Vian mendengar dari ayah angkatnya kalau dia pernah menyebutkan cinta pertamanya saat masih muda, wanita itu juga menjadi sosok yang tak pernah dilupakan ayahnya, tapi dia tidak pernah melihat seperti apa wanita itu. Dia juga tahu kalau ayah angkatnya tidak pernah menikahi wanita ini.Alur pemikirannya dialihkan oleh Jihan, mereka sedang membicarakan organisasi. Apa itu niat awal didirikannya Organisasi Shallon sama sekali tidak penting. Dia hanya harus mengikuti tugasnya saat ini.Vian membuang pikirannya dan berjanji sungguh-sungguh terhadap Jihan. "Aku akan pergi bersamamu, baik hidup atau mati."Ini adalah pertama kalinya Vian menyatakan kesetiaannya pada Jihan. Vian mengira kalau kesetiaannya akan membuat Jihan terharu tapi dia malah mendengus jijik dan meliriknya. "Keberadaanmu hanya akan menahanku."Vian sangat marah sampai mengepalkan tangannya. "Jihan! Jangan sombong! Berapa kali aku membantumu menghadapi akibat dari perbuatanmu? Kalau nggak, apa kamu dapat menyelesaikan tugas
ihan yang belum pernah merasakan cintanya sebelumnya, seringkali bisa merasakan cinta begitu bersama Wina.Dia merasa bahwa Wina lebih mencintainya, tapi setelah mendengar kata-kata yang istrinya ucapkan, dia tiba-tiba merasa bahwa sebenarnya cinta mereka setara.Jihan meraih tangannya dan menariknya ke dalam pelukannya."Aku nggak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu."Saat dia mengatakan ini, sorot matanya yang dingin penuh dengan niat membunuh.Vian benar, dia sudah terlibat sejauh ini dan tidak bisa sendirian lagi.Entah itu Organisasi Shallon atau Medan Hitam, jangan harap bisa menyentuh wanitanya.Siapa pun yang berani bergerak dia akan membunuhnya.Karena dia menganggap bahwa tidak ada di dunia ini yang lebih penting dari pada Wina.Wina adalah hidupnya, cahaya yang dia kejar sepanjang hidupnya dan orang yang dia rindukan sepanjang hidupnya.Dia tidak akan pernah mengecewakan orang yang telah bunuh diri selama tiga tahun sebelum kembali ....Wina dan Jihan tidak tidur di kamar
Jari-jari Valeria yang terjepit di cerutunya, menjentikkan abunya."Nona Wina, orang seperti apa yang membawa suaminya ke pesta lajang?"Valeria diharapkan untuk menolaknya, tapi kenapa?Ketika Valeria mengundangnya ke pesta, bukankah dia memintanya untuk mengajari cara mengejar Vian?Jadi, kalau dia membawa Jihan bersamanya, agar dia tidak menundanya untuk mengajari Valeria mengejar Vian.Dia merasa kalau Valeria. mungkin ingin menggunakan pesta itu untuk membawa dirinya pergi. Mengenai apa tujuannya, dia takut hal itu ada hubungannya dengan pembicaraan Vian dengan Jihan.Setelah Wina memikirkannya dengan hati-hati, dia geram memandang Valeria."Nona Valeria, Jihan dan saku telah saling menyukai selama bertahun-tahun. Sangat sulit bagi kami sampai di tahap ini, jadi aku nggak ingin ada kecelakaan yang terjadi sebelum pernikahan.""Aku hanya ingin memakai gaun pengantin pemberiannya padaku besok pagi dan menikah dengannya dalam kondisi terbaikku, kuharap kamu bisa memahami kami."Ketik
Wina paham maksud ucapan Valeria, jadi dia bertanya, "Apa kalau gitu aku boleh kembali dulu buat ganti baju?"Valeria langsung bisa membaca niat Wina. "Nona Wina, pertimbangkan kondisi temanmu."Maksud tersirat Valeria adalah percuma saja Wina berusaha mencari alasan supaya bisa memberi tahu atau memanggil pengawal di saat temannya ditangkap.Wina berpikir sejenak, lalu menurunkan tangannya yang semula memegang pintu mobil dan meletakkannya di belakang punggung. Setelah itu, Wina menunjuk ke arah pengawal.Setelah memberikan gestur tangan dengan tenang, Wina membuka pintu mobil dan masuk.Valeria pun memadamkan puntung rokoknya dan menyalakan mobil ....Dia menginjak pedal gas dan melirik ke kaca spion. Sesuai dugaannya, ada sekelompok pengawal yang mengikutinya.Valeria pun memalingkan pandangannya, lalu menginjak pedal gas dalam-dalam dan segera melesat meninggalkan para pengawal itu.Sebagai kapten salah satu tim Organisasi Shallon, bukan hal yang sulit bagi Valeria untuk melepaskan
