Share

Bab 173

Author: Gunung Api
Delis kembali ke kamarnya untuk mandi dan tiba-tiba mendapat telepon dari Kelven.

Delis menjawab, “Ada apa?”

“Keluar, aku di gerbang kampus.”

Delis tidak bisa menahan tawa. “Aku sudah sampai rumah.”

Kelven bingung.

“Aku mandi dulu ya, bye~”

Teringat bahwa pria tua itu juga lumayan baik padanya, sikap Delis padanya juga jauh lebih baik sekarang.

Kelven menghela napas, “Sampai jumpa nanti!”

Delis menutup telepon, mengambil pakaian dan pergi ke kamar mandi. Sambil bernyanyi, dia menyiapkan air mandi dengan suasana hati yang lumayan baik.

Kelven segera kembali ke rumah.

Saat dia sedang mengganti sepatu di depan rumah, dia melihat Wendo keluar dari dapur.

Wendo terkejut, dia agak terkejut menatap pria di depan pintu.

Ibunya telah memberitahunya sebelumnya bahwa majikannya adalah pengusaha yang sangat berbakat.

Namun, Wendo tidak tahu bahwa pengusahanya begitu muda, tampan dan tinggi.

Seketika, Wendo terbengong dan terpesona dengan Kelven.

Sadar ada orang asing di dalam rumah, Kelven melihat
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 174

    “Mana ada aku mengintip? Kamu pikir aku orang desa yang tak pernah melihat dunia?”“Jangan lupa aku sudah pernah menidurimu, bentuk tubuhmu standar saja, jangan terlalu percaya diri.”Delis mengangkat tangannya dan menepuk bahunya, lalu menghindarinya dan ingin pergi.Namun, Kelven mengangkat tangannya dan menahan Delis.Namun, posisi tangan Kelven terlalu tinggi, sehingga saat Delis membungkuk sedikit langsung bisa lolos dari tahanannya.Namun, Delis berpura-pura sangat marah, “Awas, aku mau keluar.”“Delis, wajahmu memerah.”Suara Kelven sangat lembut dan mendekatinya lagi.Delis langsung memegang wajahnya.Terasa sedikit panas.Melihat pria itu mendekat, Delis mundur langkah demi langkah.Kelven melangkah maju dan Delis melangkah mundur.Hingga Delis sampai ke ujung kasur dan akhirnya jatuh ke kasur.Kelven membungkuk mendekatinya, dengan tatapan dalam dan suara yang penuh daya tarik.“Delis, aku ini milikmu. Kamu bisa melakukan apapun padaku, kamu bisa melihat semuanya dengan teran

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 175

    Di ruang makan lantai bawah.Delis menunduk makan makanannya, malu untuk melihat pria di hadapannya.Namun, Kelven terus menatapnya. Melihat Delis makan dengan tergesa-gesa, Kelven mengingatkan,“Makan pelan-pelan, jangan sampai tersedak.”Kelven bahkan mengambilkan sup dan menyajikannya di depan Delis.Delis meminum supnya dengan cepat dan secara tidak sadar melirik ke arah Kelven.Melihat Kelven terus menatapnya, Delis bertanya, “Kenapa kamu melihatku terus? Apakah aku sangat cantik?”“Iya, Delisku selalu cantik.”Kelven memujinya tanpa ragu.Delis memang sudah agak sombong, ditambah dengan pujian pria ini, membuat dirinya hampir melayang.Delis menoleh untuk mencoba menyembunyikan rasa malunya, malah melihat Wendo sedang memperhatikan mereka dari ruang tamu.Tidak!Lebih tepatnya, dia memperhatikan pria di hadapannya.Delis berpura-pura tidak menyadarinya, sambil makan dia berbicara, “Bagaimana kalau kamu mengajarku menyetir akhir pekan ini?”Delis telah menunduh aplikasi ujian SIM

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 176

    “Berpamitan saja dengan dirimu sendiri.”Tanpa bertele-tele, Kelven langsung menutup teleponnya.…Herli duduk di apartemennya yang mewah, membanting ponselnya dengan marah.Mengapa Kelven berani memperlakukannya seperti itu?Jika aku diperlakukan seperti ini, jangan salahkan tindakanku yang kejam nanti.…Di ruang kerjanya, Kelven bekerja sampai pukul sembilan malam sebelum akhirnya pergi ke kamarnya.Kali ini, Kelven langsung menuju kamar tidur utama dan membuka pintunya.Kelven terkejut, ternyata Delis tidak mengunci pintunya.Kelven melangkah masuk ke dalam.Delis sedang berbaring di kasur dan mengerjakan soal-soal di ponselnya.Melihat pria yang masuk dengan pakaian rumahan, Delis langsung duduk dan menatapnya, bertanya, “Untuk apa kamu masuk?”Dengan senyuman memikat, Kelven menjawab dengan penuh rayuan, “Untuk melanjutkan apa yang belum selesai tadi.”Kelven berjalan ke tepi tempat tidur dan mulai membuka kancing bajunya.Melihat gerakannya, Delis langsung panik dan berkata den

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 177

    Sore hari.Mobil Kelven berhenti tepat di depan gerbang Universitas A.Saat Delis naik ke mobil, pipinya memerah panas. Dia tak berani melihat pria di sebelahnya dan terus memandang keluar jendela.Kelven meliriknya dan bertanya, “Ada apa?”“Nggak apa-apa, aku hanya mau cari udara segar.”“Sini, hadap aku.”Kelven menariknya.Delis terpaksa melihatnya.Melihat wajah tampan pria itu, dengan jakun yang seksi di lehernya, Delis tiba-tiba teringat dengan adegan yang baru saja ditontonnya bersama teman sekamarnya.Tenggorokannya kering, Delis menelan ludah dan merasa detak jantungnya mulai berdetak tidak teratur lagi.“Delis, kamu nggak apa-apa?”Melihat wajahnya yang merah, Kelven mencubitnya.Delis menggeleng, menelan ludah dan buru-buru mengalihkan pandangannya.“Aku nggak apa-apa.”“Tapi wajahmu memerah.”“Karena terlalu panas.”“Bukannya mobil sudah buka AC?”“Aku mana tahu. Jangan dekat-dekat denganku, duduk ke sana.”Kelven hanya diam.Apa yang terjadi dengan orang ini?Kenapa dia be

