Acara makan siang hari itu meriah oleh celoteh dua orang, Willa dan Olivia. Mereka bicara tentang apa saja yang melintas di kepala keduanya dan tampak seperti dua sahabat yang telah berpisah bertahun-tahun lamanya.Aaron dan Ethan hanya menyahut dengan enggan sesekali jika ditanya tentang suatu hal. Keduanya berusaha fokus pada makanan yang mereka santap. Sementara dua gadis menjadi sangat berisik dalam pendengaran mereka.Usai makan siang, Willa tanpa malu-malu meminta diantar ke rumah keluarga Anderson. “Aku khawatir ibuku akan mengamuk karena aku terlambat kembali,” ujar Willa dengan wajah dibuat memelas. Padahal hari masih siang. Tidak ada yang akan peduli jika dia tidak pulang sekali pun. Oh, mungkin ayahnya akan khawatir juga. Tapi tidak akan lama. Isteri tercintanya akan membuat praduga-praduga yang menyalahkan Willa dan mengatakan jika semua akan baik-baik saja.“Apa ibu tirimu sangat jahat?” Olivia begitu antusias menanyakan itu.
Willa berhenti di depan pintu kamarnya, memandang Emily sekilas dari atas hingga bawah. Senyumnya segera dengan polos mengembang.“Dia memang sedikit lebih tua. Tapi dia jauh lebih baik dari William. Kau ambil saja tuan muda sombong itu. Aku sudah tidak menyukainya lagi.” Setelah mengatakan itu, Willa masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan keras di depan wajah Emily.Bam!Bahkan Emily bisa merasakan sambaran angin dari pintu yang sengaja ditutup dengan cara kasar. Wajah gadis itu segera menjadi jelek.Emily merasa hari ini Willa berbeda dari biasanya. Adiknya seperti tidak memiliki rasa takut sedikit pun padanya. Dan ada apa dengan kata-katanya tadi? Sudah tidak menyukai William? Siapa yang menulis surat cinta dan mengatakan bahwa sangat mencintai pemuda itu sampai ingin mati?Willa menyukai William dan mengirim sebuah surat cinta yang kemudian bocor. Surat yang ditulis dengan kata-kata yang menjijikkan itu dibaca semua penghuni sekolah di papan pengumuman. Seseorang menempelk
Willa masih bersenandung saat turun ke lantai bawah untuk makan malam. Ini pertama kalinya dia bertemu Rachel, ibu sambungnya. Dia pikir dia akan mengabaikan wanita ini karena mereka tidak saling menyukai. Nyatanya Rachel sangat ramah. Dia menambahkan daging dan sayur ke piring Willa dan mengatakan padanya untuk makan lebih banyak.Dengan sedikit heran, Willa melirik Emily. Senyum kakaknya itu terlihat tidak pada tempatnya. Ada apa ini?Di bagian lain, Nathan, adik lelakinya yang berumur 16 tahun seperti tidak melihat semua yang terjadi di meja makan.Semuanya terjawab saat Rachel tiba-tiba dengan gembira mengatakan sebuah rencana. “Willa, ayahmu sedang berusaha mencari bantuan ke beberapa orang. Dia ingin mengundang tuan Morgan untuk makan malam. Kita bisa saja menghubungi sekretarisnya, tapi kami ingin membuat makan malam yang tidak terlalu formal. Kita akan membuatnya penuh dengan nuansa kekeluargaan. Maukah kau memintanya untuk datang? Kudengar kau cukup dekat dengannya.”Wajah Wi
