“Terima kasih ya Pak, kami kembali ke kantor dulu,” ujar David.Dia bersalaman dengan sang kepala proyek, begitu pun dengan Angel.“Sama-sama Tuan, sudah tugas saya,” sahut pria yang usianya jauh lebih muda dari David, namun ketampanan David tak tertandingi.David dan Angel kembali ke parkiran, sopir pribadi David sudah siap menunggu Tuannya.Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, suasana kembali hening, padahal setahu Angel bila ada Ryan maka David tidak akan berhenti berbicara, tapi kenapa saat ada dirinya David mendadak irit bicara pikir wanita itu di dalam hati.“Sepertinya Tuan David hanya banyak bicara di saat tertentu saja, aslinya dia sangat menyukai suasana hening seperti ini,” Angel kembali membatin. Dari kejauhan nampak suasana sangat ramai, membuat sang sopir waspada.“Tuan sepertinya di depan sedang ada kecelakaan kereta, kita tidak bisa lewat sana Tuan,” ucapnya.David pub menatap ke arah yang dimaksud lalu berujar, “cari saja jalan alternatif Pak.”“Baik Tuan,” sahu
“Cie-cie bawa pacar,” teriak Dika saat melihat sang saudara kembar datang sambil menggandeng teman lelakinya.“Loh apa-apaan ini anak Papa? Wah tidak benar ini baru pertama kali sekolah sudah Papa dibawain mantu,” David menimpali.Sedangkan Laura yang peka dan yakin terjadi hal yang buruk pada teman anaknya segera menghampiri.“Kenapa sayang?” tanya Laura sedikit menunduk di depan Dita dan teman lelakinya.“Kasihan nih Pa, Ma. Dia tidak bisa melihat kalau tidak pakai kacamata. Tadi itu kacamatanya disenggol sama teman sekelas kami, lalu jatuh dan pecah keduanya.”Dita memperlihatkan kacamata temannya yang hanya tinggal gagangnya saja. Dika terpingkal dan temannya Dita mengenali suara itu.“Dika ih, tidak boleh begitu. Kamu itu harusnya bersyukur punya mata yang sehat, bukannya bantuin dari tadi kami diketawain,” omel Dita.Wajahnya cemberut menandakan sang princes sedang marah. Tanpa kedua orang tuanya tahu kalau tadi Dika malah terus mengejek kakak kembarnya saat menolong temannya ya
Tiga hari berikutnya Ryan terpaksa kembali lebih cepat dari masa cutinya. Belum genap dua minggu dia sudah membujuk istrinya untuk kembali.Ryan yakin Angel belum sepenuhnya mengerti tentang pekerjaannya. Makin cepat Angel paham makin cepat juga dia kembali ke kotanya dan berhenti bekerja di perusahaan David.“Loh Pak Ryan sudah kembali?” tanya Angel.Wanita itu terkejut saat melihat Ryan tiba di kantor sebelum masa cutinya habis, dan itu artinya pekerjaan Angel sepenuhnya akan diambil alih oleh Ryan.“Iya terpaksa kembali lebih cepat, sebab besok adalah hari penting untuk Bos,” jawab Ryan.Angel tahu besok ada pertemuan dengan para pengusaha di seluruh dunia, dan Angel sudah mendapatkan amanat untuk mendampingi David dan Joe. Tapi sekarang semuanya pasti diambil alih oleh pria ini, pikir Angel kesal.“Kan sudah ada saya Pak Ryan,” sahut Angel dengan suara lembut.“Kami disuruh atur jadwal Bos saja sampai salah, padahal kamu tahu sendiri kan kalau Tuan david tak bisa kelelahan.”Ryan
