Share

Chapter 10

Penulis: ann peonysue
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Matthew berjalan dengan gontai memasuki apartementnya. Akhir-akhir ini lebih menghabiskan banyak wkatu di rumah sakit, bahkan sempat tak pulang selama 3 hari. Tanpa menyalakan lampu, ia berjalan dengan begitu lemas menuju kamar tidurnya. Sungguh yang ia inginkan saat ini adalah istirahat.

Ia baru magang namun kesibukkan berasa ia sudah menjabat jadi dokter. Bagaimana jika ia menjadi dokter sungguhan? Apakah akan ada yang mau menjadi pendamping hidupnya jika ia sesibuk ini?

Tunggu, apa saja yang baru ia pikirkan?

Dengan sisa tenaga yang ada, ia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dengan air hangat. Sungguh jika bukan aktifitasnya di rumah sakit, ia lebih memilih tak akan mandi dan langsung tidur. Namun ia pulang dengan berbagai macam virus yang menempel di badannya, sebab itu ia perlu lekas mandi setelah itu bisa beristirahat.

(.)

“Madam, apakah aku bepergian cukup lama?” tanya Lynelle yang baru

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 11

    “.. Secara keseluruhan rumah sakit telah jauh lebih unggul mulai dari penyediaan kebutuhan medis, dokter spesialis, makanan untuk pasien, dan pelayanan walaupun masih kurang sekitar 20% sebab masih ada beberapkali terjadi kelalaian saat shift malam. Tapi tenang saja, rumah sakit tersebut memiliki progress yang selalu meningkat setiap saatnya.”Presentasi yang di bawakan oleh Matthew merupakan presentase trakhir dan menutup kegiatan presentasi kegiatan awal bulan untuk fakultas mereka. Para mahasiswa dan dosen fakultas mulai beranjak meninggalkan aula untuk melanjutkan kegiatan mereka.“Presentasi yang bagus dude,” ucap Benneth kepada Matthew. Matthew sendiri hanya menanggapinya dengan senyum.“Kapan kalian akan berangkat?” Tanya Carl kepada Benneth dan yang lainnya.“Tentu saja besok” ucap Natha.“Bersamaan?”“Tentulah bodoh, kau dan Matthew harus bersyukur, untung saja han

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 12

    The Plough Pub and Restauant yang berlokasi di The Green, Upper Wolvercote, Upper Wolvercote, Oxford OX2 8BD Inggris menjadi pilihan Fleur untuk makan malam sederhananya bersama Matthew. Setelah pertemuan mereka yang tanpa di sengaja beberapa waktu yang lalu membuat hubungan mereka makin hari makin membaik. Saat masih berada di rumah sakit, Matthew beberapa kali datang ke ruangan mereka, sekedar memeriksa ataupun hanya menjenguk. Kadang pula ia menawarkan diri untuk bergantian menjaga sang adik apabila Matthew kebetulan tak terlalu sibuk agar Fleur bisa beristirahat dan menyegarkan dirinya sejenak.Bahkan setelah keluar dari rumah sakit pun mereka masih kaling berhubungan melalui chat atau menelpon. Terkadang juga Matthew menemani Fleur untuk berbelanja ataupun mengantarnya ke sebuah tempat lalu melanjutkan perjalanannya ke rumah sakit.Jika di pikir Matthew dan dirinya terlihat seperti pasangan kekasih, mereka terlihat seperti tengah balikan dan kembali meraj

  • PRISONER of HEAVEN   Along You ; Chapter 13

    3 tahun kemudian… 4 staff UGD berlarian keluar sembari mendorong ranjang pasien. Di depan baru saja tiba sebuah mobil ambulan dengan seorang pasien yang tengah di tangani di belakang bersama perawat lainnya. Pintu belakang terbuka dan pesien segera di turunkan ke ranjang lalu kembali di bawa masuk ke dalam UGD untuk segera di tindak lanjuti. Bersamaan dengan itu seorang pria dengan seragam dokter dan stetoskop yang mengantung di lehernya menghampiri pasien tersebut. “Dokter, pasien di duga melakukan percobaan bunuh diri dengan mengkonsumsi obat secara berlebihan” ucap salah satu perawat wanita di sana. Pria itu dengan segera memeriksa tanda-tanda vital passion. “Obat apa saja yang di konsumsi?” tanya pria tersebut. Perawa itu lalu memberinya sebuah bungkusan berwarna biru dengan beberapa jenis obat yang tersisa hanya bungkusannya saja. “Kami sudah menghubungi pihak keluarga untuk mengabari keadaan pasien juga menanyakan

