Share

Bab 202

Author: Elenor
Terlebih lagi, Clara dan Doni belum jadi musuh.

Namun, dalam masalah ini, Clara bukanlah pihak yang salah, dia hanya tidak mau berkompromi dengan mudah.

Sekarang Gunawan sendiri yang memintanya, jadi dia bisa saja menyetujuinya.

Tetapi…

Pada saat itu, Gunawan berkata dengan suara lembut, "Clara, kamu nggak usah buru-buru, kamu bisa pikirkan dulu."

Clara menjawab, "Baik, Om."

Gunawan juga menambahkan, "Mengenai Doni, kamu bisa perlakukan dia sesuai keinginanmu, dan kamu nggak perlu mikirin Om."

Clara berkata, “Oke.”

Gunawan tersenyum dengan kejujurannya dan berkata, "Oke, kalau gitu Om nggak akan ganggu kamu lagi. Kita bisa ngobrol lagi lain kali."

"Oke. Sampai jumpa, Om."

Setelah menutup telepon, Clara berpikir sejenak dan menelepon Prof Nian.

Prof Nian meneleponnya kembali setengah jam kemudian, "Ada apa?"

Clara menceritakan kepadanya masalah tersebut secara umum.

Prof Nian berkata, "Gunawan nggak sembarang berutang budi pada orang, jadi kamu harus pikirkanlah baik-baik."

Prof Nian se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Leng Loi
wkwkkw ternyata bodoh jga si doni
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 203

    Clara tampak begitu tenang, seolah-olah dia sudah tahu mereka akan bekerja sama.Tapi Doni tidak banyak memikirkannya dan hanya mengira Dylan telah memberitahunya terlebih dahulu.Dia pun menjawab dengan dingin, "Senang bekerja sama dengan Anda."Setelah tiba di restoran dan keluar dari mobil, Clara dan Dylan hendak naik ke lantai atas, tetapi Doni melihat Edward dan Vanessa datang dari sisi yang lain.Dia berhenti dan menyapa mereka, "Pak Edward, Bu Vanessa."Edward dan Vanessa juga melihat mereka.Edward menyapa, "Pak Doni, Pak Dylan."Dylan lalu tersenyum dengan enggan, "Pak Edward."Tanpa menunggu dia bicara, Dylan berkata, "Kalian ngobrol saja, kami naik duluan."Setelah mengatakan itu, dia memasuki lift bersama Clara.Ketika mereka bertemu di X-Tech sebelumnya, Doni menyadari Dylan tidak menyukai Edward.Kali ini, Dylan bahkan terlalu malas untuk menyembunyikannya, dan Doni cukup terkejut melihat itu.Dia tidak tahu apa masalah antara Dylan dan Edward, tetapi jelas terlihat Edwar

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 204

    Clara mengangguk, "Iya."Doni tak bisa berkata-kata melihat mereka.Dylan memang sengaja buat Doni menderita.Sebenarnya, tak seorang pun di antara mereka yang peduli dengan sedikit uang itu.Selama makan, mereka mulai bicara serius tentang kerja sama mereka.Sementara Clara duduk di samping dan makan, dia hanya berbicara beberapa patah kata bila diperlukan.Selain itu, dia tidak banyak bicara.Doni cukup terkejut menyadari kata-kata Clara semuanya cukup konstruktif.Dia tampaknya punya sedikit kemampuan.Selama ini, dia juga mengira Clara sangat bergantung pada Dylan, dan dia bakal jadi pihak yang lebih rendah dan aktif.Tetapi, cara mereka berinteraksi selama makan bersama ini malah terbalik.Dia juga merasa itu mungkin merupakan rahasia gimana Clara buat Dylan begitu tergila-gila.Lagipula, jika Clara tidak punya kemampuan apapun, gimana mungkin Dylan bisa begitu terobsesi?Ketika mereka hampir selesai makan, Clara pergi ke toilet.Saat keluar dari toilet, dia kebetulan bertemu Edwa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 205

