Beranda / Romansa / PUDING JELLY / 59. Kebenaran

Share

59. Kebenaran

Penulis: yessiratna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-06 15:12:43
( PoV Albert )

"Sekarang kalau kamu pikir, masuk akal nggak kalau kamu pacaran sama dia? Masuk akal nggak kalau kamu suka sama dia? Dia itu playboy Ra. Dia emang selalu godain kamu, tapi kamu nggak pernah mau." Darahku mendidih. Bisa-bisanya Aksara memberitahukan bagaimana hubungannya dengan Asmara dulu. Belum puaskah dia dengan dua orang wanita dewasa dan cantik yang menemaninya saat ini? Apakah dia harus mengganggu Asmara yang bahkan tak ingat siapa dirinya? Apakah dia akan mengambil seseorang yang bahkan hanya di jadikan permainannya saja? Apakah dia ingin Asmara kembali setelah dia meninggalkannya demi Bu Andira dulu? Kurang ajar memang.

"Aku nggak yakin sih. Cuma ketika dia bilang ke aku buat tanya sama kamu, aku jadi penasaran. Apalagi dia juga bilang kalau semua kru yang kerja sama kita saat ini tahu semua soal aku sama dia dulu. Dan yang lebih gilanya, dia bilang kalau Bu Manda dan Bu Dira juga tahu." Asmara terlihat penasaran. Ekspresi wajahnya tampak kebingungan. Tampaknya di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PUDING JELLY   60. Akhirnya

    ( PoV Albert )"Al. Kok kita nggak pulang?" Asmara mengernyitkan dahinya menatapku. Mungkin merasa bingung mengapa aku tak mengantarkannya pulang. Akupun tak yakin mengapa aku membawa Asmara ke tempat ini. Tempat yang selalu aku kunjungi setiap kali aku merasa tak bahagia. Atap Rumah Sakit."Aku lagi nggak pengen pulang. Perasaanku nggak nyaman banget." Rasanya aku ingin sekali jujur kepadanya. Rasanya aku lelah bersembunyi. Bersembunyi di balik kebohongan ini. Namun, rasanya juga sulit sekali untukku. Sulit jika akhirnya aku melihat kebencian di matanya. Sulit jika akhirnya dia menjauh dan pergi meninggalkanku. Sulit jika akhirnya harus melihatnya menganggapku sebagai kakaknya lagi. Aku tak yakin jika aku akan sanggup menjalani hidupku setelah aku mengatakannya kepadanya. Namun semakin aku bersamanya, semakin aku tak memiliki hak untuk membuatnya menderita."Kamu masih belum percaya kalau aku cinta sama kamu?" Asmara dengan lembut memelukku dari belakang. Dekapannya yang begitu hangat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-07
  • PUDING JELLY   61. Tak Merubah Apapun

    ( PoV Asmara )Bagaikan di tikam ribuan pisau belati. Hatiku hancur berkeping-keping. Lelaki yang kini memeluk erat diriku, lelaki yang selama ini aku cintai, lelaki yang sangat aku percayai, dia sebenarnya yang menghancurkanku. Dia membohongiku.Ingin sekali aku mengambil sandal dan menamparnya berkali-kali. Namun apa daya? Aku hanya bisa terdiam dan tak bergeming di pelukannya. Seakan aku larut dalam cintanya, dan tak mempermasalahkan kebohongannya.Perlahan aku melepaskan tangannya dari tubuhku. Aku menatapnya tajam. Menatap mata yang kini di penuhi dengan air mata. Entah apa maknanya air mata itu. Mungkin dia menangis karena dia menyesal. Atau mungkin dia menangis karena takut aku tinggalkan. Bahkan mungkin, kedua alasan itulah yang menyebabkan kedua matanya basah."Kamu tahu rasanya hatiku saat ini Al?" Dengan suara parau karena menangis, aku menanyakan hal itu kepadanya. Sebenarnya meskipun aku tak menanyakannya, Albert sudah pasti paham apa yang aku rasakan. Dia pasti tahu jika