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 14

    Siapa sangka jika toko roti kecil milik Noah dan keluarga kecilnya akhirnya berkembang dengan pesat yang mengharuskan orang-orang kota datang hanya untuk menikmati roti di N’ Bakery sembari melakukan healing dengan menginap di desa Edensor. Hal itu patut di syukuri yang membuat desa mereka menjadi sedikit lebih terkenal dan memiliki banyak pasukan akibat banyaknya wisatawan yang datang untuk menikmai keindahan di desa tersebut. Rumah-rumah tua dan beberapa tempat penginapan yang dulunya kosong melompong akhirnya bisa terurus dan kembari beroprasi. Walaupun yang datang hanya beberapa orang saja, akan tetapi semanga, tata karma dan pelayanan yang baik tetap di berikan bagi mereka yang berkunjung ke sana. Masih seperti biasa, Lynelle dengan setia membantu tuan Ethan dan nyonya Alda di toko juga di bantu oleh beberapa karyawan baru dan juga Noah.. ya, akhirnya Noah kembali setelah 3 tahun lamanya ia berusaha untuk menyelesaikan study-nya. “Wah, sangat ramai hahah

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 15

    Seminggu rasanya begitu cepat tiba. Tepat hari ini Matthew bersama rombongan lainnya tengah menyusuri jalan yang akan memakan waktu sekitar 3 jam dari kota menuju lokasi tujuan mereka. Matthew memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya serta memberikan tumpangan ke beberapa temannya agar tidak berdesak-desakkan di mobil rumah sakit yang di dalamnya juga menampung cukup banyak peralatan mereka selama berada di sana nanti. Sebenarnya mereka sedikit terlambat dalam memulai perjalanan. Rencana awalnya start pukul 08.00 pagi agar bisa tiba sekitar pukul 12.00 siang tepat pada saat makan siang, namun dokter David—salah satu dokter yang terpilih di antara mereka—dengan sangat merasa bersalah, tiba pukul 10.00 sebab sang isri mendadak mengalami kontraksi yang pada akhirnya ia tak jadi berangkat dan akan menyusul beberapa hari kedepan. Jika tahu seperti itu, mereka tak akan membuang-buang waktu menunggu dan langsung berangkat saja. Tapi ya, sudahlah, mau di apa l

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 16

    Matthew sendiri bukan tipikal seseorang yang akan bangun di pagi hari walaupun itu hari libur. Tepat seperti dugaannya, tempat ini layakya surga di pagi hari. Ia tengah menyeruput kopi yang mengepul di cangkir aluminiumnya sembari menikmati matahari terbit yang sangat indah itu di luar rumah. Ini menjadi aktivitas rutin di pagi harinya selama berada di sini dan ini sudah terhitung hari ke-5 nya berada di Edensor. “Sepertinya kau sangat menikmatinya dokter Matthew?” ujar dokter Steven yang baru saja keluar dari rumah. Matthew meilhat ke arah dokter Steven sekilas dan tersenyum “Sangat sulit mendapatkan suasana seperti ini. Ku anggap ini sebagai liburan untukku” balas Matthew. Matthew dan dokter Steven mengobrol santai sampai tuan Ethan yang berjalan menuju toko tak sengaja melihat keduanya dan menghampirinya. “Oh selamat pagi dokter, sedang menikmati matahari terbit?” ucapnya.“Selamat pagi tuan. Ya, seperti itu. Dokter Matthew sangat tergila-gila dengan su

