Beranda / Romansa / Pacar Kedua. / Eps 6.Masa Lalu David.

Share

Eps 6.Masa Lalu David.

Penulis: Arizumi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

   Reta datang ke rumah David. Mama enggan menerima Reta masuk. Merasa muak melihat Reta wajah Reta. 

"Siang Tante? David udah pulang ya?" 

"Tau dari mana David udah pulang? Kamu kayak wartawan aja. Tau berita akurat !" 

Reta hanya senyum. Kemaren Mamanya David masih ramah. Tapi kenapa sekarang ketus? Reta mencari wajah teduh Mamanya David. Tak di temukan di sana. Yang ada aura kesal terpancar di wajahnya. 

Tanpa di suruh Reta duduk di sofa. 

"Ada apa Reta? Dari mana kamu tau David pulang? Tanya Mama David. 

"Dari Ardi Tante? 

"Lah terus kenapa masih kesini? Kata David kalian udah putus? 

Reta menelan ludah. Binggung harus menjawab apa. Sesuatu menganjal di hati Reta. Penyesalan memang selalu datangnya belakangan. Ingin mencoba meraih hati David kembali.  

"Aku hanya ingin minta maaf sama David Tante," ucap Reta mengiba. 

"Ooh ...." ucap Mama David. 

"Sebentar ya, aku panggilin David , kamu duduk dulu," ucap Mama David melunak. 

"Iya Tante," 

Reta kemudian mendudukan dirinya di sofa ruang tamu. Reta menunggu sambil menyandarkan kepalanya di sofa. Kangen menguasai hati. Kata romantis selalu tergiang di telinganya tatkala David  masih menjadi kekasihnya. Juga perhatian yang tak pernah luput dari David. Saat ini Reta kangen dengan semua yang ada dalam diri David. 

Sosok tampan memakai kaos  juga celana pendek melekat di tubuhnya. Membuatnya semakin menawan. 

Reta berdiri ingin menyambut David juga memeluknya. David mundur beberapa langkah menghindar dari Reta yang ingin memeluknya. 

Reta berdiri membeku. Menatap David sendu. 

"Silakan duduk Reta, katanya ingin bertemu denganku," 

"Emm iya," 

Reta mundur beberapa langkah dan duduk di sofa. 

Reta takjub pemandangan di depanya. Lelaki di depanya semakin dewasa juga sangat tampan. Wajahnya bersih, tanpa kumis dan jambang. Reta betah menatapnya lama- lama. 

"Ko bengong Reta? Katanya ada yang ingin kamu sampaikan?" 

Tersadar dari lamunanya. Reta merasa malu. 

"Aku sudah putus dengan Dodi, dia bukan laki- laki yang baik. Dia sering pukuli aku. Tak tahan berada di dekatnya," 

"Lalu?! Kamu ingin kembali padaku Reta Sentani??!" 

David tertawa sumbang. Mengema di sudut ruangan ini. 

Reta menunduk tak mampu menatap mata elang milik David. Sorot matanya mengandung kecewa, Amarah juga sakit hati yang mendalam. 

Reta menganguk, jawaban atas pertanyaan David. 

"Setelah di campakan kau datang padaku! Di mana otakmu!" 

Kali ini Reta berani menatap mata David. 

"Ini bukan salahku sepenuhnya, kamu yang tak ada waktu buat aku! Kamu terlalu sibuk dengan karirmu!" 

"Heeh !! kamu  yang jalang! Udah punya pacar masih mengoda laki- laki lain!" 

"Aku tak mengoda, dia yang tergoda," 

"Sama saja Nona Reta Sentani," ucap David sinis. 

Ia muak melihat wajah Reta. Bayangan Reta bercumbu dengan selingkuhanya terbayang di depan mata. Jijik. 

Reta terdiam. Kata- kata pedas David menghujam jantungnya. Kadang David punya ketegasan yang membuat Reta takut. 

Reta tak ingin menyerah. Laki- laki ini dulu sangat mencintainya. Saat ini juga pasti tak berubah. Hanya perlu merendahkan diri, pasti akan luluh. 

"David ...." panggil Reta berusaha mencari simpati David. 