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-08
  • PUDING JELLY   62. Berpetualang

    ( PoV Asmara )"Aaaaaaa. Hahaha. Seru banget Al!" Aku berteriak ketika sepeda motor Albert 'terbang' di antara jalanan licin di hutan yang sore ini kami lewati. Hutan ini adalah tempat dimana para club sepeda motor melakukan kegiatan rutin mereka atau yang sering di sebut dengan istilah 'trabas'. Albert memang tak pernah mengikuti club motor apapun. Namun dia tahu tempat ini dari salah satu temannya yang menjadi anggota club motor di kota ini. Dan ya, tempat ini berada tak jauh dari villa keluarga Albert. Jadi Albert sudah lama mengetahuinya meskipun baru kali ini mengunjunginya."Kamu nggak takut?" Albert berteriak, bertanya kepadaku. Suara mesin motor yang keras memang membuat kami harus berteriak saat berbicara agar lawan bicara kami mampu mendengarnya. Tak apalah, ini kan di dalam hutan, jadi tak akan ada yang terganggu dengan teriakan kami."Nggak! Kan ada kamu Nggak ada yang aku takutin kalau aku sama kamu Al. Bahkan kalau kamu ngajak ke dasar neraka pun, aku ikut!" Aku memeluk A

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-09
  • PUDING JELLY   63. Malam Berkemah

    ( PoV Albert )"Makasih ya Ra, kamu udah mau maafin aku." Aku menatap langit malam pegunungan yang indah ini. Bintang bersinar lebih terang di tempat ini. Apalagi malam ini malam spesial buat aku dan Asmara. Aku resmi menjadi pacarnya tanpa adanya kebohongan. Dan Asmara, dia mencintaiku. Jangan tanya bagaimana rasanya. Kalian yang cintanya belum pernah bertepuk sebelah tangan, tak akan tahu rasanya. Cinta yang bertepuk sebelah tangan selama bertahun-tahun ini, kini akhirnya berbalas. Meskipun dengan awal yang di penuhi dengan kebohongan.Mungkin ini sudah takdir Tuhan. Tuhan telah membuatku menderita selama ini. Dan kini, Tuhan telah membayar semua penderitaan yang aku alami menjadi sebuah kebahagiaan yang tak bisa aku bayangkan sebelumnya. Menjadi pacar Asmara."Kalau aku nggak maafin kamu, aku juga akan sakit hati Al. Karena itu berarti, aku harus kehilangan kamu." Asmara tersenyum manis ke arahku. Aku menatap Asmara yang begitu cantik dengan senyum itu. Benar-benar seperti mimpi. Ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-10
  • PUDING JELLY   64. Anak

    ( PoV Albert )"Aku yakin Bu Dira ke arah sini Ra." Aku dan Asmara yang seharusnya hari ini kembali ke kota, malah melihat Bu Dira yang sedang berjalan terburu-buru ke arah jalan setapak dekat jurang dimana Asmara pernah jatuh dan hilang ingatan dulu. Dan tempat itu juga sangat dekat dengan villa keluargaku. Aku jadi penasaran dan akhirnya mengikutinya.Entah apa yang di lakukan Bu Dira di tempat ini. Mungkin saja beliau berasal dari kota ini dan saat ini datang hanya untuk berkunjung ke sanak keluarganya. Namun jika memang Bu Dira berasal dari kota ini, kenapa penampilannya aneh seperti yang aku lihat tadi? Bukankah terlalu berlebihan jika harus mengenakan kerudung dan kacamata hitam serta menutup wajahnya dengan syal jika hanya ingin berkunjung ke kerabat saja?Ah, pasti ada sesuatu karena Bu Dira jelas sekali sedang melakukan penyamaran agar tak di ketahui kedatangannya kesini oleh siapapun. Namun siapa yang beliau hindari? Siapa seseorang yang seharusnya tak tahu dengan kegiatan Bu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-11
  • PUDING JELLY   65. Anak Cantik

