Zeno menelan ludah dan berjalan menghampiri, lalu berjongkok di depan Cessa dan meminta maaf,"Maaf, aku nggak bermaksud menculikmu."Cessa tidak bisa menjawab apa-apa karena mulutnya disumpal handuk.Namun, Zeno sontak bergidik melihat sorot tatapan Cessa yang penuh dengan kebencian."Aku akan melepaskanmu sekarang, jadi bisakah kamu berhenti menatapku begitu?"Begitu mendengarnya, Cessa pun menurunkan pandangannya agar sorot tatapannya yang penuh dengan kebencian itu tidak terlihat. Dia mengangguk sebagai balasan untuk Zeno, berpura-pura bersikap patuh dan menurut.Zeno baru pertama kali ini melihat Cessa yang tampak menyedihkan. Hatinya pun melembut, jadi dia melangkah maju dan melepas handuk yang menyumpal mulut Cessa.Cessa langsung mengambil napas dalam-dalam. Setelah irama pernapasannya kembali stabil, barulah dia menatap tali yang mengikat tubuhnya dengan dingin."Buka."Zeno mengikuti arah pandangan Cessa ke tali itu, lalu refleks menggelengkan kepalanya."Kalau kubuka, kamu p
Begitu mendengarnya, Cessa yang semula merasa sangat marah pun mendadak merasa getir dan sedih ....Sialan, sepertinya dia benar-benar sudah jatuh cinta pada pria ini ....'Cessa, Cessa, kamu payah sekali sih!'Setelah memaki dirinya sendiri di dalam hati, Cessa pun berujar mengancam Zeno, "Mau ke mana pun kamu, aku bersumpah akan menemukanmu dan membalaskan dendamku hari ini!"Zeno tidak menanggapi apa-apa dan hanya tersenyum kecil. Mana mungkin Cessa bisa menemukan seorang anggota Organisasi Shallon? Cessa baru bisa menemukan Zeno apabila Zeno sendiri yang muncul di hadapannya.Namun, Zeno tidak sebodoh itu. Dia tidak mungkin rela mati demi seorang wanita, jadi setelah ini, mereka berdua tidak akan pernah bertemu lagi.Cessa menatap sorot tatapan tegas Zeno yang terpantul di cermin, amarah dan rasa benci menguasai hatinya. "Dasar bajingan kamu, Zenora!"Cessa sudah tidak mempermasalahkan Zeno yang merayunya, membuatnya jatuh cinta dan mendapatkan tubuhnya. Namun, pria itu juga menipu
Jodie menemukan Cessa sedang duduk di dalam mobil sambil memandangi hutan di kejauhan sana dengan sorot tatapan sendu.Ini pertama kalinya Jodie melihat adiknya begitu linglung, jadi dia ikut merasa agak sedih."Cessa, apa kamu diapa-apain sama bahwannya Jihan?"Cessa pun perlahan-lahan mengarahkan pandangannya ke Jodie yang sedang membuka ikatan talinya."Kak, apa yang menculikku adalah bawahannya Jihan?"Jodie mengangguk sambil berusaha melepaskan tali yang mengikat tubuh Cessa."Istrinya adalah adik kandung Vera. Kupikir genetiknya bakal cocok dengan Ibu, jadi aku membawanya ke sini. Nggak kusangka Jihan menyuruh orang untuk menculikmu sebelum itu. Apa yang dia lakukan semata-mata demi menyakitiku, tapi kamu jadi ikut menderita. Ini semua salahku ...."Setelah membuka semua ikatan tali itu, Jodie pun meminta maaf kepada Cessa.Setelah memahami apa yang sebenarnya terjadi, Cessa pun menggelengkan kepalanya dengan ekspresi datar."Nggak apa-apa ...."Ternyata Zeno adalah anak buah Jih
Cessa sontak tertegun. "Tapi, Kakak bilang hasil tes genetiknya nggak cocok?"Jika secara genetik dinyatakan tidak cocok, percuma saja mentransplantasikan jantung itu. Tubuh Wanda pasti akan menolaknya dan ujung-ujungnya tetap mati.Namun, Wanda yang sudah kehilangan akal sehatnya tidak peduli lagi transplantasi itu akan berhasil atau tidak. "Jantungnya saat ini berasal dari Vera. Kalau dia cocok dengan Vera, Ibu juga pasti cocok."Sorot tatapan Wanda yang terkesan begitu tidak berperasaan sontak membuat Cessa merasa tercekat.Ibunya selalu lembut dan anggun, jadi kenapa sorot tatapan ibunya terlihat seperti itu sekarang? Apa jangan-jangan Cessa salah lihat?Cessa menundukkan kepalanya untuk melihat dengan lebih saksama, tetapi Wanda sudah mengatur agar sorot tatapannya kembali terkesan lemah dan tidak berdaya."Cessa, kamu mau nggak Ibu selalu ada bersamamu?""Tentu saja."Jika tidak, mana mungkin Cessa dan Jodie akan mencari donor ke seluruh dunia? Ini semua karena mereka berdua ingi
