Home / Romansa / POISONED LOVE / Thans, Sir!

Share

Thans, Sir!

Author: Yani
last update Last Updated: 2021-04-14 21:22:05

Hari berikutnya, semua kembali seperti semula. Lyra dengan kesibukan yang tidak pernah selesai dan Brian masih dengan hobinya membawa wanita di sela pekerjaannya. Lyra hanya diam saja, tidak peduli dengan kegiatan pria itu sepeti sebelumnya. Selama Brian tidak menganggu pekerjaannya dengan menyuruh wanita yang datang dan mengaku memiliki anak dari pria itu. Hal biasa, yang sudah diatasi oleh pihak keamanan. Lyra menggeleng, ngeri juga dengan hobi pria itu.

“Lyra, nanti malam kamu ikut saya ke London.”

Lyra lekas mendongak saat mendengar suara yang sudah akrab dengan telinganya. Dia menatap Brian dengan bingung. “Maaf?”

Pria itu sangat panjang umur, pikir Lyra. Baru saja dipikirkan, tahu-tahu sudah muncul di depannya, bahkan dia tidak sadar sejak kapan Brian keluar dari ruangannya.

Brian yang sudah berdiri di depan meja Lyra, menatap wanita itu dengan tajam. apa sejak kejadian beberapa hari lalu, fungsi telinga wanita itu bermasalah? Sudah jelas sekali dia mengajak sang asisten ke London.

“Kamu dengar baik-baik. Nanti malam kita harus segera ke London,” ulangnya dengan nada penuh penegasan. Tatapannya yang tajam seakan menegaskan dia tidak suka mengulang kalimatnya berkali-kali.

Namun, Lyra masih bertahan dengan ketidakpahamannya. “Kita? Saya ikut, Pak?”

 Brian memutar bola matanya malas. “Iyalah. Di sana kita harus mengunjungi pesta perusahaan Global Inxo. Kamu mau membiarkan saya sendiri di sana?”

Lyra menggaruk bawah telinganya dengan pelan. Pertanyaannya, sejak kapan sang atasan mengajaknya ke pesta perusahaan rekan bisnisnya. Padahal sebelum ini, Brian lebih suka membawa wanitanya ke san. Namun, Lyra pun kali ini hanya mampu menganguk, tidak ingin memperpanjang pertanyaannya. Takut-takut sang atasan tidak dalam mood yang baik.

Brian berdecak puas melihat anggukan tersebut. “Setelah pulang dari kantor, kamu langsung ke apartemen saya.”

“Hah!” Lyra memekik, lagi dia dibuat terkejut dengan perintah pria itu. “Untuk apa, Pak?”

“Ya, kita segera bersiap di sana.”

“Tap—“

Brian memajukan wajahnya, menatap wanita itu dengan intens. Dia mengamati sikap Lyra yang beberapa hari ini selalu menghindarinya. Lebih tepatnya, sejak kejadian di klub itu, Lyra seakan tidak ingin berlama-lama dengannya. Brian berdecak, merasa tersinggung dengan sikap wanita itu. Maka alih-alih mengajak wanita-wanita golongan atas ke pesta itu, dia memilih mengajak Lyra. Memaksa wanita itu berada di sampingnya. Brian sampai tidak mengerti dengan keinginan dirinya.

“Saya tidak menerima penolakan apa pun,” tegasnya tak main-main.

Lyra mengangguk. Meneguk ludahnya susah payah. Kedekatan mereka terlalu asing untuknya. Lyra menunduk dengan gelisah. Dia baru bisa bernapas lega saat Brian memundurkan wajahnya dan berdiri tegak kembali.

Good girl!”

Setelah menyelesaikan urusannya, Brian melangkah masuk kembali ke ruangannya yang berada tepat di depan meja Lyra. Langkahnya sangat tegap dan mantap. Dia tak berhenti merutuk tingkahnya barusan.

