Delis dicium hingga napasnya terengah-engah.Wajahnya merona malu dan panas, Delis mendorong pria di sampingnya.“Kelven, jangan begini.”Pria itu menempelkan bibirnya di leher Delis dan dengan suara serak yang memikar menjawab, “Jangan seperti apa?”“Aku hanya nggak bisa tidur, datang untuk berbicara denganmu. Jangan sentuh aku.”Pria itu menajamkan sudut bibirnya dan bertanya, “Benar nggak mau kusentuh?”Perempuan ini jelas menyukainya, tetapi masih pura-pura menahan diri.Apakah dirinya masih tidak cukup mengerti wanita ini?“Kamu akan selalu memperlakukanku dengan baik?”Delis masih merasa sedikit tidak aman.Bagi Delis, Kelven baik dalam segala hal dan dirinya nggak cukup pantas untuknya.Delis takut memberikan segalanya padanya, mencintainya sepenuh hati dan pada akhirnya malah kalah.Ditambah lagi dengan apa yang dikatakan Herli sebelumnya, meskipun belum ada kebenarannya, setidaknya tragedi itu pernah terjadi padanya.Delis benar-benar takut mengulangi kesalahan itu.Kelven men
Saat dalam suasana hari yang baik, Kelven selalu lembut dan sabar pada Delis.Kelven tidak terburu-buru pergi ke kantor dan membantu Delis mandi, mengganti pakaian dan memakaikan sepatunya.Kelven memperlakukannya seolah-olah Delis adalah orang yang lumpuh.Bagi Delis yang baru saja memberikan dirinya sepenuhnya padanya, ini memberinya lebih banyak perasaan aman dan bahagia.Setelah mengantar Delis ke gerbang kampus, Kelven pergi ke kantornya.Delis melihat jam, sudah hampir tengah hari.Delis bersiap ingin segera masuk ke kampus, tiba-tiba melihat dari kejauhan teman sekamarnya yang telah merebut kasurnya itu turun dari mobil sedan hitam yang baru saja berhenti.Tadinya merasa tidak ada yang aneh.Namun secara tidak sengaja, Delis melihat pria yang mengemudikan mobil sedan hitam itu terlihat sangat familiar.Delis segera bersembunyi di balik pohon besar di depan dan dengan seksama memperhatikan pria di dalam mobil sedan.Saat melihatnya dengan jelas, Delis agak terkejut.Itu adalah su
Sore hariKelven datang tepat waktu untuk menjemput Delis di kampus.Saat naik mobil, di depan mata Delis ada sebuah buket bunga matahari yang sangat segar dan indah.Delis tersenyum saat menerima bunganya dan bertanya pada pria di sampingnya, “Ini untukku?”“Iya.”“Cukup romantis juga kamu.”Delis duduk di sebelahnya sambil memeluk bunga itu dan mencium aroma harumnya.Kelven juga memeluknya, menempatkan kepala Delis di dadanya dan mencium keningnya seperti biasa.Delis tidak menolak, mengambil ponselnya untuk foto bunga dan foto dirinya.Setelah selesai, Delis menyimpan ponselnya dan bertanya pada pria di sampingnya, “Kelven, aku ingin bertanya sesuatu padamu.”“Ya, tanyakan saja.”Kelven terus menatapnya.Delis tampak sama menawannya dengan bunga yang di pelukannya, membuatnya sulit untuk mengalihkan pandangannya.Atau mungkin Kelven takut jika mengalihkan pandangannya, Delis akan hilang.Jadi, dia harus memperhatikannya dengan baik.“Albert punya adik perempuan? Entah itu sepupu at
