Biasanya dokter dan perawat akan langsung masuk saat mengetuk pintu, jika tidak langsung masuk, itu pasti tamu.Sesuai dengan tebakan, detik berikutnya melihat orang yang masuk, wajah Wiliam langsung menjadi muram.Delis mengikuti pandangan Wiliam dan melihat Kelven, dia juga sangat terkejut.Bukankah Mudi bilang dia sedang dalam perjalanan dinas?Bahkan mengatakan tidak akan kembali selama setengah tahun? Tapi mengapa dia datang hanya beberapa jam kemudian?Delis melihatnya, tidak ada lagi keangkuhan seperti sebelumnya, sebaliknya dengan perasaan rasa terima kasih atas kedatangannya untuk melihat putrinya.Saat Luna melihat papinya, dia langsung terlihat lebih ceria dan langsung melompar ke arahnya dari tempat tidurnya.“Papi … “Panggilan lembut itu begitu menenangkan hati pria itu.Kelven mendekati tempat tidur dan membuka tangannya untuk menggendong putrinya.Sambil memeluk tubuh kecilnya, ekspresinya tetap tenang, tetapi alisnya berkerut, terlihat kelelahan. Kelven bertanya, “Men
Gerakan Kelven memeluk anaknya terhentikan, tetapi dia tetap tidak melihat wanita di sebelahnya.Dengan serius, Kelven menjawab, “Apakah aku terlihat sakit?”Kelven menjawab dengan sedikit perasaan bersalah, sehingga dia tidak pernah sekali pun menatap wanita itu.Delis merasa Kelven juga tidak terlihat sakit. Dia hanya terlihat lebih sopan saja. Bagaimana bisa dirinya mengira Kelven sakit?Tiba-tiba, Wiliam membawakan makanan dan memberikannya pada Kelven.Kelven menerimanya dan menggendong putrinya duduk di sofa tidak jauh dari sana. Lalu menyuap anaknya.Luna menjadi sangat patuh, tidak rewel dan menolak untuk makan. Dia makan apa pun yang diberikan.Setelah makan, dia tetap memeluk Kelven dengan erat, tidak ingin melepaskannya.Dia berbisik pelan, “Papi, bolehkan kamu nggak meninggalkan Luna? Jangan biarkan Luna nggak menemukan papi.”“Papi bilang akan selalu bersama dengan Luna. Kalau papi nggak ada di sini, Luna nggak mau makan dengan baik.”“Kalau Luna nggak makan, Luna akan s
Peter menunjuk tempat kosong di sebelahnya.Angel baru saja sampai dan masih belum makan.Teringat manajer toko bilang bahwa Delis pergi karena ada urusan, juga tidak tahu kapan akan kembali. Jadi, Angel pikir lebih baik makan dulu dan menunggu dengan santai.Angel tidak segan dan langsung duduk di tempat yang ditunjuk oleh pria itu.Peter juga duduk di depannya, melihat wanita yang membuatnya terpesona saat pertama kali melihatnya.Entah mengapa, Peter merasa agak gugup.Angel terlihat keren dan berwibawa dengan gaya yang sederhana. Rambut pendeknya yang sedikit bergelombang disisir ke belakang telinga, memberikan kesan kenyamanan yang berkelas.Ditambah dengan pesona alami yang dimilikinya, Angel terlihat semakin menawan seiring bertambahnya usia.Wanita dewasa dan mempesona seperti ini, pria mana yang tidak akan tertarik?Peter juga tidak terkecuali.“Nona Angel mau makan apa?”Setelah terdiam lama, Peter akhirnya berbicara.Angel melihat pria di depannya agak gugup, dia tersenyum d
“Makanlah, rasanya enak sekali. Selera Delis memang enak sekali. Lihat saja, ada begitu banyak pelanggan yang datang.”“Iya.”Peter sibuk makan dengan anggun.Entah mengapa, tiba-tiba dia merasa sedikit sedih.Barulah Albert melihat Peter dan bertanya pada wanita di sebelahnya, “Nggak berencana memperkenalkannya padaku? Apakah dia pacarmu?”Ekspresi Angel berubah, tatapannya tidak bergerak dari Peter dan sengaja mengakuinya, “Iya, dia pacarku.”Angel menoleh ke arah Albert, lalu tersenyum lembut dan berkata dengan sopan, “Bagaimana denganmu Pak Albert? Sudah berlalu begitu lama, sudahkan kamu menikahi tantenya Adeline?”Meskipun dirinya sering kembali ke Kota A, terkadang juga bertemu dengan pria ini.Namun, setiap kali mereka bertemu, sangat jarang sekali mereka berbicara.Meskipun sudah berlalu begitu lama, Angel masih belum melupakan apa yang pernah dilakukannya.Mungkin karena masih mengingat dendamnya, sebenarnya Angel tidak ingin pria itu hidup lebih baik dari dirinya.Jadi, A