“Sebagai teman aku hanya bisa bantu doa, semoga Margareth tidak hamil,” ucap David.“Maksudmu tidak hamil apa huh? Aku sudah ke rumah sakit dan memaksa dokter mengatakan semuanya, untung aku jual namamu jadi dokter tak banyak omong.”David memicingkan matanya, melirik sang sahabat hanya dengan ekor matanya.“Bulan ini kamu tidak usah mengambil gaji, karena kamu dengan sengaja menjual namaku untuk kepentingan pribadimu.”David berujar sambil tetap menatap ke arah depan, bahkan saat ini mobil milik Joe sudah masuk ke dalam perumahan yang salah satunya bangunan sewaan Margareth.“Ambil semua gajiku, bila perlu kamu tak usah membayarku lagi. Lagian aku tak pernah kemana-mana lagi, jadi aku tak butuh uang.”Yang joe maksud adalah dia sudah berhenti ke tempat hiburan malam, menyewa banyak wanita setiap malamnya dan membeli miras terbaik di tempat itu.David kembali menggeleng sambil tertawa kecil. Tak berselang lama mobil mewah Joe sudah berhenti di depan rumah yang dimaksud.“Kamu yakin i
“Fokuslah sekarang sama Riana, yang penting kamu bertanggung jawab untuk mencari tahu tentang Margareth.”David mengingatkan sang sahabat karena nyatanya Riana memang membutuhkan Joe sepenuhnya.“Iya Vid, thank’s ya. Aku mau ke ruanganku dulu,” pamitnya. David hanya mengangguk sebab dia sendiri pun masih memiliki tumpukan berkas yang harus ditandatangani sebelum meeting bersama klien.Tok tok tok“Masuk,” ucap david memberi perintah.“Permisi Tuan, saya ingin menyampaikan kalau tadi tim marketing ingin bertemu anda sebentar. Apa anda punya waktu atau mau makan diluar?” Ternyata Ryan yang masuk ke dalam ruangan Bosnya. David menghentikan kegiatannya sejenak untuk bisa berbicara dengan Ryan.“Ya sudah suruh masuk saja,” jawab David.“Baik Tuan, apa Tuan mau saya pesankan makan siang?” tanya Ryan.Sebab sebentar lagi jam makan siang, rasanya tak mungkin David yang baru sampai di kantor akan kembali keluar kantor hanya untuk makan siang.“Tidak usah Ryan terima kasih. Kebetulan Laura dan
"Ryan, siapkan semua yang kita butuhkan hari ini!" Titah David tegas.Laura dan si kembar baru saja pulang ke rumahnya dan sekarang David akan ada pertemuan penting ditemani Joe dan Ryan sebelum nanti datang ke sebuah pagelaran akbar bersama Laura.Kebetulan siang ini mereka akan menghadiri sebuah undangan dari dari kepala pemerintahan di Kota New Capitol, untuk bersaing dengan banyak pengusaha memenangkan tender dengan nominal yang fantastis.Akan tetapi hal tersebut tidak mudah didapatkan oleh para pengusaha itu, sebab ada beberapa hal yang harus mereka lakukan untuk bisa dipercaya menjadi pemenang dalam tender tersebut."Sudah Tuan!" Ryan sudah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan David, ia bukan baru bekerja dengan sang CEO, namun dirinya sudah bekerja bertahun-tahun dengan pria tersebut. Jadi sebelum David memberi perintah, Ryan sudah bisa mengetahui apa yang harus ia lakukan."Good Job, sekalian bilang sama Joe kita berangkat 10 menit lagi," sambung David lagi. Ini lah ya
“Ah tidak pak Ryan, baru saja saya akan menghubungi Pak Ryan. Soalnya ponselnya bunyi, takutnya Pak Ryan butuh ponsel ini.”Akhirnya otak cerda Angel bisa difungsikan dengan baik karena seketika dia mendapat jawaban yang sudah pasti dipercayai oleh Ryan.Ryan mengambil ponsel dari tangan Angel, “termi kasih,” sahutnya singkat.Pria itu berlalu dari hadapan Angel setengah berlari untuk bisa tiba di lobby perusahaan Aditama. Setelah Ryan ada di Lobby tampak David dan Joe sudah ada di dalam kamar dan Ryan masuk ke dalam mobil.Joe duduk di belakang bersama David, sedangkan Ryan duduk di depan di samping sopir. Ada hal yang harus dua sahabat sejati itu bahas termasuk kekhawatiran Joe jika David salah langkah.Namun sekali lagi pria itu malah berucap dengan santainya seolah di depan bukan ancaman untuknya."Aku tidak mau ya kalau kamu menyalahkanku bila kamu salah jalan. Yang penting aku sudah mengingatkanmu bila di depan matamu ancaman!" ucap Joe tegas.David tersenyum dan tak takut sa
