Komodo merupakan spesies kadal terbesar di dunia. Komodo hidup di Pulau Komodo yang menjadi kawasan Taman Nasional Komodo. Labuan Bajo Flores di propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Komodo disebut sebagai Naga Purba yang masih hidup hingga sekarang.
Komodo Naga ini sudah bersiap menyerang Candaka dengan sabetan ekornya.“Hati-hati, Kanda!” seru Rinjani.“Bagaimana cara membujuk naga ini?” tanya Candaka.“Kanda harus mengalahkannya dahulu biar aku bisa bicara dengannya!” sahut Rinjani.“Aku tidak boleh melukainya?” tanya Candaka lagi.Rinjani hanya mengangukan kepalanya.“Bagaimana bisa mengalahkannya tanpa melukainya?” Giliran Candaka yang kebingungan.“Cukup hindari saja serangannya sampai dia kelelahan, maka itu tandanya dia sudah kalah! Kalau Kanda melukainya maka serangan Komoido Naga ini akan semakin ganas!” pesan Rinjani.“Pertarungan yang aneh ... makhluk mitos yang aneh juga!” gumam Candaka.Beberapa kali Candka berhasil menghindari berbagai serangan yang dilakukan oleh Komodo Naga ini yang membuat naga ini akhirnya kelelahan.“Sekarang dia merasa kalau kita ini tidak berbahaya. Aku bisa mendekatinya perlahan-lahan,” ujar Rinjani.“Hati-hati, Adinda Rin!” kata Candaka memperingatkan Dewi Racun ini.Mereka masih belum tahu
Kelompok Penyamun Padang Pasir ini semakin bertambah banyak sehingga Candaka dan Rinjani agak kewalahan untuk melawannya.Keahlian bela diri penyamun padang pasir yang semuanya wanita ini sangat mengejutkan karena selama ini tidak ada laporan dari pasukan pengintai kalau ada sekelompok penyamun yang hidup di Gurun Terkutuk."Penuhi takdirmu, Candaka! Kamu juga bermata biru, jadi kamu diterima di kelompok kami!" seru gadis bermata biru yang merupakan pimpinan penyamun ini."Diam kau, Penyamun! Jangan sesekali kamu membujuk Kanda Candaka dengan rayuanmu itu!' seru Rinjani di tengah keroyokan para penyamun padang pasir ini."Kalahkan ratu gadungan ini, jangan dibunuh!” perintah gadis bermata biru.Rinjani sangat marah besar mendengar dirinya diejek sebagai ratu gadungan.“Bangs*t kau penyamun gila! Siapa kalian yang barusan muncul akhir-akhir ini? Kemana kalian ini selama ini sebenarnya?” Dewi Racun ini benar-benar tidak habis pikir dengan banyaknya wanita penyamun padang pasir ini. ”Ke
Naga Putih ini sangat cepat bergerak ke arah Rinjani kemudian memuntahkan semua racun dari Rinjani yang diserapnya."Perisai Dewi Naga!"Di saat kritis, Rinjani memasang pelindung dirinya dari semburan berbagai racun ini. Tubuh Dewi Racun ini dilapisi oleh siluet transparan naga yang mementalkan semua racun-racun yang disemburkan oleh Naga Putih."Tapak Dewi Naga!"Dewi Racun juga mengeluarkan serangan tapak yang membentuk naga merah raksasa yang langsung membakar habis Naga Putih.Kekuatan Naga yang sangat mengerikan ditunjukkan oleh Dewi Racun. Begitu menyadarinya, Dewi Racun kembali menarik serangannya yang sangat ganas ini dan kembali mengeluarkan serangan lamanya Rinjani yang mengamuk mulai mengeluarkan summon Naga Emas untuk menyingkirkan Penyamun Padang Pasir yang berilmu tinggi ini."Summon Naga Emas!'Rinjani terpaksa mengeluarkan Naga Emas karena pertarungan sudah berlangsung tdak seimbang.Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan gadis bermata biru ini terhadap dirinya dan
"Hebat sekali serangan naga emasmu, tapi kamu melupakan satu hal!" ujar penyamun padang pasir ini.Naga Perak yang satu lagi yang entah kapan diciptakan oleh wanita bermata biru ini mulai mendekati Pendekar Naga Biru yang tengah menghimpun tenaga untuk tetap mengurung seluruh penyamun padang pasir."Kamu curang, Jacinda!" seru Dewi Racun penuh kemarahan, tapi semuanya sudah terlambat."Serang dengan kekuatan api penuh, Naga Perak! Jangan sisakan apapun dari tubuh Pendekar Naga Biru ini!" seru Jacinda.Naga Perak langsung menyemburkan api peraknya ke arah Candaka yang masih konsentrasi dengan pusaran badainya ini.Pendekar Naga Biru tidak menyadari bahaya yang tengah mengancamnya ini.Api perak dengan mudahnya meluncur ke arah Candaka, yang terlihat mulai kelelahan menahan energi yang begitu besar."KANDA ...!" teriak Rinjani. Rasa panik mulai menguasai diri Dewi Racun ini.Situasi sudah tidak memungkinkan lagi untuk rinjani menolong Candaka."Hahaha! Percuma saja kamu berteriak, Dewi