Brian duduk di kursi kebesarannya. Dari dalam sini, dia bisa melihat aktivitas Lyra yang kembali menatap layar komputernya. Wanita itu sesekali membenarkan letak kacamatanya, menghapus titik peluh di dahinya.  

Brian makin mengerutkan keningnya dalam, merasa aneh dengan pikirannya saat ini. Dia jadi membayangkan berpeluh bersama dengan Lyra yang berada di bawahnya. Menatap wajah wanita itu yang terpuaskan oleh miliknya yang mengeras.  

Shit!’ makinya dalam hati.

Brian mengacak rambutnya dengan kesal. Bagaimana dia bisa berpikir nakal dengan asisten yang di bawah standarnya. Tidak. Brian menggeleng kuat, menghapus imajinasi liar dalam otaknya. Hanya karena melihat wajah polos Lyra waktu itu, sudah berhasil memperngaruhi pikirannya sebesar ini.

Brian memutuskan kembali menyibukkan diri, berkutat dengan pekerjaannya. Mengalihkan pikiranya yang tidak terkendali.

-oOo-

Seperti yang sudah dieperintahkan, selepas jam kerja selesai, Lyra menungu sang atasan di mejanya. Sesekali dia mendongak, melihat pintu ruangan di depannya yang tak kunjung terbuka. Ada helaan napas lelah yang keluar dari mulutnya. Dia melihat jam dinding, sudah satu jam berlalu dan sepertinya Brian lupa dengan perintahnya sendiri.

Mau tak mau, Lyra harus turun tangan. Dia berniat masuk dan mengingatkan pria itu, tapi sudah didahului oleh Brian yang keluar dengan penampilan berantakan. Lyra tidak bisa mengabaikan penampilan pria itu yang tampak kacau. Rambutnya yang berantakan, kemeja yang sudah digulung sampai siku, dasi yang tersampir di bahu. Eh, apakah baru saja terjadi gempa?

“Pak?” panggil Lyra tanpa sadar.

Brian mendongak, mengangkat sebelah alisnya dengan tatapan bertanya.

“Di dalam ada gempa? Atau Bapak sedang BDSM dengan wanita di dalam?” tanya Lyra dengan wajah bodoh.

 Brian mendelik tajam. “Maksudnya?”

Lyra menunjuk penampilan pria itu dengan ringisan kecil. “Penampilan Bapak sangat berantakan,” jawabnya jujur.

Brian tidak bisa menyudahi delikan kesalnya pada wanita itu. Memangnya dia pikir siapa penyebab penampilannya berantakan seperti ini? Semua karena ulah Lyra yang masuk ke dalam fantasinya.

Di dalam tadi, bukannya bekerja sesuai niatannya, Brian malah bolak-balik ke kamar mandi. Menuntaskan hasratnya yang tiba-tiba datang hanya karena tak sengaja menatap sang asisten. Brian mendesis, sampai lemas dirinya di kamar mandi, tapi belum juga merasa puas. Seakan hanya Lyra yag bisa memuskan miliknya di bawah sana. Sialan, semakin lama rasanya dia bisa gila.

“Cepat. Kita ke apartemen saya lebih dulu!” perintahnya dan melangkah lebih dulu dengan tergesa.

Lyra mengangguk. Sedikit kesusahan menyamai langkah lebar Brian yang berada di depannya. Beberapa karyawan lainnya menatap aneh pemandangan itu. Meski tidak berdampingan, sangat jarang sekali atasan dan asisten itu pulang bersama. Meski hanya segelintir karyawan yang menangkap pemandangan tersebut. Lantaran sudah banyak yang pulang di sore ini.

Selama di perjalanan, Lyra tak berhenti memainkan ponselnya. Bukan bermaian game atau mengecek pekerjaan seperti biasa. Kali ini dia berusaha meminta bantuan tetangga flatnya untuk menyiapkan beberapa potong pakaian untuk dibawanya malam ini. Karena Lyra pun tak bisa pulang, maka dia harus menggunakan jasa pengiriman barang paling cepat.