Saat semua orang panik di kediaman Anderson, Willa sedang berada di ruang tamu keluarga Harris. Olivia Harris sedang mengajarinya sebuah game pertarungan di ponsel. Karakter Willa tewas berkali-kali, tapi dia tidak jera juga. Olivia menertawakannya, hal yang membuat Willa hampir melempar ponsel miliknya. Pemilik asli tubuhnya ternyata juga tidak pandai bermain game.“Willa, ternyata kau lebih pandai berkelahi di dunia nyata dibanding di dalam game.” Olivia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengolok-olok gadis itu. Ini permainan mudah dan familiar di kalangan anak-anak. Tapi Willa bahkan tidak tahu cara menggerakkan tangan dan kaki karakternya. Dia terus membuatnya berputar-putar dan bergerak tidak jelas.“Diamlah. Kau terus membuatku kalah dengan terus bicara.” Willa menganggap kesialannya adalah kesalahan Olivia.Gadis kecil itu segera cemberut. “Willa, bukankah sebaiknya kita pergi ke kamarku. Apa kau tidak lelah?”Mereka tiba di rumah setelah makan siang. Willa menjemput Olivia d
Di ruang tamu keluarga Harris, Aaron Harris harus menghadapi dua gadis muda dengan masalah yang membuatnya sakit kepala. Willa mengadukan tentang perjodohannya dengan pria tua bernama Joseph Morgan. Dia tidak tahu kenapa dirinya dibawa-bawa. Sedangkan Olivia, puterinya merengek meminta dia turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Perjodohan Willa Anderson seakan telah menyebabkan dunia keduanya kiamat seketika.“Nona Anderson, aku tidak memiliki alasan untuk ikut campur dalam masalah keluargamu.” Aaron mencoba mengingatkan.Olivia ingin sekali menjerit mengatakan pada ayahnya kalau ini tentu saja telah menjadi masalahnya. Willa Anderson adalah calon isterinya, ibu masa depan Olivia. Tapi tentu saja itu tidak mungkin.“Ayah, aku berhutang budi pada Willa.” Akhirnya Olivia mencoba memberikan alasan yang masuk akal.Kelompok Richard bisa saja melukai dia dan Ethan. Mereka bahkan bisa melakukan yang lebih buruk lagi. Olivia tahu, dia adalah permata kesayangan ayahnya. Jika terjadi sesuatu
“Aku tak keberatan berinvestasi di perusahaan ayahmu tanpa harus menikahimu.” Aaron memberikan solusi. Willa terdiam beberapa saat. Dia tahu ada jalan keluar seperti ini, tapi tak ingin mengatakannya. Dia lebih suka menikah dengan Aaron Harris. Masalah keluarga Anderson, sebenarnya dia tidak peduli. Jika dia menikah, dia tidak akan sudi menginjakkan kakinya di rumah itu lagi.“Aku akan mempelajarinya lebih dulu. Asistenku akan menghubungi tuan Anderson untuk membicarakannya.” Aaron menambahkan waktu dilihatnya Willa masih tidak mengatakan apa-apa.“Kau tidak takut rugi?” Willa menanyakan itu dengan enggan.“Jangan khawatir. Ayahku sangat hebat. Dia bisa membuat keajaiban.” Olivia yang menyahut. Dia sangat bangga pada ayahnya.“Apa yang akan Paman katakan pada ayah. Bukankah aneh jika kau tiba-tiba berinvestasi pada perusahaannya?” “Ayahmu tidak akan peduli alasannya.”Willa kecewa. Usahanya membujuk Aaron soal pernikahan ternyata gagal. “Baiklah. Paman tahu apa yang dilakukan.” Kata
Tanpa curiga sedikit pun, Olivia memberitahu Willa. “Biasanya dia sedang di ruang kerjanya.” Anak perempuan itu menyebutkan letak ruangan yang dimaksud.Setelah mengikuti petunjuk dari Olivia, Willa menemukan juga ruang kerja Aaron Harris. Dia tengah berdiri di depan pintu ruangan yang terbuat dari kayu berukir. Begitu memastikan tak melakukan kesalahan apa pun, gadis itu mengetuk.Di dalam ruang kerja, Aaron tengah mempelajari beberapa dokumen dengan wajah serius ketika sebuah ketukan mengalihkan perhatiannya. “Masuk.” Aaron mengatakan itu tanpa mengangkat wajah.Pintu didorong tanpa suara. Willa melangkah masuk dengan hati-hati. Di dalam ruangan dia menemukan pemandangan yang membuatnya takjub. Dia telah melihat Michael Nelson ratusan kali dalam kehidupan lamanya. Mengagumi setiap gerak-geriknya dan mengira tak akan menemukan yang lebih menawan dari lelaki itu. Hari ini dia menemukan bahwa hidup di pulau membuatnya seperti katak dalam tempurung. Aaron Harris jelas lebih baik dala
