Home / Romansa / PUDING JELLY / 66. Melupakannya

Share

66. Melupakannya

Author: yessiratna
last update Last Updated: 2023-03-16 19:01:33
( PoV Albert )

"Aneh nggak sih Ra menurut kamu?" Aku menjalankan motorku dengan sangat pelan. Kami sudah berada di jalan pulang. Entahlah. Aku merasa kepikiran saja dengan apa yang aku lihat tadi. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal. Yang membuatku sangat ingin mengetahuinya. Tentang Bu Andira dan anaknya.

"Udahlah Al. Bukan urusan kita juga kan? Nggak penting juga kali ah." Asmara yang dengan nyamannya bersender di pundakku, seakan tak peduli dengan keanehan yang aku rasakan. Entah karena dia memang punya pembawaan yang cuek, ataukah karena memang dia tak peduli lagi dengan apa saja yang berhubungan dengan Aksara. Bukannya apa-apa, dulu Asmara selalu tak bisa mengabaikan hal sekecil apapun mengenai Aksara? Apalagi ini adalah berita besar. Bu Andira, seseorang yang menjadi sebab Aksara berpaling darinya, memiliki seorang anak yang tak jelas darimana asal usulnya. Dan Bu Dira juga menyembunyikannya. Jelas saja ini menjadi hal yang sangat di butuhkan Asmara untuk menarik Aksara kembali j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PUDING JELLY   67. Amel Kembali

    ( PoV Albert )"Hai." Suara seseorang yang sangat aku kenal menghampiriku di kamarku. Aku sedang berbaring sambil mendengarkan musik ska yang dulu pernah hits pada zamannya. Rasanya lelah sekali setelah dua hari pergi ke puncak bersama dengan Asmara. Kondisi jalan yang berliku dan dengan menggunakan sepeda motor, menjadi penyebab utama rasa lelahku ini. Selain itu rasa penasaranku dengan Bu Dira waktu itu, membuatku semakin banyak berpikir di sepanjang perjalanan kami pulang yang tentu saja ikut menguras energiku. Hampir saja aku memejamkan mataku, hingga suara tadi membuat mataku kembali terbuka dengan lebar."Amel?" Aku terkejut. Rasa terkejut yang tak semestinya, karena melihat Amel bermain ke rumahku adalah hal yang sangat biasa terjadi dulu. Namun kali ini Amel ada di depanku setelah dia menghilang beberapa bulan yang lalu karena kejadian di sekolah waktu itu. Ya! Waktu kami bertengkar di depan kelas Asmara karena Amel ingin membocorkan rahasia kalau Asmara adalah selingkuhan Aksa

    Last Updated : 2023-05-06
  • PUDING JELLY   68. Pacar Rahasia

    ( PoV Albert )"Mara apa kabar Al?" Tanya Amel sambil menyeruput coklat panas yang baru saja aku buatkan untuknya. Minuman yang sangat dia gemari. Minuman favorit kami di saat hujan dulu. Dan kebetulan malam ini juga turun hujan lebat tiba-tiba. Entah kenapa, setiap kali aku bertemu dengan Amel lagi, hujan selalu saja turun. Sama seperti saat aku pertama kali bertemu dengannya dulu. Hujan yang deras menemani pertemuan pertama kami."Baik." Singkat saja ku jawab sambil tersenyum ke arahnya. Aku menatap Amel lekat. Tiba-tiba ingatanku mengembara. Kembali kepada saat itu. Saat aku kecil. Aku sangat menyukainya. Menyukai segala apapun tentangnya. Aku tak pernah mengabaikannya sedikitpun. Aku selalu ada di sekitarnya. Menjaganya dan membuatnya tertawa. Membuat setiap kenangan masa kecil kami serasa tak akan pernah terlupakan. Aku bahagia semenjak ada dirinya. Namun akhirnya dia pergi. Meninggalkan luka yang belum di mengerti Alberto kecil waktu itu. Hingga akhirnya keluar janji itu. Janji y