    Doni kembali beberapa saat setelah Clara kembali.Mereka selesai makan, lalu meninggalkan restoran.Doni kembali ke kantornya untuk menyiapkan materi, sementara Clara dan Dylan kembali ke Morti Group.Sekitar jam tiga sore, Dani tiba di Morti Group hampir bersamaan dengan Doni.Mereka pernah makan bersama sebelumnya saat uji coba mobil tanpa pengemudi di X-Tech.Saat mereka saling bertemu, Doni menyapanya dan berkata, "Pak Dani, apa Anda juga bekerja sama dengan Morti Group?""Iya. Berarti Pak Doni juga sedang bersiap tanda tangan kontrak?""Benar."Dani sebenarnya agak terkejut.Di pesta terakhir kali, Dylan menolak Doni tanpa ragu.Tidak disangka, pada akhirnya mereka tetap bekerja sama.Entah apa yang sudah terjadi…Pada saat itu, Clara dan Dylan masuk ke ruang tamu.Meskipun Dylan tidak suka Dani dan Doni.Tetapi jelas sikap Dani pada Clara jauh lebih baik daripada Doni.Jadi, ketika mendiskusikan berbagai hal, Dylan minta Clara untuk bicara dengan Dani.Masalah yang berhubungan de

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 206

    Tidak lama kemudian, Edward menerima panggilan dari rumah lelang.Setelah menerima berita itu, ekspresinya tetap tidak berubah dan dia berkata, "Oke, saya mengerti."Pihak rumah lelang bertanya, "Apa Anda mau kedua barang ini disimpan?"Edward berkata, "Nggak perlu."Orang itu pun tidak lagi mengganggunya dan segera menutup telepon.Vanessa yang sedang makan di sebelahnya, bertanya, "Apa ada masalah di perusahaan?"Edward memasukkan kembali ponselnya ke saku dan berkata, "Bukan, itu panggilan dari rumah lelang."Vanessa tersenyum dan hendak berbicara ketika Elsa menyela, "Apa itu rumah lelang?"Edward memegang pisau dan garpu, memotong sepotong daging, dan berkata, "Tempat di mana barang berharga dijual.""Jual barang berharga? Barang berharga apa? Apa itu menyenangkan?"Vanessa tersenyum. "Cukup menyenangkan. Apa Elsa belum pernah ke sana?"Elsa menggelengkan kepalanya. "Belum pernah."Dia bertanya lagi, "Apa ada banyak barang berharga di sana?"Edward menjawab, "Iya.""Kalau gitu, ak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 207

    Dia seharusnya tidak meragukan perasaan Edward terhadap Vanessa.Jadi, adegan itu kemungkinan besar hanya kesalahpahaman.…Pada hari Jumat pagi, Clara baru saja bangun ketika Nenek Hermosa menelepon dan memintanya untuk menemani melihat pameran lukisan Leo Listanto pada hari Minggu pagi.Nenek Hermosa adalah penggemar setia maestro pelukis Marola, Leo Listanto.Terakhir kali, Leo mengadakan pameran seni sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu.Ini adalah kesempatan langka, jadi Clara berkata, "Oke, Minggu ini aku temani nenek ke sana."Tepat setelah menutup telepon, Elsa meneleponnya.Ini adalah pertama kalinya Elsa meneleponnya setelah Senin lalu dia pergi menghadiri kegiatan orang tua-anak di sekolahnya.Clara tidak menjawab panggilan itu.Pada Sabtu sore, dia kembali ke Kediaman Keluarga Hermosa untuk makan malam.Pada Minggu paginya, dia pergi bersama Nenek Hermosa ke pameran seni.Ketika tiba di tempat tujuan dan baru saja turun dari mobil, dia melihat mobil Dylan masuk.Clara t

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 208

    Clara memegang erat tangan Nenek Hermosa.Nenek menepuk punggung tangannya dengan tenang dan berkata, "Nggak apa-apa."Mereka saja bisa menebak dia akan datang, gimana mungkin Nenek tidak bisa menebak mereka juga akan datang?Dylan berkata, "Nek, aku mau masuk cari Kakek Leo. Nenek dan Clara ikut denganku ya."Maksudnya adalah dia ingin memperkenalkannya pada Leo.Memberi nenek kesempatan untuk berbicara dengan idolanya.Nenek Hermosa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nenek sudah merasa terhormat bisa lihat berbagai lukisannya. Nenek nggak mau merepotkanmu."Nenek Hermosa sudah berkata demikian, jadi Dylan tidak memaksanya.Namun, dengan adanya Keluarga Gori dan Sanjaya di sana, dia sedikit khawatir terhadap mereka.Clara berkata, "Kamu pergi saja, jangan khawatir."Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya sangat menjaga harga dirinya, tidak mungkin mereka akan lakukan apa-apa pada mereka dalam kondisi seperti ini.Dylan pun pergi.Clara bertanya, “Lukisan mana yang mau Nenek lihat dulua

