Delis berusaha tetap tenang.Dia menatap mata Kelven dan balik bertanya, “Tentu saja aku akan kembali ke Negara E, menurutmu aku mau ke mana?”“Lagipula aku juga punya bisnis di sana, aku harus pergi untuk mengurusnya, mungkin akan butuh sedikit waktu.”Kelven masih menatapnya dan berkata, “Aku bisa ikut kamu ke sana.”“Kondisimu seperti ini, bagaimana bisa ikut denganku? Kamu harus dirawat di rumah sakit dan sering terapi oksigen.”“ … “Kelven terdiam.Dalam keadaannya sekarang, memang tidak mungkin berpergian jauh.Dia tidak bisa melindungi Delis dan Luna, juga tidak bisa membantu menyelesaikan masalah mereka.Dirinya yang seperti ini, apa gunanya di hadapan mereka berdua?Delis takut Kelven berpikir yang aneh-aneh, dia menggenggam erat tangan besar Kelven.“Kelven, aku nggak akan pergi lama. Tapi selama aku pergi, kamu jangan melakukan apa-apa, tinggal saja di rumah sakit, ya?”Dalam beberapa hari, dirinya mungkin sudah bisa meyakinkan tabib Ajaib itu untuk datang dan menyembuhkan
Delis tidak ingin memberitahu orang lain bahwa Kelven sedang sakit.Keluarga Joven memang hebat, tapi bahkan untuk Alfred yang terbaring di kasur rumah sakit, mereka juga tidak bisa berbuat banyak. Apalagi untuk penyakit Kelven yang membutuhkan transplantasi jantung.Lagipula, kemampuan Kelven sendiri tidak kalah hebat, jika dirinya sendiri bahkan tidak bisa mengatasinya, bagaimana mungkin orang lain bisa membantunya.Menurut Delis, satu-satunya yang bisa menyelamatkan Kelven adalah dirinya dan putrinya.Jadi, Delis merasa ini adalah tanggung jawabnya.Sambil menatap Peter, Delis berkata, “Hubunganku dengan Kelven sangat baik, kamu jangan bertanya apa-apa, lakukan saja seperti yang aku katakan.”Melihat bahwa adiknya tidak bisa menceritakannya, Peter juga hanya bisa terpaksa menyetujuinya.“Iya, aku akan mengikuti kata-katamu. Kapan kita akan mengirim Alfred kembali?”“Persiapkan hari ini, besok sudah boleh dikirim kembali.”“Iya.”Peter mengangguk setuju, lalu menunjuk sarapan yang b
Kelven sedang merencanakan sesuatu di dalam hatinya.Karena berada di rumah sakit yang sama, hanya berbeda lantai saja. Kelven membawa putrinya ke depan pintu ruangan Alfred.Dia tahu Alfred akan kembali ke Negara E, jadi dia harus menemuinya dan berbicara dengannya.Entah itu kata-kata maaf atau penyesalan, Kelven harus mengatakannya.Kelven mengetuk pintu dan seorang perawat yang dipekerjakan oleh Keluarga Joven membuka pintu.Nyonya Joven tidak datang ke rumah sakit karena kesehatannya sedang tidak baik.Peter sedang mempersiapkan pengiriman Alfred kembali ke Negara E, jadi dia juga tidak ada di sana.Kelven menggandeng tangan putrinya masuk dan melihat ada dua perawat di dalam. Kelven memerintahkan, “Kalian keluar semua, ada yang mau kubicarakan dengannya.”Kedua perawat itu tidak mengenali Kelven. Mereka melihat ke arah Alfred yang terbaring di tempat tidur untuk meminta petunjuk.Saat melihat Kelven, mata Alfred langsung dipenuhi dengan kebencian. Wajah tampannya langsung beruba
Kenapa dia datang mencari Alfred.Karena jika Luna berada di sisi Alfred, Luna tidak akan terlalu merindukan ayahnya.Dengan begitu, saat Kelven pergi, Luna juga tidak akan rewel, bukan?Kemudian memikirkan wanita kecil itu, Kelven merasa dirinya berhutang terlalu banyak padanya. Kelven benar-benar tidak tega membiarkannya membawa putri mereka tinggal di desa selama bertahun-tahun.Biarlah dirinya sendiri yang mengatasi masalahnya sendiri.Alfred yang terbaring di tempat tidur merasa bingung.Dengan tatapan dingin, dia berkata dengan marah, “Apalagi yang kamu rencanakan, Kelven? Kamu merasa masih belum cukup menyakitinya?”Alfred tahu bahwa Delis mencintai pria ini.Beberapa waktu yang lalu, Delis mengatakan padanya bahwa tidak peduli apapun yang terjadi, dia tidak akan meninggalkan Kelven.Sekarang Kelven malah ingin meninggalkannya, tentu saja Delis akan sangat terluka.Alfred tidak menyangkal bahwa dirinya memang membenci Kelven.Dia juga pernah berpikir untuk membalas dendam pada
