Beranda / Romansa / PURA PURA JADIAN / BAB 15: Resolusi Tak Terduga

Share

BAB 15: Resolusi Tak Terduga

Penulis: SyafaSA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-26 17:58:59

---

Hari-hari berjalan dengan tenang setelah kejadian-kejadian yang penuh ketegangan itu. Meskipun Clarissa masih ada di sekolah, dia tidak lagi mencoba mendekati Reyhan dengan cara yang mengganggu. Ada semacam kesepakatan tak tertulis di antara kami—Clarissa tahu bahwa Reyhan adalah pacarku, dan aku juga tahu bahwa dia memiliki perasaan yang sama terhadap Reyhan. Jadi, kami mencoba untuk tetap bersikap baik-baik saja meski tidak menjadi teman dekat.

Suatu hari, saat jam istirahat, aku berjalan menuju kantin bersama Hana. Aku sedang tertawa tentang betapa lucunya kejadian di kelas matematika tadi pagi, ketika tiba-tiba Clarissa menghampiriku.

“Aku perlu bicara sama kamu, Nail,” katanya dengan wajah serius, berbeda dari biasanya yang selalu ceria.

Aku melirik Hana, yang terlihat kebingungan. "Ehm, oke, aku dengar dulu, ya?" jawabku, meskipun hati sedikit ragu.

Clarissa mengangguk dan melangkah sedikit menjauh dari keramaian. Hana, yang cerdik, langsung mundur dengan dalih ingin membeli
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PURA PURA JADIAN   BAB 16: Ujian Kepercayaan

    ---Setelah Clarissa mundur dan aku merasa hubungan kami dengan Reyhan kembali tenang, aku pikir drama sudah berakhir. Ternyata, masalah baru muncul, dan kali ini bukan dari luar—tetapi dari dalam diriku sendiri. Sebuah perasaan yang selama ini kupendam mulai mencuat ke permukaan: rasa insecure.Suatu sore, kami duduk di taman sekolah. Reyhan sedang sibuk mengunyah cemilan, sementara aku melamun, menatap langit yang tampak biru cerah. Namun, entah mengapa, pikiranku melayang pada hal-hal yang membuatku merasa cemas."Rey, menurut kamu, aku ini cukup baik buat kamu nggak?" Tiba-tiba, aku mengajukan pertanyaan itu tanpa sengaja. Aku bahkan tidak tahu kenapa pertanyaan itu keluar begitu saja.Reyhan menoleh padaku dengan tatapan bingung. "Hah? Kok nanya gitu?" Dia tertawa kecil, tampak sedikit bingung. "Ya jelas kamu lebih dari cukup. Aku nggak akan milih orang lain kalau aku udah punya kamu. Kamu ini lebih dari apa yang aku harapkan."Mendengar jawabannya, seharusnya aku merasa lega. Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • PURA PURA JADIAN   BAB 17: Gosip yang Menghebohkan

    ---Hari itu, aku merasa segalanya baik-baik saja. Pagi yang cerah, tugas sekolah yang ringan, dan donat cokelat favoritku yang tampak menggoda di atas piring plastik. Aku duduk di kantin bersama Hana, sahabatku, menikmati suasana istirahat dengan tenang. Sampai kemudian, suara Vira dari meja sebelah menghancurkan kedamaian itu seperti batu jatuh ke kolam yang tenang."Eh, denger-denger Reyhan ketemuan sama Clarissa di kafe, lho," katanya dengan nada penuh sensasi, seperti pembawa acara gosip di televisi.Aku yang sedang mengunyah donat langsung berhenti. Gigi terhenti di tengah cokelat yang meleleh, dan hampir saja aku tersedak. Dengan mata melebar, aku menoleh ke arahnya. "Apa? Siapa yang bilang?" tanyaku nyaris panik, donat masih tertahan di tangan.Vira menatapku seolah aku baru saja bertanya sesuatu yang jelas. "Katanya anak kelas sebelah yang lihat. Mereka kelihatan ngobrol serius, gitu," jawabnya sambil mengaduk es teh manisnya dengan gaya santai seolah dia baru saja mengumumka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • PURA PURA JADIAN   BAB 18: Konfrontasi Penuh Emosi