Angel tersenyum, tetapi tetap saja tidak bisa menyembunyikan kesedihannya yang terlihat di matanya.“Mana mungkin ada masalah padaku, aku baik-baik saja.”“Tapi kamu menangis.”Delis berpikir, apakah suaminya benar-benar selingkuh?Tak mungkin.Suaminya adalah pria baik yang berkelas tinggi, bagaimana mungkin melakukan hal-hal tidak bermoral seperti itu?Pasti dirinya yang sudah salah paham.“Aku hanya merindukan anakku saja.”Saat mengatakan ini, Angel tak bisa menahan air matanya lagi.Angel menundukkan kepala, berusaha untuk menyembunyikan kesedihannya, tetapi tidak berhasil.Delis langsung bertanya, “Di mana anakmu? Apa yang terjadi padanya?”Angel menggelengkan kepala. “Dia ada di rumah kakek neneknya.”“Mengapa kamu nggak pergi mencarinya dan membawanya ke sini untuk tinggal bersama?”“Mereka nggak mengizinkan.”Sejak dirinya memberikan anaknya pada kedua orang tuanya, kedua orang tuanya terus menyembunyikan anaknya darinya dan tidak mengizinkan dirinya untuk menemuinya. Angel me
Khawatir bahwa Kelven akan mencurigai bahwa dirinya hanya berpura-pura, Herli langsung menggunakan pisau buah untuk melukai lehernya sendiri.Darah segar mengalir keluar dari ujung pisau yang tajam, sangat mengejutkan.Kelven segera mengangkat tangannya dan berkata,“Herli, tenangkan dirimu, kita bisa bicarakan di luar?”Dia takut jika Delis pulang dan melihatnya akan terkejut.Apapun yang terjadi nanti pada Herli, Kelven harus mengusirnya lebih dulu.“Aku nggak mau, kamu berjanji padaku dulu, biarkan aku tinggal bersamamu.”“Iya, kalau kamu mau bekerja di sampingku, aku akan mengizinkanmu masuk ke departemen sekretarisku, bagaimana?”Kelven mengangkat tangannya dan mengambil pisau buah dari tangan Herli.Herli sebenarnya tidak berniat untuk menyakiti dirinya sendiri dan saat melihat pria itu mendekatinya, Herli juga tidak melawan dan memberikan pisaunya.Kelven segera menekan kain di lehernya dan menarik Herli.“Ayo, kita ke rumah sakit dulu untuk merawat lukanya.”“Kamu nggak boleh b
Kelven bukan tidak tahu alasannya.Hanya saja dia tidak percaya bahwa Albert akan melakukan hal seperti itu.Melihat wanita kecil di sampingnya, Kelven mengingatkan,“Delis, urusan mereka biarlah mereka yang mengurusnya. Ada beberapa hal yang tidak seharusnya dicampuri orang luar.”Delis agak tidak senang.“Aku hanya nggak mengerti, anak itu dilahirkan oleh Kak Angel, mereka punya hak apa untuk menyembunyikannya dan tidak membiarkan Kak Angel menemuinya?”“Mungkn orang tuanya membawa anak itu berlibur, mereka nggak mungkin melarangnya untuk melihat anaknya.”“Kenapa kamu nggak mengerti? Kalau Kak Angel bisa menemui anaknya, bagaimana mungkin dia menangis dan bertengkar dengan suaminya?”Delis sangat marah, melepaskan pelukan pria itu dan berteriak padanya,“Apakah semua pria seperti ini? Apakah kalian nggak tahu apa artinya anak bagi seorang ibu?”Membayangkan situasi Kak Angel, Delis merasa tidak nyaman.Sikap acuh tak acuh pria di sampingnya, membuatnya semakin tidak nyaman.Kelven t
“Ada aplikasi, kamu tinggal memasukkan nomor. Selama orang itu nggak mematikan ponselnya, kamu bisa tahu di mana dia berada.”“Oh, terima kasih ya Owen.”“Sama-sama, kalau butuh apa-apa lagi, bilang saja.”“Iya.”Setelah telepon ditutup, Delis segera mengunduh aplikasi pelacakan tersebut.Kemudian, dia memasukkan nomor ponsel Vinie.Benar saja, dia bisa melacak posisi orang itu, di sebuah rumah sakit swasta.Bagaimana Vinie bisa berada di rumah sakit.Dengan rasa ingin tahu yang besar, ditambah lagi tidak ada kelas di siang hari, Delis segera meninggalkan kampus dan naik taksi ke sana.Sesampainya di rumah sakit, dengan bantuan aplikasi pelacakan, dia mencari-cari hingga akhirnya menemukan Vinie di lantai 27.Delis baru saja keluar dari lift dan hendak mencari kamar rawat.Namun, tiba-tiba melihat Vinie sedang bermain dengan seorang anak perempuan di lorong.Delis segera bersembunyi di samping, mengambil foto dengan ponselnya.Tidak lama kemudian, seorang wanita kaya yang anggun keluar