David tak bergeming, memijit kepalanya. Mendadak pusing. Tak tau kemana cinta yang besar kepada Reta. Saat ini hanya benci menguasai hati. 

"Kumohon pergilah Reta, aku tak ingin melihatmu lagi!" 

Deg 

Jantung Reta  berhenti berdetak. Ingin rasanya berlutut di kaki David mohon pengampunan. Tapi gengsi melakukan itu. 

Reta berdiri mematung. Melihat wajah Tampan David. Tak ingin melewatkan pesonanya. Tapi melihat David begitu marah, tak ingin membuatnya semakin marah. Reta mengalah.  

"Aku pulang ...." ucap Reta melangkah keluar. 

David mengangkat kepalanya. Melihat Sosok yang dulu di cintainya menghilang dari balik pintu. Masuk mobil meninggalkan rumah David. 

David melangkah menutup pintu rumahnya. Seperti saat ini ingin menutup pintu hati buat Reta. Kembali bayangan Ivana menyapa memori David. Ingin mencari tau keberadaan sosok Ivana. Yang beberapa hari ini mengalihkan konsentrasinya. Tapi kemana harus mencari Ivana. Tak mungkin selalu ke Bandara hanya ingin melihat kedatangan Ivana. 

Reta masih duduk di belakang kemudi. Menatap rumah David yang sudah di tutup David tadi. Hatinya berdenyut nyeri mengingat sikap David tadi. 'Padahal dulu dia begitu memujaku, sekarang menjadi dingin,  aku akan berusaha merebut simpatinya kembali' batin Reta. 

Tiba- tiba bayangan Nama Tante Lia berkelebat di memorinya. Tante Lia adalah Tantenya David. Selama ini dia yang selalu nenangin kalau ada masalah dengan David. Tante Lia  mengangap Reta seperti anak kandungnya sendiri. Reta menstarter mobilnya menuju Rumah Tante Lia. 

Sambutan hangat dari Tante Lia. Ketika Reta menjejakan kakinya di pintu rumah Reta. 

"Selamat Siang Tante," Reta dan Tante Lia cipika cipiki. Kemudian Tante Lia memeluk Reta hangat. 

"Siang ponakan Tante yang paling cantik," 

Tante Lia merangkul Reta masuk ke dalam dan mendudukanya ke sofa yang empuk. 

"Gimana kabar kamu Reta? Itu David sudah pulang? Kamu tidak kesana?" 

Mata Reta sedikit mengembun. 

"Lah di tanya malah bengong," 

"Aku tadi dari rumah David Tante ...." 

"Terus ko sedih, harusnya seneng dong dari rumah calon suami," 

Reta menghela nafas sejenak. Mengatur nafasnya pelan. Mengengam tangan Tante Lia. Berharap menolongnya saat ini. Bayangan  David menolak tadi begitu menyesakan dada. 

"Ada apa Reta? Kenapa sedih?" Tanya Tante Lia menangkup wajah Reta. 

"Aku menyesal Tante," tangis Reta meledak. 

"Aku ingin kembali ke pelukan David. Tante, Menyesal telah menyia- nyiakan dia." 

"Huu..huu ...." 

Reta menangis dalam pelukan Tante Lia. Ia menepuk pundak Reta berulang kali. Menenangkan gadis cantik dalam pelukanya. 

Setelah tenang Tante Lia mengangkat tubuh Reta dari pelukanya. Reta kemudian menceritakan kejadian yang sebenernya di selingi isak tangis. Tante Lia menghela nafas sejenak. Bagi lelaki kebanyakan penghianatan itu susah termaafkan. Tapi karena rasa sayang yang besar pada Reta ia akan berusaha membujuk David. 

"Kau sudah minta maaf pada David?" Tanya Tante Lia seraya mengelus kepala Reta. 

"Udah Tante, tapi David sangat membenciku," ucap Reta sendu. 

"David butuh waktu Reta, biarkan dia sendiri  dulu. Tante rasa David masih mencintaimu," ucap Tante Lia seraya menenangkan Reta walau tak yakin dengan ucapanya sendiri. 

Reta menghela nafas sejenak. Sangat menyesal telah membagi cinta, seandainya bisa menahan godaan kesepian mungkin kini David tak membencinya. 