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 178

    Usai bicara, Wendo langsung menuju ke kamar pembantu.Delis menarik pandangannya kembali dan melihat pria di sampingnya juga sedang menatap Wendo, membuatnya agak tidak senang.“Bagus?”Kelven menarik pandangannya dari Wendo dan melihat ke arah orang di sebelahnya, dia sedikit bingung.“Apa yang bagus?”“Jangan pura-pura, jelas-jelas kamu melihatnya.”Kelven tidak menyangkal. “Iya, aku melihatnya, tapi aku lupa dengan bentuknya.”Kelven menggandengnya dan berjalan ke lantai atas.Delis agak marah dan menghempaskannya.“Bukannya pria suka dengan tipe tubuh yang seksi dan menggoda seperti itu?”Kelven agak bingung dan bertanya, “Delis, kamu cemburu ya?”Delis mengernyitkan keningnya, merasa sedikit bingung.“Cemburu apa? Aku sedang bertanya padamu.”“Orang lain aku nggak tahu, tapi aku hanya suka dengan Delis.”Kelven merangkulnya dan lanjut berjalan ke lantai atas.Delis mengerucutkan bibirnya, agak tidak percaya.Melihat wajah curiga Delis, Kelven mengangkat tangannya dan mencubit hidu

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 179

    Delis dicium hingga napasnya terengah-engah.Wajahnya merona malu dan panas, Delis mendorong pria di sampingnya.“Kelven, jangan begini.”Pria itu menempelkan bibirnya di leher Delis dan dengan suara serak yang memikar menjawab, “Jangan seperti apa?”“Aku hanya nggak bisa tidur, datang untuk berbicara denganmu. Jangan sentuh aku.”Pria itu menajamkan sudut bibirnya dan bertanya, “Benar nggak mau kusentuh?”Perempuan ini jelas menyukainya, tetapi masih pura-pura menahan diri.Apakah dirinya masih tidak cukup mengerti wanita ini?“Kamu akan selalu memperlakukanku dengan baik?”Delis masih merasa sedikit tidak aman.Bagi Delis, Kelven baik dalam segala hal dan dirinya nggak cukup pantas untuknya.Delis takut memberikan segalanya padanya, mencintainya sepenuh hati dan pada akhirnya malah kalah.Ditambah lagi dengan apa yang dikatakan Herli sebelumnya, meskipun belum ada kebenarannya, setidaknya tragedi itu pernah terjadi padanya.Delis benar-benar takut mengulangi kesalahan itu.Kelven men

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 180

    Saat dalam suasana hari yang baik, Kelven selalu lembut dan sabar pada Delis.Kelven tidak terburu-buru pergi ke kantor dan membantu Delis mandi, mengganti pakaian dan memakaikan sepatunya.Kelven memperlakukannya seolah-olah Delis adalah orang yang lumpuh.Bagi Delis yang baru saja memberikan dirinya sepenuhnya padanya, ini memberinya lebih banyak perasaan aman dan bahagia.Setelah mengantar Delis ke gerbang kampus, Kelven pergi ke kantornya.Delis melihat jam, sudah hampir tengah hari.Delis bersiap ingin segera masuk ke kampus, tiba-tiba melihat dari kejauhan teman sekamarnya yang telah merebut kasurnya itu turun dari mobil sedan hitam yang baru saja berhenti.Tadinya merasa tidak ada yang aneh.Namun secara tidak sengaja, Delis melihat pria yang mengemudikan mobil sedan hitam itu terlihat sangat familiar.Delis segera bersembunyi di balik pohon besar di depan dan dengan seksama memperhatikan pria di dalam mobil sedan.Saat melihatnya dengan jelas, Delis agak terkejut.Itu adalah su

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 181

    Sore hariKelven datang tepat waktu untuk menjemput Delis di kampus.Saat naik mobil, di depan mata Delis ada sebuah buket bunga matahari yang sangat segar dan indah.Delis tersenyum saat menerima bunganya dan bertanya pada pria di sampingnya, “Ini untukku?”“Iya.”“Cukup romantis juga kamu.”Delis duduk di sebelahnya sambil memeluk bunga itu dan mencium aroma harumnya.Kelven juga memeluknya, menempatkan kepala Delis di dadanya dan mencium keningnya seperti biasa.Delis tidak menolak, mengambil ponselnya untuk foto bunga dan foto dirinya.Setelah selesai, Delis menyimpan ponselnya dan bertanya pada pria di sampingnya, “Kelven, aku ingin bertanya sesuatu padamu.”“Ya, tanyakan saja.”Kelven terus menatapnya.Delis tampak sama menawannya dengan bunga yang di pelukannya, membuatnya sulit untuk mengalihkan pandangannya.Atau mungkin Kelven takut jika mengalihkan pandangannya, Delis akan hilang.Jadi, dia harus memperhatikannya dengan baik.“Albert punya adik perempuan? Entah itu sepupu at

Latest chapter

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 906

    Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 905

    Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 904

    Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 903

    Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 902

    Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 901

    “Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 900

    Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 899

    “Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De

  • Paman, Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya   Bab 898

    Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status