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 209

    Doni teringat apa yang baru saja dikatakan Ervan dan yang lainnya tentang Vanessa dan Edward yang juga akan datang ke sana.Dia berdiri dan berkata, "Oke, kalau kakekmu sudah selesai, kabari aku ya.""Oke."Doni dan Agra pun keluar.Begitu mereka keluar, Dani dan Gading tiba.Keluarga Gori dan Sanjaya segera mendekat untuk menyambut mereka.Dani pun berjabat tangan dengan Ervan.Sementara Gading melihat sekeliling, "Di mana Edward dan Vanessa? Mereka belum..."Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, dia melihat Clara."Astaga!"Dia benar-benar datang.Dani tidak tahu apa yang sedang terjadi. Jadi dia mengikuti tatapan Gading dan melihat Clara di sana.Sorot matanya berubah.Saat itu, Dylan terlihat berjalan menuju Clara dan Nenek Hermosa.Dani berbalik dan berkata pada Gading dan Ervan, "Aku mau pergi ke sana dan menyapa mereka."Setelah mengatakan itu, dia pergi."Pak Dylan, Bu Clara."Dylan dan Clara mendengar suaranya dan berbalik.Dylan berkata, "Oh, Pak Dani."Mendengar nama orang

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 210

    Melihat Dani malah pergi bicara dengan Clara, matanya terbelalak, dan dia pun bertanya pada Gading dengan penasaran, "Kenapa Kak Dani bicara dengannya?"Tanpa menunggu Gading bicara, dia segera berjalan ke arah sana.Rita menahannya dan berkata dengan tenang, "Mereka sedang diskusi bisnis.""Bicara bisnis?""Iya."Diana mengerutkan bibirnya dan mendengus, lalu menahan rasa cemburunya, tetapi matanya selalu tertuju pada Clara dan Dani.Clara mengenakan gaun panjang musim dingin hari itu. Meski dia tidak berdandan secara khusus, dia tetap sangat menarik perhatian. Dia dan Dani yang berdiri bersama ternyata terlihat sangat serasi.Ketika Diana melihat mereka, meskipun dia tahu tidak mungkin terjadi apa-apa di antara mereka, dia tetap merasa sedikit tidak nyaman.Dia lalu menarik lengan baju Gading, "Kak Gading, apa yang mereka bicarakan? Kenapa mereka bicaranya lama banget?"Diana hampir tidak bisa menyembunyikan perasaannya pada Dani.Gading dan Dani telah saling mengenal selama bertahun

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 224

    Ponsel Richard berdering.Setelah beberapa saat, dia meletakkan ponselnya dan berkata, "Aku masih ada urusan lain, jadi aku pulang dulu. Kamu mau ikut?"Doni tersadar kembali, tatapan matanya menjadi gelap, dan dia berkata, "Nggak, aku masih harus tunggu seseorang. Kamu pulang duluan saja, kita ketemu lagi lain kali.""Oke."Richard berjalan pergi.Setelah sosoknya menghilang, Doni berjalan menuju kafe.Begitu dia mendorong pintu kafe, dia bertemu dengan Vanessa yang hendak membawa Elsa ke toilet.Mereka berdua berhenti.Vanessa melihatnya dan berkata, "Pak Doni? Kebetulan sekali.""Iya." Doni menutup pintu, melihat sekeliling kafe, dan kemudian melihat Edward yang sedang memesan makanan dari pelayan.Dia menarik pandangannya dan menatap Elsa.Hanya dengan satu pandangan, dia hampir bisa yakin Elsa adalah putrinya Edward.Karena wajah Elsa sekitar lima puluh persen mirip dengan Edward.Meskipun dia berpikir begitu, dia masih bertanya, "Siapa ini?"Vanessa menunduk dan berkata, "Putriny

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 223

    "Clara, apa kamu mau manisan buah?"Clara berbalik.Manisan buah yang gemuk dan berwarna-warni itu menarik perhatiannya dan hatinya tergerak.Dia sudah lama tidak makan itu.Memikirkan hal itu, dia melihat ke arah Elsa.Seperti dugaannya, Elsa terlihat memegang sebuah manisan buah di tangannya, melahapnya dengan gembira.Selain itu, Vanessa juga memegang sebuket mawar merah di tangannya.Dia merapat ke arah Edward dan berbicara kepadanya, sementara Elsa menyodorkan manisan buah yang telah digigitnya.Vanessa menerimanya sambil tersenyum dan menggigitnya dari tangan Elsa. Elsa menggigitnya lagi dan menyodorkannya kepada Edward.Edward hanya menggelengkan kepalanya dan mengatakan sesuatu, tetapi dia tidak makan.Clara mengalihkan pandangannya dan berkata kepada gadis penjual manisan itu, "Saya mau sebungkus stroberi."Setelah itu, dia hendak bertanya pada Richard apakah dia juga mau. Ketika dia menawarinya, Richard berkata, "Biar aku saja."Richard lalu mengeluarkan ponselnya untuk memba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 222