Kembali Reta  memeluk Tante Lia, meminta dukungannya. Saat ini Reta masih sangat mencintai David. Tak mau kehilanganya. 

Tante Lia menepuk pundak Reta. 

"Sudahlah, jangan di pikirkan. Berdoa aja semoga David menerimamu kembali. Seandainya anak Tante ada yang bujang mending sama anak Tante aja ... Hehehe," 

Senyum cerah menghiasi bibir tipis milik Reta. Candaan Tante Lia sedikit memberi ketenangan. 

"Hehehe ... Tante bisa aja nih," 

"Ya udah Tante, Reta pulang dulu. Oh ya  Tante tak ingin main ke rumah Reta?" 

"Nanti kapan- kapan ya, nanti sore Tante ada arisan juga," 

"Ada arisan? Mana yang bisa  Reta bantu?" 

"Nggak usah, Tante udah pesen catering," 

"Ya dah Tante, Reta pulang dulu. Salam buat Om Wijaya," 

Om Wijaya adalah suami Tante Lia. 

"Iya, hati -hati Reta sayang," Tante Lia mengantar sampai depan pintu. Reta kemudian masuk mobil melambaikan tanganya pada Tante Lia, kemudian melajukan mobilnya meninggalkan rumah Tantenya David. 

Bersambung. 

Bab terkait

  • Pacar Kedua.    Eps.7. Ke Maskapai.

    David gelisah, bayangan wajah Ivana mengoda pikiranya. Kangen menyelinap dalam dada. Hasrat ingin ketemu lagi begitu kuat mengoda David. Ia berdiri di balkon kamarnya menikmati kopi hitam kesukaanya. Tiba- tiba ada ide untuk menemui Ivana di Maskapai tempatnya bekerja. Ivana bekerja di Maskapai Nasional.'Ahh ... kenapa baru kepikiran? aku harus ke Maskapai itu' batin David.David mendongak ke atas, langit cerah. Malam bersinar sempurna. Terang memenuhi malam. Malam ini terasa syahdu ketika teringat Ivana. 'Seandainya dia di sini, aku pasti kan memeluknya' batin David. Ia tersenyum sendiri membayangkan hal itu."Udah malam David, kamu nggak tidur? Kenapa senyum - senyum sendiri?"David kaget mendengar suara Mamanya."Ya Allah, Mama Ngagetin aja!" David memegangi dadanya."Lagian udah Malam malah senyum- senyum sendiri nggak jelas," Omel Mama.David

  • Pacar Kedua.    Eps. 8. Mencari Ivana.

    David masih duduk di belakang kemudi. Mengambil masker untuk menutupi wajahnya. Jantung berdegup kencang, menurut orang lain merasa konyol menghampiri wanita di tempat kerjanya. tapi demi rasa yang menghantuinya setiap hari ia sanggup melakukan ini. David turun dari mobil hitamnya. Seorang satpam menyapa David ramah."Selamat pagi Mas?" Sapa Satpam paruh baya itu."Pagi pak," balas David ramah."Maaf Mas ada perlu apa?" Tanya Satpam tak kalah ramah.David gelagapan binggung harus ngomong apa. Terlintas mencari pekerjaan dalam pikiranya."Eeem ... saya mau mencari pekerjaan pak," ucap David mengusap keringat dingin yang tiba- tiba keluar pelipisnya."Ooh ... Mas sedang mencari pekerjaan? Kebetulan masih ada lowongan menjadi Asisten pilot. Nanti akan di tempatkan di Papua. Mas membawa berkas lamaran?"David melongo kemudian mengaruk kepalanya yang tak terasa gatal. &nb

  • Pacar Kedua.    Eps.9. Ketemu Ivana.

