“Di mana Delis dan cucuku?”Kelven menjawab, “Ibu, aku sudah berdiskusi dengan Delis. Kami akan memenuhi keinginan kalian, tapi dia bilang nggak nyaman tinggal di sini. Jadi, aku membiarkan dia pulang dulu.”“Kalau kamu mau melihat Luna, aku akan membawanya kemari lagi nanti. Tapi, tolong jangan campuri kehidupanku dengan Delis.”“Kamu membiarkannya pergi begitu saja?” Tanya Suminah dengan sedikit marah.Ekspresi wajah Kelven menjadi muram dan menjawab, “Mereka nggak nyaman tinggal di sini, jadi aku membiarkannya pergi.”“Apa yang nggak nyaman di sini? Rumah yang begitu besar, ada begitu banyak orang yang melayaninya, menyuruhnya menjadi nyonya di rumah ini, dia masih nggak puas?”“Kelven, mengapa kamu selalu membelanya? Kamu nggak takut dia akan membawa putrimu pergi lagi?” Kelven tidak khawatir sama sekali dan menjawab, “Delis nggak akan pergi lagi kali ini.”“Nggak bisa, anak Keluarga Rosli harus tumbuh besar di Keluarga Rosli.”“Cucu kecilku begitu manis, aku bahkan sudah merenc
“Aku nggak akan bersama dengannya.”Delis membantah.Keluarga Rosli ingin dirinya melahirkan anak.Namun, dirinya sudah tidak bisa lagi melahirkan.Dia tidak bisa memenuhi permintaan mereka dan mereka pasti akan memaksanya untuk meninggalkan Kelven.Daripada dipaksa oleh mereka, lebih baik dirinya menjaga jarak dengan Kelven.“Mami, apa yang kamu katakan? Kamu nggak akan bersama dengan siapa?”Luna melihat maminya yang terlihat tidak senang dan bertanya dengan penasaran.Delis memeluknya dengan erat dan menjawab, “Nggak apa-apa.”Meskipun mendengar Delis mengatakan bahwa dirinya tidak akan bersama dengan Kelven lagi, Wiliam malah tidak menganggapnya serius.Karena dia mengenal Delis, dia tahu Delis akan luluh.Kecuali jika dirinya sedikit lebih tegas dan memberinya bantuan.Tiba-tiba, ponsel Delis berdering.Delis mengambilnya dan melihat panggilan dari rumah sakit.Di balik telepon, dokter berkata, “Nona Delis, pasien sudah sadar.”Delis terkejut dan langsung berkata pada Wiliam yang
Bukankah adik perempuannya ada di sebelahnya, yang bernama Wenny?Dia tumbuh besar bersama adiknya sejak kecil, kecuali pada saat adiknya hilang pada usia tiga tahun, tapi dua tahun kemudian ayahnya berhasil menemukannya dan membawanya pulang.Wenny adalah adiknya yang sebenarnya, bagaimana mungkin Delis ada hubungannya dengan Keluarga Joven?Pasti ibunya tidak mengizinkannya bersama Delis, itulah sebabnya mereka sengaja membuat kebohongan untuk menipunya.Alfred tidak percaya.“Alfred, jangan terlalu banyak berpikir, istirahatlah dengan baik, aku dan Luna akan menunggumu sembuh.”Melihat dia agak emosional, Delis langsung menenangkannya.Entah apa yang dipikirkan keluarga ini, tahu kondisi Alfred tidak baik-baik saja dan baru saja bangun, malah memberitahunya fakta bahwa Delis adalah adiknya.Ini pasti akan mengganggunya.“Delis, tolong jawab aku dulu, kamu bukan adikku, ‘kan?”Tanya Alfred dengan gelisah.Dia tidak akan tenang jika tidak mendapatkan jawaban yang pasti.Bagaimana mung
Melihat Wiliam, Delis langsung menjawab, “Aku pulang sendiri saja, kamu tinggal saja di sini.”Delis benar-benar tidak ingin berada di sana bersama Keluarga Joven. Dia juga tidak ingin Wiliam mendekatinya di depan Wenny.Delis segera menggendong putrinya yang masih menangis dan pergi.“Delis, biar aku yang mengantarmu.”Peter langsung mengikutinya.Wiliam juga mencoba untuk mendekat, tetapi dihalang oleh Wenny.“Kak Wiliam, aku masih di sini, apakah kamu nggak melihat keberadaanku? Atau kamu juga nggak menginginkanku lagi?”Wiliam menghentikan langkahnya, menghempaskan tangan Wenny dengan dingin.Wiliam berbalik dan melihatnya dengan dingin.“Wenny, hari ini di hadapan Nyonya Joven, aku akan menjelaskan semuanya padamu. Sejak awal, aku nggak pernah menyukaimu, satu-satunya orang yang aku sukai hanyalah Delis.”“Aku sudah menyukainya sejak kuliah di Kota A.”“Jadi, putuskan saja pertunangan kita, aku nggak akan menikahimu, nggak akan pernah.”Wiliam kemudian melihat Nyonya Joven yang b