Mata Willa berkedip beberapa kali begitu mendengar perkataan Aaron. Terasa masuk akal tapi jelas menjengkelkan. Dia tidak berpikir pria ini membuat alasan yang terdengar seakan untuk kebaikan Willa. Padahal mereka sama-sama tahu kalau Aaron tengah berusaha menjauhinya.Setelah menarik napas panjang satu kali, Willa berkata juga, “Kau tahu, bukan itu alasannya. Kau takut padaku. Tapi baiklah, kali ini kau menang.”Gadis itu menegakkan punggungnya dan tersenyum manis. “Kuharap Paman bisa tidur dengan nyenyak malam ini. Kalau tidak, aku akan merasa bersalah. Aku ke kamar dulu. Satu hal yang harus Paman ingat, tidak semua orang bisa memiliki kesempatan untuk kehidupan kedua. Meski mereka memercayainya, tidak semua orang begitu beruntung untuk mendapatkannya.”Selesai dengan ucapannya, Willa meninggalkan ruang kerja Aaron, menyisakan kebingungan di benak pria itu. Bahkan setelah beberapa lama, dia tidak mengerti apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu. Kehidupan kedua? Reinkarnasi? Tapi
Mereka telah dipersilakan masuk dan menunggu di ruang tamu. Minuman dan beberapa camilan telah disajikan, tapi Aaron masih saja belum kelihatan. Dia belum pulang dari perusahaan. Tapi itu memang wajar. Menunggu bintang keberuntungan bukan masalah. Jadi mereka dengan bersemangat mulai menunggu.Nyonya Thompson memandang sekeliling dengan antusias. Dia telah mengagumi bangunan mewah ini dalam beberapa kali kunjungan yang jarang. Membayangkan dia bisa dengan bebas keluar masuk tempat ini suatu saat sungguh membuat perasaannya mengembang seperti balon udara. Itu akan luar biasa!Ethan dan Aaron tahu bahwa sedang ada tamu yang menunggu ayahnya di bawah. Tapi mereka tidak berniat untuk menemui keluarga Thompson. Itu merupakan urusan ayahnya. Lagi pula, mereka tidak cukup dekat hingga harus pergi untuk menyapa.Keluarga Thompson telah menunggu selama lebih dari satu jam. William yang awalnya sudah enggan ikut pergi, kini wajahnya semakin muram. Dia terus mengece
Olivia di tempat duduknya merasa tidak perlu berpikir saat menjawab. “Itu kakek dan nenek saat menikah.”Selain foto pernikahan orangtuanya, hanya ada foto pernikahan kakek neneknya. Tidak ada yang lain lagi.Meski sudah memiliki tebakan dan ternyata benar, tetap saja Willa merasakan sebuah kejutan. Rasanya antara ingin menangis dan tertawa.Ini konyol sekali. Dulu dia jatuh cinta pada Michael. Di kehidupan barunya, cintanya berlanjut pada generasi berikutnya dari Michael.“Astaga.” Willa bergumam pelan sembari menggelengkan kepala. Dia merasa dikutuk oleh Michael. Entah apa kesalahannya di awal penciptaannya di masa lalu. Adakah dia sudah membunuh makhluk satu galaksi?“Mommy, ada apa?” Olivia mengamati ekspresi Willa yang berubah-ubah.“Tidak. Aku cuma merasa kalau kakek kalian juga sangat tampan. Kalau saja aku hidup satu generasi dengannya, mungkin aku juga akan jatuh cinta padanya.” Willa tertawa pelan. Dia melirik Aaron. Pria itu entah kenapa sepertinya terlihat tidak senang.“T
