“David kamu kenapa?” tanya Joe. “Kalau merasa tak sanggup menyelesaikan proyek ini, tinggalkan saja kesehatanmu jauh lebih penting,” tegurnya lagi.Proyek besar ini sudah lama david inginkan, justru dia berhasil raih saat kondisinya dinyatakan tidak sehat. Dan hal ini membuat David harus bekerja lebih ekstra lagi.Satu bulan sudah berlalu sejak David mengunjungi kedua anaknya dan kini dia belum sempat berkunjung lagi dengan alasan sibuk.Laura pun percaya dan tidak banyak menuntut meski kedua anak mereka ingin sekali bertemu David.Pria itu menghentikan kegiatannya, lalu menatap ke arah Ryan dan Joe yang kini juga tengah menatapnya dengan tatapan penuh rasa khawatir."Aku tidak apa-apa kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian! Mungkin dengan tidur 10 menit kondisiku jauh lebih baik lagi," ucapnya pada dua orang kepercayaannya tersebut."Wajahmu sudah pucat, apa kamu sedang berpura-pura seolah bisa melewati semuanya dengan baik? Ingat David kamu sedang sakit," ucap Joe lagi mengingatkan
“Ajak anak-anak pulang sekarang!” seru David melalui sambungan ponsel kepada Laura.Sedangkan Monica dan dua orang lainnya sudah menjauhi restoran tempat mereka melabrak Laura.Tanpa mendengar jawaban dari Laura sambungan telepon itu pun terputus.Dua jam berikutnya saat Laura membuatkan menu makan malam kedua anak kembarnya yang masih merajuk akibat batal makan di restoran, dia mendengar suara helikopter di atas rooftop mewah itu.“Siapa yang datang?” tanyanya di dalam hati. Laura mematikan kompornya, berniat hendak menuju ke lantai 4 agar bisa mengetahui yang datang malam ini. Entah kenapa dia berharap David yang saat ini datang.Baru saja dia mau masuk ke dalam lift, suara langkah kaki semakin mendekat.Tap Tap TapDavid yang datang dengan raut wajah penuh amarah dan terlihat sangat menakutkan.Di belakangnya ada Ryan dan Joe yang sama menyeramkannya seperti David. Tanpa mengucapkan sepatah katapun David dan kedua orang kepercayaannya berjalan ke halaman depan rumah Itu.Nyali Lau
BraaaaaakDavid membuka paksa pintu rumahnya malam itu juga. Dia kembali ke Kota sekitar jam sepuluh malam, dan kini dirinya baru menginjakan kaki di rumah mewahnya.“Apa yang kalian rencanakan pada Laura dan kedua anakku huh? Katakaaaaaaaaan!” teriak David kesal.Sejak tadi sore dia berusaha menahan emosinya atas rencana busuk Edward dan dua wanita jahat ini terhadap Laura dan si kembar.“Jaga bicaramu David!” bentak sang mama.“Pada siapa David harus menjaga bicara? Pada penjahat seperti kalian huh?” hina David pada ketiganya.“Sejak kamu bergaul dengan anak miskin itu, kamu tak pernah lagi menghormati Mama yang sudah melahirkanmu!” Monica pun tak kalah kesal pada sang anak."Mama melahirkan David karena terpaksa, dan Mama melakukannya tidak dengan ikhlas. Apa Mama lupa bagaimana Papa banting tulang bekerja demi bisa membayar jasa Mama yang awalnya tak pernah menginginkan David? Atau apa Mama lupa menjemput David ke Sun City hanya untuk Mama jadikan pelayan di rumah kecil itu!""Dav
"Tega sekali dia setelah berhasil membuat anak-anakku peduli padanya dan menganggapnya ada, sekarang dia justru mempermainkannya, aku belum pernah melihat Dita dan Andika seperti ini, dia harus tahu bagaimana rasanya berjuang menenangkan keduanya," ucap Laura di dalam hati.Dia masih menatap tajam ke arah mobil David yang orang di dalamnya tak kunjung keluar.Sampai akhirnya ketika Laura hampir saja mendekati mobil itu dan membuka paksa, tiba-tiba seseorang keluar dari dalam mobil.Dan di luar dugaannya, Laura harus kembali kecewa. Ternyata yang saat ini datang adalah Joe sahabat David yang menggunakan mobil milik David.Raut wajah kecewa tak bisa disembunyikan oleh Laura sampai membuat Joe menjadi tak enak hati."Maafkan aku Laura, tidak bisa mengatakan yang sebenarnya padamu! Aku tidak ingin mengecewakan David," Joe membatin lalu berusaha untuk tersenyum mendekat ke arah Laura."Hai Laura, kamu datang? Apa ada yang bisa aku bantu atau kita ke ruanganku saja?" Joe memberi tawaran pad