    Last Updated : 2023-05-12
  • PUDING JELLY   69. Cuek

    ( PoV Albert )"Hai." Aku menyapa kekasihku dari balik telepon genggamku. Dia meneleponku terlebih dahulu. Mungkin dia lama menunggu panggilan dariku yang tak biasanya sangat lama menghubunginya."Lagi apa sih? Capek banget ya? Tumben nggak nelepon?" Nada suaranya terdengar begitu kesal. Ya. Aku memang tak pernah tak meneleponnya setiap malam. Aku selalu ingin mendengar suaranya. Bahkan dulu ketika dia masih berpacaran dengan Aksara, aku sampai mengemis agar dia mau menerima telepon dariku meskipun hanya sekedar mengucapkan selamat malam.Entah. Entah mengapa perasaanku berubah. Layaknya seperti makanan kemaren, meskipun sudah di hangatkan, tetap saja rasanya berbeda.Sejak Asmara hilang ingatan, aku merasakan aku kehilangannya. Meskipun aku mendapatkannya, namun aku rasa dia berbeda. Meskipun cinta yang dia tunjukkan sangat besar yang bahkan aku pun tak bisa membayangkannya sebelumnya, yang bahkan cinta itu hanya bisa aku dapatkan lewat anganku saja dulu, aku sama sekali tak merasakan

    Last Updated : 2023-05-23
  • PUDING JELLY   70. Teman Masa Kecil Al?

    ( PoV Asmara )Aku berjalan gontai menyusuri lorong sekolah kami yang panjang. Memikirkan kekasihku yang dua hari ini berubah. Entah bagaimana dia dulu kepadaku sebelum kejadian yang membuatku harus melupakan kehidupanku yang dulu, namun saat ini, dia tak seperti pertama kali kami berpacaran. Dia tak meneleponku lagi di dua hari terakhir ini. Aku yang harus meneleponnya terlebih dahulu. Itupun dengan jawaban yang tak membuatku bahagia. Dia seperti malas menerima telepon dariku. Dan ya, dia bahkan tak mengajakku berangkat bersama pagi ini. Padahal biasanya dia tak pernah melewatkan hal itu."Eh, si princess kok jalan sendirian sih? Pangerannya mana nih?" Seorang teman menegurku. Aku yang tadinya melamun, kini dengan ogah melempar senyum kepada teman sekelasku itu. Yah, malas sekali rasanya harus menghadapi mereka-mereka ini. Mereka yang selalu saja mengurusi hidupku. Yah, mungkin karena aku adalah seorang artis, jadi mungkin bagi mereka kehidupanku bisa bebas saja menjadi bahan perbinca

    Last Updated : 2023-07-12
  • PUDING JELLY   71. Pahit

    ( PoV Asmara )Bel istirahat berdering. Dengan perasaan gelisah, aku beranjak dari dudukku dan berlari menghampiri Al di kelasnya. Namun aku tak menemukan kekasihku itu. Dimana dia? Jangankan menghampiriku, mengirim pesan kepadaku saja tampaknya dia enggan. Entah kesalahan apa yang sudah ku perbuat. Hingga lelaki yang dahulu rela mati untukku, kini seakan membenciku."Nyari Al ya Ra?" Teman sekelas Albert menghampiriku. Terlihat wajahnya sedikit tegang. Dia tampak tak suka melihatku berada di kelasnya, meskipun untuk mencari pacarku sendiri. Memang banyak yang iri kepadaku karena aku berpacaran dengan lelaki tampan yang dulu pernah ku tolak. Aku yang dulu menolaknya, kini malah mengejarnya. Tapi aku tak ambil pusing. Aku tak peduli apa yang mereka pikirkan, bahkan apa yang mereka katakan. Yang penting bagiku adalah aku dan Al saling mencintai. Cinta Albert mampu membuatku mengabaikan orang-orang yang sama tak pernah menyukaiku."Iya. Al mana ya? Kok nggak ada di kelas?" Aku tak peduli