Kelven sedang sibuk di kantor.Dia tidak punya niat untuk peduli dengan urusan orang lain jika urusannya sendiri belum selesai, tetapi Delis tampak sangat panik dan Kelven hanya bisa menyetujuinya saja.Pada akhirnya, Kelven berkata, “Iya, aku akan mengirim orang untuk mencarinya. Jangan khawatir, nggak akan terjadi apa-apa pada Angel.”“Iya, kalau sudah menemukannya, langsung telepon aku ya.”Kelven mengiyakan. Kemudian setelah menutup telepon, dia hendak menelepon Albert, tetapi Mudi masuk ke dalam ruangan.Mudi melaporkan, “Pak Kelven, semuanya sudah siap. Apakah kita akan mengusir Nona Herli ke luar negeri dengan paksa?”Wajah Kelven tampak muram.Membayangkan keberadaan Herli bisa memperngaruhi hubungannya dengan Delis, dia terpaksa mengusirnya.Lagipula, Keluarga Pohan juga sudah pindah keluar negeri sejak dulu.Jadi, biarkan Herli tinggal di luar negeri saja untuk selamanya.“Kirim dia pergi dengan paksa. Beritahu pihak sana bahwa dia tidak diperbolehkan kembali ke dalam negeri
Menerima ucapan selamat dari adiknya, Peter dan Angel juga mengangkat gelas mereka.“Adikku, selamat menempuh hidup baru.”Angel juga mengucapkan, “Delis, selamat menempuh hidup baru.”“Eh, aku juga.”Kelven yang merasa diabaikan juga mengangkat gelasnya dan berkata, “Kalau begitu, mari kita semua bersulang untuk kehidupan baru kita. Semoga cinta kita selalu abadi.”Keempat orang itu saling tersenyum dan bersiap untuk minum bersama.Namun tiba-tiba, gelas Delis diambil oleh Kelven dan diletakkan di samping.Delis memandangnya dengan bingung.Kelven menggantinya dengan segelas jus dan menyodorkannya ke hadapan Delis, sambil mengelus kepalanya dan berkata, “Kamu nggak cocok minum alkohol, minum jus saja.”Mereka punya rencana besar malam ini.Delis memang tidak kuat minum alkohol. Setiap kali meminum sedikit saja, dia bisa mabuk hingga lupa diri.Di malam yang indah seperti ini, Kelven tidak ingin Delis mabuk.“Iya, Delis nggak boleh minum alkohol, minum jus saja.”Ujar Peter, lalu menol
Sepasang mata hitam menatap wanita kecil di sampingnya dengan kesal.“Kamu nggak bisa berbicara dengan sopan?”Delis tertawa kecil sambil berjalan ke depan, tidak mau berdebat dengan pria tua itu.Bagaimanapun, hari ini adalah hari yang special, dirinya harus tampil maksimal.Meski tidak begitu mempersiapkan diri.Namun, karena kakaknya sudah memesan ruang makan di hotel bintang enam, dirinya tidak mungkin datang dengan pakaian santai.Mungkin saja kak Angel berpakaian lebih cantik daripada dirinya.Kelven mengikuti langkah Dleis, lalu mereka masuk ke dalam lift.Di dalam lift yang sempit, pria tua itu terus memandangi wanita kecil di sampingnya.Melihat betapa muda dan cantiknya dia, lagi-lagi Kelven tidak bisa menahan diri untuk mendekat, merangkul pinggang kecilnya yang ramping dan mencium rambutnya yang harum dengan penuh hasrat.“Delis, kamu jujur padamu, kamu nggak merasa aku sudah tua, ‘kan?”Ehem, konon pria berusia empat puluhan sangat liar, dirinya masih belum berusia empat p