Brian yang berada di kursi belakang, menatap kegiatan wanita itu dengan kening berkerut. Penasaran pada Lyra yang tampak resah dan berkali-kali menghubungi seseorang.

“Sebenarnya kamu sedang apa? Berisik sekali,” dengus Brian. Niatnya mau bertanya, malah terkesan menegur.

Lyra meringis. Membalik badannya sedikit untuk meminta maaf. “Maaf, Pak. Saya sedang meminta bantuan teman untuk mengirimkan pakaian.”

“Untuk apa?”

“Untuk pakaian ganti nanti malam.” Lyra menjawab seadanya. Memang benar, saat ini di tidak membawa pakaian ganti satupun. Hanya pakaian yang melekat di tubuhnya saat ini. Apalagi untuk pesat nanti, dia tidak memiliki gaun. Lyra benar-benar merasa sial saat ini.

“Tidak usah,” kata Brian dengan lantang yang berhasil menghentikan lamunan Lyra.

Kali ini Lyra menatap pria itu dengan bingung. “Loh, kenapa, Pak?”

“Saya sudah menyiapkan semuanya. Pakaian dan gaun yang bisa kamu pakai nanti.”

“Serius, Pak?” Lyra menatap Brian dengan tatapan membulat, kaget dengan kebaikan pria itu yang bisa dikatakan sang jarang. Dia tersenyum lebar yang membuat Brian tertegun sesaat. Terpesona dengan senyum polo situ.

“Hum,” Brian memberikan anggukan pelan sebagai jawaban. “Lagian, saya tidak mau kamu mempermalukan saya di sana dengan pakaian kampungan itu.” Dia menunjuk pakaian kantor Lyra yang benar-benar kuno dan kedodoran. Penampilan nerd wanita itu sangat sempurna dengan pakaian yang tidak menarik sama sekali, menyakitkan mata.

Lyra menyurutkan senyumnya perlahan. wajahnya yang tadi berseri, tampak murung sesaat. Dia tersenyum kecut, tapi tetap berterima kasih karena kebaikan pria itu.

“Thanks, Sir.”

Brian mengalihkan perhatiannya ke jalanan. Menghindari wajah Lyra yang mungkin tersinggung dengan ucapannya barusan. Dia sengaja mengatakan kalimat kejam itu agar wanita itu tak salah paham dengan bantuannya.

To be continued ...

Related chapters

  • POISONED LOVE   Being a Crazy Man

    Brian sesekali menatap sang asisten yang duduk bersebrangan dengannya. Sejak tadi wanita itu memasang aksi bungkam seribu kata. Bahkan wajahnya kembali datar, tidak ada ekspresi apa pun. Mereka tidak terlibat dalam satu obrolan, kecuali masalah jadwal di London nanti.Brian mendengus, sampai kapan dia akan terus memperhatikan eskpresi Lyra. Hanya karena pernah melihat wanita itu bersemu dan menangis dalam satu malam, Brian selalu dibuat penasaran setelahnya. Apalagi gairahnya selalu tersulut pada wanita yang tidak akan ditidurinya.“Sorry, Sir. Apa ada yang bisa saya bantu?”Sebuah suara dari seorang pramugari cantik menyapa gendang telinganya. Brian mengalihkan perhatian, menatap penampilan pramugari tersebut dari atas ke bawah. Dia sedikit tidak asing dengan wajah wanita itu.Dia memberikan senyum miring saat melihat tatapan penuh arti dari sang pramugari. Tanpa diucapkan, dia tahu wanita itu berusaha menggodanya. Apalagi dengan dua