Laura menatap tubuhnya di pantulan cermin di salon Merry langganan almarhum sang mama mertua.Awalnya Laura ingin Merry yang ke rumah tapi nyatanya setelah dihubungi sang ahli kecantikan mengatakan banyak customer dan meminta Laura yang ke salon.“Say, sopir mu sudah datang tuh,” ucap Merry dengan ciri khasnya seperti seorang wanita.“Terima kasih,” jawab Laura. “Kamu sangat cantik, dan eke yakin kamu akan menjadi pusat perhatian dalam acara itu.”Dia tak memuji Laura hanya karena Laura bermake up di salonnya, tapi Nyonya muda Aditama memang secantik itu.Gaun malam berwarna biru dongker menjadi pilihan David agar matching dengan warna tuxedo yang dia pakai. Gaun berbentuk sabrina membuat belahan dada sang mama muda tampak jelas menyembul membuat penampilannya semakin seksi dan mempesona. Gaun yang menutupi mata kaki dan pres di badan, memperlihatkan lekuk tubuh sang wanita yang sudah pasti membuat David akan menjadi pusat perhatian karena mereka pasangan serasi. Belum lagi belaha
“Alex,” sapa Laura.Laura dan si kembar terkejut melihat Alex di rumahnya tanpa memberitahu kalau pria itu akan datang.“Papa Alex.”Si kembar berlari dan memeluk Alex yang sudah berjongkok sambil merentangkan tangannya. “Kangen Papa tauuuk,” Dita mulai memanyunkan bibirnya.Sudah lama rasanya Alex tak pernah mengunjungi keduanya membuat Dita dan Dika sangat merindukan pria tersebut.Mereka bercengkrama sebentar sembari menunggu Laura berganti pakaian. Setelah sang mama kembali dengan pakaian rumahan Laura meminta Dita dan Dika untuk tidur siang.“Janji ya Papa Alex jangan pulang dulu,” pinta Dika.“Iya janji. Papa Alex mau nginep kok di sini,” sahut Alex.“Benarkah Papa?”Dita sangat bahagia, mereka benar-benar merindukan pria tersebut.“Benar dong sayang.”Laura pun meminta kedua anaknya naik ke lantai atas, karena jam tidur siang sudah lewat.Laura mengajak Alex menuju ruang keluarga setelah meminta pelayan untuk menyiapkan minuman untuk mereka.“Kamu kenapa Lex?” tanya Laura.Ale
“Bi, saya titip mereka berdua ya.”Laura berujar pada sang kepala pelayan, dia memutuskan untuk menjemput kedua anaknya dan membawa mereka makan di restoran bersama sang papa seperti yang barusan David bilang melalui pesan singkat.David sudah membatalkan semua kegiatannya hari ini karena biar bagaimanapun dia kepikiran atas masalah Joe, pria yang selama ini selalu pasang badan untuk David.David merasa sangat bersalah karena secara tidak langsung kembali melukai perasaan Joe dengan mengingat pria itu tentang anak tak berdosa yang ada di rahim Riana.“Baik Nyonya. Anda membawa mobil sendiri?” tanya sang pelayan.“Tidak Bi, nanti dijemput sopirnya anak-anak. Oh iya kami makan siang di luar ya Bi.”Laura tidak ingin pelayan di rumahnya sibuk menyiapkan makanan sedang dirinya akan memilih untuk makan di restoran langganan Dita dan Dika.“Baik Nyonya,” jawabnya Lagi.Laura pun berpamitan untuk segera bersiap-siap. hatinya lelah dengan masalah yang ada belum lagi dia harus bicara banyak de