    Memikirkan hal itu, dia tersenyum dan berkata, "Oke."Mereka mengikuti kerumunan yang lewat.Begitu sampai di batas pagar, cahaya kembang api yang meledak di seberang sana, menimbulkan seruan dan tawa dari sekeliling, namun segera tenggelam oleh suara keras kembang api itu.Banyak orang di sana mengambil foto dan menyampaikan harapan.Melihat Clara hanya menonton dalam diam tanpa melakukan apapun, dia bertanya, "Apa kamu mau aku ambilkan video?"Clara menggelengkan kepalanya, "Nggak usah, aku hanya mau menonton."Richard tidak bertanya lagi.Saat itu, Vanessa melihat ke arah mereka.Mereka berjarak beberapa meter, tetapi Richard yang bertubuh tinggi dan memiliki penampilan yang menonjol, jadi dia dapat melihatnya sekilas.Setelah bertemu Richard beberapa kali, mereka bisa dianggap kenalan.Vanessa baru saja berpikir apakah akan memberitahu Edward yang sedang menggendong Elsa. Ketika dia hendak bicara, dia melihat Clara yang sosoknya tadi tertutup tubuh Richard.Ketika dia melihat Clara

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 221

    Elsa sangat menyukai Natal.Dia biasa menghias pohon Natal di rumah bersamanya setiap tahun.Mereka juga pergi berbelanja pada Hari Natal dan merasakan suasana Natal yang meriah di jalan-jalan bersama orang-orang di sekitar mereka.Tetapi sejak Elsa pindah ke luar negeri bersama Edward, dia tidak pernah menghabiskan Natal bersamanya lagi.Tidak, yang benar adalah dia tidak pernah lagi merayakan Natal.Meskipun Clara sudah bersedia melepaskannya.Tetapi bagaimanapun juga, Elsa tetaplah putrinya yang sudah dia kandung selama sepuluh bulan dan dia besarkan sendiri selama bertahun-tahun.Kini, dia berada di jalanan yang ramai, memandang segala yang ada di sekelilingnya, dan setiap serpihan masa lalu terlintas dalam pikirannya, mengganggu kedamaiannya."Clara?"Clara menoleh.Itu Richard Listanto.Dia mengangguk dengan sopan, "Pak Richard.""Kenapa kamu sendirian di sini?"Clara menahan emosi di matanya dan tersenyum, "Aku keluar mau beli beberapa tanaman."Ketika Richard memandang sekelili

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 220

    Ini bukan pertanda baik.Jadi mereka ingin datang dan bicara dengannya.Ervan berkata, "Clara..."Sebelum Clara sempat bicara, Dylan tersenyum dan berkata, “Pak Ervan, apa Anda di sini untuk beri tahu semua orang tentang hubungan antara Anda dan Clara?”Senyum Ervan membeku, lalu dia berkata sambil tersenyum masam, "Pak Dylan, ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Clara, apa Anda bisa..."Dylan bahkan tidak perlu menunggu Clara bicara. Dia berkata, "Kalau Pak Ervan mau semua orang tahu tentang hubungan kalian, silakan saja."Ervan tidak ingin menyinggung perasaan Dylan.Mendengar hal itu, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama Lily.Namun, sebelum pergi, dia berkata pada Clara, "Nanti aku telepon kamu, ingat itu."Clara tidak mengatakan apa pun.Dia terlalu malas untuk memedulikannya.Sedangkan untuk panggilan telepon, dia tentu tidak akan angkat.Dylan merasa kesal, "Aku pengen banget terang-terangan lawan mereka."Clara juga ingin.Akan tetapi, ketika menyangkut dirinya dan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 219