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 17

    Tak biasanya. Ini sudah tak terhitung hari ke berapa notifikasi dari seseorang yang ia tunggu tak kunjung tampil di layar ponselnya. Apakah sesibuk itu? Pikirnya. Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan berat. Sejujurnya ia ingin menanyai terlebih dahulu namun rasa gengsi yang ia miliki cukup tinggi saat ini. Ia menatap lekat ponselnya berharap sebuah notifkasi tiba-tiba muncul, namun sayang harapan itu tak terpenuhi. Baru saja ingin menyimpan kembali ponsel di saku jasnya, 1 deringan muncul yang membuatnya tersentak dan langsung buru-buru melihat ponselnya. Sial, umpatnya. Yang ada hanya pesan dari operator yang membuatnya menggerutu. Rasanya seperti ia ingin membanting ponselnya saja. “Sepertinya harimu sangat suntuk akhir-akhir ini dokter Belva” Seorang dokter wanita berusia 34 tahun menghampirinya yang tengah duduk santai—lebih ke melampiaskan moodnya yang buruk—di koridor

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 18

    Untuk pertama kalinya Belva mengemudi dengan jarak dan waktu tempuh selama ini. Sangat di luar dugaan, Matthew benar-benar membuat Belva melakukan hal yang sama sekali tak pernah ia lakukan sebelumnya, sedikit terpikirkan olehnya tak pernah. Cukup melelahkan untuknya mengemudi selama 3 jam lebih yang pada akhirnya dirinya sampai di Edensor, tempat tujuannya. Ia mengakui, tempat itu sangat menyejukkan dan indah, tapi tujuannya datang kesana bukan untuk menikmati pemandangan di sana, tetapi untuk menemui Matthew. Heels merah yang ia kenakan membuatnya sedikit kesulitan berjalan dengan benar dan pada akhirnya menimbulkan luka lecet tepat di tumitnya. “Permisi, apakah kau mengenal dokter Matthew?” tanya Belva kepada salah soerag warga yang ia temui di sana. “A-aku tak begitu tahu nama mereka. Tapi jika kau mencari mereka, kau bisa langsung menuju ke pusat kesehatan desa. Tinggal belok kiri setelah ini, lurus dan belok kiri lagi begitu mendapat r

Bab terbaru

  • PRISONER of HEAVEN   Epilog

    2 tahun kemudian...Rutinitas Lynelle kembali bertambah setelah menjadi istri dari seorang dokter dan pembisnis ternama, Matthew Flint, membuat dirinya sedikit lebih repot dari biasanya. Jam kecil di atas nakas masih menunjukkan pukul 5 pagi namun Lynelle harus memaksakan dirinya untuk bangun dan mulai menyibukkan dirinya.Dimulai dengan membereskan rumah, mencuci piring dan pakaian. Begitu jam menunjukkan pukul 6 pagi, Lynelle kembali ke kamar dan membangunkan Matthew untuk bersiap-siap berangkat kerja. Begitu Matthew sudah terbangun, Lynelle kembali menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.Bertepatan saat sarapan sudah selesai, Matthew sudah siap dengan pakaian formalnya dan kembali sibuk dengan ponselnya untuk melihat jadwal hari ini.“Kau akan pulang malam lagi?” tanya Lynelle,“Heum”Heum?Lynelle melihat ke arah Matthew yang masih sibuk dengan ponselnya. “Aku harus menunggumu atau tida

  • PRISONER of HEAVEN   Ending ; Chapter 63

    Disinilah Lynelle yang duduk berhadapan dengan Belva yang tengah meneguk cola-nya dengan begitu anggun sedang Matthew tengah memesan makanan untuk dirinya dan Lynelle. Lynelle berusaha mengedalikan ekspresinya namun tak bisa di pungkiri jika sampai detik ini ia masih merasa kesal dengan kehadiran Belva.Cih, perjalanan yang memakan waktu cukup lama apanya? ini tak sampai 30 enit dari apartementku dan lagi, KENAPA HARUS ADA WANITA INI?! Seperti itulah jeritan isi hati Lynelle yang tak bisa ia suarakan.Belva yang tahu jika Lynelle akan memberinya tatapan tajam, bersikap enteng dan tetap memberikan senyum manisnya sekalipun Lynelle tetap tak merubah ekspresinya.“Kenapa kau ada disini?” ucap Lynelle pada akhirnya. Ia sudah tak bisa menahannya dan kalimat itu sudah berada di ujung lidahnya jadi seklaian saja ia keluarkan.Alih-alih langsung menjawab, Belva terlebih dahulu memakan kentang gorengnya dan menyuap 1 gigitan besar burger kedal