Hanya saja, tidak bisa dipastikan apakah pasien bisa sadarkan diri atau tidak. Untuk saat ini, hanya bisa menunggu saja.Saat kembali ke ruangan, Delis melihat Kelven masih duduk di sana menggendong anaknya.Anaknya sudah tertidur, Delis mendekat dan berkata, “Bagaimana kalau kita keluar makan?”Kelven melihat Wiliam tidak ikut kembali bersamanya, hatinya tidak sekesal sebelumnya.Dia berdiri dan dengan lembut memberikan anaknya pada Delis.“Nggak perlu, kamu jaga dia dengan baik. Aku masih ada urusan, pamit dulu.”Delis baru saja menerima anaknya dan anaknya langsung terbangun.Saat terbangun dan melihat papinya akan pergi meninggalkannya, Luna langsung menangis lagi.“Papi, jangan tinggalkan Luna, jangan pergi. Bolehkah papi menemani Luna?”Kelven tidak menyangka bahwa anaknya akan bangun begitu cepat. Dia langsung menggendongnya dan menghiburnya, “Luna, papi masih harus pergi bekerja. Biarkan mami menemanimu. Setelah selesai bekerja, papi akan datang lagi, ya?”“Aku nggak mau, kal
Saat keduanya pergi ke restoran hotpot bersama putrinya, waktu sudah larut malam sekitar pukul delapan.Masih ada banyak pelanggan di restoran hotpot.Saat Delis bersiap untuk membawa putrinya ke ruang VIP, tiba-tiba terdengar suara panggilan Angel dari kejauhan, “Delis … “Mendengar itu, Delis langsung melihat ke arah suara itu.Melihat bahwa itu adalah Kak Angel, Delis langsung tersenyum sambil menyambutnya.“Kak Angel, mengapa kamu datang ke sini? Kamu sendirian? Di mana Owen dan Joel?”Angel tersenyum dengan lembut dan menjawab, “Mereka akan datang beberapa hari lagi. Bukankah hari ini hari pembukaan restoranmu, aku datang untuk melihatnya.”“Terima kasih banyak, Kak Angel.”Melihat bahwa Peter juga berdiri di sampingnya, Delis merasa sedikit penasaran.“Kalian beruda … “Bagaimana mereka bisa bertemu lagi?“Oh, kakakmu mengajakku makan sebagai tanda terima kasih.”Jawab Angel dengan singkat, sambil melihat ke arah pria di sampingnya.Peter berdiri untuk menyambut Delis, dia berta
Delis bahkan tidak menyadari tindakan Luna, untungnya Peter dengan cepat menahannya.“Luna, untuk apa keluar? Hari ini adalah hari ulang tahumu. Paman telah menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu loh.”“Aku nggak mengenalmu.”Luna menghempaskan tangan Peter, lalu berkata pada Delis, “Mami, di mana papi? Tadi dia masih ada di sini. Apakah papi nggak mau Luna lagi?”Delis langsung menghampirinya dan menggendongnya.“Nggak, dia hanya pergi sebentar, dia akan pulang sebentar lagi.”“Kamu bohong, pasti papi nggak mau Luna lagi. Luna mau pergi mencari papi.”Luna berjuang untuk melarikan diri dari pelukan maminya, ingin pergi mencari papinya.Bagaimana mungkin Delis membiarkan anaknya pergi. Delis menggendongnya dan duduk di kursi, lalu menenangkannya dengan lembut.“Luna sayang, dengarkan mami, dia akan pulang sebentar lagi. Lihatlah, ada begitu banyak balon dan bunga di sini. Ini semua untuk Luna.”Wiliam langsung menghampirinya dengan kotak hadiah yang cantik, lalu memberikannya pada anak
Kelven membeli sebuah boneka barbie yang cantik, seikat bunga kecil dan sebuah kue kecil.Saat sedang bersiap kembali ke restoran hoptop, Kelven mendapat telepon dari rumah sakit di perjalanan.Di balik telepon, dengan khawatir dokter berkata,“Pak Kelven, sebaiknya kamu nggak menunda-nunda lagi, cepat kembali untuk menjalankan pengobatan.”Kelven menjawab, “Aku nggak punya waktu sekarang. Apakah penyakit ini harus dirawat di rumah sakit setiap hari? Cukup temukan jantung yang cocok untukku dulu, setelah itu aku akan melakukan operasi saja.”“Kalau begitu, bisakah kamu menjamin untuk menjaga suasana hati tetap senang setiap harinya? Penyakit ini paling pantang untuk bersedih. Kalau kamu terus bersedih, itu akan memperburuk kondisimu.”“Aku takut kalaupun menemukan jantung yang cocok untumu, itu juga nggak akan membantu nantinya.”Kelven menjawab, “Aku akan berusaha menjaga susasana hatiku tetap senang setiap hari.”“Baiklah, tapi kamu harus datang secara berkala untuk perawatan. Kalau
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b