Share

Bab 167

Author: Gunung Api
Delis tidak mengerti mengapa siang bolong begini, seorang bos besar tidak berada di kantor dan malah datang ke kampusnya.

Seolah tak melihat, Delis berbicara pada Owen,

“Owen, aku masuk dulu. Kalau ada waktu lagi, kita berkumpul lagi.”

“Kamu nggak pergi menjelaskannya? Sepertinya ekspresi wajahnya sangat muram.”

Owen juga melihat orang yang duduk di dalam mobil tepi jalan.

Mengingat insiden sebelumnya di Pulau Fantasi, Owen khawatir Kelven akan salah paham lagi.

Delis tidak peduli dan berkata, “Aku nggak bersalah, untuk apa menjelaskan apa-apa padanya. Biarkan saja dia, aku masuk dulu.”

“Iya.”

Melihat Delis pergi, Owen menuju mobil Kelven.

Kelven sengaja membawakan makan siang untuk Delis.

Sekretarisnya menyiapkan makan siang untuknya, Kelven merasa rasanya enak, jadi dia meminta sekretaris menyiapkan satu lagi.

Karena dirinya juga mau melakukan inspeksi di pusat perbelanjaan dekat sini, jadi Kelven memutuskan untuk memberikannya pada Delis.

Namun, baru saja sampai, malah melihat dia
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 168

    Karena lumayan penasaran, Delis langsung turun dari kasur dan berlari menuju pintu gerbang kampus.Melihat Mudi berdiri di pinggir jalan, sepertinya tidak ada orang lain di dalam mobilnya. Delis mendekat dan bertanya, “Hanya kamu sendiri?”Mudi membuka pintu mobil dan mempersilakan, “Iya, silakan naik Nona Delis.”Delis tahu bahwa dirinya harus pulang setiap hari.Pada akhirnya, dirinya juga harus menaiki mobilnya.Setelah duduk di mobil, Delis bertanya lagi, “Di mana hadiahnya?”Mudi memberikan bunga yang ada di kursi depan kepada Delis. “Ini.”Delis memeluk bunga itu dan terkejut melihat kotak kecil yang cantik di atasnya.Delis membuka kotak itu dan melihat sebuah cincin berlian mewah entah berapa karat. Sangat cantik dan indah.Delis bertanya pada Mudi, “Dia yang menyuruhmu untuk memberikannya padaku?”“Iya, ini adalah cincin pernikahanmu dengan Pak Kelven. Pernikahan kalian saat itu terlalu mendadak dan Pak Kelven merasa cincin berlian yang dijual di pasaran terlalu biasa. Jadi, d

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 169

    Saat Delis tiba di rumah, waktu masih belum terlalu malam.Memikirkan bahwa sudah beberapa hari dia tidak bertemu dengan Kak Angel. Lagipula Kelven juga belum pulang, Delis memutuskan untuk pergi ke rumah Angel di sebelah.Pembantu baru dari rumah Kak Angel yang membukakan pintu belum pernah melihat Delis sebelumnya. Saat membuka pintu, dia bertanya, “Maaf, kamu mencari siapa?”Delis tersenyum dan menjawab, “Aku cari Kak Angel, aku tinggal di sebelah.”“Oh, Nona Delis yang tinggal di sebelah? Bagaimana kalau kamu datang lain hari saja? Hari ini nggak bisa.”Ujar pembantu itu dengan ekspresi sulit.Delis bingung. “Mengapa nggak bisa hari ini? Kak Angel nggak ada di rumah?”Tepat setelah itu, terdengar suara pertengkaran mereka berdua dari dalam vila.Delis tidak dapat mendengar apa yang mereka perdebatkan.Pembantu segera berkata, “Kamu juga sudah mendengarnya, Pak Albert dan Bu Angel sedang bertengkar. Sepertinya nggak cocok kalau kamu masuk sekarang.”Delis hanya diam.Kak Angel dan

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 170

    Bagi Delis, Bibi Siti adalah keluarganya. Selama ini, Bibi Siti selalu merawatnya, tetapi Delis bahkan tidak pernah tahu bagaimana situasi keluarganya.Bibi Siti tersenyum lembut. “Terima kasih atas niat baik Nona Delis, tapi nggak perlu.”Mendengar ini, Delis tahu bahwa tentu saja Bibi Siti dalam kesulitan.Delis langsung berkata lagi, “Bibi Siti, katakan saja padaku, biar aku bisa melihat apa yang bisa kubantu.”Bibi Siti ragu sejenak, lalu akhirnya berkata,Aku punya seorang putri yang dua tahun lebih muda darimu, tapi tahun ini gagal dalam ujian masuk universitas.”“Aku sedang memikirkan untuk mengirimnya ke sekolah kejuruan, tetapi dia nggak setuju. Aku benar-benar bingung apa yang harus kulakukan.”Delis mengernyit. “Maksud Bibi Siti mencari pekerjaan untuknya?”Bibi Siti dengan malu-malu menjawab, “Dia baru berusia 18 tahun, nggak akan ada perusahaan yang mau menerimanya. Satu-satunya pilihan adalah bekerja di pabrik.”Delis terdiam.Delis berpikir tentang solusi untuk masalah