Wina sontak tertegun mendengar suara di ujung telepon sana. Dia tidak menyangka bahwa "Si Bodoh" ini adalah Jodie.Namun, dia segera tersadar dari keterkejutannya. "Kamu bilang genetiknya nggak cocok? Ngapain juga masih mengincar jantungku? Kalian semua sudah gila, ya?"Memangnya jantung Wina masih bisa digunakan setelah dikeluarkan dari tubuhnya? BIsa-bisa langsung mati begitu ditransplantasikan. Ternyata manusia memang bisa berbuat yang tidak masuk akal demi bertahan hidup.Jodie juga menganggap ini semua ide yang konyol. "Kayaknya ibuku memang sudah nggak bisa berpikir dengan jernih, tapi adikku harusnya masih rasional. Nanti begitu aku ketemu dia, aku akan membujuknya.""Lebih baik kamu bujuk dengan benar! Bisa gawat kalau aku sampai marah!" ancam Wina menahan amarahnya.Entah kenapa, Jodie benar-benar bisa membayangkan Wina sekarang sedang mengancamnya sambil menggertakkan gigi dan dengan ekspresi yang terlihat galak ....Dia sontak menutup telepon dengan ketakutan!Ya ampun, istr
Keesokan siangnya setelah selesai menggambar, Wina melakukan panggilan video ke Gisel."Gisel, hari ini makan di sekolahnya habis nggak?""Ya! Di sini makanannya banyak, tapi Liam selalu saja mencuri kue pai-ku!"Gisel berulang kali mengeluhkan betapa sulitnya bersekolah dengan Liam.Wina pun bertanya apa keponakannya itu mau pindah sekolah saja.Namun, Gisel menolak tawaran bibinya. Dia bilang ini adalah sekolah terbaik di Kota Aster.Gisel berencana melawan Liam sampai titik darah penghabisan, bahkan jika dia harus mati di sekolah. Jika tidak, jangan sebut dia Veraya Soraya.Wina juga tidak bisa berbuat apa-apa. Keponakannya satu ini memang baik dan sangat tangguh, jadi Wina membiarkan Gisel melakukan apa yang dia mau."Gisel, lain kali kalau Liam mencuri kue pai-mu, kasih tahu dia untuk jangan mencurinya! 'Kan kalian bisa berbagi? Oke?""Ya, lain kali aku akan mencobanya. Kalau dia nggak nurut dan tetap mencuri, aku akan menyeretnya ke sudut dan menghajarnya!"Wina ingin membujuk Gi
Wina sontak tertegun, lalu berkata dengan hormat, "Oh, jadi Dokter Jared adalah gurunya Dokter Lilia ...."Jared meletakkan cangkir tehnya dan mengibaskan tangannya sambil berujar merendah, "Ah, aku nggak bisa dibilang gurunya. Aku cuma membimbingnya selama beberapa tahun dan membantunya memenangkan banyak penghargaan di bidang kedokteran ...."Killian yang duduk di samping pun mengentakkan tongkat berjalannya sambil berkata, "Berhentilah pamer dan cepat periksa denyut nadinya!"Jared memutar bola matanya ke arah Killian dan menyahut, "Aduh, kamu ini sudah tua, tapi nggak sabaran banget sih! Nanti kamu ambeien, loh!"Berani-beraninya Jared mengatakan hal seperti itu di depan Wina! Tentu saja Killian langsung membentak dengan marah, "Hei, jangan kurang ajar kamu, Jared Nolan!"Wina ingin tertawa, tetapi dia mengulurkan tangannya untuk melerai perdebatan kedua lelaki tua itu. "Dokter Jared, tolong periksa denyut nadiku dan lihat apa aku masih bisa sembuh ...."Jared yang awalnya ingin ba
Wina berjalan keluar dari pintu rumahnya. Di balik gerbang sana, Alta dan Cessa sedang bertarung dengan sengit.Ketika kembali, Zeno memberitahunya bahwa Cessa yang merupakan adik perempuan Jodie itu sangat pandai berkelahi dan tidak segan-segan. Waktu itu, Wina tidak memercayainya.Sekarang, dia jadi tercengang setelah melihatnya secara langsung. Bahkan orang sekuat Alta yang tingginya lebih dari 180 sentimeter itu terpukul mundur oleh serangan Cessa."Nona Cessa."Begitu mendengar suara lembut dari dalam pagar, tangan Cessa yang terkepal pun perlahan mengendur ....Dia berdiri dengan tegak, lalu berbalik badan menatap Wina yang berdiri di bagian dalam gerbang."Kamu yang namanya Wina?""Ya."Cessa agak tertegun menatap Wina yang berdiri di bawah sinar matahari dengan kepala sedikit dimiringkan.Mana mungkin dia tega membunuh orang lain seperti ini? Namun, dia juga tidak ingin kehilangan ibunya ....Setelah ragu-ragu sesaat, Cessa pun hendak berjalan menuju Wina, tetapi Alta merentang