Albert juga tidak ingin bicara lagi, tidak ada gunanya berbicara dengan wanita.Kelven menarik orang di sebelahnya dan berbisik, “Delis, jangan campur tangan dengan urusan mereka.”Delis memandang pria di sampingnya dengan tajam, lalu menghempaskan tangannya.Delis tetap mengirimkan pesan pada Angel dan memberitahunya bahwa Albert akan pergi besok pagi.Setelah mendapat pesan itu, Angel langsung menelepon Albert.Albert masih duduk di mobil melihat panggilan masuk, dia menatap Delis dengan kesal, lalu menjawab panggilan itu.Di dalam telepon, Angel dengan tenang berkata, “Albert, menghindar nggak akan menyelesaikan masalah. Pulanglah, kita bicarakan baik-baik dan berpisah secara baik-baik.”Albert menekan bibirnya dengan erat, menyadari kesalahannya. Dia juga dengan tenang menjawab, “Selain bercerai, aku bersedia melakukan apapun yang kamu minta. Kalau kamu hanya mau membicarakan perceraian, aku nggak punya waktu untuk itu.”“Lalu menurutmu, apakah kita masih bisa bertahan?”“Kenapa
Delis tidak mau pulang, Kelven juga tidak bisa berbuat banyak.Jadi, hanya bisa pergi mengerjakan pekerjaannya sendiri.Namun, pada malam hari, Kelven tetap pergi menjemput Delis pulang untuk tidur.Di ruang tamu yang luas dan terang.Hanya ada Delis, Owen dan Joel.Angel tidak pulang sepanjang hari.Setelah mengetahui Albert akan pergi, Angel langsung pergi mencarinya dengan membawa surat perjanjian perceraian.Namun, pria itu terlalu licik. Angel sudah pergi ke kantor, rumah tua, di mana pun tempat Albert biasanya menghabiskan waktu, tetapi tidak menemukannya.Hingga pukul sepuluh malam, Angel akhirnya pulang ke rumah dengan kecewa.Tiga orang yang duduk di ruang tamu melihatnya kembali, langsung bangkit untuk menyambutnya.“Kak Angel, kenapa pulang begitu malam? Sudah makan?”“Ibu, kamu ke mana saja? Kenapa baru pulang sekarang?”“Kakak, semua dokumennya sudah disiapkan?”Angel tampak kelelahan, dia duduk dan menjawab, “Aku sudah makan. Joel kangen dengan ibu ya?”“Iya.”Anak kecil
“Kapan perginya?”Kelven duduk dengan santai.“Sore tadi, dia ke sini hanya beberapa menit lalu langsung pergi.”“Oh begitu.”Kelven seolah-olah tidak peduli, lalu menatap Angel dan bertanya, “Kamu benar-benar mau bercerai dengannya?”Angel meletakkan anaknya, lalu menatap Kelven dengan dingin, menjawab, “Menurutmu aku nggak seharusnya cerai?”“Aku rasa semuanya bisa didiskusikan. Albert memang melakukan kesalahan, tapi dia hanya kasihan dan ingin menyelamatkan anaknya … ““Kelven, kalau ini terjadi padamu, kamu bisa menerimanya?”Angel memotong Kelven dengan dingin.Sekarang dia membenci Kelven sebagaimana dia membenci Albert. Penuh dengan dendam.Seketika, Kelven terdiam.Kelven menghela napas dan malas untuk ikut campur. Lalu berkata, “Ayo keluar, ikut pulang denganku.”Delis berpura-pura tidak mendengar dan tidak mau keluar.Kelven meliriknya, “Delis … ““Hehe, tante Delis bilang mau menemaniku tidur, nggak mau pulang denganmu.”Joel tiba-tiba berlari kea rah Delis.Delis tahu suda
Melihat kepergian Kelven, Owen menarik kembali pandangannya dan mengingatkan kakaknya, “Kak, jangan dengarkan omong kosongnya. Mereka berdua satu tim. Dia sendiri bahkan sudah lupa betapa buruknya dia memperlakukan Delis sebelum Delis kehilangan ingatan.”Angel hanya menunduk dan tidak bicara.Angel sedang berpikir apakah yang dikatakan Kelven benar.Apakah Albert sudah menyukainya sejak SMA?Apakah ibu dari Adeline benar-benar mirip dengannya?Tidak!Dia tidak boleh goyah.Meskipun benar yang dikatakan Kelven, lalu kenapa? Albert sudah melampaui batasnya dan melukai hatinya.Dia tidak akan memaafkannya hanya karena hubungan mereka.Tidak mungkin.“Owen, tidurlah lebih awal.”Angel berdiri dan menggandeng anaknya ke lantai atas.Meninggalkan Owen yang duduk di sana, menggenggam tangannya dengan erat dan urat-urat di dahinya yang menonjol.Jika Albert tidak mau bercerai, jangan salahkan dia menghalalkan segala cara.…Delis berlari kembali ke rumah dan menyelinapkan dirinya di bawah se
