Taman ini seperti labirin, dengan tikungan dan belokan yang tak berujung. Setelah berjalan sekitar sepuluh menit, tiba-tiba pandangan mereka terbuka.“Delis, lihat, taman yang penuh dengan mawar, cantik sekali, bukan?”Ujar gadis kecil itu dengan senang, sambil menunjuk ke depan di mana mawar bermekaran.Delis juga merasa sangat indah.Sepertinya ini mawar cina.Berwarna merah merona. Setiap bunganya terlihat berseri dan mempesona, membuat orang tidak bisa menahan diri untuk tidak menyentuhnya.Gadis kecil itu melihat bahwa tugasnya sudah terselesaikan, dia tersenyum licik dan segera pergi.Seketika, Delis tidak bisa menemukannya.Delis sibuk mencari-cari.Setelah mencarinya dan tidak berhasil, Delis malah merasa bahwa dirinya sangat familiar dengan taman ini.Sepertinya dia pernah datang ke sini.Namun, tiba-tiba dia menyadari, bagaimana mungkin dirinya pernah ke sini?Negara E jauh dari Kota A. Dirinya dibesarkan di Kota A sejak kecil. Dalam ingatannya, dia juga tidak pernah pergi ke
Delis berbaring di atas kasur, memutar ulang semua kenangannya selama ini.Setelah yakin telah mengingat semuanya, Delis duduk perlahan.Dia menatap pria asing di depannya dengan dingin. Pria yang sangat asing baginya, tetapi telah menyebabkan kematian anaknya.Alfred menatap orang di depannya.Saat melihat Delis seolah-olah berubah sangat dingin, Alfred bertanya dengan peduli, “Kamu sudah merasa lebih baik sekarang?”Delis tidak menjawab, menghindari tatapan matanya dan mencoba untuk tetap tenang.Dia tidak bisa menyinggung pria ini sekarang.Pria ini sangat kejam. Jika bertanya tentang semua yang dia lakukan sebelumnya, mungkin dirinya bahkan tidak bisa meninggalkan tempat ini.Delis akan membalas dendam atas kematian anaknya, tapi bukan sekarang.Delis berdiri untuk pergi.Alfred menahannya dan berkata, “Jangan bergerak dulu, dokter menyuruhmu untuk istirahat.”Delis tidak mendengarkannya, melepaskan tangan pria itu dan berkata, “Nggak perlu.”Delis ingin pergi, ini bukan tempat yan
Setelah penerbangan beberapa jam, begitu pesawat mendarat, Delis baru saja turun dari pesawat, Kelven langsung menhampirinya.“Delis, bagian mana yang nggak enak? Maukah kita ke rumah sakit dulu?”Delis berhenti sejenak dan menatap pria di depan dengan tatapan datar. Wajahnya tampak muram dan tidak menjawab.Ini adalah pria yang telah dia sukai selama bertahun-tahun.Dia adalah pria yang telah menyelamatkan dirinya dari bahaya, memberinya harapan dan kemudian meruntuhkan harapannya dengan tangannya sendiri. Jika bukan karena pria ini, bagaimana mungkin Herli membunuh bayinya dan bahkan mencoba membunuh dirinya.Delis sudah mengingat semuanya. Dia dengan jelas mengingat bagaimana Kelven memperlakukannya di tepi sungai hari itu dan bagaimana Herli memperlakukan dirinya.Delis selamanya tidak akan melupakan luka yang mereka berikan padanya.“Delis?”Melihat Delis hanya menatapnya dan tidak berbicara, Kelven menjadi semakin khawatir.Setelah tersadar kembali, Delis berjalan ke depan dan m
Kekasih kecil …Mendengar dua kata itu, Kelven sangat tidak senang.Kelven tetap menjaga ekspresi wajahnya yang tenang dan berkata, “Delis, jangan asal berpikir, itu semua nggak ada.”“Cih!”Delis mencibir dan berpura-pura tidak peduli.Dirinya memang tidak peduli sekarang.Hanya seorang Herli saja sudah cukup untuk membuatnya kecewa, bukan?Dan sekarang bertambah satu lagi.Pria di sampingnya ini memang tidak belajar dari pengalaman.Benar-benar jangan pernah berharap seorang pria akan berubah untukmu. Mereka tidak akan pernah berubah untuk selamanya.Yang harus dilakukannya sekarang adalah menangkap Herli dan menghancurkannya.Tawaan sini dari orang di sampingnya membuat Kelven semakin tidak nyaman.Kelven menatapnya dan ingin menjelaskan, tetapi dia tidak bisa.Bawahan Kelven hanya menemukan bahwa Herli ada hubungan dengan Wendo dan Wendo juga menyogok dokter untuk menghentikan aborsinya.Meskipun dua fakta ini sudah cukup untuk Kelven tidak merasa simpati padanya, tetapi Kelven ing