    David segera pesen tiket online. Ingin sampai duluan sebelum Ivana datang. Tak sabar rasanya untuk bertemu pujaan hati. Burung Besi membawa David dengan selamat ke Negeri gajah putih. Ia turun dari pesawat dengan langkah ringan. Lalu lalang orang hendak menuju tujuanya masing- masing. Ia melihat jam di pergelangan tanganya menunjukan pukul enam sore. Teringat dirinya belum sholat maghrib. Ia menuju tempat ibadah yang di sediakan di Bandara ini. Ada ketenangan menyelusup ke dalam dada. Teringat wajah Ivana membuat hatinya bergetar. Setelah sholat, David menuju kafe bandara. Di sini menyediakan Aneka macam kopi dan Roti. Ia pesan kopi hitam dan Roti khas Thailand. Menikmati camilan sembari menunggu Ivana. Pesawat logo Burung mendarat manis di Bandara. Para penumpang turun. Ivana dan temanya masih di pantry membersihkan sisa makanan. Tak lama kemudian akhirnya selesai juga. Ivana merentang

  • Pacar Kedua.    Eps. 10.Di Thailand.

    Ivana merebahkan dirinya di Bed hotel Menunggu Norma mandi. Ia meraih hp dari tas Scrol nama Ayah. Di klik. Panggilan tersambung. "Haloo Nak? Sapa Ayah ringan. Rindu suara keluarganya hilang seketika. "Haloo Ayah? "Kabar gimana Ayah?" "Di rumah Alhamdulilah baik- baik saja Nak Semuanya sehat," "Syukurlah ...." "Kamu lagi di mana Van?" "Aku di thailand Yah," "Ya dah hati- hati aja di sana," *** Di kamar sebelah. David memesan kamar di sebelah Ivana. Ia ingin mengikuti Ivana berada. Cinta kadang tak mengenal logika. Seperti dirinya yang mengikuti sampai ke Thailand. Ia menelpon Ivana. Tapi masih tersambung ke panggilan lain. Ivana telepon sama siapa ya? Perasaan cemburu menyelusup di dada David. Ia mendengar derap langkah keluar bersama suara Ivana. Ya itu suara Ivana. David

  • Pacar Kedua.    Eps.11. Binggung Bilang Apa.

    Ivana mengejap berulang kali sambil mengatur nafasnya. Tak percaya kalau David menembaknya. Ivana baru pertama kali di tembak cowok. Selama sekolah tak pernah terlibat pacaran seperti cewek- cewek lainya. Karena Ayah dan Ibunya melarang berpacaran. Juga Ivana lebih fokuskan belajar dan mengikuti Extra kulikuler dari pada menanggapi cowok- cowok yang minta perhatian Ivana. Ia cuek hingga akhirnya para cowok yang menaruh hati padanya pelan- pelan mengundurkan diri. "Ini pertama kalinya aku di tembak cowok Norma? Ternyata begini ya rasanya!Agak kliyengan di kepala ...." "Hahaha ...." "Kasihan amat lho ya ...." Norma tertawa puas. Meledek Ivana. "Ketawa terus !" Ivana menkerucutkan bibirnya. Puas menghina Ivana. "Iya ... ya Maaf," "Aku harus bilang apa ama Davjd? Binggung mau bilang apa?" "Tanya hatimu Ivana sayang, apa merasakan desiran

  • Pacar Kedua.    Eps. 12.

    David mengedarkan pandangan mencari keberadaan Ivana. Tapi gadis manis itu tak di temui. Sepanjang mata memandang tak ada yang memakai kaos putih dan Celana jeans. Yang ada wanita dengan pakaian menutupi Bagian sensitif atas bawah. David menahan yang mata yang terasa mengiurkan untuk di pandang. Perempuan adalah keindahan. Wanita berseliweran mengenakan pakaian kurang bahan juga keindahan. 'Eeh' 'Astaghfirullah ... fokus cari Ivana' batin David. David berjalan di pinggir pantai. Sesekali cewek turis menyapanya dan mengajaknya berkenalan. David melayani sekedar basa basi, tapi matanya tak lepas mencari Ivana. Tak hanya turis wanita, pengunjung laki- laki di sini juga mengenakan celana pendek juga memperlihatkan roti sobeknya. Membuat David tak bisa membiarkan Pujaan hatinya melihat itu. Membayangkan saja udah membuat hati cenat cenut. Ingin menyeret Ivana dari tempat ini. Tapi emang aku siapanya I

  • Pacar Kedua.    Bab. 13.