“Paman.” Sekali lagi Willa menegur. Dari ekspresi Aaron, dia yakin, ayah Olivia ini tahu sesuatu tentang Omega. Willa menjadi sedikit gugup. Di kehidupan barunya ini, mendengar lagi tentang Omega membuatnya merindukan banyak orang.Bagaimana keadaan ayah ibu dan kakak laki-lakinya? Telah lima puluh tahun lewat, jika cukup beruntung, mungkin kakaknya masih hidup. Walau mungkin saat ini dia akan berusia tujuh puluh tahun lebih. Sementara ayah dan ibunya, besar kemungkinan mereka sudah tiada.DI mana mereka di makamkan? Di mana juga makamnya sendiri?Perasaan Willa jadi campur aduk.“Aku akan menyelidikinya.” Aaron berkata dengan kepala dipenuhi pemikiran. Dia tidak boleh mempercayai sepenuhnya sebuah penglihatan seperti ini. Apa lagi Hannah selama ini merupakan wanita yang cukup dipercaya olehnya.“Apa kau pernah mendengar tentang Omega?” Willa penasaran dengan hal ini.“Itu semacam organisasi rahasia.” Aaron mengatakannya sambil lalu. Willa mengangguk mendengar jawaban itu. Dia sudah
Aaron baru saja selesai berganti pakaian waktu dia mendengar ketukan di pintu kamarnya. Suara lembut yang memanggilnya membuat bulu halus di sekujur tubuhnya berdiri tegak. Dia segera meningkatkan kewaspadaannya.Bisa saja dia pura-pura tidur atau mengabaikan ketukan pintu Willa Anderson. Tapi Aaron tahu itu akan percuma saja. Gadis Anderson ini adalah tipe orang yang gigih dan pantang menyerah. Jadi, dengan perasaan was-was Aaron membuka pintu kamarnya.Tidak ada yang aneh dari penampilan gadis yang berdiri di depan pintu. Selain baju tidur yang kelihatannya masih baru, dia hanya menggelung rambutnya secara acak dan tersenyum manis seperti biasanya. Tetap saja pemandangan itu membuat Aaron mengumpat di dalam hatinya. Willa Anderson menjadi makin menarik setiap harinya, terlepas dari disengaja atau tidak pada penampilannya.Ini sudah cukup larut untuk mengetuk pintu seorang pria. Aaron menelan ludahnya, merasa curiga.“Paman,” tegur Willa pelan. “Aku ingin bicara sebentar. Ada hal pe
Hannah Russel! Wanita itu adalah Hannah Russel. Willa segera merasa ada yang tidak beres. Begitu Hannah pergi, Willa melihat sekeliling kamar dan memiliki sebuah tebakan. Jika tidak salah, dia sedang berada di kediaman Harris. Dan dilihat dari ukuran tempat tidur dan beberapa foto dan perabot lainnya, kamar ini adalah kamar tidur utama. Ini kamar tidur orangtua Olivia dan Ethan. Kamar tidur Aaron dan Isabella. Dia segera pergi memeriksa teko air. Isinya tampak jernih. Apa pun yang dimasukkan ke dalamnya tidak akan mempengaruhi warna dan rasanya. Willa membuka tutup teko dan menunduk untuk membaui isinya. Sebagai bagian dari pelatihan di pulau, dia telah belajar beberapa hal termasuk segala sesuatu tentang racun. Yang membuatnya terkejut adalah bahwa sesuatu yang dimasukkan ke dalam sini adalah jenis racun yang pernah dikembangkan oleh organisasi tapi kemudian dimusnahkan karena beberapa alasan. Racun Diam! Racun ini saat masuk ke dalam tubuh korban dan membuat jantung ber
Willa memandang Olivia sesaat, lalu akhirnya tertawa geli.“Paman, terima kasih atas ucapan selamatnya. Apa kau tidak ingin memberiku sesuatu juga?” Willa memikirkan banyak hal yang kemungkinan bisa dia dapatkan.“Tidak. Ini terlalu mendadak,” jawab Aaron cepat tanpa menghiraukan perasaan kecewa Willa. Dia memanggil kepala pelayan untuk mengiris kue ulang tahunnya.“Biar aku. Aku bisa melakukannya.” Willa merebut pisau di tangan Aaron dan menggeser nampan berisi kue. Lalu memotongnya dalam ukuran kecil, meletakkannya di piring. Dia mengambil sedikit dengan sendok dan mendekati Aaron.“Paman, suapan pertama untukmu.” Willa mengarahkan sendok ke mulut pria itu.Aaron melirik pada gadis itu sekilas dan terpaksa membuka mulut. Dia tidak ingin berdebat lagi. Willa sangat bahagia melihat Aaron makan kue yang disuapkannya dengan patuh.“Yang kedua adalah untukku.” Lalu Willa mengambil sedikit kue lagi dengan sendok yang tadi dan menyuap untuk dirinya sendiri. Sebenarnya dia ingin Aaron ya