Karena Valeria menolak mengalah, Wina memutuskan untuk menyerang sisi emosionalnya."Nona Valeria, kamu tahu bahwa Jihan hanya peduli padaku.""Percuma saja menyekap teman-temanku. Kenapa harus melibatkan mereka yang nggak tahu apa-apa?"Valeria menatap Wina selama beberapa saat, lalu mengibaskan tangannya. "Sudahlah, toh kamu juga sudah ada di sini."Valeria pun menyuruh orang untuk menelepon. Setelah selesai, orang itu mengangguk kepada Valeria dan Valeria menjelaskan kepada Wina."Teman-temanmu nggak tahu kalau mereka diculik. Aku cuma menyuruh bawahanku untuk mencari ribut dengan mereka. Nanti setelah kamu pulang, kamu juga nggak perlu mengungkit-ungkit soal ini."Jadi, Sara yang keluar pagi-pagi sekali dan Lilia serta Reo yang juga tidak datang ke vila bukan karena diculik, tetapi karena diadang oleh bawahan-bawahan Valeria.Namun, dari ucapan Valeria, Wina mengambil kesimpulan bahwa jika dia tidak datang, bawahan-bawahan Valeria itu pasti akan melakukan sesuatu kepada Sara dan Li
Langkah Wina sontak berhenti.Dia ingin berbalik dan menyahut ucapan pria itu, tetapi dia takut membuang-buang waktu. Pada akhirnya, Wina mengabaikan pria itu dan segera membuka pintu kamar mandi wanita.Setelah masuk, Wina langsung memperhatikan sekeliling. Ada sebuah jendela kecil di sebelahnya.Di luar sana adalah jalanan, jadi selama Wina bisa keluar dari sini, dia bisa menuju jalan tersebut dan kemungkinan kaburnya makin besar.Wina tidak mau repot-repot memikirkan cara kabur setelah itu, yang terpenting dia bisa mencapai jalan raya dulu. Wina pun menyingsingkan lengan bajunya dan memanjat ambang jendela yang tinggi.Sementara itu, pria itu duduk di jalan dengan salah satu kaki ditumpukan ke atas kakinya yang lain. Dia merokok sambil mengawasi Wina keluar dari jendela.Aneh!Jika Wina memang mau keluar, dia 'kan bisa saja berjalan melewati klub dan keluar dari pintu masuk utama? Atau Wina 'kan bisa menyeberang pantai saja? Kenapa harus memanjat melalui jendela?"Halo!"Dia menyapa
Wina yang tiga kali tertangkap basah hendak kabur pun sesekali menoleh melirik Valeria yang berjalan mengikutinya dengan santai.Valeria sedang mendiskusikan sesuatu di telepon. Akungnya, Wina tidak bisa mendengar suaranya dengan jelas karena posisinya yang cukup jauh. Dia hanya bisa mendengar Valeria menyebut nama Jihan sesekali.Wina tidak tahu apa Jihan setuju atau tidak, dia juga tidak tahu bagaimana kondisi Jihan sekarang.Dia menatap laut dengan ombak yang bergulung-gulung itu selama beberapa detik, lalu langsung melompat ke dalamnya ....Wina sudah bilang tidak akan membebani Jihan seandainya ada yang menggunakannya untuk mengancam Jihan.Valeria yang awalnya sedang berusaha membujuk Jovan untuk berhenti mengancam Jihan pun sontak memucat ketakutan."Wina!"Valeria berseru dengan panik dan melemparkan ponselnya, lalu bergegas menuju laut untuk menyelamatkan Wina. Akan tetapi, seseorang berlari kencang melewatinya ....Jordan langsung melompat ke dalam laut dan berenang menghampi
Wina berpikir sejenak, lalu bertanya, "Karena nama keluargamu Dinsa, apa kamu kenal dengan ...."Vera?"Biar kuantar kamu kembali," sela Jordan.Wina sontak berhenti berbicara dan menatap Jordan sambil cemberut. "Ngapain juga aku kembali kalau akhirnya bisa kabur?"Jordan terdiam dan balas meliriknya. "Maksudku, ayo kuantar pulang ...."Wina pun balas mengangguk dan bangkit berdiri. Dia harus segera pulang dan memberi tahu Jihan ....Bahwa dia berhasil kabur dan baik-baik saja. Bahwa Jihan tidak perlu takut diancam karena Wina tidak membebaninya.Wina berjalan mengikuti Jordan menuju jalan raya, tetapi dia melihat ambulans yang melesat menuju klub pantai.Wina pun berhenti berjalan dan menatap pantai di kejauhan. Tidak ada satu wajah pun yang terlihat jelas, tetapi dia bisa melihat berbagai macam perahu diterjunkan ke laut.Wina menunduk dan berpikir sejenak. Rasanya tidak mungkin Valeria menyuruh begitu banyak orang untuk mencari dan menyelamatkannya. Jangan-jangan Jihan ada di sini?