    Last Updated : 2021-04-16
  • POISONED LOVE   I am (not) Jealous

    Lyra bangun dengan tubuhnya yang terasa segar. Rasanya ini pertama kali baginya bisa tidur nyenyak tanpa bayangan pekerjaan kantor yang menghantui setiap saat. Lyra tersenyum, menatap langit-langit kamar, tapi sesaat kemudian dahinya mengerut samar. Lyra seakan tersadar ini bukan kamarnya, terlalu besar dan bersih. Dengan gerakan cepat, Lyra merubah posisinya menjadi duduk. Dia mengucek matanya berkali-kali, memastikan tempatnya saat ini. Iya, ini bukan tempatnya.Dia berusaha menggali ingatannya yang sempat blank sehabis bangun tidur. Hingga ingatannya terakhir kali berhenti di pesawat sebelum take off.“Holly shit! Jangan bilang aku ketiduran?” Lyra menggigit bibir bawahnya dengan gemas. Jika benar dirinya tertidur, jelas ada yang membantunya ke kamar ini. Dalam artian menggendongnya. Lyra makin memaki dirinya sendiri. Jika benar ada yang menggendongnya, maka siapa?Siapapun itu, dia berharap bukan Brian. Sungguh, rasanya

    Last Updated : 2021-04-16
  • POISONED LOVE   Kissing

    Lyra tak hentinya menatap pergelangan tangannya yang dipegang erat dan punggung pria yang berjalan di depannya dengan kening berkerut. Ribuan tanda tanya bersarang di otaknya. Apalagi dengan keputusan sang atasan yang dinilainya terlalu gegabah, sulit dimengerti.Pasalnya kerja sama ini bernilai besar, terlalu besar hingga sayang sekali dilewatkan. Dan seorang Brian, malah memutuskan semua sepihak dengan enteng padahal keberhasilan tinggal di depan mata. Mereka hanya tinggal tanda tangan dan semua sepakat.Lyra menggeleng, semakin tidak bisa membaca jalan pikiran pria itu. Memang, pria sangat rumit.“Apa pun pertanyaan yang berada di otak kecilmu itu, tidak akan saya jawab,” kata Brian yang sudah berhenti dan berhadapan dengan Lyra. Dia sejak tadi memperhatikan bagaimana kening Lyra yang terus berkerut dan menggangu pemandangannya.Lyra hampir memutar bola matanya, tapi ditahan sekuat tenaga. Sebagai gantinya, dia tersenyum sopan, berusaha tid

    Last Updated : 2021-04-30
  • POISONED LOVE   Just Mine

    Brian memandang jam di pergelangan tangannya. Sudah dua jam dan wanita itu belum juga keluar. Padahal dirinya sendiri tidak butuh waktu lama untuk mempersiapkan diri.“Dia sedang dandan atau tenggelam?” dumelnya dengan nada kesal. Malam ini sesuai dengan tujuan kemari, mereka akan menghadiri sebuah pesta besar relasi bisnisnya. Brian memang tidak pernah melewatkan satupun undangan dari relasinya, karena saat itu dia bisa mengenal orang baru sekaligus membangun koneksi. Di beberapa kesempatan, dia juga mendapatkan teman ranjang. Namun, kali ini sepertinya hasrat untuk melakukan hal terssebut tidak ada sedikit pun.Brian berusaha bersabar, sedikit lagi. Sambil menunggu Lyra keluar, dia menyibukkan diri dengan ponselnya. Menghubungi karyawannya yang bertugas menghadle pekerjaannya selama di London. Meski tidak berada di sana, dia tidak pernah sedetik pun lepas tangan terhadap perkembangan perusahaan dan masalah sekecil apa pun.Sampai lima belas menit k

