“Kakek, Yuli terlihat tenang dan tidak menginginkan apa-apa, tapi saya khawatir jika dia hanya berbicara manis,” kata Asisten sedikit khawatir.“Dia berada di Surabaya, tidak akan bisa berbuat banyak. Minta orang untuk mengawasi dia, jika dia membuat kesalahan dalam mengasuh Arvin, bawa anak itu kembali padaku,” kata Kakek dengan tenang sambil melirik Asisten. “Bagaimana dengan pihak Keluarga Liberty?”“Media sudah ditekan, dan saat ini berita tentang Clarita yang dibawa polisi belum bocor. Pihak Keluarga Liberty ingin mengumumkan secara resmi pertunangan mereka segera setelah Nona Clarita keluar dari penjara.” Asisten menjawab dengan pelan.Kakek tampak merenung. Jerry biasanya patuh, semoga kali ini juga demikian.Hanya saja, dia khawatir Yuli bisa menjadi faktor yang tidak terduga.…Di luar ruangan.Jerry menggendong Arvin, menunggu Yuli keluar.“Apakah Kakek mempersulit kamu?”Yuli menggelengkan kepala, lalu meraih Arvin, “Jerry, kami akan pulang.”“Yuli, pikirkan baik-baik apa ya
Perusahaan Salim TradingYuli keluar dari stasiun kereta bawah tanah dan buru-buru masuk ke kantor. Sebagai asisten Alexander, dia harus tiba di kantor sebelum Pak Alex datang.“Yuli! Kebetulan sekali, kenapa kamu ada di sini?” teriak Citra dengan antusias di area santai perusahaan.Hari ini, Citra tampil sangat cantik. Rambut panjangnya yang hitam tergerai alami, kulitnya putih bersih, dengan riasan wajah minimalis yang sempurna. Dia mengenakan gaun putih dan senyumannya bagaikan bunga salju yang mekar.Yuli tertegun sejenak, Citra …Dia tiba-tiba teringat bahwa Jerry pernah menyebutkan ada ikatan emosional yang rumit antara Citra dan Alexander. Jantungnya berdegup kencang, dan dia tanpa sadar menggenggam jarinya, “Nona Citra.”“Apakah kamu karyawan Perusahaan Salim Trading?” tanya Citra dengan ekspresi terkejut.Yuli mengangguk.“Yuli, kamu luar biasa! Perusahaan Salim Trading bukan tempat yang mudah dimasuki orang biasa, hanya orang-orang dari Universitas Indonesia atau Institut Te
“Yuli, aku belum sarapan tadi pagi dan sedikit lemas karena gula darah rendah. Bisakah kamu membantuku membeli sarapan?” Citra bertanya dengan suara pelan sambil duduk di kantor Alexander.Yuli tertegun sejenak. Dia ingin menolak karena sudah mau jam kerja, dan Alexander akan segera datang. Sebagai asisten, dia tidak boleh terlambat.“Citra ….”“Yuli, aku sangat lapar,” Citra merajuk. “Jika meminta Alexander yang membelikan sarapan, dia pasti akan marah padaku lagi. Jika dia tahu aku keluar tanpa sarapan, dia pasti akan tidak senang. Tolong, ya?”Yuli menatap Citra dan mengangguk, “Baiklah.”Dia segera berbalik dan bergegas menuju lift. Dia melihat jam dengan cemas dan buru-buru membelikan sarapan untuk Citra.Setelah Yuli pergi, Citra melihat jam di pergelangan tangannya. Alexander sangat membenci orang yang tidak tepat waktu. Dia sangat menghargai waktu.Tepat jam delapan tiga puluh, Alexander masuk ke kantor. Melihat Citra ada di sana, Alexander mengerutkan kening dan spontan menc
Menyaksikan Yuli dan Alexander pergi, wajah Citra tampak sangat suram.“Nona Citra …” sekretaris itu berkata pelan.“Aku akan menunggu di sini,” Citra menjawab dengan senyum yang tampak polos. “Aku akan menunggu Alexander selesai rapat, lalu kami bisa makan siang bersama.”Dia duduk di sofa dan menunggu sepanjang pagi.Dia sangat mencintai Alexander. Sejak kecil, dia sudah mencintainya. Hanya saja, Alexander tidak pernah benar-benar memperhatikannya.Namun, Citra sudah tahu sejak kecil bahwa Alexander pasti akan menikahinya. Tidak peduli bagaimanapun caranya, dia akan membuat Alexander menikahinya.Sekretaris itu mengangguk dan meninggalkan kantor CEO. Citra bersandar di sofa sambil merenung. Dia harus bagaimana agar bisa memaksa Yuli keluar dari perusahaan?“Tolong panggil ambulans! Tolong panggil ambulans!”Di luar kantor, Citra mendengar keributan. Dia berdiri dan melangkah keluar, menarik seseorang yang lewat, “Ada apa?”“Pak Alex mengalami alergi saluran pernapasan, dan dia p