    ( PoV Andira )"Bagaimana kabarmu hari ini anakku yang cantik? Maaf jika Mama belum bisa membawamu bertemu dengan Papamu. Mungkin Papamu tak akan pernah mau menerima kamu menjadi anaknya dengan kondisi yang seperti ini. Dia lelaki jahat Nak. Itulah mengapa Mama tak mau jika kamu mengenalnya. Apalagi sampai bertemu dengannya, setidaknya untuk saat ini." Aku membenarkan selimut anak kesayanganku itu. Cuaca pegunungan yang sangat dingin, sehingga dia harus selalu memakai selimut tebal setiap hari. Apalagi dengan kondisi tubuhnya yang tak sehat. Ya! Dia sakit. Dia memang punya penyakit dari kecil. Kondisi tubuhnya begitu lemah sehingga membuatnya sering terbaring di atas tempat tidur.Dia tak merespon sama sekali. Dia bahkan tak pernah mau membuka matanya untukku. Entah mau sampai kapan dia akan seperti ini. Aku tak tahu apalagi yang harus aku lakukan untuk membuatnya membuka mata dan melihat dunia yang indah ini kembali. Meskipun aku tak yakin jika dia akan menyukainya. Mungkin saja dia a

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-13
  • PUDING JELLY   66. Melupakannya

    ( PoV Albert )"Aneh nggak sih Ra menurut kamu?" Aku menjalankan motorku dengan sangat pelan. Kami sudah berada di jalan pulang. Entahlah. Aku merasa kepikiran saja dengan apa yang aku lihat tadi. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Yang membuatku sangat ingin mengetahuinya. Tentang Bu Andira dan anaknya."Udahlah Al. Bukan urusan kita juga kan? Nggak penting juga kali ah." Asmara yang dengan nyamannya bersender di pundakku, seakan tak peduli dengan keanehan yang aku rasakan. Entah karena dia memang punya pembawaan yang cuek, ataukah karena memang dia tak peduli lagi dengan apa saja yang berhubungan dengan Aksara. Bukannya apa-apa, dulu Asmara selalu tak bisa mengabaikan hal sekecil apapun mengenai Aksara? Apalagi ini adalah berita besar. Bu Andira, seseorang yang menjadi sebab Aksara berpaling darinya, memiliki seorang anak yang tak jelas darimana asal usulnya. Dan Bu Dira juga menyembunyikannya. Jelas saja ini menjadi hal yang sangat di butuhkan Asmara untuk menarik Aksara kembali j

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • PUDING JELLY   67. Amel Kembali

    ( PoV Albert )"Hai." Suara seseorang yang sangat aku kenal menghampiriku di kamarku. Aku sedang berbaring sambil mendengarkan musik ska yang dulu pernah hits pada zamannya. Rasanya lelah sekali setelah dua hari pergi ke puncak bersama dengan Asmara. Kondisi jalan yang berliku dan dengan menggunakan sepeda motor, menjadi penyebab utama rasa lelahku ini. Selain itu rasa penasaranku dengan Bu Dira waktu itu, membuatku semakin banyak berpikir di sepanjang perjalanan kami pulang yang tentu saja ikut menguras energiku. Hampir saja aku memejamkan mataku, hingga suara tadi membuat mataku kembali terbuka dengan lebar."Amel?" Aku terkejut. Rasa terkejut yang tak semestinya, karena melihat Amel bermain ke rumahku adalah hal yang sangat biasa terjadi dulu. Namun kali ini Amel ada di depanku setelah dia menghilang beberapa bulan yang lalu karena kejadian di sekolah waktu itu. Ya! Waktu kami bertengkar di depan kelas Asmara karena Amel ingin membocorkan rahasia kalau Asmara adalah selingkuhan Aksa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-06