    Ivana bersama empat temenya di Bandara. Mereka harus menelan kekecewaan tidak bisa liburan di Pantai Pattaya. Tapi tugas penerbangan berikutnya sudah menanti. Mereka berlima chek in dan harus kembali ke Indonesia. Ivana dan temenya sudah di pesawat sekarang. Ia memandang awan yang bergelombang yang seputih kapas. Saat ini cuaca cerah. Tapi tidak suasana hati ini. Sekedar melepas lelah berlibur ke pattaya pun tak bisa. Semua ulah David. 'Ya David' Ivana menyebut nama itu enggan. Saat ini benci mengunung kepadanya. Wajah mereka berlima pasrah. Mereka terdiam dengan pikiranya sendiri- sendiri. Ivana melirik mereka. Dan hmmm sudah ke alam mimpi semua. Ivana tak bisa memejamkan matanya. Wajah David mengoda pikiranya. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok itu. What? David tersenyum ke arahnya. Sambil melambaikan tangan. Ia menepuk jidatnya sendiri. 'Ya Tuhan dia seperti hantu?'

  • Pacar Kedua.    Bab. 14.

    David meletakan koper di kamarnya. Ia merebahkan diri sambil menelungkup memeluk bantal. Bayangan Ivana melintas di pikiranya. Ia senyum sendiri tatkala Memori Ivana melintas. "Napa senyum- senyum? Di bilang bawa kesini Mama ingin kenalan calon istrimu ko!" Mamanya sudah ada di kamar David. "Ngagetin aja deh Ma," David bangkit duduk di atas bed. "Mama ... tolong sini duduk," "Ada apa Putra sulung Mama?" "Mama ...." David menatap lurus Ibunya. "Ada apa sih, hmmm!" "Mau minta kawin? Makanya kan udah Ibu bilang. Bawa kesini biar Mama bisa kenalan siapa namanya tadi ...." Mama nyerocos tanpa bisa di cegah. Bagai Kereta jalan atas rel. "Ivana ...." "Iya, Ivana." David menunduk sebentar kemudian ambil nafas di buang pelan. "Kenapa sih, ko teka- teki gini. Mama nanti migrain lho?

Bab terbaru

  • Pacar Kedua.    Bab. 19

    Ivana terpana mendengar ucapan David.'What jadi istri! Ia ingin tertawa tapi di tahan. Tak ingin merendahkan laki-laki di hadapanya ini. Ia di ajarkan Ayahnya untuk menghargai laki-laki. Ivana terdiam sesaat, memikirkan cara menolak tak menyinggung perasaan David. Ia hanya ingin fokus bekerja di Penerbangan. Ada tanggungan yang harus di bayar, tak ingin buru- buru menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-lakiIvana menatap lekat David sambil menata kata- kata yang pas untuk di ucapkan."Makasih David, sudah sudi mencintai ku. Tapi maaf aku tak bisa menjadi istrimu, aku masih ingin bekerja.Deg.Sakit mendadak menjangkiti hati David. Di cerna segala kata- kata gadis manis di hadapanya. Tanganya mengepal Menahan nyeri yang bersarang di dada.Apa sesakit ini di tolak wanita yang di cintai? Batin DavidTapi David bersikap biasa saja dan berusaha tegar. Sebisa mungkin berpikiran positif. Ia ingin mendapat hat

  • Pacar Kedua.    Bab. 18

    Ivana menyesap kopi di hadapan ya. Pikiranya kalut memikirkan ucapan David. Ia tak habis sosok David. Apa dia orang gila? Huuhft tanya Ivana dalam hati. Ia tak ingin memikirkan itu. Lebih baik menyalakan shower, lalu berdiri di bawahnya. Air membasahi seluruh tubuhnya. Sedikit memberikan kesegaran di tubuhnya.Setengah jam kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di tubuhnya."Nih, ada telepon dari nomer tak di kenal, kayaknya David deh!" kata Lisa sembari menyerahkan ponsel ke pada Ivana. Ivana mengambil ponsel dari tangan Lisa. Tapi segera mematikan panggilan telepon itu."Kenapa di matikan Van?""Dah lah, aku males sama dia! Orang nggak jelas! Gangguin aja!""Terserah kamu deh! " ucap Lisa akhirnya mengalah. Tak ingin debat dengan temannya ini.Ivana menyisir rambutnya yang basah, kemudian memesan makanan online. Lisa sedari tadi sibuk chatingan sambil senyum-senyum. "Duh bikin iri aja deh

  • Pacar Kedua.    17. Menyusul Ke Pontianak.