Kembali ke kamarnya, Delis mengunci pintu dan melakukan panggilan video dengan Angel.Setelah terhubung, Delis tersenyum dan berseru, “Kak Angel.”“Delis, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini?” tanya Angel.Mereka sudah beberapa waktu tidak berkomunikasi dan Angel sudah perlahan pulih dari kesedihan perceraian.Delis mengangguk. “Aku baik-baik saja. Dimana Joel?”“Dia pergi ke sekolah.”“Oh begitu. Kak Angel, bisakah kamu memberikan nomor rekening bankmu padaku?”Angel bingung dan bertanya, “Untuk apa?”“Aku mau mengirim uang padamu, mau meminta tolong kamu untuk menyimpannya.”Angel masih tidak mengerti. “Kenapa memintaku menyimpannya?”“Mungkin … aku akan mencarimu ke depannya, tapi aku nggak mau orang lain tahu. Aku khawatir nanti saat aku pergi, aku nggak punya uang. Sementara aku punya banyak uang di sini, aku akan mengirimnya ke rekening yang aman untuk digunakan nanti.”Saat menjelaskan, Delis berusaha untuk mengendalikan emosinya.Dia tidak ingin membuat Kak Angel khawatir tentang
Hari berikutnya, Delis kembali ke kampus.Di waktu luangnya, dia pergi ke bank untuk mengirim dua triliun yang diterimanya ke rekening Angel.Delis juga menyempatkan diri untuk mengurus paspornya sendiri.Setelah itu, dia kembali menjalani hari seperti biasa. Pergi ke kampus dan pulang ke rumah.Delis tidak lagi bertengkar dengan Kelven mengenai perselingkuhan dia di luar sana. Sikapnya yang patuh dan dewasa membuat Kelven merasa bersyukur.Sekitar sepuluh hari kemudian, saat sedang di kelas, Delis tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Alfred.Setelah kelas selesai, Delis langsung mencari tempat sepi dan menelepon kembali.Alfred bertanya, “Kamu si mana sekarang?”Delis merasa curiga dan menjawab dengan mengalihkan pertanyaan, “Jangan-jangan kamu sudah menyelesaikan apa yang aku minta?”“Iya, di mana kita bisa bertemu?”Delis terdiam.Dalam waktu sepuluh hari, Alfred sudah berhasil membawa Herli kembali dari luar negeri?Ini nyata atau hanya tipuan?Delis berpikir tidak boleh sepen
Setiap kali dia merasa kesal, dia pasti akan memukul atau menghina para gadis itu, atau bahkan memotong gaji mereka.Karena mereka semua berasal dari desa dan tidak banyak sekolah, gadis-gadis kecil itu sangat penakut dan tidak berani melawannya. Seperi saat ini.Wendo memegang cambuk di tangannya dan menghajar mereka, tetapi mereka tidak berani mengeluh sedikit pun.Begitu mereka mengeluh, mereka tidak akan mendapatkan gaji dan kerja mereka selama sebulan akan sia-sia.Saat Mudi tiba, dia tidak menekan bel, tetapi langsung memasukkan kata sandi untuk membuka pintu.Begitu masuk, dia melihat Wendo memukuli gadis-gadis mud aitu dengan cambuk.Wajah Mudi langsung memuram dan berteriak, “Apa yang sedang kamu lakukan?”Mendengar suara itu, Wendo terkejut.Dia menoleh perlahan dan membuang cambuknya saat melihat asisten Pak Kelven. Wendo tersenyum dan berkata, “Kak Mudi, mengapa kamu datang ke sini? Aku, aku hanya sedang bermain dengan mereka.”Sambil berbicara, Wendo sambil mengisyaratka
Setelah satu jam perjalanan, Delis dan sepuluh pengawalnya tiba di pintu gerbang sebuah vila di pinggiran kota.Lokasi yang diberikan oleh Alfred ada di sini.Saat Delis tiba, pintu besi vila terbuka secara otomatis. Delis memerintahkan empat pengawal untuk tinggal di luar vila dan menunggu perintahnya.Mobil Delis masuk ke dalam vila dan berhenti di halaman yang luas. Sebelum keluar dari mobil, Delis memberi perintah lagi, “Dua orang ikut aku turun dari mobil, yang lainnya tunggu perintahku. Apapun yang terjadi, pastikan keamananku.”Para pengawal yang terlatih dengan baik menjawab serentah, “Baik.”Mengetahui Delis telah tiba, Alfred keluar untuk menyambutnya.Alfred mengenakan setelan jas santai, tampak rapi dan tampan, jauh dari kesan dingin sdan tak berperasaan saat Delis pertama kali bertemu dengannya. Sekarang Alfred terlihat jauh lebih ramah.Orang yang tidak tahu akan mengira dia adalah orang yang ramah dan baik.Delis masih sangat waspada dengannya saat Alfred mendekat dan
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b