Bab terbaru

  • PUDING JELLY   82. Penolakan Lagi

    ( PoV Asmara )"Waktu itu aku nyari-nyari kamu Ra. Aku telusuri seluruh jalanan kayak orang gila biar bisa nemuin kamu." Albert menatapku. Tatapannya sayu. Dia sepertinya masih memendam perasaan kecewa kepadaku, dengan kepergianku waktu itu."Maafin aku, aku udah banyak salah sama kamu Al." Aku menunduk. Aku tak berani menatap matanya. Semakin aku menatapnya, semakin aku merasa tak pantas untuk mendapatkan maaf darinya."Aku nggak apa-apa Ra. Mungkin kamu takut sama aku malam itu. Mungkin kamu nggak mau deket lagi sama aku yang saat itu sedang kumat. Jadi kamu memutuskan untuk pergi. Dan aku ngerti." Albert semakin erat menggenggam tanganku. Sudah ku duga, dia tak akan marah kepadaku, sebesar apapun kesalahanku. Dia akan selalu memaafkanku meskipun aku telah membuatnya terluka. Sikapnya itulah yang membuatku semakin menyesal karena tak bisa mencintainya."Kamu udah banyak merawat aku Al, jadi aku nggak akan mungkin pergi hanya karena penyakit kamu itu." Ya. Malam itu aku mengetahui sa

  • PUDING JELLY   81. Ingin Tahu

    ( PoV Asmara )Kulihat Albert yang tampak kelelahan, tertidur di tepi tempat tidurku. Wajahnya yang tampan terlihat sayu karena terlalu banyak terjaga untuk menjagaku. Aku merasa begitu bersalah karenanya. Bagaimana ada seorang lelaki yang sebaik dirinya. Mencintai seorang wanita yang tak mencintainya dengan begitu besar. Wanita penyakitan seperti diriku.Ku belai lembut wajahnya. Ku telusuri setiap inci dari lekukan di wajah tampan itu untuk mencari kekurangannya. Kekurangan yang membuatku tak mencintainya. Namun semakin aku mencarinya, aku semakin tak mendapatkannya. Bahkan semakin aku melihatnya, wajahnya terlihat semakin tampan. Lantas, apa yang dalah denganku? Mengapa aku dengan sombongnya mengacuhkan seseorang yang tanpa cela ini? Mengapa aku tak bisa sedikitpun memberikan hatiku untuk lelaki yang sudah memberikan segalanya untukku ini? Mengapa aku tak bisa sedikit saja melihat cinta tulus dari lelaki yang sudah banyak berkorban untukku ini?Ah, rasanya aku benar-benar sudah gil

  • PUDING JELLY   80. Menjaga Asmara

    ( PoV Albert )"Kamu nggak ngejar Amel, Al?" Aku menatap Asmara tak berkedip untuk memastikan apakah dia benar Asmara atau bukan. Ku tatap wajahnya yang sayu, wajah yang selama ini selalu ku lihat di wajah Asmara karena memang kondisinya yang lemah sedari kecil, yang tak ku temukan dari wajah Asmara yang ku temui saat dia hilang ingatan tempo lalu."Nggak. Ngapain?" Aku tersenyum menatapnya. Melihat wajah ayunya, membuat jantungku terasa tak normal. Berdetak begitu cepat. Aku bahkan hampir lupa dengan Amel yang baru saja mengamuk karena cemburu melihat Asmara sedang berada di rumahku."Ya, kasihan aja sih. Aku nggak enak juga. Kalian bertengkar kan gara-gara aku tadi kalau aku nggak salah denger." Asmara menunduk. Menunjukkan kalau dia memang berada dalam penyesalan saat ini. Membuatku tak rela jika wajah wanita yang ku cintai itu menjadi murung karena sikap Amel yang kekanak-kanakan."Dih, apaan sih. Nggak, bukan gara-gara kamu. Amelnya aja yang kayak anak kecil. Cemburu nggak jelas.