    ---Malam itu, aku tidak bisa lagi menahan diri. Pikiran tentang Reyhan dan Clarissa terus menghantui kepalaku seperti soundtrack horor yang terus berulang. Setelah makan malam, aku menatap ponselku, menimbang apakah harus meneleponnya atau tidak. Tapi, semakin lama aku berpikir, semakin mengerikan skenario yang muncul di kepalaku. Jadi, dengan napas panjang dan mental yang belum sepenuhnya siap, aku menekan nomor Reyhan.Telepon berdering beberapa kali sebelum akhirnya dia menjawab. Suaranya terdengar santai, terlalu santai untuk seseorang yang sedang berada dalam radar kecurigaan. "Halo, Nail. Ada apa? Kok telepon malam-malam gini?"Aku mencoba menjaga nada suaraku tetap tenang. "Rey, aku denger kamu ketemu sama Clarissa di kafe. Itu benar?" tanyaku langsung, tanpa basa-basi.Hening.Detik-detik berlalu seperti adegan slow motion di film drama. Akhirnya, Reyhan bersuara, terdengar sedikit ragu. "Iya, tapi aku bisa jelasin."Aku mengernyit. "Jelasin apa? Kamu nggak bilang apa-apa soa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • PURA PURA JADIAN   BAB 19: Klarifikasi yang Menyentuh

    ---Keesokan harinya, aku sedang duduk di bangku taman sekolah sambil menatap daun-daun yang berguguran. Pikiran tentang perbincangan semalam dengan Reyhan masih berputar di kepalaku. Sebagian besar diriku merasa lega, tapi ada bagian kecil yang masih kesal. Apakah aku terlalu cemburu? Atau apakah Reyhan yang terlalu santai?Tidak lama kemudian, Reyhan datang dengan langkah cepat, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya. Dia langsung duduk di sebelahku tanpa banyak bicara. "Nail, aku tahu aku salah karena nggak bilang dulu soal ketemuan sama Clarissa. Tapi aku nggak mau ada kesalahpahaman antara kita."Aku mengangkat alis. "Oh, jadi sekarang kamu mau klarifikasi, ya? Apa ini episode 'Reyhan Minta Maaf: Versi Diperpanjang'?" tanyaku dengan nada sinis, meskipun dalam hati aku tahu aku hanya berusaha menyembunyikan rasa bersalahku.Reyhan menghela napas, kemudian mengeluarkan sebuah buku catatan dari tasnya. "Ini," katanya, menyerahkan buku itu kepadaku. "Ini alasan aku ketemu dia.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • PURA PURA JADIAN   BAB 20: Bahagia itu Kepercayaan

    ---Sejak perbincangan terakhir dengan Reyhan, aku berusaha untuk benar-benar mempercayainya. Aku tahu, rasa cemas dan ragu tidak akan membawa kami ke mana-mana. Jadi, aku mulai belajar untuk melepaskan kekhawatiran itu dan fokus pada apa yang benar-benar penting: kebahagiaan kami berdua.Hari-hari berlalu dengan lebih ringan. Reyhan tetap seperti biasa, selalu ada dengan senyumnya yang menenangkan, dan aku mulai merasakan perubahan dalam diriku. Tidak ada lagi malam-malam penuh kecemasan atau telepon mendadak karena rasa curiga yang tidak perlu. Aku merasa lebih bebas, seperti beban besar telah terangkat dari dadaku.Namun, bukan berarti aku sepenuhnya berubah menjadi malaikat sabar. Ada saat-saat di mana kekesalanku masih muncul, terutama ketika Reyhan melakukan hal-hal kecil yang, meskipun tidak signifikan, tetap saja mengganggu. Seperti ketika dia lupa membawa payung saat hujan deras, dan aku harus menjemputnya di sekolah dengan basah kuyup."Rey, serius deh. Kamu itu kan tahu bak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • PURA PURA JADIAN   BAB 21: Drama Pensi Sekolah

