Share

Bab 181

Di Rumah Sakit Adi Husada, Surabaya.

Yuli berjongkok di samping tempat tidur dengan matanya bengkak merah, jelas terlihat bahwa dia sudah menangis lama.

Alexander melepas oksigen dan melirik Yuli sambil tersenyum putus asa, “Ini hanya sandiwara, kamu benar-benar menangis?”

“Kamu … kamu terlalu meyakinkan.” Yuli tidak bisa menahan isaknya.

Setelah rapat selesai, Yuli memberikan ‘permen kacang’ yang telah diganti sebelumnya kepada Alexander.

Padahal isinya hanya permen susu biasa, tetapi Alexander mulai batuk hebat, tampak tidak bisa bernapas.

Yuli sangat ketakutan.

Alexander tertawa melihat Yuli yang tergagap-gagap dan tampak ketakutan.

Penampilannya benar-benar seperti seekor kelinci kecil yang ketakutan.

“Kamu lebih khawatir aku mati karena alergi, atau takut jika terjadi sesuatu padaku sehingga kamu merasa bersalah?” Alexander tiba-tiba ingin tahu apakah Yuli mengkhawatirkannya.

Yuli menghapus air matanya dan berpikir kedua asumsi itu sama saja. “Aku takut, aku pikir aku salah mengam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status