Laura mendekati Riana dan duduk di sampingnya. Dia memeluk Riana sambil ikut menangis mengabaikan Joe yang darahnya masih bercucuran.Mental Riana lebih penting dari pada luka di dahi Joe terlebih Riana dalam keadaan hamil yang moodnya sudah pasti naik turun.Laura tahu Riana sangat terkejut mengetahui rahasia besar ini tapi sekali lagi Laura sangat mendukung pola pikir Joe yang tak peduli anak siapa dalam rahim Riana karena dia tulus mencintai wanita ini sejak mereka masih kuliah dulu.“Maafkan Papanya anak-anak sudah melukaimu,” ucap Laura tulus setelah mengurai pelukannya.Riana masih menangis karena tak tahu aibnya ternyata sudah diketahui oleh Joe dan David, tapi tetap saja dia tak rela berbagi suami dengan wanita lain.Lalu pelayan masuk ke dalam kamar itu untuk meminta Joe ke ruang tamu karena dokter sudah datang. Sebagian pelayan datang membersihkan pecahan kaca, laura memberikan susu ibu hamil untuk Riana yang barusan kembali dibawakan sang kepala pelayan.Setelah ruangan it
“Sayang, di mana Natali dan Riana?” tanya David.Saat ini waktu sudah menunjukan pukul 07.00 waktu setempat David bersama kedua anak kembarnya sedang bersiap untuk sarapan.“Natali sudah pulang sayang, dia ada interview di kampusnya kalau Riana masih di kamar nanti biar aku bawakan sarapan ke kamarnya sambil mau ngobrol sebentar dengan dia.”Laura sangat mengerti situasi saat ini, siapapun di posisi Riana pasti sangat terpukul terlebih dia dalam keadaan hamil. Berbeda halnya dengan Margareth yang sudah melewati rasa sakit itu dan mulai berdamai dengan keadaan.“Jadi si kembar diantar siapa ke sekolah?” tanya Dita.Kemarin sebelum sang mama pergi sempat berjanji kalau hari ini mengantarkan kedua anak menggemaskan versi Dita dan Dika itu ke sekolah.Laura yang menyadarinya pun tersenyum, “kalian berangkat sama sopir dulu ya. Nanti Mama usahain jemput sepulang sekolah,” jawab Laura.“Hmmmmmm.” Dita hanya berdehem sambil mencebik. Sudah diduga pasti akan begini jadinya.“Nanti Papa yang
“Kamu tanggung jawab sayang aku takut lihat Joe marah.”David berbisik sembari memilih berdiri di belakang tubuh istrinya. Bernia untuk sembunyi tapi tingginya menjulang akan tampak jelas saat berdiri di belakang tubuh Laura yang mungil.“Ih, kamu apaan sih sayang aku juga takutlah kalau begini. Mereka mode galak. Ya ampun mimpi apa aku semalam harus terbongkar cepat seperti ini?”David enggan menimpali ucapan istrinya, ketika Laura yang memilih berdiri di belakangnya, David pun mengulang hal yang sama sampai membuat Joe makin kesal.“Berhentiiiiiii!” teriak Joe.Wajahnya memerah ditambah pengaruh minuman keras membuatnya kehilangan setengah kesadarannya.“Dan kamu!” Riana membentak suaminya dan berjalan mendekati suaminya.Plak PlakDua kali tamparan mendarat di wajah tampan Joe. Cukup keras hingga David yang mendengar tamparan itu sampai meringis.“Sejak kapan kamu mulai menyimpan rahasia dariku huh? Apa kamu bisa bayangkan hancurnya perasaanku hu, aaaarrrrggggggh!”Riana menjambak
“Jangan pernah menyebar berita yang tidak benar!” seru Natali kesal.Menyesal rasanya mengajak Riana pergi ke salon yang berujung bertemu dengan wanita sialan ini. Sejak dulu Ryan sempat meminta atali untuk akrab dengan Angel demi menghormati Laura, tapi kata hatinya tak pernah salah jika wanita ini tak layak disebut teman.Angel tertawa kecil, “coba saja minta klarifikasi dari Pak Joe. Saya sih dapat infonya begitu, pasalnya dulu sebelum Nona datang si kembar gencar menjodohkan Margareth dengan Pa Joe dan keduanya sangat dekat.”Tangan Riana mengepal di kedua sisi tubuhnya dia tak terima mendengar cerita yang bahkan Joe tak pernah menceritakan padanya soal hubungannya dulu dengan Margareth. Akan tetapi tak baik bila dia membuat kegaduhan dan meluapkan emosinya di tempat umum seperti ini. Natali yang menyadari itu pun berusaha untuk membuat Angel terlihat membual.“Kamu ada masalah apa ya dengan kami? Kami tak sekalipun pernah mengusik hidupmu apalagi sebenarnya kami tahu niatmu bek