    ---Hubungan kami yang akhirnya stabil mulai diuji lagi, kali ini bukan oleh orang ketiga, tapi oleh situasi yang benar-benar baru: persiapan pentas seni (pensi) sekolah. Aku terlibat sebagai anggota panitia, dan tanggung jawabku bukan main banyaknya. Mulai dari dekorasi panggung yang harus megah, daftar pengisi acara, hingga memastikan semuanya berjalan lancar pada hari H.Di sisi lain, Reyhan tergabung dalam band sekolah yang akan tampil di acara puncak. Jadwal latihannya yang padat membuat waktu kami bersama menjadi semakin terbatas. Ini jelas menjadi tantangan baru bagi kami berdua.Suatu sore, setelah rapat panitia yang melelahkan, Reyhan menghampiriku di kantin. "Nail, aku nggak bisa nemenin kamu pulang hari ini. Ada latihan band," katanya sambil menatapku dengan sedikit rasa bersalah.Aku mengangguk pelan, mencoba menyembunyikan rasa kecewaku. "Nggak apa-apa, Rey. Semangat latihannya, ya."Dia tersenyum, lalu mengacak rambutku dengan lembut. "Thanks, Sayang. Aku janji, pas hari

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • PURA PURA JADIAN   BAB 22: Fitnah di Balik Layar

    ---Beberapa hari menjelang pensi, suasana sekolah semakin ramai. Tapi, bukan cuma karena persiapan acara yang kian mendekati puncaknya, melainkan juga karena gosip baru yang beredar. Kali ini, desas-desus yang beredar bukan main hebohnya—tentang Reyhan."Eh, lo tahu nggak?" kata salah satu teman panitia dengan nada berbisik tapi jelas terdengar. "Reyhan katanya sering jalan bareng sama Dinda, anak XII IPS 1. Mereka keliatan mesra banget pas latihan."Aku yang sedang sibuk mengatur daftar pengisi acara langsung menghentikan pekerjaanku. Mendengar nama Reyhan dan Dinda disebut dalam satu kalimat membuat jantungku berdegup lebih cepat. "Apa? Siapa Dinda?" tanyaku, mencoba terdengar santai meski dalam hati sudah bergolak."Ya, itu. Anak band juga. Katanya mereka sering latihan bareng, dan... ya gitu deh, keliatan dekat banget," lanjutnya sambil memberikan tatapan penuh arti.Aku mencoba menelan rasa kesal yang mulai merayap. Siapa Dinda? Kenapa Reyhan nggak pernah cerita soal dia? Apa in

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • PURA PURA JADIAN   BAB 23: Konfrontasi di Studio

    ---Malam itu, aku memutuskan untuk memeriksa sendiri apa yang sebenarnya terjadi di studio tempat Reyhan dan band-nya berlatih. Gosip yang beredar membuat hatiku tidak tenang, dan meskipun Reyhan sudah meyakinkan, aku butuh bukti nyata.Saat aku tiba di studio, aku melihat mereka sedang berlatih. Suara gitar, drum, dan vokal Reyhan mengisi ruangan, menciptakan suasana yang penuh semangat. Tapi perhatianku langsung tertuju pada Reyhan yang sedang bercanda dengan seorang cewek di dekatnya. Mereka tampak akrab, dan hatiku langsung terasa berat."Reyhan," panggilku, mencoba menahan nada suaraku agar tetap tenang.Dia menoleh, terkejut melihatku. "Nail? Kamu kok di sini?""Aku cuma mau lihat latihanmu," jawabku sambil melangkah mendekat, lalu melirik cewek itu. "Siapa dia?"Cewek itu langsung menjawab dengan ramah. "Oh, aku Dinda. Gitaris band ini."Reyhan segera menjelaskan. "Dinda cuma teman latihan, Nail. Nggak ada apa-apa, aku janji."Aku mengangguk pelan, meskipun perasaan cemas masi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • PURA PURA JADIAN   BAB 25: Bahagia Itu Pilihan