    Last Updated : 2021-05-02
  • POISONED LOVE   Something Wrong

    “Sir, maksud Anda tadi apa?”Lyra langsung menutut penjelasan dari sikap Brian selama di pesta tadi. Selama di pest, Brian merangkul pinggangnya dengan posesif, sama sekali tak terlepas walau hanya sedetik. Lyra harus menahan perasaan risihnya mendapatkan tatapan orang-orang padanya.Beberapa wanita memberikan tatapan iri dan penuh penilaian. Mungkin mereka cukup asing dengan wajahnya yang mengalami banyak perubahan. Sedangkan para pria memberikan tatapan mesum yang membuarnya muak. Beruntung Brian memberikan teguran meski secara tidak langsung. Lyra yakin, beberapa hari lagi gossip tentangnya dan Brian akan muncul di majalah gossip. Memang, semua hal tentang pebisnis muda itu sangat menarik khalayak yang haus berita.“Sir?”“Apa?” Brian membalikkan tubuhnya hingga bisa berhadapan dengan Lyra. Alisnya sedikit terangkat memperhatikan wajah Lyra yang tampa kesal. “Wajahmu jelek sekali.”Lyra hampir mend

    Last Updated : 2021-05-18
  • POISONED LOVE   What's Wrong With You, Lyra?

    Brian mengernyit bingung dengan sikap Lyra yang tampak murung. Bahkan berkali-kali perempuan itu tampak tak fokus di ruang rapat tadi. Tatapannya selalu kosong, ditegur sekali hanya mengangguk pelan dan kembali melanjutkan kesalahan yang sama. Kali ini Brian tidak tinggal diam. Dia terusik dnegan ekspresi perempuan itu. Sabarnya yang tipis, hilang sejak beberapa menit yang lalu. Konsentrasinya ikut buyar dengan penasarannya yang makin besar.“Kita lanjutkan di rapat selanjutnya.” Brian menutup rapat dengan tatapan dingin yang membuat para karyawan tak dapat membantah. Memang siapa yang berani membantah seorang atasan sepertinya? Meski terkenal diktator, tapi Brian selalu menghargai usaha bawahannya dengan kesejahteraan yang lumayan cukup.Semua merasa puas dan terjamin. Tanpa banyak kata, satu persatu keluar dari ruang rapat. Wajah mereka menujukkan gurat lega, memang siapa yang suka dengan rapat panjang yang menguras otak. Apalagi denga

    Last Updated : 2021-05-20
  • POISONED LOVE   I'm Afraid

    Satu hal yang paling Lyra takutkan sekarang adalah kesepian. Dia benci sepi. Bagaimana sepi kembali membawa bayang-bayang masa lalu yangs berusaha dilupakannya. Namun keramaian pun tidak bisa membantu banyak. Pulang dari kantor, dia memilih mencari taksi. Merenung selama di perjalanan sampai si sopir menyebutkan angka kargo. Lyra tesadar. Dia meminta maaf dan segera turun setelah membayar. Jarak jalan raya ke apartemen harus melewati satu gang yang lumayan sepi. Apalagi dia pulang larut untuk menyelesaikan pekerjaannya. Akibat terlalu lama menghindar dari sang atasan, dia harus menuai akibatnya sendiri. Berkali-kali Lyra melirik ke belakang, seakan memastikan tidak ada yang mengikutinya. Tatapannya selalu waspada, meski dengan tubuh yang bergetar. Berita kebebasan ayahnya benar-benar mengganggu konsentrasinya. Bahka seharian ini dirinya banyak melamun. Hidup tenangnya sudah berakhir. Lyra seperti kembali masuk ke dalam kegelapan yang mencekam, menakut

    Last Updated : 2021-06-01
  • POISONED LOVE   So Damn It

    Sudah lama Brian tidak menginjakkan kakinya kemari. Terhitung sudah beberapa minggu sejak kejadian Lyra waktu itu. Perempuan itu berhasil memenuhi pikirannya sampai Brian tidak mampu mengalihkan tentang Lyra sedetik pun. Semua tentang Lyra terasa menarik baginya.Malam ini dia kembali ke klub atas undangan salah satu kawannya. Apalagi saat ini Brian sedang kesal. Sudah berkali-kali dia menghubungi Lyra, tapi tidak ada satupun yang dibalas. Panggilannya pun sepertinya diabaikan. Brian merasa ada yang aneh dengan tingkah Lyra yang tidak biasa. Meski perempuan itu sering menjaga jarak dengannya, kali ini Lyra bahkan terang-terangan menghindarinya.Terlalu pusing memikirkan satu perempuan, di sinilah Brian berada. Duduk bersama kedua kawannya yang lain. Di paha mereka masing-masing terdapat wanita yang sejak tadi tak berhenti menggodanya dengan sentuhan seringan kapas yang terasa menggelitik. Brian sengaja membiarkan tingkah wanita itu. Melihat sejauh mana tingkah wa