Saat sedang menyetir, pria itu tetap menggenggam tangan wanita di sebelahnya dengan erat. Seolah-olah jika dirinya melepaskan genggamannya, istrinya akan terbang keluar dari jendela mobil.Angel mencoba menarik tangannya, tetapi tidak berhasil karena pria itu menggenggamnya terlalu erat.Angel mengingatkan, “Kamu melanggar aturan lalu lintas, lepaskan tanganku.”“Nggak mau, paling juga hanya kena tilang saja. Aku begitu susah payah, baru berhasil menikahimu. Kalau aku nggak menggenggam tanganmu, bagaimana kalau kamu melarikan diri?”Peter menatap lurus ke depan dan menyetir dengan serius, tetapi sudut bibirnya menyiratkan senyuman bahagia yang tak bisa disembunyikan.Angel memandangnya. Dari sudut pandangnya, Peter terlihat dengan hidung yang mancung, bibir yang tipis dan paras wajah yang tegas.Terlihat seperti seseorang yang begitu sempurna.Bagaimana bisa dirinya dipertemukan dengan orang seperti ini.Apa yang membuat dirinya layak menjadi istri pria ini?Hingga saat ini, Angel masi
Namun mereka malah bermesraan di depan umum.Sungguh keterlaluan.Benar-benar memalukan.Angel setuju denga napa yang Delis katakan.Dua pria ini memang benar-benar tidak tahu malu.Tidak peduli dengan mereka, Angel dan Delis dengan menggendong Lesi, keluar lebih dulu dari kantor urusan sipil.Sementara itu, Kelven dan Peter yang masing-masing memegang dua surat nikah di tangan mereka, berjalan mendekat dan berjabat tangan, saling mengucapkan selamat.“Selamat, akhirnya kamu berhasil menikahi wanita yang kamu cintai.”Albert sungguh malang.Saat ini, dia mungkin sedang meringkuk di pojokan sambil menangis.Peter tertawa kecil dan menjawab, “Selamat juga untukmu, akhirnya berhasil menjebak adikku lagi.”Kelven tidak senang mendengar itu dan membalas, “Menjebak apa? Delis sukarela menikah denganku. Kamu bisa melihatnya sendiri, apakah aku memaksanya?”“Iya, dia sukarela,” jawab Peter.Eter tidak ingin berdebat dengannya dan berjalan keluar dari kantor urusan sipil.Kelven mengikutinya, l
Saat menerima surat nikah, Peter begitu bersemangat hingga langsung memegang wajah kecil Angel dan menciumnya di depan para petugas.Angel merasa sangat canggung dan segera mendorongnya.“Hei, bisa nggak kamu sedikit lebih tenang.”Namun, bagaimana mungkin Peter bisa tenang. Dia malah berdiri dan menggendong Angel, lalu berputar di tempat dua kali, sambil berseru gembira,“Akhirnya kamu jadi istriku, aku akhirnya berhasil menikahimu … “Peter sepenuhnya larut dalam kebahagiaannya.Tidak peduli sama sekali dengan pandangan para petugas di sekitarnya.Saat ini, dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.Sementara itu, Angel yang diputar hingga kepalanya pusing, sekilas melihat dua wajah yang familiar.Angel segera menepuk Peter, memberi isyarat agar Peter menurunkannya.Peter terpaksa menurunkan Angel. Saat dia hendak mencium wajahnya lagi, Angel berkata, “Lihat ke belakang, siapa itu?”Peter menoleh.Ketika melihat Delis dan Kelven yang sedang menertawakannya, dia merasa
“Iya, aku sudah memikirkannya dengan matang. Bagaimana kalau hari ini?”Kelven tidak bisa menahan kegembiraannya, dia memeluk Delis dan menciumnya dengan keras. Kemudian berdiri dan menggendong anaknya.“Ayo, kita pergi ke kantor urusan sipil sekarang.”Lagipula, dokumen diri mereka selalu dibawa ke mana-mana.Delis tersenyum dan bertanya padanya, “Kamu nggak menyelesaikan pekerjaanmu dulu?”“Pekerjaanku nggak sepenting Delis.”“Baiklah.”Delis mengambil dokumen diri dari tasnya di atas meja dan bertanya pada Kelven, “Di mana punyamu?”“Di dalam mobil.”Jadi, mereka hanya berada di kantor kurang lebih satu jam dan buru-buru mengendarai mobil menuju kantor urusan sipil.Tak disangka.Saat mobil mereka berhenti di depan kantor urusan sipil, mereka melihat dua sosok yang familiar sedang menaiki tangga menuju gedung itu.Delis langsung berkata, “Kebetulan sekali! Kak Peter dan kak Angel juga datang mengurus surat pernikahan hari ini?”Kelven tersenyum dan menjawab, “Sepertinya hari ini mem