    ---Setelah pensi yang spektakuler, hubungan kami semakin solid. Meskipun Reyhan tetap saja dengan segala kekonyolannya, aku mulai belajar untuk lebih percaya padanya. Aku tahu bahwa dia selalu berusaha menunjukkan bahwa aku adalah prioritas utamanya, meski kadang caranya agak… unik.Salah satu contohnya adalah ketika dia memutuskan untuk memasak makan malam romantis di rumahku. "Nail, kamu tinggal duduk manis aja. Malam ini aku yang masak!" katanya dengan penuh semangat.Aku mengangkat alis, agak skeptis. "Kamu? Masak? Yang benar aja, Rey."Dia menepuk dadanya dengan percaya diri. "Tenang, Chef Reyhan di sini siap melayani."Aku memutuskan untuk membiarkannya mencoba, meski aku sudah menyiapkan nomor darurat tukang makanan favorit, just in case. Tak lama kemudian, aroma masakan mulai memenuhi rumah, dan aku harus mengakui, baunya cukup menggoda.Tapi, begitu aku masuk ke dapur, aku langsung tahu bahwa ekspektasi harus diturunkan. Dapur berantakan seperti habis dihantam tornado. Tepun

  • PURA PURA JADIAN   BAB 24: Pensi yang Tak Terlupakan

    ---Hari H pensi akhirnya tiba, dan suasana sekolah berubah menjadi lebih hidup dari biasanya. Setiap sudut dihiasi dengan lampu-lampu berwarna dan poster-poster kreatif. Aku, sebagai panitia, sudah sibuk sejak pagi, memastikan semua berjalan sesuai rencana."Mana Reyhan? Dia udah siap belum?" tanyaku pada Hana, yang juga sibuk membantu di belakang panggung."Tenang aja, Nail. Dia udah di sana, lagi cek sound," jawab Hana sambil tersenyum menggoda. "Gimana, nervous ya lihat pacar sendiri tampil?"Aku mengangkat bahu, meski sebenarnya aku merasa deg-degan. "Bukan nervous, lebih ke penasaran. Dia janji mau nyanyiin lagu spesial buat aku."Hana tertawa kecil. "Ya ampun, romantis banget sih. Jangan sampai kamu nangis di depan panggung, ya."Aku menepis leluconnya dengan senyum kecil, lalu melanjutkan pekerjaanku. Setelah beberapa saat, terdengar suara panggilan untuk Reyhan dan band-nya untuk naik ke panggung. Aku segera bergegas ke depan, mencari tempat terbaik untuk menonton.Reyhan mun

  • PURA PURA JADIAN   BAB 23: Konfrontasi di Studio

    ---Malam itu, aku memutuskan untuk memeriksa sendiri apa yang sebenarnya terjadi di studio tempat Reyhan dan band-nya berlatih. Gosip yang beredar membuat hatiku tidak tenang, dan meskipun Reyhan sudah meyakinkan, aku butuh bukti nyata.Saat aku tiba di studio, aku melihat mereka sedang berlatih. Suara gitar, drum, dan vokal Reyhan mengisi ruangan, menciptakan suasana yang penuh semangat. Tapi perhatianku langsung tertuju pada Reyhan yang sedang bercanda dengan seorang cewek di dekatnya. Mereka tampak akrab, dan hatiku langsung terasa berat."Reyhan," panggilku, mencoba menahan nada suaraku agar tetap tenang.Dia menoleh, terkejut melihatku. "Nail? Kamu kok di sini?""Aku cuma mau lihat latihanmu," jawabku sambil melangkah mendekat, lalu melirik cewek itu. "Siapa dia?"Cewek itu langsung menjawab dengan ramah. "Oh, aku Dinda. Gitaris band ini."Reyhan segera menjelaskan. "Dinda cuma teman latihan, Nail. Nggak ada apa-apa, aku janji."Aku mengangguk pelan, meskipun perasaan cemas masi