    Last Updated : 2021-06-01

Latest chapter

  • POISONED LOVE   SWEET MOMENT

    Brian dan Lyra duduk di atas pantai yang indah, menikmati matahari terbenam yang memancarkan cahaya keemasan di langit. Mereka berdua telah berhasil menghentikan rencana ayah tiri Lyra dan menyelamatkan perusahaan.Brian memandang Lyra dengan mata yang penuh kasih sayang. "Aku sangat bangga denganmu, Lyra," katanya dengan nada yang berani. "Kamu sangat kuat dan berani."Lyra tersenyum dan memandang Brian dengan mata yang penuh cinta. "Aku juga bangga denganmu, Brian," katanya dengan nada yang berani. "Kamu sangat pintar dan berani."Brian mengambil tangan Lyra dan memegangnya dengan erat. "Aku sangat bahagia bisa bersama denganmu, Lyra," katanya dengan nada yang penuh kasih sayang.Lyra memandang Brian dengan mata yang penuh cinta. "Aku juga sangat bahagia bisa bersama denganmu, Brian," katanya dengan nada yang penuh kasih sayang.Mereka berdua kemudian berpelukan dan menikmati matahari terbenam yang memancarkan cahaya keemasan di langit. Mereka berdua merasa sangat bahagia dan puas b

  • POISONED LOVE   Teror, Lagi

    Mereka bertiga memutuskan untuk memanggil polisi dan memberitahu mereka tentang mobil yang tidak dikenal tersebut. Mereka memberikan informasi tentang mobil tersebut dan meminta polisi untuk membantu mereka.Polisi meminta mereka untuk berhati-hati dan tidak melakukan apa-apa yang dapat memicu ancaman tersebut. Mereka juga meminta mereka untuk memantau mobil tersebut dan memberitahu mereka jika ada perubahan.Mereka bertiga merasa lega karena polisi telah memutuskan untuk membantu mereka. Mereka juga merasa bahwa mereka telah melakukan hal yang benar dengan melaporkan ancaman tersebut kepada polisi.Namun, ketika mereka sedang memantau mobil tersebut, mereka melihat bahwa mobil tersebut telah bergerak dan menuju ke arah rumah Lyra. Mereka merasa khawatir dan tidak percaya."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Lyra dengan khawatir."Aku tidak tahu," jawab Brian. "Tapi kita harus berhati-hati.""Aku setuju," kata Liam. "Kita harus memanggil polisi dan memberitahu mereka tentang mobil ya

  • POISONED LOVE   Dalang 2

    Mereka bertiga terkejut dan tidak percaya ketika mereka menemukan bahwa ada seseorang lain yang terlibat dalam rencana Alex. Mereka tidak tahu siapa orang itu dan apa motifnya."Siapa orang itu?" tanya Brian dengan penasaran."Aku tidak tahu," jawab Lyra. "Tapi kita harus mencari tahu."Mereka bertiga memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mencari tahu siapa orang itu dan apa motifnya. Mereka mulai mencari informasi dan melakukan wawancara dengan beberapa orang yang mungkin terlibat dalam rencana Alex.Setelah beberapa hari melakukan penyelidikan, mereka bertiga akhirnya menemukan jawaban. Mereka menemukan bahwa orang itu adalah none lain dari CEO perusahaan mereka sendiri, Mr. Johnson.Mereka bertiga terkejut dan tidak percaya ketika mereka menemukan bahwa Mr. Johnson terlibat dalam rencana Alex. Mereka tidak tahu apa motifnya dan mengapa Mr. Johnson ingin menghancurkan perusahaan mereka."Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Lyra dengan khawatir."Aku tid