Dylan tiba-tiba berdiri dan keningnya berkerut, “Yuli memberi Alexander permen kacang?”Masalah sebesar ini …Dewan direksi pasti tidak akan melepaskan Yuli begitu saja.Dylan menggosok pelipisnya, tubuhnya terasa kaku sejenak. Tiba-tiba, dia mengkhawatirkan Yuli.Hah ... Dylan tertawa sinis, merasa dirinya sudah gila.Saat di tempat Jeremy, dia melihat Yuli mengiris pergelangan tangannya sendiri di hadapannya tanpa ekspresi ... dia sempat panik.Hatinya terasa sakit.Pada akhirnya, dia tetap tidak bisa melupakan Yuli.Meskipun Yuli telah melakukan banyak kesalahan.“Yuli benar-benar memberi Alexander permen kacang?” Mariska masuk dari luar sambil tersenyum ceria. “Lili, kamu memang hebat.”“Kali ini, orang-orang di dewan pasti akan menuntut Yuli.”“Memanfaatkan situasi ini, dia memang sudah punya catatan buruk sebelumnya. Katakan saja bahwa saat pelatihan, hal ini sudah diperingatkan dengan jelas, dan Yuli sengaja mencoba membahayakan Alexander. Laporkan saja ke polisi, biar dia masuk
Di Rumah Sakit Adi Husada, Surabaya.Yuli berjongkok di samping tempat tidur dengan matanya bengkak merah, jelas terlihat bahwa dia sudah menangis lama.Alexander melepas oksigen dan melirik Yuli sambil tersenyum putus asa, “Ini hanya sandiwara, kamu benar-benar menangis?”“Kamu … kamu terlalu meyakinkan.” Yuli tidak bisa menahan isaknya.Setelah rapat selesai, Yuli memberikan ‘permen kacang’ yang telah diganti sebelumnya kepada Alexander.Padahal isinya hanya permen susu biasa, tetapi Alexander mulai batuk hebat, tampak tidak bisa bernapas.Yuli sangat ketakutan.Alexander tertawa melihat Yuli yang tergagap-gagap dan tampak ketakutan.Penampilannya benar-benar seperti seekor kelinci kecil yang ketakutan.“Kamu lebih khawatir aku mati karena alergi, atau takut jika terjadi sesuatu padaku sehingga kamu merasa bersalah?” Alexander tiba-tiba ingin tahu apakah Yuli mengkhawatirkannya.Yuli menghapus air matanya dan berpikir kedua asumsi itu sama saja. “Aku takut, aku pikir aku salah mengam
Orang-orang dari departemen sumber daya manusia terus mendesak Yuli.“Saya tidak melakukannya.” Yuli menunduk dan hanya bisa mengatakan bahwa dia tidak melakukannya.Meskipun dia yakin Alexander akan segera datang untuk menolongnya, Yuli tetap tidak bisa menjelaskan satu kata pun.Dia mengalami kecemasan sosial dan ketakutan, terutama saat menghadapi interogasi dari orang-orang ini. Membuat jantungnya berdegup kencang dan napasnya terasa berat.Rasanya seperti gejala hipoglikemia, sangat menyakitkan.Ini adalah manifestasi fisik dari depresi.Yuli takut diinterogasi. Seperti saat Dylan dan Danny bekerja sama untuk memasukkannya ke penjara dan menuduhnya melakukan pemerasan, dan saat itu dia juga pernah diinterogasi oleh polisi.“Pak Federik.” Federik masuk dengan wajah serius.“Pak Federik, Yuli pasti melakukannya dengan sengaja. Pak Alex tidak boleh makan produk berbasis kacang tanah, dan saya sudah memberi tahu dia tentang hal itu saat dia baru masuk perusahaan. Dia tidak mungkin tid
Federik mengabaikan Yuli dan langsung berkata kepada orang dari departemen sumber daya manusia, “Laporkan ke polisi.”Lili tampak menghela napas lega, “Benar, Pak Federik, tidak perlu memberi dia kesempatan untuk menjelaskan. Dia seorang mantan narapidana, tidak perlu diberi kesempatan, langsung laporkan saja.”“Paman, bagaimana kalau kita memberi Yuli satu kesempatan lagi? Biarkan dia pergi dari perusahaan saja,” Citra membujuk dengan wajah berpura-pura baik hati.Federik mendengus. “Citra, jangan terlalu baik. Adikmu masih di penjara karena dia.”Citra menghela napas, tampak seolah menyesal, “Aku hanya merasa Yuli tidak terlihat seperti orang jahat.”“Orang hanya tahu luarnya, tetapi tidak isi hatinya,” Lili memprovokasi.Yuli tetap diam. Dia duduk menunggu hingga Federik dan tim humas pergi, lalu menoleh pada Lili, “Aku tidak keberatan, tapi aku punya rekamannya. Apakah kamu ingin mendengarnya?”Lili awalnya ingin pergi, tetapi saat mendengar Yuli mengatakan memiliki rekaman, seluru