  • PURA PURA JADIAN   BAB 22: Fitnah di Balik Layar

    ---Beberapa hari menjelang pensi, suasana sekolah semakin ramai. Tapi, bukan cuma karena persiapan acara yang kian mendekati puncaknya, melainkan juga karena gosip baru yang beredar. Kali ini, desas-desus yang beredar bukan main hebohnya—tentang Reyhan."Eh, lo tahu nggak?" kata salah satu teman panitia dengan nada berbisik tapi jelas terdengar. "Reyhan katanya sering jalan bareng sama Dinda, anak XII IPS 1. Mereka keliatan mesra banget pas latihan."Aku yang sedang sibuk mengatur daftar pengisi acara langsung menghentikan pekerjaanku. Mendengar nama Reyhan dan Dinda disebut dalam satu kalimat membuat jantungku berdegup lebih cepat. "Apa? Siapa Dinda?" tanyaku, mencoba terdengar santai meski dalam hati sudah bergolak."Ya, itu. Anak band juga. Katanya mereka sering latihan bareng, dan... ya gitu deh, keliatan dekat banget," lanjutnya sambil memberikan tatapan penuh arti.Aku mencoba menelan rasa kesal yang mulai merayap. Siapa Dinda? Kenapa Reyhan nggak pernah cerita soal dia? Apa in

  • PURA PURA JADIAN   BAB 21: Drama Pensi Sekolah

    ---Hubungan kami yang akhirnya stabil mulai diuji lagi, kali ini bukan oleh orang ketiga, tapi oleh situasi yang benar-benar baru: persiapan pentas seni (pensi) sekolah. Aku terlibat sebagai anggota panitia, dan tanggung jawabku bukan main banyaknya. Mulai dari dekorasi panggung yang harus megah, daftar pengisi acara, hingga memastikan semuanya berjalan lancar pada hari H.Di sisi lain, Reyhan tergabung dalam band sekolah yang akan tampil di acara puncak. Jadwal latihannya yang padat membuat waktu kami bersama menjadi semakin terbatas. Ini jelas menjadi tantangan baru bagi kami berdua.Suatu sore, setelah rapat panitia yang melelahkan, Reyhan menghampiriku di kantin. "Nail, aku nggak bisa nemenin kamu pulang hari ini. Ada latihan band," katanya sambil menatapku dengan sedikit rasa bersalah.Aku mengangguk pelan, mencoba menyembunyikan rasa kecewaku. "Nggak apa-apa, Rey. Semangat latihannya, ya."Dia tersenyum, lalu mengacak rambutku dengan lembut. "Thanks, Sayang. Aku janji, pas hari

  • PURA PURA JADIAN   BAB 20: Bahagia itu Kepercayaan

    ---Sejak perbincangan terakhir dengan Reyhan, aku berusaha untuk benar-benar mempercayainya. Aku tahu, rasa cemas dan ragu tidak akan membawa kami ke mana-mana. Jadi, aku mulai belajar untuk melepaskan kekhawatiran itu dan fokus pada apa yang benar-benar penting: kebahagiaan kami berdua.Hari-hari berlalu dengan lebih ringan. Reyhan tetap seperti biasa, selalu ada dengan senyumnya yang menenangkan, dan aku mulai merasakan perubahan dalam diriku. Tidak ada lagi malam-malam penuh kecemasan atau telepon mendadak karena rasa curiga yang tidak perlu. Aku merasa lebih bebas, seperti beban besar telah terangkat dari dadaku.Namun, bukan berarti aku sepenuhnya berubah menjadi malaikat sabar. Ada saat-saat di mana kekesalanku masih muncul, terutama ketika Reyhan melakukan hal-hal kecil yang, meskipun tidak signifikan, tetap saja mengganggu. Seperti ketika dia lupa membawa payung saat hujan deras, dan aku harus menjemputnya di sekolah dengan basah kuyup."Rey, serius deh. Kamu itu kan tahu bak