    Mereka menatap Edward, lalu Clara, lalu mengalihkan pandangan mereka ke Vanessa dan perlahan mengerutkan kening.Dalam keheningan, Edward tiba-tiba bertanya, "Kamu sudah lama nggak main catur?"Clara sedang membongkar taktiknya. Mendengarnya, Clara bahkan tidak mendongak dan hanya berkata, "Iya".Sejak menikah dengannya, Clara pada dasarnya tidak pernah bermain catur lagi.Edward berkata, "Pantas kelihatan agak kaku."Clara tidak menanggapinya dan fokus pada permainan catur.Situasinya tidak menguntungkan baginya sekarang.Tampaknya ada jalan keluar yang bagus di sisi Edward, tetapi faktanya, bidak catur tersembunyi yang telah diletakkannya mengintai di mana-mana, menunggu dia memakan umpan dan kemudian menjebaknya.Setelah berpikir sejenak, Clara menghindari jebakan yang telah dipasangnya dan melancarkan gerakan ke tempat lain.Situasinya akhirnya menjadi jelas lagi.Sekarang giliran Edward yang dirugikan.Edward mengangkat alisnya dan tersenyum. Setelah sekian lama, dia membuat langk

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 218

    Selanjutnya, dia mulai lebih memperhatikan Clara.Melihat Clara menghadang perangkap yang disebabkan oleh Edward dengan cara yang tidak dapat dibayangkannya, dia terkejut.Saat dia mendengar komentar Kakek Sony, hatinya merasa tidak senang.Clara sangat serius dan tidak memperhatikan hal lain. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya adalah permainan catur di depannya.Dia telah menstabilkan situasi saat itu, tetapi dia tahu jika ingin menang, dia harus...Dia berhenti sejenak dan menatap Edward.Edward membuat gerakan lain.Clara menghentikan gerakannya.Ketika Kakek Leo melihat itu, dia tersenyum dan berkata, "Sungguh menakjubkan. Aku nggak sangka akan melihat permainan catur yang begitu menakjubkan di sini, dan yang bermain bahkan dua anak muda. Bagus, Bagus."Kakek Sony merasa dia berisik dan menyelanya, "Jangan bersuara!"Kakek Leo langsung terdiam.Setelah beberapa menit, Clara akhirnya mengembalikan keadaan, dia mulai bisa membalikkan situasi yang tidak menguntungkan.Dua meni

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 217

    Pada saat itu, Edward menjawabnya dan berkata, "Oke."Clara duduk di hadapannya.Setelah sempat terkejut, Vanessa segera tersadar dan ekspresinya segera kembali tenang.Setelah mengucapkan salam kepada Kakek Leo dan yang lainnya, dia beranjak dan berdiri di samping Edward.Faktanya, bukan hanya Dani, Keluarga Gori dan Sanjaya yang terkejut, Richard dan Kakek Leo juga cukup terkejut.Meskipun, Henry baru saja perkenalkan Clara kepada semua orang di ruang pameran.Akan tetapi, baik Richard maupun Kakek Leo tidak tahu banyak tentang Clara.Mereka hanya mendapat kesan Clara memiliki sifat lembut dan pendiam, dan tidak terlihat seperti orang yang suka pamer.Sekalipun dia tahu cara main catur, dia tidak terlihat seperti seseorang yang akan mengajukan diri dalam kesempatan seperti itu.Kakek Sony juga tidak mengenal Clara.Tetapi dia menyadari keberadaannya.Clara memiliki penampilan yang luar biasa dan karakter yang lembut dan baik, dia tampak seperti gadis berperilaku baik yang dibesarkan

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 216

    Kakek Sony tersenyum dan berkata, "Ini memang lumayan."Setelah berkata demikian, Kakek Sony bertanya, "Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sedang melukis?""Apa karena khawatir kalau aku akan bilang kamu nggak memperlakukanmu dengan baik, jadi kamu datang ke sini untuk menemuiku?""Sudah sana, pergi lakukan urusanmu, jangan ganggu aku nonton catur."Namun, Kakek Leo tidak pergi.Ketika anggota Keluarga Gori dan Sanjaya mendengar Kakek Leo dan Kakek Sony memuji Vanessa, senyum mengembang di wajah mereka.Banyak orang di sana mengenal Vanessa.Banyak orang yang kagum sekaligus cemburu padanya.Itu karena Vanessa selain memiliki kecantikan dan kualifikasi akademis, dan sekarang dia telah menarik perhatian Kakek Leo dan Kakek Sony karena keterampilan caturnya.Terlebih lagi, Vanessa sangat dicintai oleh Edward karena pesonanya tersendiri, yang membuat Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori mudah naik ke tingkat sosial yang lebih tinggi.Siapa yang tidak menginginkan putri seperti dia?Seseorang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status