Mengapa Delis tidak mati saja?Jika dia mati, tidak akan ada orang yang merebut semuanya yang seharusnya menjadi miliknya.…Delis tidak membiarkan Peter mengantarnya, dia pergi sendiri dengan taksi kembali ke rumahnya.Saat tiba di rumah, Kelven juga baru saja pulang.Saat melihat mereka berdua di sana, Kelven menghampirinya dan berkata, “Tenang saja Delis, aku sudah diskusikan dengan keluarga tentang ini, mereka nggak akan merebut Luna darimu.”“Papi … “Melihat papinya datang, Luna langsung berlari ke arahnya.Kelven membungkuk untuk menggendong putrinya dan membawanya ke ruang tamu. Saat dirinya hendak duduk di sebelah Delis.Delis malah berdiri dan pergi ke dapur.Kelven meletakkan putrinya di sofa dan berkata, “Luna, duduklah di sini dan nonton televisi, papi pergi masak dulu.”“Iya.”Saat di dapur, Kelven tidak ingin Delis melakukannya sendiri, jadi Kelven mengambil alat masak dari tangannya dan berkata, “Delis, pergilah istirahat, biar aku saja yang mengurusnya.”“Bagaimana
Teringat bahwa putrinya lapar, jadi Kelven segera memasak.Setelah pengalaman sebelumnya, ditambah dengan beberapa trik yang diajarkan oleh Peter, kali ini gerakan Kelven menjadi jauh lebih mahir.Delis duduk di ruang tamu menemani anaknya.Matanya sesekali melihat ke arah pria di dapur.Setiap kali melihatnya, hatinya tiba-tiba terasa berdebar.Delis tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya.Mengapa setelah mengalami begitu banyak hal, dia masih bisa merasakan perasaan suka saat bersama pria ini.Mengapa dirinya tidak membencinya, meskipun pria ini telah melukai Alfred begitu parah, malah tetap mengizinkannya tetap berada di dekatnya.Apakah dirinya tidak bisa melarikan diri dari pria ini selamanya karena putrinya, dirinya harus terikat dengannya?Delis tidak tahu. Saat mengalihkan kembali pandangannya, pikirannya sangat kacau.Tidak lama kemudian, masakan Kelven sudah selesai.Mengingat hanya mereka bertig, Kelven memasak tiga hidangan dan satu sup.Setelah menata peralata
Bahkan tidak bisa mengusir Wiliam.Bagaimana pun, Kelven masih berharap setelah dirinya pergi, mereka akan merawat Delis dan putrinya dengan baik.Jadi, dia harus berbesar hati, perlahan-lahan menerima keberadaan Wiliam.Peter segera menyelesaikan masakannya dan seperti biasa, dirinya segera pergi.Dia meninggalkan Wiliam dan Kelven. Keduanya saling bertatapan, suasana menjadi tenang.Akhirnya, Kelven yang lebih dulu berbicara.“Kamu pikir dengan terus-menerus mengejarnya, dia akan menyukaimu?”Wiliam duduk di depan Kelven dan membantah, “Setidaknya aku mendapat dukungan dari keluarganya untuk bersamanya.”“Cih~”Kelven tersenyum dan menjawab lagi, “Tapi sampai sekarang dia bahkan belum mengakui Keluarga Joven, bukan? Jadi mereka bukanlah keluarganya.”“Apa yang mau kamu katakan?”Wiliam memuramkan wajahnya, menatap Kelven dengan penuh kebencian.Kelven juga menatapnya, tetapi tidak lagi dengan tatapan dingin seperti sebelumnya.Melainkan, dia berbicara dengan lembut dan tenang, “Den
Kelven tahu bahwa wanita itu salah paham, dia langsung mendekatinya.“Delis, nggak seperti yang kamu pikirkan, aku … ““Apa aku tuli? Aku mendengarnya sendiri apa yang kamu bilang. Apakah mungkin aku salah paham?”Delis memotong pembicaraannya, menatap mata Kelven yang begitu dingin dan tak berperasaan.Ternyata dirinya benar-benar terlalu naif.Terlalu baik kepada pria ini.Baru saja dirinya mempertimbangkan untuk hidup bahagia bersamanya demi putrinya.Dan sekarang, dia mendengar pria ini menyerahkan dirinya pada Wiliam.Bukankah pria ini sangat bajingan?Kelven menganggap dirinya sebagai apa?Sekarang, hati Delis terasa seperti tertusuk oleh jarum.Kelven merasa bersalah, dia menampar dirinya sendiri dengan keras dua kali.“Kamu nggak salah paham, itu semua salahku. Mulutmu yang sembarangan, aku pantas mati.”Setelah menampar dirinya sendiri, dia mendekati Delis lagi.“Tapi Delis, aku nggak bermaksud menyingkirkanmu, aku hanya … “Delis menghindari tatapannya dnegan dingin dan berja
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b