  • POISONED LOVE   Dalang

    Brian, Lyra, dan Liam semakin khawatir dan ingin mengetahui siapa yang menulis surat itu. Mereka memutuskan untuk terus menyelidiki dan mencari tahu siapa yang menulis surat itu.Tiba-tiba, Lyra memiliki ide. "Aku tahu siapa yang mungkin menulis surat itu," kata Lyra dengan yakin."Siapa?" tanya Brian dan Liam dengan penasaran."Aku akan memberitahu kalian," jawab Lyra dengan senyum. "Tapi kalian harus berjanji untuk tidak marah."Brian dan Liam saling memandang dan berjanji untuk tidak marah. Mereka ingin mengetahui siapa yang menulis surat itu dan apa yang terjadi."Aku siap," kata Brian dengan serius."Aku juga siap," kata Liam dengan penasaran.Lyra mengambil napas dalam-dalam dan mulai menceritakan apa yang ia ketahui."Aku pikir yang menulis surat itu adalah seseorang yang telah kita kenal sebelumnya," kata Lyra dengan hati-hati. "Seseorang yang telah kita anggap sebagai teman, tapi ternyata memiliki niat yang tidak baik."Brian dan Liam saling memandang dengan penasaran. "Siapa

  • POISONED LOVE   Ulang Tahun Lyra

    Beberapa bulan kemudian, Lyra, Brian, dan Liam telah menjadi teman yang sangat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, baik di kantor maupun di luar kantor.Suatu hari, Brian memutuskan untuk mengajak Lyra dan Liam ke sebuah restoran mewah untuk merayakan ulang tahun Lyra. Ia ingin membuat Lyra merasa spesial dan dihargai.Lyra terkejut dan merasa senang dengan ajakan Brian. Ia tidak pernah berpikir bahwa Brian akan mengajaknya ke sebuah restoran mewah untuk merayakan ulang tahunnya."Aku senang sekali, Brian," kata Lyra dengan senyum. "Aku tidak pernah berpikir bahwa kamu akan mengajakku ke sebuah restoran mewah untuk merayakan ulang tahunku."Brian memandang Lyra dengan senyum. "Aku ingin membuatmu merasa spesial, Lyra," kata Brian. "Aku ingin membuatmu merasa dihargai."Liam, yang telah mendengar percakapan mereka, memutuskan untuk bergabung dengan mereka. Ia ingin merayakan ulang tahun Lyra bersama mereka."Aku ingin bergabung dengan kalian," kata Liam dengan senyum. "Aku

  • POISONED LOVE   Liam Jatuh Cinta

    Liam, yang tidak menyadari bahwa Brian telah berbicara dengan Lyra tentang niatnya, terus berusaha untuk mendekati Lyra. Ia mengajak Lyra ke sebuah acara perusahaan dan berusaha untuk membuatnya merasa nyaman.Lyra, yang telah berhati-hati setelah berbicara dengan Brian, merasa tidak nyaman dengan perhatian Liam. Ia berusaha untuk menjaga jarak dengan Liam dan tidak ingin membuat Brian merasa cemburu.Namun, Liam tidak menyadari bahwa Lyra telah berhati-hati dan terus berusaha untuk mendekatinya. Ia membuat Lyra merasa tidak nyaman dan Lyra mulai merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu untuk menghentikan Liam.Lyra memutuskan untuk berbicara dengan Liam dan membuatnya menyadari bahwa ia tidak memiliki perasaan terhadapnya. Ia ingin membuat Liam menyadari bahwa ia hanya ingin menjadi teman dan tidak ingin memiliki hubungan yang lebih dalam."Liam, aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu," kata Lyra dengan serius. "Aku tahu bahwa kamu memiliki perasaan terhadapku, tapi aku ingin me