    Last Updated : 2023-08-04
  • PUDING JELLY   72. Pergi 2

    ( PoV Asmara )"Hai." Jangan tanya bagaimana terkejutnya aku saat ini. Aku yang berniat ingin bertemu dengan Albert di rumahnya sepulang sekolah ini dan membahas soal kelanjutan hubungan kami, malah melihat lelaki yang masih resmi menjadi kekasihku itu sedang tertawa bahagia dengan seorang wanita di kamarnya. Dia pasti Amel. Meskipun tadi aku hanya melihatnya sekilas di sekolah, aku sudah hapal wajahnya."Eh, Ra." Albert yang tadi berbaring di atas ranjang ketika aku datang, tampak gelagapan dan langsung berdiri. Dia berjalan gugup ke arahku. Ekspresinya yang tadi tampak bahagia, kini berubah menjadi tegang. Seperti seseorang yang sedang tertangkap basah mencuri singkong di kebun dan di jatuhi hukuman satu tahun penjara."Klo aku ganggu kalian, aku pergi aja." Aku membalikkan tubuhku berniat untuk pergi. Bukannya aku terima saja ketika pacarku berduaan dengan wanita lain, aku hanya tak ingin hatiku lebih sakit dari apa yang ku rasakan kini. Namun Albert dengan sigap memegang tanganku.

    Last Updated : 2023-08-14
  • PUDING JELLY   73. Mantan Tak Tahu Diri

    ( PoV Asmara )"Pak Aksa?" Buru-buru ku seka air mataku yang masih deras mengalir di penjalanan pulangku setelah dari rumah Albert. Aku terkejut melihat Bos ku yang sedang asyik duduk di kursi depan rumahku sambil merokok. Apa yang beliau lakukan di sana? Mengapa tiba-tiba saja beliau datang ke rumahku? Apakah aku melakukan kesalahan hingga seorang produser harus berkunjung ke rumahku? Tapi jikalau aku telah berbuat salah dalam bekerja, tak akan mungkin seorang bos besar seperti beliau mau membereskannya sendiri. Paling-paling anak buahnya yang di suruh maju."Eh, Ra. Akhirnya kamu pulang juga. Kirain bakal betah banget di rumah Albert." Beliau membuang rokok yang masih menyala di asbak dan kemudian berdiri, menyambut kepulanganku dengan senyumannya. Aku semakin tak mengerti. "Iya Pak. Capek aja, pengen cepet-cepet istirahat. Bapak ada urusan apa ke sini?" Aku berjalan mendekat ke arahnya. Jalanku perlahan, sambil berpikir, apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus ku katakan ber

    Last Updated : 2023-08-29
  • PUDING JELLY   74. Amora

    ( PoV Asmara )"Aku sudah bilang, tak ada yang perlu kita bicarakan lagi Al." Aku menatap pemandangan malam di sekitarku yang begitu indah. Lampu-lampu perkotaan di bawah sana, dan bintang-bintang yang gemerlap di sekitar rembulan di atas langit cerah. Ya! Akhirnya aku pergi juga dengan Albert. Aku tak enak saja karena Tante Astia turut serta bersamanya menghampiriku ke rumah. Beliau juga dengan sangat antusias mengajak kami berkemah di atas gedung rumah sakit milik keluarga Albert."Tapi kita harus bicara Ra." Albert berdiri tepat di sebelahku. Pandangannya jauh ke depan. Mungkin sama denganku, menatap lampu perkotaan yang gemerlap dengan indah."Apalagi? Kamu mau kita udahan kan? Bukannya tadi aku udah bilang mau udahan sama kamu? Itu kan yang kamu mau biar kamu bisa lanjut pacaran sama Amel? Terus mau apa lagi?" Aku menatap Albert dengan emosi. Lelaki yang beberapa jam lalu masih menjadi kekasihku yang sangat aku cintai, kini terlihat begitu menjengkelkan bagiku."Ya. Aku mau kita