“Aku tahu.” Willa kembali memberikan jawaban yang membuat semua pendengarnya heran.“Jadi, Mommy, kau akan membuat kejutan ulang tahun untuk ayah meski tanggalnya sudah lewat?” Olivia bertanya hati-hati.“Kenapa? Tidak boleh?” Willa membuka penutup kotak kue, memeriksa isinya sebentar.Olivia ikut melongok dan terperangah. Benar-benar kue ulang tahun. Dan karakter hiasannya sungguh tidak cocok untuk diberikan pada seorang pria dewasa. Olivia cukup mengerti tentang itu. Bukankah aneh jika ayahnya yang keren menerima kue dengan hiasan kuda poni?“Mommu, anu... Itu... bukankah kuda poni tidak cocok untuk karakter seorang pria seperti ayah?” Olivia menegur dengan perasaan bersalah. Meski pun waktunya tidak tepat, dia juga tidak ingin kejutan ini mengecewakan ayahnya atau Willa.“Tidak masalah.” Willa melambaikan tangannya di udara. “Paman tidak akan terlalu memperhatikan kuenya.” Oliva merasa tidak berdaya. “Mommy, setidaknya kau bisa memberitahuku jika ingin memberi kejutan.”Willa tert
“Oh, aku bisa mengenalkan kalian.” Angela mengatakannya dengan mata berbinar. Dia berjalan ke arah Matthew dan memeluk lengan pria itu. “Willa, ini pamanku, Matthew Turner. Dia tidak saja tampan, tapi juga kaya. Aku yakin kalian akan menjadi pasangan yang serasi. Jangan khawatir dia akan mempermainkanmu. Aku akan memberitahu kakek agar menghukumnya. Aku juga bisa mengenalkanmu pada kakek dan keluarga besar kami. Mereka pasti akan menyukaimu. Oh, rasanya aku tidak sabar lagi memanggilmu bibi.”Seperti ada sebuah kekuatan baru yang mendorong Matthew ke udara. Semangat yang sempat memudar kini tiba-tiba menyala. Dia setuju dengan ide keponakannya. Alangkah manisnya jika keponakan kecilnya memanggil Willa Anderson sebagai bibi.Di sisi lain, Willa mengusap pelipisnya. Dia tidak mengira jika gadis cerewet ini adalah keponakan si pria sinting. Tampaknya dia harus menghindari Angela jika bertemu jalan di lain hari.“Nona Anderson, jika kau meragukanku, kau bisa mempercayai kata-kata Angela.
“Tuan Turner, aku tidak tahu apa yang ingin kau katakan lagi. Tapi aku akan memberimu kesempatan. Waktumu cuma lima menit. Aku sedang terburu-buru.” Willa berkata dengan nada dingin. “Nona Anderson, bukankah akan lebih leluasa bila kita berbicara di sebuah tempat yang lebih nyaman. Aku tahu sebuah kafe yang tidak terlalu jauh dari sini—““Tinggal empat setengah menit lagi.” Willa melihat ke layar ponsel di tangannya.Pria di depan sana langsung menjadi lebih serius.“Baiklah. Karena hanya ada kita berdua di sini, kau bisa bicara terus terang. Tak ada yang perlu kau khawatirkan. Katakan saja masalahnya, aku akan dengan senang hati membantumu mengatasinya.” Matthew langsung mengatakan maksudnya.Alis halus Willa mengernyit. “Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”“Aaron Harris. Dia pasti telah menekanmu dan memaksamu berada di sisinya. Bukankah saat ini perusahaan keluargamu sedang bermasalah? Apa kau memiliki kesepakatan dengannya?” Matthew telah menyelidiki. Perusahaan yang