“Apa lihat-lihat?”Tanya Kelven sambil menatapnya.“Kalau nggak enak badan, kita pergi ke rumah untuk memeriksanya. Mungkin saja masalah lambung.”“Nggak apa, aku baik-baik saja.”Kelven berdiri dan menggandengnya keluar.Delis merasa bahwa sebagai seorang pria dewasa, tak mungkin ada sesuatu.Dia tidak perlu mengawatirkannya.Saat hampir tiba di kampus, Kelven berkata, “Aku akan pergi dinas beberapa hari ini, aku sudah menyediakan sopir untukmu. Kalau kamu mau pulang, biarkan sopir menjemputmu. Kalau nggak mau pulang, kamu bisa tinggal di asrama kampus.”Kelven sudah menyuruh pihak kampus menyiapkan kamar khusus untuknya.Delis menjawab, “Iya, aku tinggal di asrama saja. Pergi bolak-balik juga cukup merepotkan. Aku bisa tidur dua jam lebih lama di asrama.”“Boleh juga, aku akan menjemputmu setelah pulang nanti.”Delis mengangguk.Setibanya di kampus, Delis turun dari mobil dan tak lupa mengingatkan, “Kalau nggak enak badan, ingat pergi ke rumah sakit untuk diperiksa.”Meskipun dia se
Memelihara … pria muda?Ketika mendengar itu, hati Kelven terasa begitu pahit.Dia menekan bibir tipisnya, lalu tidak tahan lagi menekan pipi bulatnya yang kecil. “Kamu berani?”Delis menatapnya dengan tajam. “Kalau kamu mati, apa yang aku nggak berani? Takut kamu bisa bangkit dari makammu dan menyerangku?Kelven terdiam.Benar-benar mau membuatnya marah?Kelven memeluknya dengan erat, lalu menghela napas, “Tenang saja, aku nggak akan mati. Bahkan kalau aku mati, aku akan membawa Delis mati bersamaku.”“Aku nggak mau mati bersamamu.”Delis menendangnya.Mobil melewati sebuah restoran hotpot yang terkenal, tiba-tiba Delis berkata, “Hari ini kita makan hotpot saja, restoran hotpot itu sangat terkenal, teman-temanku sering pergi ke sana.”Kelven melihat restoran hotpot di pingir jalan yang ramai dengan orang, dia berkata, “Kamu mau makan hotpot? Pulang saja dan biarkan Bibi Siti membuatnya.”“Tapi nggak seenak di restoran,” ujar Delis.“Tapi di restoran nggak bersih, semuanyak minyak se
Albert baru saja kehilangan seorang putri, jelas tidak ingin kehilangan putranya lagi.Jika pulang nanti bertemu dengan wanita itu, tidak apa. Dirinya akan kekeh tidak mau bercerai.Demi bertemu dengan putranya, Albert setuju.“Baiklah, aku akan pergi. Minta Bibi Siti untuk menyiapkan lebih banyak.”“Iya.”Setelah menutup telepon, Kelven melihat ke arah orang di sampingnya. “Puas sekarang?”Delis tersenyum sambil mengeluarkan ponselnya, mengirim pesan kepada Angel.Saat tiba di rumah, Delis langsung turun dari mobil dan berlari masuk ke rumah untuk menyiapkan makan malam bersama Bibi Siti.Owen tidak pergi bekerja selama beberapa hari terakhir. Dia terus berada di rumah bersama kakaknya dan keponakannya.Tahu bahwa mereka akan malam malam di sebelah malam ini, Owen sudah membawa Joel ke sana.Saat masuk ke rumah, melihat hanya Kelven yang duduk di ruang tamu, Owen memanggil, “Kak Kelven.”Joel juga dengan manisnya memanggil, “Halo Paman Kelven.”“Halo Joel. Di mana ibumu? Kenapa nggak
Albert menghentikan mobilnya di halaman. Lalu setelah keluar dari mobil, dia bertanya pada Delis, “Anakku ada di rumahmu?Delis sedikit gagap, lalu menjawab, “Iya, Joel ada di rumahku, masuklah dan lihat dia.”Albert juga tak berpikir panjang, langsung melangkah masuk ke vila.Delis mengikutinya dengan cepat dan mengunci pintu setelahnya.Saat masuk ke rumah, Albert langsung melihat beberapa orang duduk di sofa ruang tamu.Kelven, Owen, Angel dan juga anaknya yang berusia 5 tahun.Membeku di tempat, tiba-tiba Albert merasa ada firasat yang buruk.Dia merasa seperti telah masuk ke dalam perangkap.Dia mencoba untuk berbalik dan pergi, tetapi Delis mendekatinya sambil tersenyum. “Masuk saja Kak Albert, cuci tangan dan makan.”Tidak punya pilihan lain, Albert hanya bisa berjalan ke ruang tamu dengan terpaksa.Berdiri tidak jauh, dia pura-pura tidak melihat orang lain, hanya berbicara pada Joel, “Joel, datanglah ke sini. Ayah punya hadiah kecil untukmu.”Joel bersandar pada ibunya dan men
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b