  • PUDING JELLY   79. Amel Pergi Lagi

    ( PoV Albert )"Kamu nggak usah berisik bisa nggak sih Mel? Mara lagi sakit!" Aku kesal dengan Amel yang sedari tadi memintaku untuk mengantar Asmara pulang. Padahal dia melihat sendiri bagaimana kondisi Asmara saat ini. Asmara begitu lemah. Aku khawatir jika terjadi apa-apa dengannya lagi. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan jika dia kembali tak mengingat apapun karena aku. Aku yang tiba-tiba saja membicarakan Amora di hadapannya."Kamu nggak ngerti ya Al? Itu tuh cuma caranya aja biar kamu mau balikan lagi sama dia. Biar kamu ninggalin aku. Ngerti nggak sih? Masak gitu aja nggak paham." Amel semakin tak terkendali. Dia bahkan berbicara dengan nada tinggi. Membuatku hampir saja frustasi di buatnya. Bagaimana tidak, ada Papa dan Mama di rumah. Dan Asmara, Asmara sedang beristirahat di dalam kamarnya yang memang bersebelahan dengan kamarku yang saat ini menjadi tempat perbincangan kami berdua. Atau lebih tepatnya, tempat pertengkaranku dan Amel."Mau kamu apa sih Mel? Kamu lupa kala

  • PUDING JELLY   78. Ingatanku Kembali

    ( PoV Asmara )"Makasih ya Al, udah nolongin aku tadi di jalan." Aku menyenderkan tubuhku yang masih terasa begitu lemah di senderan tempat tidurku. Ah, tidak. Tepatnya kamar tamu di rumah Albert, karena kamar itu kini bukan milikku lagi. Meskipun mungkin kamar itu masih sama seperti dulu dan tak ada sedikitpun yang berubah, aku tak berhak mengakuinya masih menjadi milikku. Karena aku sudah meninggalkannya."Sama-sama." Albert menunduk. Dia duduk di tepi tempat tidurku, namun membelakangiku. Dia terlihat tak senang melihatku. Entah apa yang membuatnya bersikap seperti ini kepadaku. Bukankah dia biasanya selalu ingin bertemu denganku? Bukankah dia bahkan tak akan melewatkan sedikit saja waktunya bersamaku?"Bisa minta tolong sekali lagi?" Aku menatapnya dalam. Mencoba mengartikan ekspresinya saat ini. Mungkinkah dia masih marah kepadaku setelah kejadian terakhir di villa tempo lalu? Ketika aku menolak pernyataan cintanya untuk yang kesekian kalinya. Mungkin saja iya. Aku memang keterla

  • PUDING JELLY   77. Mas Angga

    ( PoV Aksara )"Bener-bener gila si Dira. Dia tahu kan bagaimana kondisiku di dalam keluarga. Iya, oke kalau aku memang pewaris dari kekayaan orangtuaku yang tak akan habis di makan sampai tujuh puluh tujuh turunan. Tapi kan dia tahu kalau bukan aku satu-satunya pewaris orangtuaku. Bisa-bisanya dia minta sesuatu yang tak mungkin bisa aku kasih ke dia. Pakai acara ngancam segala lagi." Aku mengusap keningku dengan keras. Kepalaku serasa ingin pecah. Ingin sekali aku mengusir wanita gila itu saat ini juga. Selain aku sudah muak dengan tingkahnya, aku juga sudah tak ingin lagi melihat wanita yang sekarang sudah berubah menjadi macan loreng itu."Ah, mana panas banget lagi hari ini. Jalanan macet dari tadi nggak jalan-jalan. Kenapa sih ini? Perasaan kalau jam segini nggak pernah macet deh. Kan bukan jam berangkat dan pulang kerja. Lancar-lancar aja biasanya. Ah! Sial!" Aku memukul setir mobilku dengan keras. Udara yang begitu menyengat siang hari ini membuatku tak bisa menahan emosiku. AC