    Last Updated : 2023-09-03

Latest chapter

  • PUDING JELLY   82. Penolakan Lagi

    ( PoV Asmara )"Waktu itu aku nyari-nyari kamu Ra. Aku telusuri seluruh jalanan kayak orang gila biar bisa nemuin kamu." Albert menatapku. Tatapannya sayu. Dia sepertinya masih memendam perasaan kecewa kepadaku, dengan kepergianku waktu itu."Maafin aku, aku udah banyak salah sama kamu Al." Aku menunduk. Aku tak berani menatap matanya. Semakin aku menatapnya, semakin aku merasa tak pantas untuk mendapatkan maaf darinya."Aku nggak apa-apa Ra. Mungkin kamu takut sama aku malam itu. Mungkin kamu nggak mau deket lagi sama aku yang saat itu sedang kumat. Jadi kamu memutuskan untuk pergi. Dan aku ngerti." Albert semakin erat menggenggam tanganku. Sudah ku duga, dia tak akan marah kepadaku, sebesar apapun kesalahanku. Dia akan selalu memaafkanku meskipun aku telah membuatnya terluka. Sikapnya itulah yang membuatku semakin menyesal karena tak bisa mencintainya."Kamu udah banyak merawat aku Al, jadi aku nggak akan mungkin pergi hanya karena penyakit kamu itu." Ya. Malam itu aku mengetahui sa

  • PUDING JELLY   81. Ingin Tahu

    ( PoV Asmara )Kulihat Albert yang tampak kelelahan, tertidur di tepi tempat tidurku. Wajahnya yang tampan terlihat sayu karena terlalu banyak terjaga untuk menjagaku. Aku merasa begitu bersalah karenanya. Bagaimana ada seorang lelaki yang sebaik dirinya. Mencintai seorang wanita yang tak mencintainya dengan begitu besar. Wanita penyakitan seperti diriku.Ku belai lembut wajahnya. Ku telusuri setiap inci dari lekukan di wajah tampan itu untuk mencari kekurangannya. Kekurangan yang membuatku tak mencintainya. Namun semakin aku mencarinya, aku semakin tak mendapatkannya. Bahkan semakin aku melihatnya, wajahnya terlihat semakin tampan. Lantas, apa yang dalah denganku? Mengapa aku dengan sombongnya mengacuhkan seseorang yang tanpa cela ini? Mengapa aku tak bisa sedikitpun memberikan hatiku untuk lelaki yang sudah memberikan segalanya untukku ini? Mengapa aku tak bisa sedikit saja melihat cinta tulus dari lelaki yang sudah banyak berkorban untukku ini?Ah, rasanya aku benar-benar sudah gil

  • PUDING JELLY   80. Menjaga Asmara

    ( PoV Albert )"Kamu nggak ngejar Amel, Al?" Aku menatap Asmara tak berkedip untuk memastikan apakah dia benar Asmara atau bukan. Ku tatap wajahnya yang sayu, wajah yang selama ini selalu ku lihat di wajah Asmara karena memang kondisinya yang lemah sedari kecil, yang tak ku temukan dari wajah Asmara yang ku temui saat dia hilang ingatan tempo lalu."Nggak. Ngapain?" Aku tersenyum menatapnya. Melihat wajah ayunya, membuat jantungku terasa tak normal. Berdetak begitu cepat. Aku bahkan hampir lupa dengan Amel yang baru saja mengamuk karena cemburu melihat Asmara sedang berada di rumahku."Ya, kasihan aja sih. Aku nggak enak juga. Kalian bertengkar kan gara-gara aku tadi kalau aku nggak salah denger." Asmara menunduk. Menunjukkan kalau dia memang berada dalam penyesalan saat ini. Membuatku tak rela jika wajah wanita yang ku cintai itu menjadi murung karena sikap Amel yang kekanak-kanakan."Dih, apaan sih. Nggak, bukan gara-gara kamu. Amelnya aja yang kayak anak kecil. Cemburu nggak jelas.