Mendengar suara maminya, Luna berbalik dan tersenyum manis, lalu menjawab, “Aku dan papi bermain gunting batu kertas. Siapa yang kalah harus ditempeli kertas di wajahnya.”Luna berdiri dan melompat menuju Delis, sambil berkata, “Mami, coba hitung, lebih banyak kertas di wajahku atau di wajah papi?”Delis meletakkan termos dan menggendong putrinya sambil menghitung.Setelah selesai, dia melihat ke arah Kelven dan tersenyum tipis.“Tempelan di wajah papi lebih banyak dari Luna.”“Wah~ jadi Luna menang?”Luna melompat ke arah Kelven, memeluk lehernya sambil berkata manja, “Papi kalah, papi harus cium Luna … “Kelven tersenyum dan mencium pipi putrinya yang putih bersih. Lalu menggendong putrinya di pangkuannya, kemudian melihat ke arah Delis. “Bawa makanan apa hari ini?”“Apa yang bisa kamu makan, kamu hanya bisa makan makanan yang ringan.”Delis menuangkan makanan ke dalam mangkuk dan menyerahkannya pada Kelven.Kelven tidak ingin bergerak, dengan tatapan lembut dan manja, dia berkata
Mendengar ini, Luna merasa sedih. Dia melihat ke arah papinya dengan mata besarnya, bibirnya mengerucut seolah ingin menangis.Kelven dengan lembut mengelus wajah kecil putrinya dan menjelaskan, “Sayang, kami kan sudah janji sama papi. Hari ini menemani papi, besok menemani paman Alfred? Kita sudah sepakat tadi.”Luna mengangguk. “Iya, Luna memang sudah janji sama papi, tapi papi nggak bilang bahwa Luna harus berpisah dengan papi.”“Papi harus bekerja, jadi kita harus berpisah sebentar.”“Kalau begitu, papi janji sama Luna, nggak berpisah terlalu lama, ya?” tanya Luna.Kelven tersenyum dan menggendong putri untuk duduk di pangkuannya.“Iya, kita nggak akan berpisah terlalu lama, hanya beberapa hari saja. Kamu ikut dengan mami untuk menemani paman Alfred, papi akan menunggu kalian di rumah.”Luna menyetujuinya. Kemudian bersandar ke pelukan papinya, memeluk lehernya erat-erat.Delis merapikan mangkuk dan alat makan, lalu berdiri dan berkata, “Kalian lanjut bermain, aku akan pergi menga
Delis mengikuti rombongan Peter ke bandara. Awalnya, mereka akan naik pesawat pribadi Keluarga Joven menuju Negara E. Namun, Delis telah meminta seseorang untuk mengambil tiket pesawat untuknya lebih awal.Setelah melewati pemeriksaan keamanan, dia membawa putrinya menuju pintu keberangkatan pesawat yang menuju kota lain.Peter khawatir padanya, mengikutinya dan bertanya, “Delis, kamu mau bawa Luna ke mana? Aku benar-benar khawatir kalau hanya kalian berdua. Biar aku yang antar kalian, ya?”Saat ini, Luna sedang tidur di pelukan Delis.Delis melihat ke arah pria tinggi di depannya, takut membangunkan putrinya, dia menutup telinganya dan menjawab pelan, “Nggak perlu. Aku dan Luna ada urusan di tempat lain. Kamu antar Alfred pulang saja.”“Tapi … ““Peter, aku sudah dewasa, tahu apa yang aku lakukan. Kmau nggak perlu khawatirkan aku dan Luna.”Semua urusan untuk kembali desa sudah Delis atur dengan baik. Saat pesawat mendarat, aka nada seseorang yang menjemput mereka langsung ke desa
“Kamu kembali ke Negara E atau tidak, itu tidal lagi penting bagiku. Aku hanya ingin memberitahumu, jangan sia-siakan energimu untukku.”“Aku … akan menikahi orang lain. Kamu mau menghadiri acara pernikahaanku sebelum pergi?”Mendengar itu, Delis terkejut. Pikirannya menjadi kabur dan langkahnya terhenti.Setelah beberapa saat, dia berusaha menenangkan dirinya dan sibuk meminta maaf, “Kelven, aku nggak akan pergi lagi. Aku akan segera membawa Luna kembali. Tunggu aku di rumah sakit, ya?”“Aku sudah kembali ke rumah tua. Sebaiknya kita jangan bertemu lagi. Aku akan menyuruh Mudi memberikan undangan penrikahanku padamu nanti.”“Apa yang kamu katakan? Kelven, apa kamu bercanda denganku? Kel … tut tut~”Delis belum sempat menyelesaikan kata-katanya, panggilannya sudah terputus.Delis berdiri di tempat, pikirannya kosong.Apa yang dimaksud Kelven?Dia akan menikahi orang lain?Bukankah Kelven sangat mencintainya? Mengapa dia harus menikahi orang lain?Kelven pasti sedang membohonginya.Del
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b