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 62

    Kedua insan itu saling menyalurkan kehangatan melalui dekapan erat mereka dan selimut tebal menutupi tubuh polos mereka tanpa sehelai benang pun. Lynelle mengelus pelan rambut hitam legam milik Matthew yang sudah mulai memanjang. Lynelle terkekeh begitu Matthew mengendus pada dadanya untuk mencari kehangatan.“Kau tidak akan bangun?” tanya Lynelle. Matthew hanya memberikan gumaman tidak sejelas lalu mengeratkan pelukannya.“Matthew, bolehkah aku bertanya?”Tak mendapatkan jawaban apapun dari Matthew, Lynelle kembali melanjutkan pertanyaannya. “Kemarin, saat makan siang dengan ibumu, beliau sempat berkata bahwa dia bukan ibu kandungmu” Lynelle menjilat bibirnya yang kering sembari memainkan rambut Matthew. Matthew sendiri pun masih tak berkomentar apapun membuatnya kembali berbicara, “Boleh aku tahu apa yang terjadi?”“Aku sepertinya belum tahu banyak tentangmu, jadi—““Mau ku cei

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 61

    Matt_ofLy, dimana?myloveLYsedang di belakang panggungnanti kuhubungi lagi“Wah, sepertinya acara peluncurannya sangat ramai sampai-sampai dia sesibuk itu” ucap Matthew sembari menatap ponselnya dengan chat terakhir dari Lynelle di sana.Ia lalu beralih ke menu kontak dan tanpa ragu mencoba menghubungi seseorang disana.“’Allo”“Halo bu, apakah acaranya sudah mulai?”“Eum sebentar lagi, ibu sedang menuju kesana. Ada apa sayangku?”Matthew mengulum senyumnya sebentar. Tiba-tiba saja ia merasa malu tanpa sebab padahal ia sudah membicaraka soal ini dengan Dwyne jauh-jauh hari.“Bu, ingatkan..”“Ahahaha, tentu saja. Kau seantusias itu?”Matthew mengangguk walaupun ia tahu Dwyne tak bisa melihat gerakannya, “Tentu saja. Ini hal yan

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 60

    Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 tengah malam dan Belva baru saja selesai dengan semua pekerjaanya. Rumah sakit sudah sepi pada jam seperti ini tentunya namun sebuah langkah sepatu membuat Belva membeku sejenak menatap pintu ruangannya yang tak tertutup menanti dengan was-was siapa yang berkeliaran di area ruangannya pada jam seperti ini.“Wajahmu tegang sekali” ucap seseorang yang berada di ambang pintu sana membuat Belva menghela napasnya yang sedari tadi ia tahan dengan lega.Jujur saja ia sedikit ketakutan karena banyak cerita-cerita mistis yang beredar akhir-akhir ini membuat bulu kuduknya merinding walaupun ia bisa terbilang sering pulang larut.“Ku pikir siapa, ternyata kau” balas Belva sembari sibuk membereskan barang-barangnya lalu menghampiri pria tersebut yang masih beridiri di posisi yang sama.“Kenapa kau masih ke sini?”“Kau bilang akan pulang lebih telat”“Kau benar-benar me

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 59

    “Ck!”Decihan itu terdengar untuk kesekian kalinya membuat Lynelle akhirnya menyerah dan menatap malas ke arah pria yang sudah menginjak usia kepala 3 di hadapannya. Menampilkan ekpresi cemberut sejak kemarin membuat Lynelle bertanya-tanya apakah pria itu tak lelah memasang ekpresi seperti itu?Bayangkan saja bagaimana lelahnya mengerucutkan bibir selama 2 hari berturut-turut.“Hah!”Lagi, pria itu membuat suara-suara yang di sengaja agar membuat Lynelle peka dan atensi Lynelle tertuju padanya.“Kau tak lelah seperti itu?”“Tak tahu”Jangan lupa dengan balasan yang sama selama 2 hari setiap di ajak berkomunikasi. Lynelle memijat pelipisnya, kelakuan Matthew benar-benar membuatnya pening sejak kejadian dimana ia menggunakan ponsel Carl untuk berkomunikasi sejenak dengan sahabat-sahabatnya sekedar saling berkenalan dan berujung Lynelle mendapat banyak gombalan membuat Matthew merajuk b