  • PUDING JELLY   79. Amel Pergi Lagi

    ( PoV Albert )"Kamu nggak usah berisik bisa nggak sih Mel? Mara lagi sakit!" Aku kesal dengan Amel yang sedari tadi memintaku untuk mengantar Asmara pulang. Padahal dia melihat sendiri bagaimana kondisi Asmara saat ini. Asmara begitu lemah. Aku khawatir jika terjadi apa-apa dengannya lagi. Aku tak tahu apa yang harus ku lakukan jika dia kembali tak mengingat apapun karena aku. Aku yang tiba-tiba saja membicarakan Amora di hadapannya."Kamu nggak ngerti ya Al? Itu tuh cuma caranya aja biar kamu mau balikan lagi sama dia. Biar kamu ninggalin aku. Ngerti nggak sih? Masak gitu aja nggak paham." Amel semakin tak terkendali. Dia bahkan berbicara dengan nada tinggi. Membuatku hampir saja frustasi di buatnya. Bagaimana tidak, ada Papa dan Mama di rumah. Dan Asmara, Asmara sedang beristirahat di dalam kamarnya yang memang bersebelahan dengan kamarku yang saat ini menjadi tempat perbincangan kami berdua. Atau lebih tepatnya, tempat pertengkaranku dan Amel."Mau kamu apa sih Mel? Kamu lupa kala

  • PUDING JELLY   78. Ingatanku Kembali

    ( PoV Asmara )"Makasih ya Al, udah nolongin aku tadi di jalan." Aku menyenderkan tubuhku yang masih terasa begitu lemah di senderan tempat tidurku. Ah, tidak. Tepatnya kamar tamu di rumah Albert, karena kamar itu kini bukan milikku lagi. Meskipun mungkin kamar itu masih sama seperti dulu dan tak ada sedikitpun yang berubah, aku tak berhak mengakuinya masih menjadi milikku. Karena aku sudah meninggalkannya."Sama-sama." Albert menunduk. Dia duduk di tepi tempat tidurku, namun membelakangiku. Dia terlihat tak senang melihatku. Entah apa yang membuatnya bersikap seperti ini kepadaku. Bukankah dia biasanya selalu ingin bertemu denganku? Bukankah dia bahkan tak akan melewatkan sedikit saja waktunya bersamaku?"Bisa minta tolong sekali lagi?" Aku menatapnya dalam. Mencoba mengartikan ekspresinya saat ini. Mungkinkah dia masih marah kepadaku setelah kejadian terakhir di villa tempo lalu? Ketika aku menolak pernyataan cintanya untuk yang kesekian kalinya. Mungkin saja iya. Aku memang keterla

  • PUDING JELLY   77. Mas Angga

    ( PoV Aksara )"Bener-bener gila si Dira. Dia tahu kan bagaimana kondisiku di dalam keluarga. Iya, oke kalau aku memang pewaris dari kekayaan orangtuaku yang tak akan habis di makan sampai tujuh puluh tujuh turunan. Tapi kan dia tahu kalau bukan aku satu-satunya pewaris orangtuaku. Bisa-bisanya dia minta sesuatu yang tak mungkin bisa aku kasih ke dia. Pakai acara ngancam segala lagi." Aku mengusap keningku dengan keras. Kepalaku serasa ingin pecah. Ingin sekali aku mengusir wanita gila itu saat ini juga. Selain aku sudah muak dengan tingkahnya, aku juga sudah tak ingin lagi melihat wanita yang sekarang sudah berubah menjadi macan loreng itu."Ah, mana panas banget lagi hari ini. Jalanan macet dari tadi nggak jalan-jalan. Kenapa sih ini? Perasaan kalau jam segini nggak pernah macet deh. Kan bukan jam berangkat dan pulang kerja. Lancar-lancar aja biasanya. Ah! Sial!" Aku memukul setir mobilku dengan keras. Udara yang begitu menyengat siang hari ini membuatku tak bisa menahan emosiku. AC