“Permisiiiiiiiiiii.” teriak Joe.Setelah mendapat informasi dari sang kepala pelayan kalau Laura dan David pergi Joe berniat bertemu dengan si kembar yang katanya sedang belajar di perpustakaan mini yang baru dibuatkan sang papa.Dita berlari kecil untuk membukakan pintu perpustakaan agar rasa penasarannya hilang terhadap suara di depan ruang perpustakaannya.Ceklek“Papa di mana?” tanya Joe saat menyadari si cantik yang super aktif membukakan pintu.“Masa tidak tahu?”Bukannya menjawab pertanyaan Joe, Dita justru memberikan pertanyaan lain pada sang paman.“Tahu sih katanya lagi keluar,” jawab Joe datar.Dika mendekati ambang pintu setelah mendapatkan izin dari guru lesnya.“Papa sama Mama katanya nganterin suster Margareth ke rumah kami yang lama. Katanya Mama Angel ganggu suster.”PlakDita memukul kencang bibir sang adik kembar yang ternyata sangat ember. Bisa kacau kalau sampai Mama dan Papanya tahu kalau keduanya sempat menguping pembicaraan sang mama dengan sang kepala pelayan
Satu minggu berikut Dita dan Dika sudah mulai mengikuti les privat di rumahnya sendiri.Mereka lebih banyak menghabiskan waktu di perpustakaan kecil yang berada di lantai 2 dekat dengan ruang bermain keduanya.Tetapi meskipun mereka kembar nyatanya Dita jauh lebih malas untuk belajar ketimbang adik kembarnya sendiri.Bahkan setiap kali mengikuti pelajaran maka rasa kantuk menyerang hebat padanya.Gadis kecil itu berbanding terbalik dengan sang adik kembar yang setiap kali belajar maka dia memiliki semangat berkali-kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.Seperti saat ini tepat pukul 16.00 waktu setempat guru privat khusus untuk matematika akan datang ke rumah mereka. Ini pertama kali si kembar melakukan privat dengan guru muda yang sengaja dicarikan oleh Laura agar mampu membuat gadis kecilnya memiliki semangat yang sama seperti jagoannya.Dika sudah mandi dan rapi sejak 1 jam yang lalu, bahkan dia sangat siap untuk menerima pelajaran hari ini.Namun berbeda dengan Dita yang masih be
“Anda bicara apa Nona? Memangnya saya pernah ada hubungan apa dengan Pak Joe?” tanya Margareth tanpa menoleh ke arah Angel.Angel tertawa kecil, “semua orang juga sudah tahu kalian dekat tanpa hubungan jelas. Makanya nanti dia berencana akan mencari tahu fakta sebenarnya. Yang penting aku sudah kasih info ke kamu ya kalau Joe akan mengejarmu sampai ke ujung dunia untuk melakukan tes DNA.”Angel tak peduli apakah wanita di depannya ini terluka dengan ucapannya atau tidak. Yang jelas dia harus menemukan cara agar bisa mengambil keuntungan dari masalah yang ada.Tanpa meladeni ucapan Angel mantan pengasuh si kembar itu memilih pergi dari Mall itu dan membatalkan niatnya untuk berbelanja. Tanpa dia sadari di dalam saku Cardigan yang digunakan sudah ada alat penyadap. Angel pun bergegas pergi dan membuntuti Margareth, sebab alat itu akan bekerja di jarak tertentu saja.Wanita itu akan menghalalkan segala cara demi bisa mencari celah untuk dekat dengan David. Terlebih kehadiran Bonita meng