"Apa yang sebenarnya terjadi di sini, Jacinda?" taaya Candaka kepada wanita yang seluruh tubuhnya tertutup kain dan bermata bitru ini.Kekalahan dari Pendekar Naga Biru dan Dewi Racun membuat pemimpin penyamun padang pasir ini pasrah dengan hukuman yang akan diberikan oleh Raja dan Ratu Kamandaria ini."Kami adalah naga yang lolos dari pembantaian yang dilakukan Iblis Naga Hitam terhadap Kota Sembilan Naga yang sekarang menjadi Gurun Terkutuk ini. Kami sebenarnya tidak ingin muncul kembali, tapi kami mendengar kalau ada sisa aura Iblis Naga Hitam yang tertinggal di Gurun Terkutuk ini! " ujar Jacinda."Apa hubungannya dengan kami? Kenapa kalau urusanmu dengan Iblis Naga Hitam terus kami menjadi korban?' tanya Candaka."Maafkan aku! Sebenarnya masalah ini tidak ada hubungannya dengan kalian, tapi aku masih menyalahkan Pendekar Naga Biru yang tidak membinasakan Iblis Naga Hitam . Saat aku mengetahui kalau kalian ada di Gurun Terkutuk, maka aku menyalahkan semuanya kepada kalian!" jawab J
Jacinda selaku pemimpin penyamun gurun pasir menganggukan kepalanya. "Terima kasih atas kemurahan hati Raja dan Ratu Kamandaria. Kami akan mati-matian membela kerajaan apabila urusan kami telah dituntaskan!""Kami akan cari Iblis Naga Neraka ini untuk mengetahui tujuannya. Apabila memang naga ini jahat, kami akan menumpasnya agar tidak menganggu kedamaian di Kamandaria!" seru Candaka."Kami akan menuntaskan janji kami jadi kami harap kalian juga menuntaskan janji kalian terhadap kami!" tegas Rinjani."Kami bersumpah akan patuh terhadap Raja dan Ratu Kamandaria dengan segenap jiwa kami!" kata Jacinda mengucapkan ikrarnya terhadap Kerajaan Kamandaria."Baiklah! Kami yakin sekarang terhadap kalian!semoga saja kami bisa segera membereskan urusan Iblis Naga Neraka yang menganggu ketentraman hati kalian!" ujar Candaka."Kami menunggu kabar baik dari Pendekar Naga Biru!" ujar Jacinda yang dalam sekejab menghilang bersama seluruh anggota penyamun padang pasir."Kita harus menanggapi dengan se
Gadis bergaun merah menyala ini tampak tenang-tenang saja mendengar ucapan Candaka mengenai dirinya."Aku tidak tahu kenapa wanita penyamun padang pasir yang kamu sebutkan tadi menyebutku sebagai Iblis Naga Neraka! Mungkin saja mereka salah menilai diriku!" kata gadis ini sambil melirik menggoda Candaka.Rinjani yang melihat kegen*tan Iblis Naga Neraka ini merasa geram dengan sikap gadis ini, tapi dia tidak ingin melangkahi Candaka yang sedang bertanya kepada gadis bergaun merah ini."Siapa namamu, Iblis Naga Neraka?" tanya Candaka. "Agnia Aishsyawara! Kamu bisa memanggilku Adinda Nia, Kanda Candaka!" sahut gadis cantik ini. Rinjani langsung naik pitam mendengar ucapan Agnia kepada Candaka. Dia tidak bisa lagi menerima kekurang ajaran Iblis Naga Neraka ini."Memangnya kamu ini siapa? Apa urusannya Kanda Candaka memanggilmu Adinda? Kamu bukan siapa-siapanya!" seru Rinjani penuh kemarahan. "Sekarang aku bukan siapa-siapa, tapi sebentar lagi aku akan menjadi Ratu Kamandaria menggantik
# Naga Merah vs Naga Samudra # Iblis Naga Merah alias Iblis Naga Neraka tidak menyangka kalau Ratu Kamandaria lebih dari satu. Informasi yang didapatkannya hanya Rinjani yang menjadi Ratu Kamandaria. "Akan kubunuh penipu itu! Beraninya dia memberikan informasi yang salah!" batin Agnia dengan geram. Tapi, hatinya yang kesal tidak ditunjukkannya di hadapan Dewi Racun. "Kanda Candaka, kenapa diam saja? Apa kamu tidak tertarik dengan kecantikanku? Aku akan melahirkan putra mahkota yang hebat untukmu! Kerajaan Kamandaria akan menguasai seluruh kerajaan di Bumi Karimun ini!" rayu Agnia lagi terhadap Pendekar Naga Biru yang masih mengamati pertengkaran antara Agnia dengan Rinjani."Hentikan perbuatanmu ini, Agnia! Jangan paksa aku untuk melawanmu!" seru Rinjani. Rasa cemburu dan kesal membuat amarah Dewi Racun ini meluap-luap. "Kenapa kamu menjadi Dewi Racun? Apa kamu menjadi murid Klan Naga Racun kemudian menghianati mereka?" tanya Agnia. Rinjani agak terkejut begitu mengetahui kalau