  • PUDING JELLY   76. Aku Pergi Dengan Syarat

    ( PoV Andira )"Kamu udah nggak ada waktu buat kita?" Aku melihat lelaki yang kini menjadi suamiku itu berdandan dengan begitu rapi. Entah kemana dia akan pergi. Kalau hanya sekedar ke kantor, dia tak akan sewangi ini. Aku jdi curiga, mungkinkah di luar sana ada wanita muda yang menjadi incarannya lagi kali ini?"Sama Amanda yang masih mulus saja aku sudah ogah. Apalagi sama kamu yang sekarang sudah kayak macan loreng." Deg! Apa? Apa yang dia katakan? Sadarkah dia mengatakan sesuatu hal yang begitu membuatku terluka seperti itu? Apakah dia memikirkan bagaimana perasaanku mendengar kalimat ejekannya itu kepadaku? Sungguh aku tak menyangka jika lelaki yang dulu begitu lugu, kini berubah menjadi begitu menjijikkan.Iya, aku akui aku sudah begitu berubah. Entah penyakit apa yang saat ini sedang aku derita. Seluruh tubuhku muncul bercak putih yang semakin hari semakin banyak. Aku sudah berusaha berobat kemanapun dan dengan cara apapun yang aku bisa. Namun nyatanya, bercak ini tak mau mengh

  • PUDING JELLY   75. Terakhir Kali

    ( PoV Asmara )"Aku tahu kamu udah nyaman sama cewek lain Al. Tapi jahat kalau kamu harus nuduh aku seperti itu. Nggak apa-apa kalau kamu mau pergi. Aku akan coba ikhlasin. Tapi aku nggak terima kalau seakan-akan di berakhirnya hubungan kita ini, aku yang kamu tuduh sudah menipu kamu, hingga kamu berpikir aku memang pantas menerima penghianatan kamu dengan Amel. Bahkan aku tak marah setelah aku tahu jika kamu membohongiku soal hubungan kita yang sebenarnya kita tak pernah pacaran, di saat aku hilang ingatan dulu. Dan kamu menyembunyikan hal yang paling penting di hidupku. Tentang aku yang menjadi saudara angkat kamu." Albert terkejut. Dia menatapku satu detik, kemudian kembali berpaling dariku. Dia masih diam saja. Pandangannya masih kosong. Dia bahkan tak menatapku sama sekali setelah satu detiknya tadi. Sesekali dia menarik napas panjang di sela-sela air mata yang masih mengalir sedari tadi. Aku tak menyangka, Albert setulus itu mencintaiku. Dia menangis untukku.Ah, tidak. Aku bahk

  • PUDING JELLY   74. Amora

    ( PoV Asmara )"Aku sudah bilang, tak ada yang perlu kita bicarakan lagi Al." Aku menatap pemandangan malam di sekitarku yang begitu indah. Lampu-lampu perkotaan di bawah sana, dan bintang-bintang yang gemerlap di sekitar rembulan di atas langit cerah. Ya! Akhirnya aku pergi juga dengan Albert. Aku tak enak saja karena Tante Astia turut serta bersamanya menghampiriku ke rumah. Beliau juga dengan sangat antusias mengajak kami berkemah di atas gedung rumah sakit milik keluarga Albert."Tapi kita harus bicara Ra." Albert berdiri tepat di sebelahku. Pandangannya jauh ke depan. Mungkin sama denganku, menatap lampu perkotaan yang gemerlap dengan indah."Apalagi? Kamu mau kita udahan kan? Bukannya tadi aku udah bilang mau udahan sama kamu? Itu kan yang kamu mau biar kamu bisa lanjut pacaran sama Amel? Terus mau apa lagi?" Aku menatap Albert dengan emosi. Lelaki yang beberapa jam lalu masih menjadi kekasihku yang sangat aku cintai, kini terlihat begitu menjengkelkan bagiku."Ya. Aku mau kita

DMCA.com Protection Status