  • PRISONER of HEAVEN   Belong You ; Chapter 58

    “Lynelle..”“Kau tahu. Ia melakukan hal yang fatal sebab tak menerima kenyataan tersebut. Ia menculikku, melukaiku dengan begitu hebatnya sampai rasanya aku ingin mengutuk dunia setiap harinya. Aku ingin mengutuk langit yang terlihat cerah sedangkan aku kesulitan untuk bernapas bebas dalam penjara indah yang ia bangun”“Lynelle maafkan aku. Bukan seperti itu maksudku”“Lalu kau tahu yang paling lucu namun mampu membuatku merasa lebih mati dari sebelumnya saat ia melukaiku? Yaitu saat aku mencoba untuk menerima semua, berdamai dengan semua. Aku kehilangan janinku dan dia membuangku, memulangkanku setelah kejadian itu.” Lynelle memberikan senyum pahit di sela tangisannya, “Bukankah seperti ia sudah tak membutuhkanku lagi?” Matthew menggeleng dengan cepat. Hal itu sudah sangat melenceng, ia tak pernah berpikir untuk seperti itu. Matthew membawa tangan Lynelle pada bibirnya dan mengecupnya berkali-kali. “Jangan berpikir demikian Ly, sedikitpun aku tak pernah ber

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 57

    Matthew memarkirkan mobilnya tepat di seberang butik Lynelle dan menunggu di sana. Sudah setengah jam berlalu namun ia tak mendapatkan apapun di sana. Sosok Lynelle yang ia nanti menampakkan diri masih tak tertangkap netranya barang sekilas saja.Sepertinya ini sia-sia, pikirnya.Namun Matthew mencoba untuk menunggu lebih lama lagi hingga 1 jam lewat ia habiskan dia sana menunggu Lynelle yang masih tak kunjung nampak pada akhirnya membuatnya menyerah dan dengan sedikit lesu berisap untuk meninggalkan tempatnya.Akan tetapi, baru saja Matthew menyalakan mesin mobilnya, seorang wanita keluar yang Matthew kenal sebagai Lynelle, berjalan sedikit terburu-buru di ujung sana dan hendak menyebrangi jalan. Mengetahui itu, Matthew merasa deg-degan tanpa sebab dan sedikit menunduk untuk bersembunyi begitu Lynelle telah menyebrangi jalan untuk menuju café yang berada tak begitu jauh di tempat Matthew memarkirkan mobilnya.Matthew kembali menunggu cuku

  • PRISONER of HEAVEN   Chapter 56

    Selagi Lynelle berperang dengan batinnya, Carl beranjak sebentar dan kembali dengan sebucket besar bunga mawar biru yang lalu ia sodorkan kepada Lynelle. Lynelle menerima bunga tersebut dan menatap Carl yang kembali duduk di posisinya.“Selama ini setiap bucket bunga besar yang kau terima itu bukan dariku melainkan dari Matthew”Kali ini tenggorokan Lynelle terasa tercekik tatkala ia berusaha untuk tidak meneteskan airmata lagi. Namun setiap fakta yang Carl ucapkan membuatnya mengalah dan membiarkan tetes demi tetes airmata itu turun membasahi wajahnya yang berekspresi datar.“Mulai dari aku yang mengajakmu ke wahana bermain saat tahun baru, memberimu bucket bunga pertama di hari uang tahumu 2 tahun yang lalu, setahun yang lalu dan sekarang, mengajakmu berkencan setiap hari sabu dan minggu, hadiah natal yang salah satunya merupakan hadiah dari Matthew, bucket bunga untuk butikmu, bahkan butik milikmu sebenarnya saran dari Matthew. Semua itu, di

DMCA.com Protection Status