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 171

    Delis berguling di atas tempat tidur yang lembut, tak henti-hentinya mengangkat tangan dan memukul wajahnya sendiri.Delis tak mengerti mengapa jantungnya bisa berdegup kencang dan pipinya memerah saat pria tua tadi mendekatinya.Jelas-jelas mereka sudah menikah lama.Meskipun dirinya hampir melupakannya, mereka baru saja berhubungan intim beberapa hari yang lalu.Kenapa dirinya merasa seperti gadis yang baru jatuh cinta?Apakah mungkin dia benar-benar perlahan-lahan jatuh cinta padanya?”Aaaaa!!!!Delis, kamu benar-benar tak tahu malu.Dia baru saja memberimu sedikit keuntungan, kamu malah langsung bisa ditebus dengan sebuah cincin berlian saja. Kamu benar-benar sangat tidak berharga.Delis duduk bersila, meditasi dan menarik napas dalam-dalam. Mencoba menenangkan dirinya.Jangan tergoda oleh pria tua itu.Pria tua itu sangat licik. Jika terjebak dalam jebakannya, sulit untuk lepas lagi.Aaaaa!!!Namun, siapa yang bisa menolak uang saku sebanyak dua ratus juta setiap hari, bonus sebes

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 172

    “Kamu bisa tidur dengan orang asing?”Kelven bertanya dengan serius, tetapi tatapannya penuh dengan kasih sayang.Mendengar ini, wajah Delis menjadi muram.“Apa yang kamu katakan?”“Jadi, aku bukanlah orang asing. Hanya ada sedikit hal yang mengganjal di hatimu yang membuatmu nggak mau menerimaku sepenuhnya.”Mungkin karena perkataan Herli padanya.Kelven harus menghilangkan hal tersebut. Jika tidak, Delis tidak akan benar-benar menerimanya.Namun, Delis tetap kesulitan untuk menarik kembali tangannya.“Aku juga nggak tahu apakah karena ada hal yang mengganjal. Yang jelas berikan aku waktu, jangan memaksaku.”Delis mengerucutkan bibirnya dan menoleh ke jendela.Kelven agak kecewa dan tidak berbicara lagi.Setibanya di kampus, Delis masuk ke dalam gerbang tanpa menoleh.Namun entah bagaimana, sepanjang hari Delis terus melamun.Meskipun dia sedang mendengarkan dosen mengajar, wajah dosennya terus terlihat seperti wajah Kelven.Tiba-tiba teringat sesuatu, Delis bertanya kepada teman seba

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 173

    Delis kembali ke kamarnya untuk mandi dan tiba-tiba mendapat telepon dari Kelven.Delis menjawab, “Ada apa?”“Keluar, aku di gerbang kampus.”Delis tidak bisa menahan tawa. “Aku sudah sampai rumah.”Kelven bingung.“Aku mandi dulu ya, bye~”Teringat bahwa pria tua itu juga lumayan baik padanya, sikap Delis padanya juga jauh lebih baik sekarang.Kelven menghela napas, “Sampai jumpa nanti!”Delis menutup telepon, mengambil pakaian dan pergi ke kamar mandi. Sambil bernyanyi, dia menyiapkan air mandi dengan suasana hati yang lumayan baik.Kelven segera kembali ke rumah.Saat dia sedang mengganti sepatu di depan rumah, dia melihat Wendo keluar dari dapur.Wendo terkejut, dia agak terkejut menatap pria di depan pintu.Ibunya telah memberitahunya sebelumnya bahwa majikannya adalah pengusaha yang sangat berbakat.Namun, Wendo tidak tahu bahwa pengusahanya begitu muda, tampan dan tinggi.Seketika, Wendo terbengong dan terpesona dengan Kelven.Sadar ada orang asing di dalam rumah, Kelven melihat

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 174

    “Mana ada aku mengintip? Kamu pikir aku orang desa yang tak pernah melihat dunia?”“Jangan lupa aku sudah pernah menidurimu, bentuk tubuhmu standar saja, jangan terlalu percaya diri.”Delis mengangkat tangannya dan menepuk bahunya, lalu menghindarinya dan ingin pergi.Namun, Kelven mengangkat tangannya dan menahan Delis.Namun, posisi tangan Kelven terlalu tinggi, sehingga saat Delis membungkuk sedikit langsung bisa lolos dari tahanannya.Namun, Delis berpura-pura sangat marah, “Awas, aku mau keluar.”“Delis, wajahmu memerah.”Suara Kelven sangat lembut dan mendekatinya lagi.Delis langsung memegang wajahnya.Terasa sedikit panas.Melihat pria itu mendekat, Delis mundur langkah demi langkah.Kelven melangkah maju dan Delis melangkah mundur.Hingga Delis sampai ke ujung kasur dan akhirnya jatuh ke kasur.Kelven membungkuk mendekatinya, dengan tatapan dalam dan suara yang penuh daya tarik.“Delis, aku ini milikmu. Kamu bisa melakukan apapun padaku, kamu bisa melihat semuanya dengan teran

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 175

    Di ruang makan lantai bawah.Delis menunduk makan makanannya, malu untuk melihat pria di hadapannya.Namun, Kelven terus menatapnya. Melihat Delis makan dengan tergesa-gesa, Kelven mengingatkan,“Makan pelan-pelan, jangan sampai tersedak.”Kelven bahkan mengambilkan sup dan menyajikannya di depan Delis.Delis meminum supnya dengan cepat dan secara tidak sadar melirik ke arah Kelven.Melihat Kelven terus menatapnya, Delis bertanya, “Kenapa kamu melihatku terus? Apakah aku sangat cantik?”“Iya, Delisku selalu cantik.”Kelven memujinya tanpa ragu.Delis memang sudah agak sombong, ditambah dengan pujian pria ini, membuat dirinya hampir melayang.Delis menoleh untuk mencoba menyembunyikan rasa malunya, malah melihat Wendo sedang memperhatikan mereka dari ruang tamu.Tidak!Lebih tepatnya, dia memperhatikan pria di hadapannya.Delis berpura-pura tidak menyadarinya, sambil makan dia berbicara, “Bagaimana kalau kamu mengajarku menyetir akhir pekan ini?”Delis telah menunduh aplikasi ujian SIM

Latest chapter

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status