“Maaf kami harus segera menangani kondisi pasien, tolong keluarga pasien menunggu di luar,” ucap salah satu petugas medis yang ada di ruang rawat David.Joe mengangguk lalu merengkuh tubuh Laura dan membawanya keluar dari ruangan itu.Ryan ikut meneteskan air mata, siapapun yang tahu kondisi David sekarang pasti terkejut.“Minumlah Laura,” ucap Joe.Pria itu menjadi salah tingkah setelah ikut menutupi keadaan David yang sesungguhnya.Laura meneguk air itu, dia seperti orang yang kehilangan arah, ini benar-benar kejutan yang menyakitkan.Selama lima belas menit hening, tak ada yang bersuara, mereka masih gelisah menunggu dokter memberi kabar baik.“Dita dan Dika beberapa kali mengigau kalau Papanya dalam bahaya, aku pikir semua itu hanya karena mereka merindukan Papanya. Ternyata ikatan batin tak bisa dibohongi.”Akhirnya setelah lebih tenang Laura membuka suaranya. Giliran Joe dan Ryan deg-degan takut Laura marah pada keduanya.“Maafkan aku,” sesal Joe yang sudah duduk di samping Laur
"David, kamu di mana sayang?" tanya Monica dengan raut wajah senduWanita paruh baya itu terlihat sangat frustasi, dia merindukan sang anak yang tak kunjung bisa dihubungi.Sebab biasanya meskipun David tidak pulang ke rumahnya, setidaknya mereka masih bisa berkomunikasi lewat ponsel pintar.Akan tetapi sudah dua bulan belakangan ini Monica mencari keberadaan sang anak namun tak kunjung ia temukan.Bahkan wanita itu sempat mengira kalau David berada di rumah Laura tapi ada bukti yang mengarah ke sana.Monica juga pernah menunggu David seharian di depan kantornya, sekali lagi dia tidak menemukan keberadaan anaknya hingga membuat wanita paruh baya itu dihantam rindu yang sangat luar biasa."Sayang kamu makan dulu ya, jangan seperti ini nanti malah sakit. David pasti baik-baik saja," ucap Edward pada sang calon istri.Sudah 3 hari lamanya Monica mulai merasa tidak sehat, bahkan ketika kemarin dia pergi ke kantornya David kondisi tubuhnya sedang tidak baik-baik saja.Dan sejak pagi dia se
“Papa David, Dita kangen tahu,” ucapnya merengek.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 02.00 dini hari tapi kedua anak kembar itu justru tak bisa terlelap lagi. Mereka benar-benar merindukan David.“Dika juga kangen banget sama Papa David,” balas sang jagoan.David tersenyum hangat, ternyata Tuhan masih mengizinkannya untuk melihat kedua anaknya setelah operasi yang dijalani tak membuahkan hasil baik.“Papa jangan diajak bicara banyak dulu ya sayang, Papa harus banyak istirahat,” ucap Laura menegur sang anak.David menatap ke arah Laura dia kembali menggeleng seakan meminta Laura untuk tidak melarang anak-anaknya untuk ngobrol dengan nya.“Tapi kamu harus istirahat,” jawab Laura tanpa menatap ke arah David.Tadinya Laura ingin sekali merubah panggilannya menjadi sayang, tapi setelah David benar-benar siuman nyalinya menciut, ternyata Laura tak seberani itu.David tersenyum, lalu berucap, “aku juga masih kangen.”Suaranya hampir tak terdengar. Laura mengesah.Terdengar pintu ruang raw
David masuk ke dalam kamarnya, tangisnya pecah. Tapi dia tak ingin membuat Laura semakin terluka ketika harus kehilangannya. “Maafkan aku sayang, maafkan aku, hiks hiks.’Ingin sekali dia memaki dirinya sendiri karena sudah menolak wanita paling berharga dalam hidupnya.“Kamu berhak bahagia sayang, kamu harus bahagia bersama Alex. Aku tak ingin menjadi beban dalam hidupmu,” gumamnya lagi dalam isak tangisnya.Hanya pada Alex dirinya bisa menitipkan Laura dan juga kedua anaknya, bahkan David sudah berpesan pada Joe untuk memberi jabatan tinggi di kantor pada Alex bila kelak dirinya sudah kembali ke pelukan Tuhan.“Papaaaa, Papaaaaaa,” panggil si kembar disusul suara gedoran pintu kamarnya.David menghapus air matanya, dia kembali mendekati pintu kamar. Dua hari belakangan ini Dika dan Dita sudah memanggil David dengan sebutan Papa.Anak kembar itu mulai merasakan pentingnya kehadiran David dalam hidup mereka. Hanya saja yang mereka tanyakan sejak kemarin kenapa Mama dan Papanya tidak