    David tak kehilangan akal untuk mendapatkan gadis pujaaanya. Ia terbang menuju pontianak. Dalam hati ia terus berdoa berharap cintanya akan di terima. Sakit hati yang pernah di rasakan dulu membuatnya semakin yakin untuk memperjuangkan cintanya. rasa ini di hatinya. Kini David di Bandara. Sesampainya di Bandara David langsung chek in dan menuju kabin pesawat karena sebentar lagi tiba waktunya take off. Perjalanan udara menuju pontianak menghabiskan waktu hampir dua jam lamanya hingga sang burung besi berhasil landibg di salah satu Bandara kota Pontianak. Pesawat terbang mulus ke Pontianak.'Bismillah' ucap David dalam hati sebelum melangkahkan kakinya keluar dari Pesawat. Saat itu suasana sangat ramai penumpang lain yang satu pesawat denganya berhamburan keluar dari pesawat menuju tempat tujuan masing-masing. David melihat Pesawat Ivana terpakir sempurna di Bandara. Harapan membuncah di dada lelaki tampan ini. Bertemu Ivana terb

  • Pacar Kedua.    Bab. 16. Aksi Reta.

    Reta memperkenalkan diri. "Saya Reta pak. Kekasih David." Deg. "Kalau dia mau melamar putri Bapak tolong di tolak ya pak," Ayah Ivana melongo mendengar ucapan wanita di depanya ini. Padahal ia baru saja menyukai David. Tak tau kenapa begitu melihat David langsung suka. "Eeh ... iya nak, tenang saja. Jaga David ya jangan sampai hilang dari gengamanmu!" ucap Ayah Ivana agak emosi. Ayah Ivana mencoba menghubungi Ivana. Tapi tak bisa sinyalnya nggak ada 'Hmm ... mungkin di pesawat,' batin Ayah Ivana. Dia hanya mengirim chat. 'Ivana, apa kamu mengenal David?' 'Dia tadi kesini melamarmu? Apa dia kekasihmu?' Send ke Ivana. Suatu saat pasti di baca. Ivana baru aja turun dari pesawat. Ia bersama Lisa dan dua temen lainya. Ina dan Sofi. Lelah kentara di wajah mereka. Tangan satunya menenteng tas koper. Bayangan Bed Hotel menghantui Waj

  • Pacar Kedua.    Bab. 15. Menyelidiki.

    Reta memarkirkan mobilnya di depan Rumah David. Ia ingin mengawasi siapa gerangan penganti dirinya. Setelah sejam dua jam berlalu akhirnya ada tanda- tanda David keluar dari rumahnya. Sebuah sedan mercedez milik David keluar. Segera Reta mengikutinya. 'Aku pastikan menemukan siapa Penganti kekasihku,' batin Reta. David melajukan mobilnya ke Rumah orang tua Ivana di kampung. Ia di beri tau informan semua tentang Ivana. David sangat senang. Saat berhasil menemukan semua tentang Ivana. Hatinya berbunga. Sepanjang perjalanan ia bersiul. Ingin segera menemukan rumahnya. Ketika masuk perkampungan Ivana. Ia bertanya tanya tentang Rumah Ivana. Ia berhasil menemukan rumah Ivana setelah bersabar tanya- tanya dengan orang kampung di situ. David tertegun. Rumah modern bercat krem berdiri di depanya. David menyiapkan batinya. "Assalamualaikum ...." "Walaikum salam ...." Laki- laki paruh baya keluar.

  • Pacar Kedua.    Bab. 14.