Melihat anak yang begitu manis diganggu di luar, membuatnya sangat iba.Saat itu, Kelven sebenarnya ingin membawa Delis pulang ke rumah.Namun, mengingat rumahnya ramai dan khawatir ada yang akan mengganggunya.Jadi, Kelven memutuskan untuk mengantarkannya ke panti asuhan. Dia bahkan memberikan uang tabungannya pada kepala panti untuk memastikan Delis dirawat dengan baik.Saat itu, kepala panti menanyakan nama gadis ini.Dengan mata besar yang tampak bersinar, Delis menatapnya seolah tidak ingin berpisah.Kelven baru tersadar bahwa dirinya belum tahu siapa nama gadis kecil itu.Dia pun berjonkok, menggenggam tangan Delis dan bertanya, “Adik kecil, siapa namamu?”Namun, Delis yang saat itu masih dalam keadaan ketakutan, tidak bisa mengingat namanya.Melihat Delis tidak menjawab, Kelven mengelus pipi bulanya dengan lembut dan berkata, “Kalau begitu, biar kakak yang memberimu nama, ya? Kami ikut margaku dan namamu Delis. Kamu tahu kenapa kakak memilih nama itu?”Delis yang baru berusia l
“Kalau ada masalah, panggil saja aku,” ujar Kelven.“Nggak masalah, kamu sibuk bekerja saja.”Jawab Delis tanpa mengangkat kepalanya.Karena anaknya masih tenang, Delis mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Alfred.Delis: [Kak Alfred, aku mau tanya sesuatu.]Setelah menunggu sekitar dua menit, akhirnya Delis mendapat balasan.Alfred: [Apa itu?]Delis: [Kamu yang menghipnotisku dulu supaya aku lupa dengan masa laluku, ‘kan?]Sebelumnya, saat dirinya tahu tentang putrinya, mereka bilang bahwa hipnotis dilakukan supaya dirinya tidak terlalu bersedih.Seseorang bisa dihipnotis untuk melupakan, seharusnya juga bisa dihipnotis untuk mengingat kembali.Delis benar-benar ingin mengingat semua kenangan bersama Kelven.Alfred: [ …, iya.]Delis: [Aku janji aku mengendaliakn emosiku dengan baik. Bisakah kamu membantuku mengingat kembali?]Alfred terdiam melihat pesan dari Delis, tangannya yang sedang memegang ponsel menjadi kaku.Sebenarnya, jika dirinya mencoba, mungkin saja bisa membuat De
Delis sangat terkejut.Sambil mengemudi, dia menoleh ke arah Kelven dan memastikan, “Aku tumbuh besar di sisimu? Bukan tumbuh besar di sisi orang tuaku? Kenapa bisa begitu?”“Karena saat berusia tiga tahun, kamu tersesat. Aku yang menemukanmu, lalu mengantarmu ke panti asuhan dan membiayai pendidikanmu. Setelah itu, hampir sepanjang hidupmu, kamu dibesarkan di panti asuhan.”“Kemudian kak Peter menemukanmu dan karena itu mereka menetap di sini.”Delis terdiam.Dia tiba-tiba menghentikan mobil di pinggir jalan, menatap pria di sampingnya dengan ekspresi terkejut, sulit memercayai apa yang baru saja didengarnya.Karena pengereman mendadak, Kelven reflek melindungi putranya yang ada di pangkuannya, lalu menatap Delis.“Kenapa?”Wajah Delis tampak pucat.“Jadi orang yang membesarkanku adalah kamu dan orang tuamu?”Kelven terdiam sejenak, lalu akhirnya menjawab, “Bukan benar-benar membesarkanmu, tapi karena kamu tumbuh besar di panti asuhan.”“Tapi kamu yang membiayai pendidikanku. Kalau b