Share

145. Jangan Menyakiti Diri Sendiri

Suara sorak-sorai suporter Indonesia semakin ramai ketika wasit meniup peluit dengan bunyi panjang, menandakan akhir pertandingan. Suara announcer pun menggema di dalam stadion, memberikan pengumuman kemenangan Timnas sepakbola Indonesia yang unggul 1-0 dari Australia.

Max, yang berdiri di tengah lapangan dengan jersey merah yang basah oleh keringat, merasakan keharuan yang mendalam. “Rivaldo, kamu melihat ayah, nak? Ayah sudah melunasi janji gol untukmu, sayang.” Bibirnya gemetar saat ia berbicara dalam hatinya.

Di antara pelukan hangat dan tepukan bangga dari rekan-rekannya, Max merindukan pelukan satu orang yang lebih dari yang lainnya—Rivaldo, darah dagingnya yang kini berada jauh di benua lain. Hatinya juga merindukan pelukan Mia, wanita yang telah menjadi pusat cintanya.

Dengan rasa haru dan penuh kerinduan, Max berjalan ke tepi lapangan bersama rekan-rekannya, melambaikan tangannya ke arah kamera, berharap Rivaldo dan Mia bisa melihatnya lewat layar kaca.

Ia membayangkan wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status