    David meletakan koper di kamarnya. Ia merebahkan diri sambil menelungkup memeluk bantal. Bayangan Ivana melintas di pikiranya. Ia senyum sendiri tatkala Memori Ivana melintas. "Napa senyum- senyum? Di bilang bawa kesini Mama ingin kenalan calon istrimu ko!" Mamanya sudah ada di kamar David. "Ngagetin aja deh Ma," David bangkit duduk di atas bed. "Mama ... tolong sini duduk," "Ada apa Putra sulung Mama?" "Mama ...." David menatap lurus Ibunya. "Ada apa sih, hmmm!" "Mau minta kawin? Makanya kan udah Ibu bilang. Bawa kesini biar Mama bisa kenalan siapa namanya tadi ...." Mama nyerocos tanpa bisa di cegah. Bagai Kereta jalan atas rel. "Ivana ...." "Iya, Ivana." David menunduk sebentar kemudian ambil nafas di buang pelan. "Kenapa sih, ko teka- teki gini. Mama nanti migrain lho?

  • Pacar Kedua.    Bab. 13.

    Ivana bersama empat temenya di Bandara. Mereka harus menelan kekecewaan tidak bisa liburan di Pantai Pattaya. Tapi tugas penerbangan berikutnya sudah menanti. Mereka berlima chek in dan harus kembali ke Indonesia. Ivana dan temenya sudah di pesawat sekarang. Ia memandang awan yang bergelombang yang seputih kapas. Saat ini cuaca cerah. Tapi tidak suasana hati ini. Sekedar melepas lelah berlibur ke pattaya pun tak bisa. Semua ulah David. 'Ya David' Ivana menyebut nama itu enggan. Saat ini benci mengunung kepadanya. Wajah mereka berlima pasrah. Mereka terdiam dengan pikiranya sendiri- sendiri. Ivana melirik mereka. Dan hmmm sudah ke alam mimpi semua. Ivana tak bisa memejamkan matanya. Wajah David mengoda pikiranya. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok itu. What? David tersenyum ke arahnya. Sambil melambaikan tangan. Ia menepuk jidatnya sendiri. 'Ya Tuhan dia seperti hantu?'

  • Pacar Kedua.    Eps. 12.

    David mengedarkan pandangan mencari keberadaan Ivana. Tapi gadis manis itu tak di temui. Sepanjang mata memandang tak ada yang memakai kaos putih dan Celana jeans. Yang ada wanita dengan pakaian menutupi Bagian sensitif atas bawah. David menahan yang mata yang terasa mengiurkan untuk di pandang. Perempuan adalah keindahan. Wanita berseliweran mengenakan pakaian kurang bahan juga keindahan. 'Eeh' 'Astaghfirullah ... fokus cari Ivana' batin David. David berjalan di pinggir pantai. Sesekali cewek turis menyapanya dan mengajaknya berkenalan. David melayani sekedar basa basi, tapi matanya tak lepas mencari Ivana. Tak hanya turis wanita, pengunjung laki- laki di sini juga mengenakan celana pendek juga memperlihatkan roti sobeknya. Membuat David tak bisa membiarkan Pujaan hatinya melihat itu. Membayangkan saja udah membuat hati cenat cenut. Ingin menyeret Ivana dari tempat ini. Tapi emang aku siapanya I

  • Pacar Kedua.    Eps.11. Binggung Bilang Apa.

    Ivana mengejap berulang kali sambil mengatur nafasnya. Tak percaya kalau David menembaknya. Ivana baru pertama kali di tembak cowok. Selama sekolah tak pernah terlibat pacaran seperti cewek- cewek lainya. Karena Ayah dan Ibunya melarang berpacaran. Juga Ivana lebih fokuskan belajar dan mengikuti Extra kulikuler dari pada menanggapi cowok- cowok yang minta perhatian Ivana. Ia cuek hingga akhirnya para cowok yang menaruh hati padanya pelan- pelan mengundurkan diri. "Ini pertama kalinya aku di tembak cowok Norma? Ternyata begini ya rasanya!Agak kliyengan di kepala ...." "Hahaha ...." "Kasihan amat lho ya ...." Norma tertawa puas. Meledek Ivana. "Ketawa terus !" Ivana menkerucutkan bibirnya. Puas menghina Ivana. "Iya ... ya Maaf," "Aku harus bilang apa ama Davjd? Binggung mau bilang apa?" "Tanya hatimu Ivana sayang, apa merasakan desiran

DMCA.com Protection Status