  • PUDING JELLY   76. Aku Pergi Dengan Syarat

    ( PoV Andira )"Kamu udah nggak ada waktu buat kita?" Aku melihat lelaki yang kini menjadi suamiku itu berdandan dengan begitu rapi. Entah kemana dia akan pergi. Kalau hanya sekedar ke kantor, dia tak akan sewangi ini. Aku jdi curiga, mungkinkah di luar sana ada wanita muda yang menjadi incarannya lagi kali ini?"Sama Amanda yang masih mulus saja aku sudah ogah. Apalagi sama kamu yang sekarang sudah kayak macan loreng." Deg! Apa? Apa yang dia katakan? Sadarkah dia mengatakan sesuatu hal yang begitu membuatku terluka seperti itu? Apakah dia memikirkan bagaimana perasaanku mendengar kalimat ejekannya itu kepadaku? Sungguh aku tak menyangka jika lelaki yang dulu begitu lugu, kini berubah menjadi begitu menjijikkan.Iya, aku akui aku sudah begitu berubah. Entah penyakit apa yang saat ini sedang aku derita. Seluruh tubuhku muncul bercak putih yang semakin hari semakin banyak. Aku sudah berusaha berobat kemanapun dan dengan cara apapun yang aku bisa. Namun nyatanya, bercak ini tak mau mengh

  • PUDING JELLY   75. Terakhir Kali

    ( PoV Asmara )"Aku tahu kamu udah nyaman sama cewek lain Al. Tapi jahat kalau kamu harus nuduh aku seperti itu. Nggak apa-apa kalau kamu mau pergi. Aku akan coba ikhlasin. Tapi aku nggak terima kalau seakan-akan di berakhirnya hubungan kita ini, aku yang kamu tuduh sudah menipu kamu, hingga kamu berpikir aku memang pantas menerima penghianatan kamu dengan Amel. Bahkan aku tak marah setelah aku tahu jika kamu membohongiku soal hubungan kita yang sebenarnya kita tak pernah pacaran, di saat aku hilang ingatan dulu. Dan kamu menyembunyikan hal yang paling penting di hidupku. Tentang aku yang menjadi saudara angkat kamu." Albert terkejut. Dia menatapku satu detik, kemudian kembali berpaling dariku. Dia masih diam saja. Pandangannya masih kosong. Dia bahkan tak menatapku sama sekali setelah satu detiknya tadi. Sesekali dia menarik napas panjang di sela-sela air mata yang masih mengalir sedari tadi. Aku tak menyangka, Albert setulus itu mencintaiku. Dia menangis untukku.Ah, tidak. Aku bahk

  • PUDING JELLY   74. Amora

    ( PoV Asmara )"Aku sudah bilang, tak ada yang perlu kita bicarakan lagi Al." Aku menatap pemandangan malam di sekitarku yang begitu indah. Lampu-lampu perkotaan di bawah sana, dan bintang-bintang yang gemerlap di sekitar rembulan di atas langit cerah. Ya! Akhirnya aku pergi juga dengan Albert. Aku tak enak saja karena Tante Astia turut serta bersamanya menghampiriku ke rumah. Beliau juga dengan sangat antusias mengajak kami berkemah di atas gedung rumah sakit milik keluarga Albert."Tapi kita harus bicara Ra." Albert berdiri tepat di sebelahku. Pandangannya jauh ke depan. Mungkin sama denganku, menatap lampu perkotaan yang gemerlap dengan indah."Apalagi? Kamu mau kita udahan kan? Bukannya tadi aku udah bilang mau udahan sama kamu? Itu kan yang kamu mau biar kamu bisa lanjut pacaran sama Amel? Terus mau apa lagi?" Aku menatap Albert dengan emosi. Lelaki yang beberapa jam lalu masih menjadi kekasihku yang sangat aku cintai, kini terlihat begitu menjengkelkan bagiku."Ya. Aku mau kita

DMCA.com Protection Status