pintu.Nyonya Joven tidak datang ke rumah sakit karena kesehatannya sedang tidak baik.Peter sedang mempersiapkan pengiriman Alfred kembali ke Negara E, jadi dia juga tidak ada di sana.Kelven menggandeng tangan putrinya masuk dan melihat ada dua perawat di dalam. Kelven memerintahkan, “Kalian keluar semua, ada yang mau kubicarakan dengannya.”Kedua perawat itu tidak mengenali Kelven. Mereka melihat ke arah Alfred yang terbaring di tempat tidur untuk meminta petunjuk.Saat melihat Kelven, mata Alfred langsung dipenuhi dengan kebencian. Wajah tampannya langsung beruba
Kenapa dia datang mencari Alfred.Karena jika Luna berada di sisi Alfred, Luna tidak akan terlalu merindukan ayahnya.Dengan begitu, saat Kelven pergi, Luna juga tidak akan rewel, bukan?Kemudian memikirkan wanita kecil itu, Kelven merasa dirinya berhutang terlalu banyak padanya. Kelven benar-benar tidak tega membiarkannya membawa putri mereka tinggal di desa selama bertahun-tahun.Biarlah dirinya sendiri yang mengatasi masalahnya sendiri.Alfred yang terbaring di tempat tidur merasa bingung.Dengan tatapan dingin, dia berkata dengan marah, “Apalagi yang kamu rencanakan, Kelven? Kamu merasa masih belum cukup menyakitinya?”Alfred tahu bahwa Delis mencintai pria ini.Beberapa waktu yang lalu, Delis mengatakan padanya bahwa tidak peduli apapun yang terjadi, dia tidak akan meninggalkan Kelven.Sekarang Kelven malah ingin meninggalkannya, tentu saja Delis akan sangat terluka.Alfred tidak menyangkal bahwa dirinya memang membenci Kelven.Dia juga pernah berpikir untuk membalas dendam pada
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b