  • POISONED LOVE   Kecemburuan Brian

    Brian duduk di meja kerjanya, memandang ke arah Lyra yang sedang bekerja di depan komputernya. Ia merasa lega karena Lyra telah menjadi lebih dekat dengannya dan hubungan mereka telah menjadi lebih kuat.Namun, ketika Liam, seorang rekan kerja Lyra, mendekati Lyra dan mulai berbicara dengannya, Brian merasa cemburu. Ia tidak suka melihat Liam terlalu dekat dengan Lyra.Brian mencoba untuk tidak memperlihatkan perasaan cemburunya, tapi ia tidak bisa tidak memperhatikan setiap gerak-gerik Liam. Ia merasa bahwa Liam terlalu agresif dan terlalu dekat dengan Lyra.Lyra, yang tidak menyadari perasaan cemburu Brian, terus berbicara dengan Liam tentang proyek kerja mereka. Ia merasa bahwa Liam adalah seorang rekan kerja yang baik dan ia tidak memiliki perasaan apa pun terhadapnya.Namun, ketika Liam mulai menggoda Lyra dan membuatnya tertawa, Brian tidak bisa tidak merasa cemburu. Ia merasa bahwa Liam terlalu berani dan terlalu dekat dengan Lyra.Brian mencoba untuk mengendalikan perasaan cem

  • POISONED LOVE   Xero Menguntit

    Xero berdiri di depan rumah Brian, memandang ke arah jendela yang terbuka. Ia dapat melihat pemuda itu sedang duduk di atas tempat tidur, membaca buku. Xero merasa sedikit marah ketika melihat pemuda itu begitu santai, karena ia merasa seperti pemuda itu telah merebut sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.Xero berpikir keras, mencoba untuk menemukan cara yang licik untuk merebut kembali Lyra. Ia tidak peduli apa yang harus ia lakukan, asalkan ia bisa mendapatkan Lyra kembali. Ia memutuskan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang pemuda itu, mencoba untuk mengetahui apa yang membuat pemuda itu begitu spesial bagi Lyra.Xero berjalan menuju ke arah belakang rumah, mencoba untuk menemukan jalan masuk yang tidak terlihat. Ia menemukan sebuah jendela yang terbuka, dan ia memutuskan untuk memasuki rumah melalui jendela itu.Xero memasuki rumah dengan hati-hati, mencoba untuk tidak membuat suara. Ia berjalan menuju ke arah kamar pemuda itu, mencoba untuk menemukan sesuatu yang

  • POISONED LOVE   Flashback 2

    Lyra duduk di atas tempat tidur, memandang foto lama yang tergantung di dinding. Foto itu menampilkan dirinya dan Xero, ayah tirinya, dengan senyum bahagia. Lyra merasa sedikit nostalgia ketika melihat foto itu, mengingat masa-masa indah yang pernah mereka jalani bersama.Lyra ingat ketika Xero pertama kali masuk ke dalam hidupnya. Ia adalah seorang ayah tiri yang baik, selalu memperhatikan dan menyayanginya. Lyra merasa sangat bahagia ketika Xero membacakan cerita untuknya sebelum tidur, atau ketika mereka bermain bersama di taman.Tapi semuanya berubah ketika Lyra mulai menyadari bahwa Xero terlalu memperhatikannya. Ia selalu ingin tahu apa yang Lyra lakukan, siapa yang Lyra temui, dan apa yang Lyra pikirkan. Lyra merasa seperti sedang diawasi terus-menerus, dan itu membuatnya merasa tidak nyaman.Dan kemudian, Lyra menemukan kebenaran yang mengerikan. Ia menemukan surat yang ditulis oleh ibunya sebelum meninggal, yang mengungkapkan bahwa Xero adalah orang yang bertanggung jawab ata

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status