  • PURA PURA JADIAN   BAB 19: Klarifikasi yang Menyentuh

    ---Keesokan harinya, aku sedang duduk di bangku taman sekolah sambil menatap daun-daun yang berguguran. Pikiran tentang perbincangan semalam dengan Reyhan masih berputar di kepalaku. Sebagian besar diriku merasa lega, tapi ada bagian kecil yang masih kesal. Apakah aku terlalu cemburu? Atau apakah Reyhan yang terlalu santai?Tidak lama kemudian, Reyhan datang dengan langkah cepat, wajahnya terlihat lebih serius dari biasanya. Dia langsung duduk di sebelahku tanpa banyak bicara. "Nail, aku tahu aku salah karena nggak bilang dulu soal ketemuan sama Clarissa. Tapi aku nggak mau ada kesalahpahaman antara kita."Aku mengangkat alis. "Oh, jadi sekarang kamu mau klarifikasi, ya? Apa ini episode 'Reyhan Minta Maaf: Versi Diperpanjang'?" tanyaku dengan nada sinis, meskipun dalam hati aku tahu aku hanya berusaha menyembunyikan rasa bersalahku.Reyhan menghela napas, kemudian mengeluarkan sebuah buku catatan dari tasnya. "Ini," katanya, menyerahkan buku itu kepadaku. "Ini alasan aku ketemu dia.

  • PURA PURA JADIAN   BAB 18: Konfrontasi Penuh Emosi

    ---Malam itu, aku tidak bisa lagi menahan diri. Pikiran tentang Reyhan dan Clarissa terus menghantui kepalaku seperti soundtrack horor yang terus berulang. Setelah makan malam, aku menatap ponselku, menimbang apakah harus meneleponnya atau tidak. Tapi, semakin lama aku berpikir, semakin mengerikan skenario yang muncul di kepalaku. Jadi, dengan napas panjang dan mental yang belum sepenuhnya siap, aku menekan nomor Reyhan.Telepon berdering beberapa kali sebelum akhirnya dia menjawab. Suaranya terdengar santai, terlalu santai untuk seseorang yang sedang berada dalam radar kecurigaan. "Halo, Nail. Ada apa? Kok telepon malam-malam gini?"Aku mencoba menjaga nada suaraku tetap tenang. "Rey, aku denger kamu ketemu sama Clarissa di kafe. Itu benar?" tanyaku langsung, tanpa basa-basi.Hening.Detik-detik berlalu seperti adegan slow motion di film drama. Akhirnya, Reyhan bersuara, terdengar sedikit ragu. "Iya, tapi aku bisa jelasin."Aku mengernyit. "Jelasin apa? Kamu nggak bilang apa-apa soa

  • PURA PURA JADIAN   BAB 17: Gosip yang Menghebohkan

    ---Hari itu, aku merasa segalanya baik-baik saja. Pagi yang cerah, tugas sekolah yang ringan, dan donat cokelat favoritku yang tampak menggoda di atas piring plastik. Aku duduk di kantin bersama Hana, sahabatku, menikmati suasana istirahat dengan tenang. Sampai kemudian, suara Vira dari meja sebelah menghancurkan kedamaian itu seperti batu jatuh ke kolam yang tenang."Eh, denger-denger Reyhan ketemuan sama Clarissa di kafe, lho," katanya dengan nada penuh sensasi, seperti pembawa acara gosip di televisi.Aku yang sedang mengunyah donat langsung berhenti. Gigi terhenti di tengah cokelat yang meleleh, dan hampir saja aku tersedak. Dengan mata melebar, aku menoleh ke arahnya. "Apa? Siapa yang bilang?" tanyaku nyaris panik, donat masih tertahan di tangan.Vira menatapku seolah aku baru saja bertanya sesuatu yang jelas. "Katanya anak kelas sebelah yang lihat. Mereka kelihatan ngobrol serius, gitu," jawabnya sambil mengaduk es teh manisnya dengan gaya santai seolah dia baru saja mengumumka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status